Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGENDALIAN KEUANGAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perilaku
Dosen Pengampu : Eko Diyah Nurkhayati, SE., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 11:


1. Adinda Avia (205221138)
2. Raihan Hibban Machrus (205221188)
3. Aprillia Eka Putri ( 205221191)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Rumusan Masalah...............................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN MASALAH....................................................................2
1. Pentingnya Manajemen Keuangan.......................................................................2
2. Fungsi Keuangan..................................................................................................2
3. Definisi Pengendalian Keuangan.........................................................................3
4. Aspek Keuangan yang Perlu Dikendalikan.........................................................5
5. Pengendalian Terpadu..........................................................................................6
6. Faktor-Faktor Kontekstual...................................................................................8
7. Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan.............................................................9
8. Pengendalian dalam Era Pemberdayaan............................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................................13
DAFTAR ISI..........................................................................................................14

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah
1. Mengapa manajemen keuangan sangat penting?
2. Apa saja fungsi keuangan?
3. Apa yang dimaksud dengan pengendalian keuangan?
4. Apa saja aktivitas keuangan yang perlu dikendalikan?
5. Apa saja pengendalian terpadu dalam pengendalian keuangan?
6. Apa saja faktor-faktor kontekstual?
7. Bagaimana pertimbangan-pertimbangan rancangan?
8. Bagaimana pengendalian dalam era pemberdayaan?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya manajemen keuangan.
2. Untuk mengetahui fungsi dari keuangan.
3. Untuk mengetahui difinisi dari pengendalian keuangan.
4. Untuk mengetahui aktivitas keuangan yang perlu dikendalikan.
5. Untuk mengetahui pengendalian terpadu.
6. Untuk mengetahui faktor-faktor kontekstual.
7. Untuk mengetahui pertimbangan-pertimbangan rancangan.
8. Untuk mengetahui pengendalian dalam era pemberdayaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pentingnya Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat
kita mendekati abad ke-21. Radio dan televisi menyajikan cerita-cerita
dramatis tentang pertumbuhan dan penurunan perusahaan-perusahaan,
pengambilalihan perusahaan, dan berbagai jenis restrukturisasi perusahaan.
Untuk memahami perkembangan ini dan ikut serta di dalamny secara efektif,
diperlukan pengetahuan mengenai prinsip keuangan.
Pentingnya prinsip keuangan ini digarisbawahi dengan adanya
perkembangan dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan. Misalnya, pada
bulan September 1989. Campeau Corporation tidak dapat melunasi
pembayaran bunga untuk sebagian utangnya. Campeau telah membeli
Federated Department Store dan Allied Store sebelumnya pada tahun 1989
dengan menanggung utang sebesar $10 miliar. Campeau mencari tambahan
utang untuk memenuhi pembayaran bunga yang jatuh tempo atas utang yang
sudah ada dan mencoba menjual properti-properti utama seperti rangkaian toko
serba ada, Bloomingdale, unik mengurangi pokok pinjaman Kegagalan
Campeau untuk memenuhi pembayaran bunganya mengejutkan seluruh pasar
obligasi dengan hasil (yield) yang tinggi. Pada bulan Januar 1990, operasi real
estat Campeau dipisahkan dari operasi toko serba ada ritelnya yang
dimasukkan dalam perlindungan kepailitan. Betapa pentingnya sejumlah aspek
manaje keuangan telah ditekankan oleh sejarah Campeau ini (Weston dan
Copeland, 1997).

2. Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi,
perhitungan biaya, dan dividen untuk suatu organisasi. Dana dikumpulkan dari
sumber-sumber keuangan eksternal dan dialokasikan untuk penggunan yang
berbeda-beda. Arus dana di dalam perusahaan dipantau. Imbalan untuk
sumber- sumber perhitungan ini dapat berupa tingkat pengembalian (return),
pembayaran kembali. serta produk Jan jasa. Fungsi-fungsi yang sama ini harus
dilaksanakan baik di perusahaan bisnis, badan pemerintah, maupun organisasi-
organisasi nirlaba. Tujuan manajer keuanga adalah membuat rencana guna
memperoleh dan menggunakan dana, serta memaksimalkan nilai organisasi.
Berikut beberapa kegiatan yang terlibat:

