praktek sehari-hari klasifikai secara klinis lebih mudah untuk ditegakkan. Klasifikasi ini berguna
dalam menentkan pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan yang tepat bagi pasien (Fitria,
2013).
imunologik: urtikaria autoimun, kontak alergi, dan kompleks imun. 2) urtikaria non-imunologik:
urtikaria fisik, karna obat-obatan, dan kontak non-alergi. 3) urtikaria idiopatik. Secara klinis
menjadi 3 kelompok, yaitu 1) urtikaria spontan: urtikaria akut dan kronis. 2) urtikaria fisik:
urtikaria dermografik, delayed pressure, panas, dingin, solar, dan getaran. 3) urtikaria spesifik:
Gambaran Klinis
Rasa gatal yang hebat hampir selalu menjadi keluhan subjektif pasien urtikaria, keluhan
lain yang dapat juga timbul yaitu rasa terbakar atau rasa tertusuk. Secara klinis tampak lesi urtika
(eritema dan edema setempat yang berbatas tegas) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Bagian
tengah lesi kadang tampak lebih pucat. Bila terlihat urtika dengan bentuk popular, perlu
submukosa, akan terlihat edema dengan batas difus dan disebut angioedema. Umumnya pada
kondisi angioedema tidak dijumpai adanya keluhan rasa gatal, namun pasien mengeluhkan rasa
terbakar.
Urtikatia akibat tekanan mekanis dapat dijumpai pada tempat-tempat yang tertekan
pakaian, misalnya di sekitar pinggang. Bentuknya sesuai dengan tekanan yang menjadi
penyebab. Pada pasien dengan kondisi ini uji demografisme menimbulkan lesi urtika yang linier
pada kulit setelah digores benda tumpul. Pada urtikaria kolinergik akan tampak gambaran yang
khas, yaitu urtika dengan ukuran kecil 2-3mm, folikular, dan dipicu oleh peningkatan suhu tubuh
akibat latihan fisik, suhu lingkungan yang sangat pana, dan emosi.