Anda di halaman 1dari 16

Riset Evaluatif Pasca Vaksinasi

COVID-19:
Manajemen Logistik Vaksin Covid-19
(Hasil Sementara sampai 20 Maret)
Yuyun Yuniar dan tim
Kerja Sama Tim Peneliti Badan Litbangkes
dan
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
1
Tujuan dan Metodologi
1. Perencanaan 4. Pencatatan-Pelaporan-Monev
Tujuan 2. LOGISTIK 5.KIE-Advokasi
3. Pelaksanaan 6. Kesiapan untuk vaksin lain

Aceh (Banda Aceh, Aceh Tengah), DKI (Jaktim, Kep Seribu), Jabar dan
Jabar (Depok, Garut), DIY (Yogyakarta, Bantul), Kalteng
Lokasi Kalteng (Palangkaraya, Barito Selatan),
Papua (Kota Jayapura, Merauke) 1-9 Maret 2021

Dinkesprov Wawancara
Metode Dinkeskab/kota Pengisian kuesioner
Faskes : Puskesmas dan RS Observasi

2
Temuan Awal
Pengumpulan data langsung : 1-9 Maret 2021
Pengisian Kuesioner self assessment puskesmas : sampai 20 Maret 2021
Data Kuantitatif Kuesioner Puskesmas : 72 puskesmas

Kab/Kota Jumlah Puskesmas Mengisi Respon Rate


Depok 38 30 78,9
Garut 67 19 28,4
Palangkaraya 11 11 100,0
Barito Selatan 12 12 100,0
Total 128 72 56,3

3
Perencanaan Apakah Puskesmas punya data jumlah sasaran
tahap 2 (lansia dan pelayan publik)?
Jabar
• Tahap 1 : data nakes top down SISDMK, ada selisih Persentase Puskesmas yang Memiliki Data
100
dengan data riil. Jumlah Sasaran Tahap 2
90
• Tahap 2 : top down tapi tetap dengan pengumpulan data
80
riil koordinasi dengan grup-grup UKS dan lintas sektor.
• Di Garut data pelayan publik dari pusat 80 ribu, sasaran 70

riil 100 ribu dan dikirim vaksin tahap pertama 33 ribu 60

dosis (per 4 Maret) 50

• Dinkes Depok membuat link sendiri untuk validasi 40

sasaran 30 53,8
20
22,4
Kalteng 10
• Tahap 1 : ada selisih data nakes top down (19 ribu) 0
dengan SISDMK (20 ribu) lansia pelayan publik
• Tahap 2 : data BPJS, KPCPEN, dukcapil serta bersurat ke
masing-masing instansi N=67 N=65
• Selisih data lansia pusat (8 ribu) dengan lansia di provinsi
(2 ribu).

4
Logistik Refrigerator bukaan atas suhu 2-8°C
• Dinkes dan puskesmas semuanya sudah Merk terbanyak : Dometic
Tahun Pengadaan terlama : 2000, terbaru : 2021
menggunakan vaccine refrigerator standar
Suhu Penyimpanan
sedangkan di RS masih ada yang menggunakan show
case/kulkas bukaan depan Total 4,3% 95,7%

• 87,5% puskesmas hanya punya 1 refrigerator yang Kab. Barito Selatan 8,3% 91,7%
Kota Palangkaraya 9,1% 90,9%
berfungsi dan 12,5% punya 2 refrigerator berfungsi Kab. Garut 0,0% 100,0%
Kota Depok 3,4% 96,6%
Persentase Volume Penyimpanan terisi di Refrigerator bukaan atas 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
suhu 2-8°C saat pengumpulan data < 2°C 2-8°C

Total 56,7
Persentase Volume Refrigerator Terisi Maksimal (100%)
Kab. Barito Selatan 23,7
Kapasitas
Kab/Kota Puskesmas
Kota Palangkaraya 25,0 (%)
Kab. Garut Bungbulang 100
Kab. Garut 70,0 Kota Depok Duren Seribu 100
Kab. Garut UPT Puskesmas Sindang Ratu 100
Kota Depok 74,2
Kota Depok UPTD Puskesmas Cinangka 100
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

