Anda di halaman 1dari 20

Mechanical Properties (Sifat Mekanik) adalah sifat-sifat dari bahan yang berkaitan dengan

kelakuan (behavior) terhadap pembebanan mekanik pada besi. Sifat-sifat ini perlu dipertimbangkan
ketika menentukan produk konstruksi baja yang akan digunakan serta proses pengolahan yang
dilakukan. Mechanical Properties (Sifat Mekanik) yang akan dibahas pada artikel ini meliputi:
 Strength (Kekuatan)
 Toughness (Kekerasan)
 Ductility (Elastisitas)
 Weldability (Kemampuan Las)
 Durability (Ketahanan)
Untuk desain, mechanical properties atau sifat mekanik diturunkan dari nilai minimum yang
ditentukan dalam standar produk yang relevan. Kemampuan las ditentukan oleh kandungan kimia dari
paduan, yang diatur oleh batasan dalam standar produk. Durability (ketahanan) tergantung pada jenis
paduan khusus – baja karbon biasa, baja pelapukan atau baja tahan karat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Mechanical Properties

Baja memperoleh sifat mekanisnya dari kombinasi komposisi kimia, perlakuan panas dan proses
manufaktur. Sementara unsur utama baja adalah besi, penambahan unsur-unsur lain dalam jumlah sangat
kecil dapat memiliki efek yang nyata pada sifat-sifat baja. Kekuatan baja dapat ditingkatkan dengan
penambahan paduan seperti mangan, niobium dan vanadium. Namun, penambahan paduan ini juga dapat
mempengaruhi properti lain, seperti elastisitas, kekerasan, dan kemampuan las.

Unsur-unsur paduan juga menghasilkan respon yang berbeda ketika bahan dikenakan perlakuan
panas yang melibatkan pendinginan pada tingkat yang tertentu. Proses manufaktur mungkin melibatkan
kombinasi perlakuan panas dan kerja mekanis yang sangat penting untuk performa baja.
Kerja mekanis terjadi ketika baja sedang digulung atau dibentuk. Semakin banyak baja digulung,
akan semakin kuat. Efek ini tampak jelas dalam standar material, yang cenderung menentukan
pengurangan tingkat yield strength (kekuatan luluh) dengan meningkatnya ketebalan material.
Strength (Kekuatan)
Dalam dunia Engineering (Material Engineering terutama), dua hal ini yang menjelaskan
karakteristik utama dari material. Namun sebenarnya pengertian keduanya sangat berbeda. Yield
strenght (Kekuatan luluh) adalah tegangan minimum ketika suatu material kehilangan sifat elastisnya.
Tensile strength (Kekuatan tarik) adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah
bahan ketika diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut patah. Standar produk juga menentukan
kisaran nilai yang diizinkan untuk Ultimate Tensile Strength (UTS). UTS minimum relevan dengan
beberapa aspek desain.Beberapa bahan dapat patah begitu saja tanpa mengalami deformasi, yang berarti
benda tersebut bersifat rapuh atau getas (brittle). Bahan lainnya akan meregang dan mengalami deformasi
sebelum patah, yang disebut dengan benda elastis (ductile).
Kekuatan tarik umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan mencatat perubahan
regangan dan tegangan. Titik tertinggi dari kurva tegangan-regangan disebut dengan kekuatan tarik
maksimum (ultimate tensile strength). Nilainya tidak bergantung pada ukuran bahan, melainkan karena
faktor jenis bahan. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi seperti keberadaan zat pengotor dalam
bahan, temperatur dan kelembaban lingkungan pengujian, dan penyiapan spesimen.
Toughness (Kekerasan)

Dalam baja, kemungkinan bisa muncul bentuk retakan yang sangat kecil. Jika baja tidak cukup
kuat, ‘retak’ dapat merambat dengan cepat, tanpa deformasi plastis dan menghasilkan ‘patah getas’.
Risiko patah getas meningkat bergantung ketebalan, tegangan tarik, penguat stres dan pada suhu yang
lebih dingin. Ketangguhan baja dan kemampuannya menahan fraktur getas bergantung pada sejumlah
faktor yang harus dipertimbangkan pada tahap spesifikasi.
Ductility (Elastisitas)

