Anda di halaman 1dari 3

CARA KERJA

a) Pengukuran Diameter Partikel secara Mikroskopi

Dikalibrasi skala okuler

Ditempatkan mikrometer di bawah mikroskop

Dihimpitkan garis awal skala okuler dengan garis awal skala objektif
kemudian ditentukan garis kedua skala yang tepat beirimpit (ambil 3-5 garis
kemudian ambil nilai rerata).

Ditentukan faktor kalibrasi skala okuler

Dibuat suspensi encer yang akan dianalisis dan dibuat sediaan yang cukup
(3-5 sediaan) di atas kaca objek

Ditentukan sistem monodispers/polidispers

Diamati 20 partikel dari sediaan yang diamati

Ditentukan nilai logaritma masing-masing partikel (log d)


Ditentukan nilai logaritma partikel (log d) dan simpangan bakunya (SD)

Dihitung nilai antilog dari rerata log d tadi (dgeometrik) dan antilog SD (SD
geometric)

Disebut sistem polidispers jika harga antilog SD > 1,2 dan antimonodispers
jika antilog SD < 1,2

Dilakukan grouping dengan cara ditentukan ukuran partikel terbesar dan


terkecil dari serbuk yang diamati, dihitung rentang intervalnya kemudian
dibagi menjadi 5 kelas

Ditetapkan ukuran partikel dan golongkan ke dalam group >500 partikel


karena sampel monodispers (seharusnya polidispers > 1000, namun data
yang disajikan data monodispers)

Dihitung diameter rerata partikel (dav) dan buat kurva distribusi ukuran
partikel serta ditentukan harga diameter-diameter

b) Pengukuran Diameter Partikel dengan Metode Pengayakan

Disusun ayakan dari atas ke bawah. Atas no 40 dan bawah no 60

Dimasukkan 100 gram serbuk ke ayakan paling atas yang ditimbang dengan
saksama
Diayak serbuk selama 10 menit pada getaran tertentu

Ditimbang serbuk pada masing-masing ayakan

Dibuat kurva disribusi persen bobot di atas/dibawah ayakan

Anda mungkin juga menyukai