Catatan : umumnya terjadi pada saat baru menerima vaksin


Persentase Puskesmas yang Memiliki Termometer dalam
Observasi Pengelolaan Vaksin dan Freeze Tag

2 Dinkes provinsi 4 dinkes kab/kota 100,0%


75,9%
9 Puskesmas 6 Rumah sakit 80,0%

60,0% 46,6%
Pengelola vaksin belum mendapat 40,0%
pelatihan di 2 dinkeskab/kota, 2 20,0%
puskesmas dan 3 RS 0,0%
Kota Depok Kab. Garut Kota Kab. Barito Total
Suplai listrik tersedia 24 jam kecuali di 2 Palangkaraya Selatan
puskesmas termometer dalam freeze tag
4 puskesmas dan 1 RS tidak memiliki Rentang suhu dijaga 2-8, tidak boleh terpapar suhu beku, tidak ada VVM
genset terinstall dengan refrigerator Tidak semua faskes ada freeze tag dan termometer.
penyimpanan vaksin Pada umumnya bila ada log tag maka tidak ada freeze tag

Stabilisator tersedia di 5 dinkes, 5 Jabar


puskesmas dan hanya di 1 RS Di dinkes kab/kota masih ada freeze tag dan termometer atau log tag.
Kalteng
Tersedia di dinkes atau berupa log tag Dinkes provinsi tidak memiliki logtag namun ada alat seperti alarm yang
Tidak tersedia di 5 puskesmas diberikan oleh biofarma untuk memantau suhu
Tidak ada di semua RS Palangkaraya : termometer dan freeze tag masih ada sampai faskes.
Barito Selatan : ada freeze tag expired.
Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan alat pendukung lainnya
Cold box Vaccine Carrier Standar N = 68
N = 71
100,0% 90,0% 91,7% 120,0%
88,9% 85,9% 100,0% 100,0%
100,0% 93,1% 94,1%
80,0%
63,6% 80,0%
80,0%
60,0%
60,0%
40,0%
40,0%
20,0%
20,0%
0,0% 0,0%
Kota Depok Kab. Garut Kota Kab. Barito Total Kota Depok Kab. Garut Kota Kab. Barito Total
Palangkaraya Selatan Palangkaraya Selatan

Memiliki cukup termometer untuk cold box dan Memiliki cukup cool pack
vaccine carrier 100,0% 93,3%
70,0% 66,7% N = 71 90,0% 81,8% 81,7%
N = 71
60,0% 80,0% 72,2%
50,7% 66,7%
70,0%
50,0% 44,4% 41,7%
60,0%
40,0%
50,0%
27,3%
30,0% 40,0%
20,0% 30,0%
10,0% 20,0%
10,0%
0,0%
Kota Depok Kab. Garut Kota Kab. Barito total 0,0%
Kota Depok Kab. Garut Kota Kab. Barito total
Palangkaraya Selatan Palangkaraya Selatan
Ketersediaan Vaksin dan Pemantauan Suhu
Persentase Puskesmas pernah Mengalami Frekuensi pemantauan Minimal 2 kali sehari
Kekurangan Vaksin COVID-19 100,0% N = 70
N = 70
100,0%
80,0%
80,0%
60,0%
60,0%
93,3% 91,7% 88,6%
40,0% 83,3% 80,0%
36,4%
40,0%
20,7% 22,2% 22,9%
16,7% 20,0%
20,0%

0,0%
0,0%
Kota Depok Kab. Garut Kota Kab. Barito Total Kota Depok Kab. Garut Kota Kab. Barito Total
Palangkaraya Selatan Palangkaraya Selatan