2
a. Dalam perencanaan dan peramalan, manajer keuangan berinteraksi dengan
para e ksekutif yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan
strategia umum.
b. Manajer keuangan harus memusatkan perhatiannya pada keputusan
investasi dan perhitungan biaya, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
Perusahaan yang berhasil hiasanya mengalami laju pertanian penjualan
yang tinggi sehingga memerlukan dukungan penambahan investasi. Para
manajer keuangan perlu menentukan laju pertumbuhan penjualan yang
sebaiknya dicapai dan membuat prioritas atas altematif investasi yang
tersedia.
c. Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lainnya agar
perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin karena semua keputusan
bisnis memiliki dampak keuangan.
d. Manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan
pasar modal yang merupakan sumber perolehan dana dan tempat surat
berharga perusahaan diperdagangkan.
Pada intinya, tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan
investasi dan perhitungan biaya. Dalam menjalankan fungsinya, manajer
kenangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan yang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu sendiri.
Fungsi kewangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua
jabatan, yaitu bendahara dan administrasi pembukuan atau akantari (kontroler).
Bendahara bertanggung jawab atas perolehan dan pengamanan dana. Bidang
tanggung jawab kontroler meliput akuntansi (accounting), pelaporan
(reporting), dan pengendalian (control). Tanggung jawab seorang bendahara
biasanya terletak pada pengadaar dan pengciolan uang tunai. Meskipun
tanggung jawab pembuatan laporan berada di tangan kontroler, bendahara
umumnya membuat laporan mengenai posisi arus kas harian dan posisi modal
kerja, membuat anggaran kas, serta melaporkan informasi mengenal arus kas
dan cadangan uang tunet. Sebagai bagian dari tugasnya, bendahara menjaga
hubungan perusahaan dengan bank komersial dan bank investasi Bendahara
biasanya juga bertangung jawab atas manajemen kredit, asuransi, dan dana
pensiun
Fungsi pokok kontroler adalah mencatat (recording) dan membuat
laporan (reporting) mengenai informasi keuangan perusahaan. Hal ini biasanya
mencakup penyusunan anggaran dana laporan keuangan. Tugas lainnya adalah
mengelola penggajian, menyusun perhitungan dan pelaporan pajak, serta
melakukan audit internal.

3. Definisi Pengendalian Keuangan

3
a. Umpan Balik Mekanikal versus Respons Perilaku
Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah
perilaku dari orang-orang yang ada dalam organisasi dan bukan pada
mesin. Oleh sebab itu, pengendalian keuangan dapat dipahami secara baik
melalui penekanan pada pentingnya asumsi asumsi keperilaku Namun,
tidak semua desain pengendalian fokus pada perilaku manusia. Aplikasi
mekanikal dari pengendalian, seperti termometer yang mengendalikan
temperatur tubuh, lebih menekankan pada sifat mekanikal dibandingkan
dengan sifat perilaku. Peralatan-peralatan dari metode mekanikal serta
kelistrikan tentu juga dapat digunakan untuk memengaruhi perilaku.
Misalnya, suatu sistem absensi yang berfungsi sebagai pengaman untuk
mencegah keterlambatan atau suatu sistem komputer yang membatasi
kebebasan akses dalam mengoperasikan komputer merupakan contoh-
contoh dari pemanfaatan mekanikal yang dapat memengaruhi perilaku
seseorang. Karena menekankan pada aspek-aspek perilaku manusia,
subsistem dari pengendalian keuangan juga didasarkan pada asumsi asumsi
keperilakuan manusia.
Sasaran perilaku utama dari pengendalian keuangan dapat dijelaskan
dengan menggunakan definisi pengendalian secara umum. Pada umumnya,
pengendalian didefinisikan sebagai suatu inisiatif yang dipilih yang akan
mengubah kemungkinan dari pencapaian hasil yang diharapkan. Pada
pengendalian keuangan, hasil yang diinginkan merupakan peristiwa-
peristiwa perilaku dan aplikasi dari masalah-masalah keuangan.
Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep "kepercayaan
dan kemungkinan Para menajer membutuhkan suatu keyakinan tentang
cara dunia mereka bekerja dan dampak dampak yang mereka harapkan dari
suatu inisiatif yang dipilih. Bagaimanapun. para manajer memiliki peluang
khusus untuk dapat mendeteksi hasil-hasil keperilakuan Dalam konteks
organisasi yang benar-benar nyata, pemahaman yang baik tentang
hubungan sebab-akibat adalah penting karena penjabaran secara nyata
menjadi sulit sebagai akibat dari kompleksitas lingkungan. Misalnya,
penyusunan standar yang tinggi pada sistem akuntansi tidak dapat
menjamin bahwa para karyawan akan menjadi lebih produktif. Demikian
pula, penerapan atas sistem akuntansi pertanggungjawaban tidak dapat
menjamin bahwa para manajer akan lebih bertanggung jawab dan efektif
dalam mengalokasikan sumber daya yang berada dalam kekuasaan mereka.
Dalam memilih pengendalian keuangan, manajer akan mendasarkan pilihan
mereka pada kepercayaan dan pengalaman-pengalaman masa lalu mereka.
b. Perluasan Konsep-Konsep Tradisional