Ductility adalah ukuran tingkat di mana materian dapat memanjang di bawah beban tarik sampai
batas tertentu. Ductility perlu diperhatikan untuk beberapa pemanfaatan besi. Mengurangi risiko
perambatan retak saat proses fabrikasi pengelasan, pembengkokan, dan pelurusan. Jika nilai dari ductility
sudah tertulis jelas, maka, kita bisa mengolah dengan cara yang tepat.
Weldability (Kemampuan Las)
Semua baja struktural pada dasarnya bisa dilas. Pengelasan melibatkan proses melelehkan baja
secara lokal yang kemudian mendingin. Kecepatan proses pendinginan bergantung material di sekitarnya.
Misalnya balok (beam), menawarkan “heat sink” (perangkat atau substansi untuk menyerap panas yang
berlebihan atau tidak diinginkan) besar dan area las yang relatif kecil. Hal ini bisa menyebabkan
pengerasan “heat affected zone (HAZ)” atau zona terkena panas dan mengurangi toughness (kekerasan).
Durability (Ketahanan)
Sifat penting lainnya adalah pencegahan korosi. Meskipun baja tahan karat khusus tersedia di
pasaran, baja jenis ini biasanya tidak digunakan dalam konstruksi bangunan. Cara paling umum untuk
memberikan perlindungan korosi pada baja konstruksi adalah dengan mengecat atau
menggembleng (galvanizing). Jenis dan tingkat perlindungan lapisan yang diperlukan tergantung pada
tingkat paparan, lokasi, umur desain, dll. Dalam banyak kasus, di bawah situasi kering internal, tidak ada
lapisan pelindung korosi yang diperlukan selain perlindungan api yang tepat.
Bagaimana Perkasa Partner?! Sudah lebih tahu kan tentang seluk beluk besi? Dengan mengetahui lebih
detail tentang sifat mekanik dari besi, pengetahuan kita tentang material yang sesuai dengan kebutuhan
akan semakin banyak.

Proses Manufaktur: Pengertian, Jenis, hingga Contohnya


Perkembangan sebuah teknologi, seolah menjadi lampu hijau bagi industri perusahaan
untuk berjalan ke arah penerapan proses manufaktur. Hal ini tak hanya terjadi di
belahan dunia lain, namun juga telah masuk ke Indonesia.

Negara kita menjadi salah satu bangsa yang memiliki banyak perusahaan manufaktur
di berbagai sektor industri. Secara umum, ada tiga sektor industri di Indonesia, yakni
sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang
konsumsi.

Perusahaan industri manufaktur yang memiliki aktivitas utama mengolah bahan


mentah menjadi barang jadi dan setengah jadi tentu memiliki proses manufaktur
dalam sistem yang dijalankan.

Berikut penjelasan lengkap mengenai proses manufaktur!

Apakah Proses Manufaktur Itu?


Proses Manufaktur adalah aktivitas pengubahan dari bahan mentah menjadi
barang jadi. Termasuk dalam proses manufaktur adalah merencanakan
spesifikasi produk, desain produk, menentukan bahan baku, dan lain
sebagainya.

Proses manufaktur merupakan proses memodifikasi bahan baku menjadi barang jadi
yang melibatkan prosedur yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Adanya proses manufaktur ini menjadikan sebuah barang memiliki nilai yang lebih
tinggi. Setelah mengalami proses, bahan baku diolah menjadi barang jadi atau barang
setengah jadi yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Misalnya, Anda memiliki perusahaan manufaktur di sektor industri pakaian, maka
bahan baku yang dibutuhkan misalnya benang dan kain yang sebelumnya memiliki
nilai jual yang rendah.

Setelah mengalami proses manufaktur, benang dan kain menjadi pakaian yang
merupakan barang jadi sehingga memiliki nilai yang lebih tinggi.

Baca Juga: Software Manufaktur Terbaik Untuk Solusi Bisnis Anda!

Jenis-Jenis Produksi dalam Proses Manufaktur


Dalam industri manufaktur, perusahaan menerapkan jenis produksi yang disesuaikan
dengan perusahaan. Jenis produksi ini diterapkan untuk memudahkan kesesuaian
perusahaan dalam menjalankan proses manufaktur.

Setidaknya ada tiga jenis produksi dalam proses manufaktur. Berikut penjelasannya!

a. Jenis Make-to-Stock (MTS)


Make-to-Stock merupakan tipe manufaktur yang menggunakan data penjualan
sebelumnya sebagai acuan untuk perkiraan permintaan dari konsumen dan
merencanakan proses manufaktur.

Tipe manufaktur ini memiliki beberapa risiko karena perkiraan tersebut bisa saja
meleset. Seperti kelebihan stok atau stok yang tidak mencukupi.

b. Jenis Make-to-Order (MTO)


Make-to-Order merupakan tipe manufaktur yang akan melakukan proses produksi
ketika jumlah dan spesifikasi pesanan dari konsumen sudah diterima.