Ada 6 puskesmas yang menyatakan pernah mendapat Penataan vaksin CoronaVac (Sinovac) jauh dari
vaksin rusak atau tidak layak pakai misalnya dosis evaporator N = 71
kurang atau ada endapan 100,0%

80,0%

60,0%
90,0% 94,4% 90,9% 100,0% 93,0%
40,0%

20,0%

0,0%
Kota Depok Kab. Garut Kota Kab. Barito Total
Palangkaraya Selatan
Pelaksanaan Vaksinasi
Depok : Persentase Puskesmas Melakukan
• Sudah memasuki tahap 2, sebagian besar nakes sudah selesai. Pelayanan Pelayanan Vaksinasi COVID-19 di Luar
sebagian besar di ruang terbuka Puskesmas
• Puskesmas dan RS melakukan pelayanan untuk sasaran tahap 2 (lansia dan 100,0%
pelayan publik)
90,0%

Garut : 80,0%
• Nakes masih ada yang baru mulai vaksinasi pertama di RS, tahap 2 langsung
ke pelayan publik secara selektif berdasarkan prioritas, lansia ditunda 70,0%

• Puskesmas melayani dalam gedung dan ada pelayanan keluar oleh satu 61,1%
60,0%
puskesmas atau lebih ke SKPD sasaran
• Sasaran RS sementara masih internal dan klinik hanya melaksanakan vaksinasi, 50,0%
tidak mengelola vaksin
40,0%

Palangkaraya : 30,0% 27,3% 28,2%


25,0%
• pelaksanaan vaksinasi tahap 1 dikota Palangkaraya kurang antusias sehingga
capaian tidak 100%. 20,0%

• Subdisi silang vaksin: bila di 1 puskesmas sasaran riil lebih banyak maka 10,0%
10,0%
diberikan vaksin dari puskesmas dengan sasaran riil lebih sedikit
0,0%
Barito Selatan : Kota Depok Kab. Garut Kota Kab. Barito Total
Palangkaraya Selatan
• Prioritas sasaran :guru di zona merah tidak divaksinasi, diutamakan yang di
zona hijau karena akan tatap muka N = 71
• RS tidak mengelola vaksin, seperti klinik hanya melaksanakan vaksinasi
Rerata Jumlah Petugas yang Melaksanakan Vaksinasi dan
Rerata Jumlah SDM yang Sudah dilatih Per Puskesmas
Kabupaten/ Dokter Perawat Bidan Lainnya
Kota Jumlah Dilatih Jumlah Dilatih Jumlah Dilatih Jumlah Dilatih
Depok 2,7 1,1 2,9 1,6 3,9 2,3 5,2 1,5
Garut 2,1 2,1 10,8 5,2 12,6 6,5 2,8 2,0
Palangkaraya 2,4 1,7 6,0 2,4 6,1 3,8 3,0 0,5
Barito Selatan 1,6 1,6 5,3 3,9 2,8 2,1 6,5 1,5
Total 2,3 1,5 5,9 2,9 6,4 3,5 4,3 1,4