4
Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi: sering
kali berarti hasil dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran
akuntan. Dalam pendekatan perilaku, menghasilkan informasi bukanlah
akhir dari keterlibatan akuntan sehingga informasi dapat dipandang sebagai
suatu intermediasi dari langkah akhir. Informasi akuntansi adalah bagian
dari proses penandaan yang dirancang untuk meningkatkan manfaat dari
organisasi awal dengan memengaruhi perilaku anggota-anggotanya. Tujuan
pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang
akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang
diharapkan. Dengan demikian, informasi akuntansi dapat dipandang
sebagai suatu pertanda dan bukan suatu akhir.
Ketika sistem pengendalian dirancang secara tepat untuk
menghasilkan informasi akuntansi yang akurat dan andal, fokus sistem
pengendalian secara tradisional terletak pada tujuh faktor berikut:
1) Mempekerjakan karyawan yang akan melaksanakan tanggung
jawabnya dengan kompen dan penuh integritas.
2) Menghindari fungsi-fungsi yang tidak harmonis dengan
memisahkan tugas dan tanggung jawab.
3) Mendefinisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi
sehingga kesesuaian dari suatu transaksi dilaksanakan dan dapat
dievaluasi.
4) Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa
transakal telah dicatat dengan akutrat.
5) Memastikan bahwa dokumentasi memadai.
6) Menjaga aset dengan mendesain prosedur yang membatasi akses.
terhadap tersebut.
7) Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.

4. Aspek Keuangan yang Perlu Dikendalikan


a. Aktivitas Perencanaan
Perencanaan sebagai salah satu fungsi pokok manajemen pasti dilakukan oleh
manajer pada semua tingkatan, meskipun skala atau lingkup rencananya
berbeda dengan level manajerialnya. Meskipun menyusun rencana yang sifat
dan lingkupnya berbeda, setiap manajer harus mengoordinasikan rencananya
dengan rencana yang bersifat lebih luas agar tidak terjadi kontradiksi penetapan
tujuan antarunit kerja dan antarbagian yang lebih tinggi. Memilahkan lingkup
rencana tersebut adalah untuk membentuk mata rantai saran dan tujuan yang
menghubungkan antara aktivitas organisasi sehari-hari dengan pencapaian
tujuan secara keseluruhan. Persiapan rencana bisnis merupakan hal penting

