Anda di halaman 1dari 1

Mari Mengampuni dengan sungguh dan tulus

Ayat bacaan Lukas 23: 33-43

Lukas 23:42-43 (TB) Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang
sebagai Raja.”
Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada
bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Pada bacaan ayat itu bercerita tentang Tuhan
Yesus yang disalib kan bersama dengan dua orang penjahat. Tuhan mengatakan dan meminta
untuk supaya Bapa mengampuni semua yang orang-orang itu perbuat kepadaNya. Pada saat
itu satu penjahat yg lain ada yang mengatakan bahwa ia mengerti akan kesalahan nya dan
juga dia percaya akan Yesus bahwa Ia adalah Raja. Maka dari itu Yesus pun mengampuni
kesalahan nya dan Yesus mengatakan orang itu akan bersama sama dangan Yesus di taman
firdaus.
Sebagai manusia yang masih bersifat duniawi merasa sulit untuk mengampuni dengan
kesungguhan hati, tetapi lain dengan kita yaitu sebagai orang percaya dan hidup didalam
Tuhan seharusnya mudah untuk mengampuni dengan kesungguhan hati. Karena ketika kita
bisa memaafkan kesalahan orang lain, Tuhan Yesus juga akan mengampuni kita. Dalam
kehidupan nyata, ketika orang lain berbicara dan melakukan sesuatu yang melanggar
kepentingan pribadi kita dan menyakiti kita, kita akan dengan mudah membenci mereka
dengan rasa permusuhan. Maka dari itu, kehendak Tuhan Yesus adalah meminta kita untuk
memperlakukan orang lain dengan kasih, mentolerir, juga memaafkan pelanggaran atau
kesalah orang lain kepada kita. Yesus sendiri telah mempraktekkan sikap ini secara sempurna.
Ketika disiksa dan diperlakukan secara keji di kayu salib, apa yang Yesus lakukan? Ia tidak
mengumpat, memaki-maki, atau menyimpan dendam. Sebaliknya, Ia memohon kepada Bapa
di Sorga agar musuh-musuhnya diampuni.
Dari firman Tuhan ini, kita memahami bahwa Tuhan meminta kita untuk mengampuni orang
lain tanpa syarat, tanpa batasan, dan memperlakukan hal mengampuni orang sebagai tanggung
jawab kita. Bukan hanya dengan bibir kita, tetapi masih menyimpan dendam dalam hati kita.
Pengampunan tersebut adalah kepura-puraan dan kemunafikan, yang sangat tidak sesuai
dengan kehendak Tuhan. Kita sebagai anak-anak Kristus yang hancur, susah berdamai, rusak,
sulit untuk menerima kenyataan, kehilangan damai sejahtera, dan kehancuran kesakihatian
yang kita rasakan saat ini. Marilah kita belajar mengampuni kesalahan orang lain. Mohon
bimbingan Roh Kudus supaya kita berbesar hati melakukannya. Maka dengan sendirinya
mulut dan hati kita akan merendah dan mengucapkan “saya mengampuni…” Maka kuasa Roh
Kudus akan memulihkan setiap duka dan mencurahkan sukacita yang melimpah. Memaafkan
dengan tulus mengesampingkan prasangka buruk dan kebencian terhadap orang lain dari
lubuk hati kita. Dengan menerapkan cara ini kita akan selalu berkenan di hatiTuhan.

Rachelia cisya febriyanti (2211100756)

Anda mungkin juga menyukai