Tipe ini membuat pelanggan atau konsumen harus menunggu barang diproduksi
terlebih dahulu melalui sebuah proses manufaktur sebelum didistribusikan. Namun,
risiko kelebihan stok atau stok yang tidak mencukupi dapat dihindari.

c. Jenis Make-to-Assemble (MTA)


Make-to-Assembly (MTA) merupakan perpaduan dari Make-to-Stock dan Make-to-
Order. Di mana proses manufaktur mulai dikerjakan sembari menunggu data pesanan
dengan jumlah dan spesifikasi yang pasti dari pelanggan.
Sehingga, pelanggan yang memesan produk yang sesuai dengan barang yang mulai
diproduksi akan dapat menerima barang lebih cepat dan tidak memiliki waktu tunggu
yang lama.

Namun, juga akan berisiko ketika barang yang masuk proses produksi tidak sesuai
dengan spesifikasi pesanan pelanggan.

Sejatinya, setiap tipe manufaktur dalam industri ini memiliki risikonya masing-
masing. Maka tipe manufaktur yang baik adalah yang dapat menjaga kestabilan
perusahaan.

Seperti biaya produksi, ketersediaan stok dan kualitas dari produk yang dihasilkan.

Baca Juga: Mengenal Konsep Smart Manufacturing dalam Dunia Industri

5 Proses Manufaktur dalam Kegiatan Produksi


Dalam proses manufaktur, memerlukan langkah-langkah sistematis yang digunakan
dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Berikut proses manufaktur dalam
kegiatan produksi yang ada pada perusahaan manufaktur.

1. Proses Molding
Proses molding atau pencetakan biasanya dilakukan ketika kegiatan produksi
menggunakan bahan baku yang bersifat cair atau lentur. Misalnya seperti plastik dan
logam.

Molding adalah proses mencetak bahan cair atau lentur menggunakan cetakan yang
terbuat dari bahan kaku dan memiliki bentuk tertentu, cetakan inilah yang dinamakan
dengan mold.

Langkah awal dalam proses molding adalah mencairkan bahan baku hingga menjadi
cair, kemudian menuangkan ke dalam mold atau cetakan. Saat sudah beku, cetakan
dapat dilepas.

Ada dua jenis cetakan yang biasanya digunakan dalam proses molding, Permanent
mold casting, adalah cetakan yang dapat dipakai berulang kali.

Kemudian expendable mold casting adalah cetakan yang harus Anda hancurkan saat
proses molding telah selesai.
2. Proses Forming
Forming adalah proses pembentukan. Proses forming ini biasanya menggunakan
metode kompresi atau tekanan. Sehingga material tidak mengalami penambahan
maupun pengurangan.

Dengan proses forming, massa benda juga tidak berubah. Proses ini biasanya
dilakukan pada benda yang berbahan logam, dan tak jarang pula dilakukan pada
benda yang berbahan plastik.

3. Proses Machining
Proses Machining adalah permesinan dalam proses manufaktur berupa pembuangan
beberapa bagian dari produk.

Proses machining bertujuan untuk membentuk produk sesuai dengan desain yang
sudah ditetapkan sebelum memulai proses manufaktur.

Dalam melakukan pembuangan beberapa bagian yang ada pada produk ini, proses
machining membutuhkan bantuan mesin atau peralatan lain yang dapat memudahkan
prosesnya.

Misalnya dengan bantuan mesin roda putar, gergaji, sheer, dan lainnya yang
digunakan secara konvensional.

Proses Machining melibatkan beberapa proses, beberapa jenis prosesnya yaitu proses
pelebaran (Reaming), penyekrupan (Shaping), pengeboran (Boring), penggurdian
(Drilling), gergaji (Sawing), gerinda (Grinding), pembubutan (Turning), serta facing
dan pengefraisan (Milling).

Semua proses tersebut biasanya diterapkan pada produk yang berbahan logam dan
furniture.

Baca Juga: Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) di Manufaktur

4. Proses Joining
Proses joining adalah proses penggabungan dari beberapa bagian menjadi sebuah
produk yang utuh. Satu produk memiliki berbagai bagian yang menjadi material
penyusun.
Setiap bagian, memiliki proses pengolahannya masing-masing. Pada proses joining
ini, semua bagian disatukan hingga menjadi produk utuh yang siap didistribusikan.

Misalnya seperti pada produk otomotif, sebelum menjadi sebuah kendaraan yang
utuh, ada beberapa bagian yang harus digabungkan terlebih dahulu, seperti spare part.