5
untuk memastikan kesuksesan bisnis. Rencana bisnis membantu manajer untuk
memusatkan usaha dan mengidentifikasi kesempatan dan rintangan yang
diharapkan.
b. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah metode yang digunakan
dalam perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhan
perusahaan. Terdapat dua sumber pendanaan eksternal, yaitu investor ekuitas
(pemilik atau pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman). Pendanaan
ekuitas dapat berupa uang tunai atau aset atau jasa yang dikontribusikan
kepada perusahaan sebagai penukar saham. Selain dari investor, perusahaan
juga bisa memperoleh pendanaan dari kreditor. Terdapat dua jenis kreditor,
yaitu kreditor utang yang secara langsung meminjamkan uang kepada
perusahaan dan kreditor operasi yang meminjamkan uang kepada perusahaan
sebagai bagian dari operasinya. Pendanaan utang sering terjadi melalui
pinjaman (loan) atau melalui penerbitan efek seperti obligasi.
c. Aktivitas Investasi
Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada
sesuatu dengan harapan suatu saat mendapat keuntungan finansial. Contoh
investasi adalah pembelian berupa aset keuangan (financial asset) seperti
obligasi, saham dan asuransi, pembelian berupa barang seperti mobil atau
properti seperti rumah atau tanah. Aktivitas investasi (investing activities)
mengacu pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual
produk dan menyediakan jasa dan untuk tujuan menginvestasikan kelebihan
kas. Keputusan investasi melibatkan beberapa faktor, seperti jenis investasi
yang diperlukan (termasuk intensitas teknologi dan tenaga kerja), jumlah yang
dibutuhkan, waktu perolehan, lokasi aset dan perjanjian kontraktual (beli, sewa
dan sewa guna usaha).
d. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi (operating activities) mencerminkan pelaksanaan rencana
bisnis yang terdapat dalam aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi.
Aktivitas operasi melibatkan lima komponen, yaitu penelitian dan
pengembangan (litbang), pembelian, produksi, pemasaran dan administrasi.
Aktivitas operasi perusahaan merupakan sumber utama laba perusahaan. Laba
mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam membeli dari pasar input dan
menjual dalam pasar output.

5. Pengendalian Terpadu
Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu konfigurasi
yang saling melengkapi, yaitu subsistem formal yang mendukung proses

6
administratif. Agar dapat diformalkan, suatu subsistem pengendalian
seharusnya terstruktur dan berkelanjutan, serta didesain dengan suatu proses
yang tepat untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Terdapat tiga tahao proses administratif dan implementasi pengendalian, yaitu:
a. Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi ditandai dengan istilah perilaku
penetapan tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan
adalah dasar dari organisasi dan komunikasi. Dalam proses perencanaan
akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan pengendalian, seperti
bagaimana divisi-divisi diidentifikasikan? Apa yang digunakan untuk
menyusun pertanggungjawaban? Bagaimana dapertemen-dapertemen akan
distrukturisasi? Akuntansi apa yang akan digunakan untuk masalah-
masalah transfer atau transaksi antar dapaertemen?
Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka dapat menjadi kunci
pengendalian yang efektif. Pengendalian juga dapat menjadi pokok dari
perencanaan yang efektif.
b. Operasi
Batasan dari operasi mengacu pada pelaksanaan aktivitas-aktivitas
organisasi, termasuk di dalamnya provisi atas jasa pelayanan dan produksi
produk yang sama pentingnya dengan menjaga fungsi operasi. Di berbagai
organisasi, pengendalian pengoperasian merupakan tanggung jawab
manajer pemilik, yaitu mereka yang ahli dalam mengendalikan
pengoperasian lewat sesuatu yang tidak formal dan berfokus pada manusia.
c. Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal
yang disusun dari komunikasi non-verbal. Komunikasi tersebut dihasilkan
secara rutin dari statistik yang ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi
penyusunan. Evaluasi ini akan mempengaruhi distribusi kompensasi,
pemberian sanksi, dan perubahan atas proses perencanaan serta operasi
sebagai akibat dari umpan balik.
d. Interaksi Pengendalian
Perencanaan, operasi dan aktivitas-aktivitas umpan balik telah
diidentifikasi sebagai tiga aspek dari proses administratif yang sangat
didukung oleh perencanaan pengedalian terpadu. Ketika setiap dimensi ini
dibahas, dimensi-dimensi tersebut bukanlah aktivitas-aktivitas yang terikat.
Desain dari subsistem perencanaan, baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang, penciptaan dukungan pengendalian bagi operasi, dan
keputusan untuk menekankan ukuran-ukuran umpan balik tertentu, guna
mengidentifikasi keberasilan dan kegagalan yang berhubungan dengan
masalah-masalah yang ada adalah beberapa contoh dari hubungan.

