Bacaan-bacaann suci hari ini mengisahkan tentang kemurahan hati. Dalam bacaan pertama dengan jelas dikisahkan kemurahan hati Allah yang tetap mengampuni dan mengasihi bangsa Israel walaupun bangsa Israel telah berulang kali melanggar perintah dan ketetapan-Nya. Dalam bacaan injil hari ini Yesus memberi pengajaran supaya para rasul murah hati sama seperti Bapa adalah murah hati (lih. Ayat 36), hal ini juga menjadi seruan yesus bagi kita. Perintah ini sangat menarik, karena Yesus menyuruh atau menghendaki supaya kita kiranya murah hati sama seperti Bapa. Sekilas perintah Yesus ini tampak begitu berat dan tak masuk akal. Sebab mampukah kita manusia menjadi murah hati sama seperti Bapa? Tentu dari sudut pandang manusiawi adalah hal yang mustahil bagi kita untuk mampu seperti Tuhan. Namun hal itu bukanlah titik berat dari perintah Yesus. Sudah pasti Yesus tahu bahwa sebagai manusia, kita memiliki batasan-batasan manusiawi. Justru karena Yesus tahu akan keterbatasan kita Ia meminta kita untuk menjadi murah hati seperti Bapa, Yang berarti tak terbatas dan tak pernah dapat kita capai secara defenitif, untuk itu kita membutuhkan bantuan Allah supaya mampu menjadi murah hati seperti-Nya. Allah telah menunjukkan kemurahan hati-Nya sejak awal dunia, dan bahkan menganugerahkan Putera-Nya yang tunggal untuk menebus dunia dan sampai saat inipun kita hidup berkat kemurahan hati-Nya. Bagaimana dengan kita? Maukah kita bermurah hati kepada siapa saja? Jika kita benar-benar bermurah hati, tentu kita tak akan memusuhi sesama, menghakimi sesama, merusak alam, membuang sampah sembarangan, malas berdoa dan kegereja. Lewat bacaan hari ini kita diajak untuk menjadi murah hati, bukan hanya di bibir namun terwujud dalam tindakan dan hidup kita di tengah masyarakat dan gereja. (rin’s) Ya Tuhan ajarlah dan mampukanlah kami untuk menjadi murah hati sama seperti Engkau. Amin