5. Proses Shearing
Proses shearing adalah proses pemotongan menjadi bagian yang lebih kecil yang
bertujuan untuk dapat diproses padai tahap proses selanjutnya.

Pada produk yang memiliki bahan baku logam, proses shearing adalah proses
pemotongan lembaran logam menggunakan mesin pisau pemotong yang tajam yang
disebut shear cutting machine.

4 Sistem dalam Proses Manufaktur


Dalam proses manufaktur, ada beberapa sistem yang dapat diterapkan dalam sebuah
perusahaan industri manufaktur. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Flexible Manufacturing Systems


Flexible Manufacturing Systems adalah sistem dalam proses manufaktur yang dalam
proses produksinya dilakukan dengan fleksibel.

Sistem ini dapat menangani seperti yang ada pada sistem intermitten, namun dalam
skala yang lebih besar dan lebih mengandalkan mesin dengan sedikit bantuan tenaga
manusia.

Selain itu, sistem manufaktur fleksibel ini juga dapat dikonfigurasi dengan mudah
untuk memproduksi produk yang berbeda dan juga dengan jumlah yang banyak.

Namun, biaya untuk sistem manufaktur fleksibel ini membutuhkan modal yang cukup
signifikan.

2. Custom Manufacturing Systems


Custom Manufacturing Systems adalah sistem manufaktur yang menerapkan sistem
custom pada produk yang akan diproduksi.

Proses manufakturing ini akan dilakukan sesuai dengan permintaan produk yang
diminta oleh customer atau konsumen.
Biasanya, produk yang dihasilkan akan lebih unik dan sesuai dengan selera
pelanggan. Namun, sistem ini akan menghabiskan waktu yang cenderung lebih lama.

Hal ini dikarenakan sistem manufaktur custom ini biasanya lebih banyak
menggunakan tenaga keterampilan manusia dengan bantuan mesin, dibandingkan
dengan mengandalkan mesin secara penuh.

Baca Juga: Sistem Informasi Manufaktur: Mengenal Manfaat & Model

3. Intermittent Manufacturing Systems


Intermittent Manufacturing Systems adalah sistem produksi yang diterapkan pada
proses manufaktur yang waktu dalam proses produksinya bersifat putus-putus.

Sehingga pada sistem ini, proses produksi baru akan dilakukan saat ada permintaan
produk. Dan produk yang dihasilkan memiliki ragam yang berbeda.

Jadi, aktivitas produksi dilakukan biasanya tidak begitu membutuhkan standar


tertentu. Sehingga dalam prosesnya akan lebih fleksibel.

4. Continuous Manufacturing Systems


Continuous Manufacturing Systems adalah sistem produksi pada proses manufaktur
yang bersifat kontinyu atau berlanjut.

Dalam sistem kontinyu pada proses manufakturing ini biasanya dalam menyusun
mesin, peralatan dan komponen yang dibutuhkan untuk sebuah produk diurutkan
sesuai dengan proses produksi yang dilakukan.

Bahan yang digunakan untuk produksi biasanya juga sudah melalui proses
standarisasi. Sehingga bahan yang digunakan sudah dijamin kualitasnya sesuai standar
yang digunakan.

Dalam praktiknya, sistem ini cocok diterapkan pada perusahaan yang memiliki
permintaan tinggi, misalnya seperti produk untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga: Layanan Digital Operations Sasana Digital


Apa Alat Bantu untuk Proses Manufaktur?
Proses manufaktur dalam perusahaan industri manufaktur membutuhkan alat bantu
untuk mendukung proses manufaktur menjadi lebih optimal.

Ada berbagai alat yang digunakan dalam sebuah proses manufaktur, sebagian besar
menggunakan mesin-mesin berskala besar yang membutuhkan alat bantu dalam
menjalankannya.

Ada dua istilah alat bantu yang umum digunakan untuk alat bantu proses manufaktur
di perusahaan, yaitu Jig dan Fixture.

Jig adalah alat khusus yang digunakan sebagai penyangga untuk memegang
komponen yang akan melalui proses manufaktur melalui mesin.

Alat ini menjadi alat bantu produksi untuk menempatkan dan memegang komponen
yang akan diarahkan pada alat potong saat mesin beroperasi.

Pada umumnya, jig dilengkapi bushing baja keras yang berguna untuk mengarahkan
mata gurdi atau bor (drill) atau peralatan potong lainnya.

Sedangkan Fixture adalah alat bantu produksi yang digunakan untuk


membantu memegang, menempatkan dan menyangga benda kerja dengan
kuat dan proses pekerjaan permesinan dapat dilakukan.