7
Hubungan ini dapat ditata untuk menciptakan kumpulan yang besar jika
suatu organisasi dapat menghubungkan subsistem pengendalian secara
baik, guna mendukung perencanaan, operasi dan fungsi umpan balik.

6. Faktor-Faktor Kontekstual
Konteks dapat menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan
mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan. Konteks, sebagaimana
digunakan dalam bagian ini, mengacu pada serangkaian karakteristik yang
menentukan susunan empiris dalam sistem pengendalian yang akan ditetapkan.
Terdapat banyak cara untuk menjelaskan suatu konteks khusus yang hampir tak
terbatas. Proses dalam mengidentifikasikan faktor-faktor kontekstual yang
penting merupakan subjek tertinggi dan sangat temporer.
a. Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan juga suatu hambatan.
Ukuran dipandang sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai
strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi hambatan apabila pertumbuhan
ekonomi menyebabkan eliminasi terhadap strategi pengendalian. Ketika ukuran
menjadi suatu yang penting satu varibel saja. Sebagai contoh stuktur-struktur
stabilitas lingkungan dan proses dapat dikaitkan dengan ukuran.
b. Stabilitas Lingkungan
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dari lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dari lingkungan
eksogen dapat dilihat dari kekuatan gerakan yang secara eksternal
menghasikan produk-produk yang memerlukan suatu tanggapan. Suatu
lingkungan eksogen yang stabil diasumsikan dalam banyak pembahasan
system biaya standar dan analisis hubungan atas varians biaya. Dengan
membandingkan biaya aktual yang terjadi dengan standar yang ditetapkan, sub
sistem biaya standar menjadi penting untuk di tinjau.
c. Motif Keuntungan
Keberadaan motif keuntungan tentunya bukanlah suatu penghalang untuk
menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada
sisi lain, jelas bahwa sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan
ukuran-ukuran provitabilitas seringkali tidak dapat diterjemahkan secara
langsung pada konteks nirlaba (non-profit). Manfaat terbesar yang berkaitan
dengan indikator-indikator berbasis laba adalah bahwa indikator indikator
tersebut secara statistik akan nampak jelas bila diringkas. Ringkasan-ringkasan

8
tersebut sering diartikan sebagai suatu ringkasan atas keseluruhan keberhasilan
dari sub-sistem yang kompleks dan sukar dipahami, dimana sub sistem tersebut
meliputi seluruh organisasi.
d. Faktor-faktor proses
Telah diketahui bahwa tujuan proses terhadap pengendalian akuntansi dapat
menjadi suatu penentu yang penting dalam desain pengendalian. Beberapa
karakteristik proses organisasi dapat menjadi penting bagi tujuan pengendalian,
sementara karakteristik lainnya mungkin bersifat terbatas dan tidak membuat
perbedaan. Proses sederhana maupun kompleks dan proses biaya variabel
maupun biaya tetap akan diperlihatkan secara singkat untuk mengilustrasikan
pentingnya proses variable-variabel.

7. Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan
Pengendalian telah didefinisikan sebagai suatu inisiatif karena diyakini bahwa
kemungkinan pencapaian hasil yang diharapkan tinggi. Untuk memperbaiki
kemungkinan keberhasilan, para desainer akan mencari cara untuk menemukan
hubungan sebab akibat yang dipercaya betsfiat nyata dalam lingkungan,
sehingga mereka memiliki kemampuan untuk megantisipasi konsekuensi logis
yang dapat dihasilkan dari penambahan suatu pengendalian atau aturan
pengendalian.
a. Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti
dalam mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi
seorang manajer keuangan yang terbiasa membuat pertimbangan berdasarkan
apakah suatu hasil itu baik atau buruk. Suatu pengendalian akan berhubungan
dengan hasil atau konsekuensi baik yang tepat maupun tidak. Perilaku pekerja
yang rasional, dapat diprediksi dan logis merupakan konsekuensilogis yang
sering dikaitkan terhadap pengenalan dengan sistem biaya standar. Para
manajer yang berpengalaman seringkali mengantisipasi berbagai output yang
berkaitan dengan proses pengendalian yang mereka pahami. Bagaimanapun
seorang manajer akan meningkatkan posisi barunya berseberangan dengan
teknologi lingkungan kendali.
b. Relevansi dengan Teori Agensi
Teori agensi menyangkut persoalan biaya, dimana suatu pendelegasian dengan
asumsi keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak nyata atau dipengaruhi
secara bersama-sama agar menjadi tidak nyata. Ide-ide mengenai teori agensi