Jawa Barat : Dilatih virtual oleh BPPK Ciloto (10.360 orang se Jabar), namun ada keterbatasan kuota
sehingga perlu pelatihan mandiri bekerjasama dengan OP.
Kalteng : Vaksinator sudah mendapatkan pelatihan di Bapelkes namun ada pengelola vaksin diberi buku
untuk belajar mandiri, belum dilatih
• Pelatihan pengelola vaksin masih kurang
• Penting mengingatkan jenis vaksin berbeda yang memerlukan penanganan berbeda, biasanya hanya
diketahui suhu penyimpanan 2-8. Tidak semuanya tahu harus ada freeze tag untuk Coronavac
• Penanganan vaksin multidose dipengaruhi keterampilan nakes dan jenis spuit. Perlu kerjasama
menangani vaksin dan penyuntikan
• Perlu koordinasi antar faskes untuk mengoptimalkan IP vaksin 10
Penggunaan Aplikasi Kendala Pelaporan
• Pemakaian aplikasi, sinyal internet
Persentase Puskesmas Berdasarkan • Fitur ditambah terus akhirnya jadi manual
Penggunaan Aplikasi
100,00
• Kendala aplikasi PCare tidak ada fitur editing untuk tunda
dan batal.
90,00
• Dinkes : kesulitan penggunaan SMILE karena harus
80,00
menggunakan HP, perlu HP khusus
70,00
• Puskesmas : laptop digunakan bergantian, kadang kendala
60,00 sinyal
50,00
93,06
• Kesulitan akses SMILE di awal penggunaan SMILE tidak
91,67
40,00 81,94 sepenuhnya real time, tetap kombinasi manual atau
69,44 dilakukan rekap entry
30,00
55,56
• Juknis kurang dipahami,khususnya untuk pencatatan dan
20,00
30,56
pelaporan. Walaupun juknis sudah diperbaharui data PCARE
25,00
10,00 masih ada masalah, terdapat banyak laporan ditambah lagi
11,11
0,00
dengan laporan manual.
Keamanan vaksin Pcare SMILE Enketo ona
• Kendala banyak sasaran tidak tercatat di Pcare,
Mengetahui aplikasi Mendapat pelatihan menyebabkan antrian di meja 1 dan 2 dan
mempunyai user name menggunakan aplikasi pencatatan/pelaporan menjadi manual menggunakan WA
11
Saran
Verifikasi dan rasionalisasi data sasaran secara berjenjang dari mulai tingkat puskesmas berikut
Data Sasaran wilayah kerjanya. Data sasaran tahap 3 di tingkat kabupaten/kota perlu tersedia dan diverifikasi
di tingkat provinsi sebelum pelaksanaan vaksinasi

1. Estimasi kapasitas penyimpanan di faskes menentukan strategi pengiriman vaksin sehingga


dinkes kab/kota perlu memetakan faskes mana yang akan dikirim sekaligus, dikirim bertahap
Logistik atau kapan perlu penitipan sementara di instalasi farmasi kabupaten/kota.
2. Penyediaan termometer dan freeze tag di seluruh fasilitas kesehatan yang menyimpan dan
melakukan pelayanan vaksin (outreach)

Pelatihan vaksinator menekankan strategi penanganan vaksin agar mendapatkan indeks


Pelatihan SDM penggunaan maksimal, sedangkan pengelola vaksin perlu memahami karakteristik vaksin covid-
19 dan pengelolaannya

Perlu ada kegiatan evaluasi untuk sharing strategi atau best practice pelaksanaan vaksinasi antar
Pelaksanaan kabupaten/kota di setiap provinsi

Upaya memperbaiki aplikasi seperti kelengkapan fitur dan penyederhanaan laporan dilakukan
Pencatatan Pelaporan melalui evaluasi keluhan pengguna
12
Observasi Temperatur Refrigerator Vaksin COVID-19
Puskesmas Kabupaten Garut, Jawa Barat

Masih “zona hijau”


Batas atas
“zona hijau” ± 9⁰C

Ada LogTag
namun tidak
berfungsi
(mati)

Puskesmas A Puskesmas B Puskesmas C


Model refrigerator bukaan atas
Kegiatan Vaksinasi dan Kondisi Perbekalan Vaksin
di luar Faskes Kabupaten Garut, Jawa Barat

LogTag 12.1⁰C

Freeze Tag “√”

Tanpa Penanda Suhu

Tanpa Penanda Suhu


Observasi Temperatur Refrigerator Vaksin COVID-19
Dinkes Kabupaten Barito Selatan

Freeze Tag “√”


6.1⁰C
4.2⁰C Log tag untuk
vaksin COVID-19 Freeze tag untuk vaksin COVID-19
Model refrigerator bukaan atas
16

Anda mungkin juga menyukai