Anda di halaman 1dari 3

SYAYIDATUL ZUHRAH AL-MUNAWARAH

NIM 1951042004
PBSI IIIA
Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah : Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia

Semester : Ganjil (2020)

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Penanggung Jawab : Dr. Azis, S.Pd., M.Pd.

SOAL
1. Perbaikilah kesalahan penulisan di bawah ini!
bahasa indonesia wajib di gunakan dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan
Lembaga Negara, Instansi pemerintah-republik Indonesia, Lembaga Swasta Indonesia atau
perseorangan warga Negara Indonesia.
2. Jelaskan mengenai bahasa Indonesia baik secara historis, sosiologis maupun secara yuridis!
3. Uraikan mengenai bunyi pasal 35 dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan!
4. Jelaskan disertai contoh penggunaan kata adalah, ialah, dan yaitu!
5. Jelaskan maksud ungkapan dan peribahasa di bawah ini!
a. Ungkapan
1. mengadu untung
2. mengadu ujung jarum
3. berada di luar garis
4. air pembasuh kaki
b. Peribahasa
1. Adat diisi, janji dilabuh
2. Siapa jala, siapa terjun
3. Tegak meninjau jarah, duduk meraut ranjau
4. Adat diisi, janji dilabuh
5. Tegak meninjau jarah, duduk meraut ranjau

JAWABAN:
1. Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan
lembaga Negara, Instansi pemerintah Republik Indonesia, Lembaga Swasta Indonesia atau
perseorangan warga Negara Indonesia.
2. Bahasa Indonesia secara:
 Secara sudut pandang historis, juga dipakai sebagai nama bangsa yang menjadi nenek
moyang penduduk kepulauan Nusantara, yang dikenal sebagai rumpun Indo-Melayu
SYAYIDATUL ZUHRAH AL-MUNAWARAH
NIM 1951042004
PBSI IIIA
terdiri Proto Melayu (Melayu Tua/Melayu Polinesia) dan Deutero Melayu (Melayu
Muda). Setelah mengalami kurun masa yang panjang sampai dengan kedatangan dan
perkembangannya agama Islam, suku Melayu sebagai etnik mengalami penyempitan
makna menjadi sebuah etnoreligius (Muslim) yang sebenarnya di dalamnya juga telah
mengalami amalgamasi dari beberapa unsur etnik.
 Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi diakui pada
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar
sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.”
 Secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah
Kemerdekaan Indonesia. dalam Undang-Undang Dasar RI tahun 1945 pasal 36 bahwa
bahasa Negara adalah bahasa Indonesia.

3. Bunyi pasal 35 dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
“Pasal 35 (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan publikasi
karya ilmiah di Indonesia. (2) Penulisan dan publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk tujuan atau bidang kajian khusus dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa
asing”.
Penggunaan kata adalah, ialah, dan yakni/yaitu sering dipertukarkan, agar kalimat yang
kamu
sampaikan itu efektif dan komunikatif, perhatikan penggunaan kata adalah, ialah, dan
yaitu, berikut ini .
a. Pemakaian kata adalah :
1. Makna identik /serupa
Contoh : Pancasila adalah falsafah bangsa Indonesia
2 Sama maknanya dengan
Contoh : Desember adalah bulan kedua belas
3 Termasuk dalam kelompok/golongan
Contoh : Saya adalah pengangum ki Hajar Dewantara
b. Pemakaian kata ialah :
SYAYIDATUL ZUHRAH AL-MUNAWARAH
NIM 1951042004
PBSI IIIA
Penghubung di antara dua penggal kalimat yang menegaskan perincian atau penjelasan
atas penggalan kalimat yang pertama itu.
Contoh : yang perlu dikerjakan sekorang ialah membawa korban ke rumah sakit
c. Pemakaian kata yakni dan yaitu :
Kata penghubung yang digunakan untuk memerinci keterangan kalimat ; yakni
Contoh : Yang pergi tahun ini dua orang, yaitu saya dan dia
4. Makna:
c. Ungkapan
1. mengadu untung (mencoba-coba berbuat dengan harapan beroleh untung atau nasib
baik)
2. mengadu ujung jarum (melakukan pekerjaan yang sangat sulit)
3. berada di luar garis ( berada diluar batas atau keterlaluan)
4. air pembasuh kaki (mendapat hadiah berupa barang murah untuk dipakai sehari-hari)
d. Peribahasa
1. Adat diisi, janji dilabuh (adat harus dijalankan, persetujuan harus ditepati)
2. Siapa jala, siapa terjun ( jika menginginkan sesuatu, harus berusaha)
3. Tegak meninjau jarah, duduk meraut ranjau (selalu bekerja atau tidak membuang-
buang waktu)
4. Adat diisi, janji dilabuh (adat harus dijalankan, persetujuan harus ditepati)
5. Tegak meninjau jarah, duduk meraut ranjau (selalu bekerja atau tidak membuang-
buang waktu)

Anda mungkin juga menyukai