9
dapat diilustrasikan dengan perjalanan seorang tenaga penjualan yang secara
terus menerus berada jauh dari kantor. Manajer penjualan akan memiliki
sedikit gagasan mengenai tingkat usaha yang dilakukan oleh agen tersebut,
oleh karena itu perjajian kerja dari tenaga penjualan akan didasarkan pada
prestasi penjualan.
c. Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan
rancangan rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian
untuk mencapai tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih
dilema bisnis. Suatu tantangan yang lebih logis dan lebih menimbulkan
ketegangan adalah ketika manaje tidak tanggap terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi. Banyak organisasi menggunakan konsultan dari luar atau fungsi
audit internalnya sebagai bagian dari pengendalian yang baru. Dalam jangka
panjang akan memelihara lingkungan pengendalian lewat suatu proses
perubahan dan kompensasi.

8. Pengendalian dalam Era Pemberdayaan


Bisnis kompetitif dengan permintaan konsumen dan informasi yang banyak
harus mengandalkan inisiatif karyawan guna mencari peluang dan merespon
kebutuhan konsumen. Namun mengejar peluang dapat menempatkan bisnis
pada resiko besar atau menimbulkan kebiasaan yang menghancurkan integritas
perusahaan.Untuk melindungi perusahaannya para manajer senior didorong
untuk mendefinisikan ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas-tugas
mereka dan bagaimana mereka yakin bahwa bawahan harus mendorong para
karyawannya untuk memprakarsai proses dan cara-cara baru merespon
kebutuhan konsumen, tetapi masih dalam batasan yang dapat dikendalikan.
Para manajer cenderung mengartikan pengendalian secara sempit, seperti
mengukur kemajuan terhadap rencana untuk menjamin pencapaian tujuan yang
telah di rencanakan. Suatu sistem pengendalian diagnostik (diagnostic system)
hanya merupakan salah satu dari unsur pengendalian, tiga unsur lainnya yang
sama penting dalam lingkungan bisnis dewasa ini adalah sistem kepercayaan
(believe system), sistem batasan (boundary system) dan sistem pengendalian
interatif (interaktif system).
a. Sistem Pengendalian Diagnostik
Para manajer menggunakan sistem pengendalian diagnotik untuk memonitor
tujuan dan profitabilitas serta memastikan kemajuan kearah target, seperti