Dalam mengefisienkan alat bantu yang digunakan pada proses manufakturing,


perusahaan juga dapat memanfaatkan sistem ERP dalam penerapannya.

ERP atau Enterprise Resource Planning merupakan sebuah model sistem informasi
yang digunakan untuk melakukan integrasi rangkaian proses dalam sebuah bisnis.

Perbedaan Manufaktur Proses dan Manufaktur Diskrit


Dalam dunia industri manufaktur, manufaktur proses dan manufaktur diskrit adalah
dua hal yang lazim dilakukan. Namun, dua hal ini memiliki pengertian yang berbeda.

Pada manufaktur proses menggunakan formula dalam pelaksanaannya, sedangkan


manufaktur diskrit menggunakan Bills of Material (BOM)
Dalam pelaksanaannya, manufaktur diskrit melakukan assembling pada saat proses
manufaktur dilakukan. Sedangkan manufaktur proses menjalankan proses produksi
dengan jumlah yang sudah ditentukan dan dengan menggunakan sistem batch produk.

Manufaktur Proses Manufaktur Diskrit

Produk yang dibuat menggunakan formula untuk menghaluskan Produk terdiri dari bagian-bagian yang mudah untuk
bahan baku/bahan mentah produk diambil, dihitung, dll.

Produk tidak dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian yang Bagian-bagian dapat dipisahkan dan dapat didaur ulang
menyusunnya pada akhir siklus masa produk

Menggunakan resep atau formula Menggunakan Bills of Material (BOM)

Proses produksi dengan sistem batch Perakitan produk dengan cara linier

Contohnya produk makanan kaleng, minuman kemasan, dll. Contohnya seperti kendaraan mobil, komputer, dll.

Lebih detail lagi mengenai contoh dan perbedaan, proses manufaktur selalu dikaitkan
dengan output yang terukur dan tertakar (Ada pengukuran berat atau volume).

Sedangkan untuk manufaktur diskrit selalu dikaitkan dengan proses perakitan,


pembuatan suku cadang atau komponen standar. Sehingga dari output pun jelas akan
berbeda.

Contoh Proses Manufaktur pada Toyota Motor Corporation


Toyota Motor Corporation, menjadi salah satu contoh pabrikan kendaraan yang
sukses karena proses manufakturnya yang efisien.

Dalam prosesnya, perusahaan tersebut menerapkan pendekatan lean manufaktur.


Sehingga dapat memaksimalkan waktu operasional untuk menghasilkan sebuah
pesanan kendaraan dengan cepat.

Adapun 2 sistem utama yang diterapkan di perusahaan tersebut, yaitu:

1. Jidoka: Proses produksi akan dihentikan ketika ada masalah pada mesin,
untuk menghindari kecacatan produk
2. Just-in-Time: Hanya memproduksi bagian-bagian yang penting serta
dibutuhkan untuk diproses. Sehingga prepare penyediaan bahan dilakukan
dalam jumlah cukup dan tidak berlebihan.
Pertanyaan Seputar Proses Manufaktur
Berikut ini FAQ atau beberapa pertanyaan yang sering orang tanyakan mengenai
manufacturing process, diantaranya adalah:

Apa yang Dimaksud dengan Proses Manufaktur dan Contohnya?


Proses manufaktur adalah aktivitas industri yang mengelola proses pengubahan bahan
baku/mentah ke barang jadi/setengah jadi, sehingga bernilai jual lebih tinggi. Proses
ini lekat dengan dunia permesinan dan sistem otomatisasi.

Contohnya proses manufaktur teratas bisa Anda lihat dalam pengelolaan:

 Makanan dan Minuman (F&B)


 Minyak & Gas (Oil & Gas)
 Farmasi
 Perawatan Pribadi & Kosmetik
 Plastik
 Logam
 Perangkat atau spare part komputer
 Moda Transportasi
 Dan masih banyak lagi
Apa Tujuan dari Proses Manufaktur?
Tujuan utama dilakukannya proses manufaktur adalah untuk menghasilkan suatu
komponen menggunakan bahan atau material tertentu, dengan mempertimbnagkan
komposisi, proporsi, bentuk, atau ukurannya.

Proses di atas bertujuan untuk menghasilkan produk jadi atau setengah jadi, serta
berfungsi dan bernilai lebih tinggi dari sebelumnya.

Apa Saja yang Termasuk dalam Proses Manufaktur?


Setidaknya terdapat 5 proses sistematis dalam manufaktur, diantaranya:

 Proses Molding (Pencetakan)


 Proses Forming (Pembentukan)
 Proses Machining (Permesinan)
 Proses Joining (Penggabungan)
 Proses Shearing (Pemotongan)
Apa Perbedaan Proses Manufaktur dan Proses Produksi?
Perbedaan proses manufaktur dan produksi terletak pada output, hasil, atau keluaran
yang dihasilkannya.

Proses manufaktur biasanya bertujuan menghasilkan produk dari bahan baku atau
komponen dalam skala besar, melalui bantuan mesin atau adanya pengaturan man–
machine.

Sedangkan proses produksi lebih kepada input material (bahan mentah, komponen,
setengah jadi) atau non-material (gagasan, informasi, keterampilan, dan lainnya),
dihasilkan menjadi output jadi yang siap jual.

Apa Itu Lean Manufacturing?


Lean Manufacturing merupakan sistem produksi yang mana dari sisi produsennya, ia
memiliki keinginan untuk meningkatkan efisiensi kerja dengan mempercepat atau
mempersingkat waktu sistem produksi.

Artinya, perusahaan yang melakukan pendekatan lean manufaktur berarti berupaya


meningkatkan produktivitas (mengurangi waktu tunggu) dan menghilangkan
pemborosan (mengurangi biaya operasional).

Mengapa Manufaktur Penting?


Proses manufaktur sangatlah penting untuk kehidupan. Karena sebagian besar barang
jadi yang kita gunakan saat ini adalah hasil dari kegiatan manufacturing tersebut.

Tanpa adanya proses manufacturing, mungkin akan sulit bagi industri untuk mengolah
bahan mentah menjadi barang yang kompleks.

Penutup
Menjalankan sebuah perusahaan manufaktur mengharuskan Anda mengenali
aktivitas-aktivitas yang ada di dalamnya, termasuk proses manufaktur.

Dengan memahami tentang proses manufaktur dan sistem yang dapat dijalankan
dalam sebuah perusahaan manufaktur, menjadikan Anda dapat menentukan sistem apa
yang paling menguntungkan untuk diterapkan di perusahaan Anda.
Ingin meningkatkan performa lini produksi dengan sistem monitoring dan analytics
yang akurat? Atau ingin mengefisiensikan kegiatan produksi secara signifikan dengan
menekan biaya perawatan?

Semuanya dapat Anda wujudkan dengan perangkat Machine Monitoring &


Analytics dari Auk Industries maupun sistem Pencatatan Produksi
Manufaktur yang telah membantu banyak perusahaan.

Logam merupakan unsur yang memegang peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Peran logam
dalam kehidupan sehari-hari adalah dijadikan bahan-bahan dalam elektronik, bangunan, dan
transportasi. Tanpa adanya logam, kemajuan teknologi dan peradaban tidak akan terjadi.

Dalam proses pembuatan logam, terdapat tiga metode pengujian logam yang umum ditemukan.
Metode pengujian logam sangat penting untuk dilakukan karena manfaatnya dalam mengetahui
kualitas logam yang telah jadi dan siap dipakai dalam menjadi bagian dari alat atau bangunan yang
dibutuhkan. Untuk menguji logam, terdapat tiga metode yang umum ditemukan. Metode tersebut
adalah Destructive Test (DT), Non Destructive Test (NDT), dan Metallography.

3 Metode Pengujian Logam


1. Destructive Test (DT)

Destructive Test adalah metode pengujian logam dengan menimbulkan kerusakan logam yang
sedang diuji. Tujuan dalam metode pengujian logam satu ini adalah untuk mengetahui ketahanan
(hardness test) suatu material dengan dirusak menggunakan alat uji atau mesin uji melalui cara
ditekan, ditarik, dan dilengkungkan sehingga materi yang dirusak dapat diketahui kualitasnya.
Testile testing atau pengujian logam dengan ditarik adalah cara menguji dengan menarik logam
hingga putus melalui penambahan gaya tarik ke material yang diuji. Pengujian tekan
atau compressed testing adalah pengujian logam yang ditekan dengan beban tertentu hingga hancur,
yang bertujuan untuk mengetahui berat yang mampu ditampung oleh material tertentu.
Pengujian bengkok atau bending testing digunakan untuk menguji hasil pengelasan atau
mengetahui seberapa lama material akan bertahan hingga bengkok menjadi lipatan atau hancur.
Sedangkan pengujian kekerasan atau hardness testing adalah pengujian seberapa keras material
lewat penekanan satu titik dengan mesin testing.
2. Non Destructive Test (NDT)
Non destructive test merupakan metode pengujian logam yang bertujuan untuk mengetahui apakah
material logam yang diuji masih aman dan tidak melewati batas kerusakan. NDT dilakukan
sebanyak minimal dua kali, yaitu selama fabrikasi dan di akhir proses fabrikasi, dilakukan dalam
jangka waktu tertentu. Proses ini bertujuan untuk menemukan apakah ada kegagalan parsial
sebelum melewati toleransi kerusakan material yang diuji.
Material yang diuji secara NDT akan terdapat crack, cacat, atau kerusakan yang dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu inside crack dan surface crack. Inside crack diuji dan dideteksi lewat radiography,
ultrasonic, dan acoustic emission. Sedangkan, surface crack diketahui lewat visual inspection
optical, liquid penetrant, magnetic particle, dan eddy current.
3. Metallography

Metallography mempelajari struktur mikro, topografi logam, fasa logam, ukuran butir logam,
distribusi logam, serta sifat logam. Metallography dilakukan dengan dua cara, yaitu lewat pengujian
makro dan pengujian mikro. Pengujian makro dilakukan lewat mata terbuka, yaitu dengan
mengetahui celah atau lubang pada permukaan. Sedangkan, pengujian mikro harus menggunakan
mikroskop electron karena material logam yang diuji termasuk dalam golongan yang halus.
Cara Memeriksa Logam dengan OES

Salah satu metode pengujian logam dalam metallography adalah dengan menggunakan alat uji
Optical Emission Spectroscopy (OES) yang digunakan untuk menentukan konsentrasi dan jenis
unsur suatu material. Alat uji ini berdasarkan adanya pemecahan energi yang berwujud bentuk
panjang gelombang dan adanya transisi eletron. OES dilakukan dengan pemberian kalor atau
tegangan listrik pada material. Selain itu, akan muncul nilai intensitas logam berkat pancaran energy
oleh electron unsur.
Solusi Hitachi untuk OES
Pentingnya kehadiran Optical Emission Spectroscopy (OES) dalam uji logam membuat Hitachi
menjadikan OES solusi untuk kualitas sempurna dan merupakan jiwa yang ada dalam setiap alat
uji yang dirilis oleh Hitachi dalam pengerjaan logam. OES yang disediakan oleh Hitachi mampu
menghadirkan analisis elemen tramp untuk skrap, inspeksi barang, QS, dan QA dalam proses
pengecoran dan pemeriksaan masalah barang logam lainnya.
OES juga dapat digunakan dalam penentuan komposisi unsur berbagai logam. Dengan tingkat
akurasi dan ketelitian tertinggi dalam menyuguhkan hasil analisis, OES dari Hitachi merupakan
solusi sempurna metode pengujian logam yang tepat dan akurat.

Pilihan yang tepat adalah OES 750 sebagai alat uji dan metode teranyar dari Hitachi. Meliputi
spektrum lengkap elemen dalam logam, OES 750 juga memiliki beberapa batas deteksi terendah di
kelasnya. Pengetatan peraturan industri, rantai pasokan yang kompleks, dan peningkatan
penggunaan memo sebagai bahan dasar berarti sangat penting bagi pabrik pengecoran logam untuk
mengontrol elemen tramp and trace dalam rentang ppm terendah.
Untuk mendapatkan deskripsi lebih lengkap mengenai produk OES 750 dapat mengunjungi
website Dynatech sebagai distributor peralatan laboratorium dan alat ukur terlengkap di Indonesia.

Divisi ilmu analitik Hi-Tech Hitachi adalah divisi yang memegang peran penting dalam
mempertahankan kualitas dan keakuratan alat uji yang disediakan oleh Hitachi. Keberadaan divisi
ini adalah vital dan merupakan jiwa yang ada dalam setiap alat uji yang dirilis oleh Hitachi.

Pengertian Mekanik

Mekanik adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan pelaksanaan
mesin, alat atau benda yang seperti mesin. Mekanika merupakan bagian yang
sangat penting dalam ilmu fisika terutama untuk ahli sains dan ahli teknik

Materi Teknologi Mekanik

Teknologi Mekanik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang


proses pengerjaansuatu benda atau material terutama logam, sehingga
diperoleh hasil yang sesuai dengansyarat-syarat yang diperlukan (sesuai
spesifikasi).

Material Teknik

Material teknik adalah jenis material yang banyak dipakai dalam proses
rekayasa dan industri. Material teknik adalah jenis material yang banyak
dipakai dalam proses rekayasa dan industri. Material teknik dikelompokkan
menjadi 6 golongan :

 Logam : baja, besi cor, titanium, logam paduan, dll


 Polimer : polietilan, polipropilen, polikarbonat, dll
 Karet : isopren, neopren, karet alam, dll
 Gelas : gelas soda, gelas silika, gelas borosilikat
 Keramik: alumina, karbida silikon, nitrida silikon dll
 Hibrida : komposit, sandwich, foam

Sifat Mekanik

Sifat mekanik didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan untuk


membawa atau menahan gaya atau tegangan.

Sifat Mekanik Bahan

Sifat mekanik bahan adalah hubungan antara respon atau


deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Adalah salah satu uji stress-
strain mekanik yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan bahan terhadap
gaya tarik.

Contoh Produk Sederhana dengan Teknologi Mekanik

Nama Alat
No. Bahan Fungsi
Mekanik

1. Tang Besi Tang adalah alat yg digunakan untuk


memegang benda kerja.

2. Obeng Besi Obeng adalah alat tangan yg digunakan


untuk memutar sekrup.

3. Palu Besi Palu atau martil adalah alat yg digunakan


untuk memukul benda kerja, misalnya
paku.

4. Gergaji Besi Gergaji belah digunakan untuk


Belah menggergaji searah dengan serat kayu.

5. Tang Bsi Tang kakaktua khusus digunakan untuk


Kakatua memegang atau mencabut paku.

6. Gergaji Besi Besi Gergaji besi digunakan untuk memotong


logam

7. Pengupas Besi Pekerjaan mengupas isolasi ujung kabel


Kabel dapat dilakukan menggunakan tang
pengupas kabel

8. Solder Listrik Besi Solder listrik digunakan untuk menyolder


sambungan kawat dan mata itik,agar
sambungannya sempurna.

Alat – alat Mekanik/Mesin

 Ragum / tanggem
 Kikir / gerinda
 Pahat
 Palu
 Obeng
 Kunci
 Sekrap tangan
 Gergaji tangan

Pengujian Mekanik

Pengujian Lelah
Pada uji lelah spesimen akan diberikan beban dinamik untuk mengetahui
kelakuan dari material tersebut bila diberikan beban dinamik. Beban dinamik
ada 3 yaitu beban tegangan bolak-balik dimana benda atau spesimen akan
menerima tegangan tarik dan tegangan tekan secara bergantian, beban
tegangan berulang dimana benda hanya mendapatkan tegangan tarik saja, dan
beban tegangan tidak beraturan dimana pada satu titik benda akan mengalami
teganan tarik saja dan pada titik lain benda akan mengalami tegangan tarik
dan tekan. Gambar ketiga beban tersebut dapat dilihat pada bagian teori dasar
diatas. Uji lelah akan menghasilkan kurva S terhadap N yang sangat berguna
untuk menentukan batas lelah dari suatu material dan juga umur lelah dari
suatu material. Pada uji lelah spesimen akan diberikan beban dinamik untuk
mengetahui kelakuan dari material tersebut bila diberikan beban dinamik.
Beban dinamik ada 3 yaitu beban tegangan bolak-balik dimana benda atau
spesimen akan menerima tegangan tarik dan tegangan tekan secara
bergantian, beban tegangan berulang dimana benda hanya mendapatkan
tegangan tarik saja, dan beban tegangan tidak beraturan dimana pada satu
titik benda akan mengalami teganan tarik saja dan pada titik lain benda akan
mengalami tegangan tarik dan tekan. Uji lelah akan menghasilkan kurva S
terhadap N yang sangat berguna untuk menentukan batas lelah dari suatu
material dan juga umur lelah dari suatu material.
Untuk baja dan aluminium sebagai contoh material tersebut mempunyai
kurva S terhadap N seperti gambar dibawah ini, dari kurva S-N aluminium
dan baja kita dapat melihat bahwa Aluminium tidak mempunyai batas lelah
karena walaupun diberi beban dinamis yang kecil sekalipun grafiknya tidak
akan pernah konstan dan akan terdapat kerusakan. Sedangkan baja
mempunyai batas lelah seperti terlihat pada grafik terdapat daerah yang
linear. Jadi kita dapat mengetahui batas lelah atau umur lelah suatu material
juga bergantung dari material tersebut. Bahaya dari beban dinamik adalah
kita tidak akan dapat mengetahui kapan material tersebut akan rusak karena
dapat terjadi kerusakan sewaktu-waktu tanpa dapat kita duga. Yang dapat kita
perkirakan hanya kapan material tersebut mengalami kelelahan. Jadi untuk
industri yang menggunakan benda-benda atau alat-alat yang terus bekerja
seperti halnya turbin sangatlah penting untuk mengetahui batas lelah dan
umur lelah dari alat-alat tersebut

Anda mungkin juga menyukai