10
pertumbuhan laba dan pangsa pasar. Secara berkala, para manejer menilai
output dan membandingkan dengan stand kinerja pada saat itu. Umpan balik
memungkinkan manajemen untuk menyusuaikan dan proses sehingga ke
depannya lebih mendekati tujuan. Namun sistem pengendalian diagnotik tidak
cukup untuk memastikan pengendalian yang efektif. Pada kenyataannya,
sistem ini menciptakan tekanan yang dapat menimbulkan kegagalan
pengendalian bahkan krisis. Salah satu tujuan utama sistem penilain diagnotik
adalah menghilangkan beban terhadap pengawasan yang konstan. Sekalipun
tujuan ditetapkan dan penghargaan akan didasarkan pada tujuan tersebut.
b. Sistem Kepercayaan
Perusahaan menggunakan sistem kepercayaan selama bertahun tahun dalam
upayanya untuk menegaskan nilai-nilai dan arah yang di inginkan oleh para
manejer untuk diterapkan oleh karyawanya.pada umumnya, sistem
kepercayaan bersifat singkat, sarat nilai, dan inspirasional. Sebagai manejer
menerapkan dan memahami misi, tetapi secara rill kelihatannya mengikuti tren.
Tetapi, para manajer yang menggunakan misi mereka sebagai dokumen hidup
dan bagian dari system untuk menuntun pola kebiasaan menemukan alat
pengendalian yang ampuh.
c. Sistem Batasan
Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen sederhana, tetapi mendasar yang
dapat disebut kekuatan pemikiran negatif. Sistem batasan tidaklah selalu jelas
bagi para manejer senior. Banyak aturan main ditetapkan setelah skandal
publik atau penyelidikan internal atas tindakan yang dipertanyakan selama
bertahun-tahun. General Electric menerapkan aturan main bisnis yang
melarang aktivitas yang berkenaan dengan pembayaran, penetapan harga, dan
alokasi biaya terhadap kontrak pemerintah yang sesuai.
d. Sistem Pengendalian Interaktif
Sistem pengendalian interaktif merupakan sistem informasi formal yang
digunakan oleh para manejer untuk melibatkan diri secara terus menurus dan
personal dalam keputusan bawahan. Para manejer senior menjadwalkan
pertemuan mingguan untuk membahas informasi terbaru, menantang bawahan
untuk menjelaskan perubahan situasi, dan meninjau ulang rencana tindakan
(action plan) yang telah disusun oleh para bawahan guna menghadapi masalah
dan kesempatan.sistem pengendalian interaktif. Sistem pengendalian interaktif
memiliki empat karakteristik yang membedakannya dari sistem pengendalian
diagnostik, yaitu:

11
1. Memfokuskan pada informasi yang berubah secara konstan, yang
didefinisikan oleh para manajer puncak sebagai informasi yang potensial
bersifat strategis.
2. Informasi menuntut perhatian yang rutin yang cukup siginifikan dari
para manajer operasi di seluruh tingkatan organisasi.
3. Data yang dihasilkan dijabarkan dan didiskusikan dalam rapat langsung
yang dihadiri oleh para penyelia, bawahan dan rekan sejawat.
4. Debat hanya akan berlangsung mengenal data, asumsi, dan tindakan
perencanaan.
e. Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian
Manajer yang efektif akan memberdayakan organisasinya karena merka
percaya pada potensi dasar manusia untuk melakukan inovasi dan menambah
nilai. Manajer yang baik akan bekerja secara konstan untuk membantu para
karyawannya meningkatkan potensi mereka. Para manajer senior yang
mengatur arah dan strategi perusahaan secara keseluruhan memastikan bahwa
mereka memiliki cukup pengendalian atas operasinya yang luas dengan
menggunakan seluruh unsur pengendalian. Untuk mengomunikasikan nilai inti,
mereka mengandalkan sistem kepercayaan. Secara kolektif, keempat jenis
pengendalian tersebut disusun dalam kekuatan yang saling mendukung. Karena
organisasi menjadi lebih kompleks, para manajer akan selalu berhubungan
dengan kesempatan dan kekuatan kompetitif yang bertambah serta penurunan
dalam waktu dan perhatian untuk mencapai keuntungan dari inovasi dan
kreativitas yang tidak dapat dicapai dengan mengorbankan pengendalian.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang manajer keuangan sudah seharusnya mampu melakukan
pengendalian terhadap keuangan perusahaan. Selain itu, manajer keuangan
juga harus mampu memahami bahwa dalam pengendalian keuangan harus
menerapkan aspek-aspek keperilakuan yang berhubungan dengan
pelaksanaan tanggung jawab terhadap keuangan dan fungsinya. Karena hal
tersebut merupakan kegiatan atau aktivitas yang sangat krusial
berhubungan dengan pelaksanaan tujuan perusahaan kedepannya. Selain
itu, manajer keuangan juga harus menerapkan suatu sistem yang
komprehensif atas pengendalian terhadap keuangan dalam hal
perencanaan, operasi dan kegiatan umpan balik organisasi sehingga
mampu responsif terhadap lingkup organisasional.

13
DAFTAR ISI

Lubis, Arfan Ikhsan. 2017. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 3. Salemba Empat.


Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai