Anda di halaman 1dari 3

Judul : Rumple leed Test/ Pemeriksaan Pembendungan

Sistem : Sistem Hematologi dan Imunologi


Semester III

Deskripsi Umum
1. Overview: Tensimeter membendung aliran darah lengan bawah dengan tekanan
antara sistole dan diastole untuk waktu tertentu. Dihitung berapa buah ptechiae
yang timbul selama percobaan berlangsung. Test ini tidak spesifik. Tidak
dianjurkan untuk menilai faal trombosit walaupun test ini memberikan hasil
abnormal pada berbagai kelainan trombosit seperti trombositopenia, penyakit
von Willebrand, demam berdarah dengue dan sebagainya.Tes akan memberikan
hasil positif pada purpura yang tidak ada hubungan dengan jumlah dan faal
trombosit seperti pada kerusakan endotel kapiler, defisiensi pada substansi darah
intraselular dan penyakit dan penyakit scrobut.
2. Tujuan keterampilan ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan tes rumple
leed sebagai pemeriksaan fisik pada kasus pasien dengan kelainan hematologi.
3. Prasyarat keterampilan klinik ini adalah mahasiswa telah mendapatkan
pengetahuan mengenai anatomi, fisiologi, dan penyakit-penyakit hematologi dan
imunologi.

Alat dan Bahan


1. Tensimeter 1 buah
2. Stetoskop 1 buah

Prosedur
Cara Pemeriksaan
1. Ukur tekanan darah pasien, lalu rata-ratakan jumlah nilai sistole dan diastole
kemudian dibagi dua.
2. Pasang tensimeter pada lengan atas pasien dan buatlah lingkaran dengan pena
kulit pada bagian volar lengan bawah dengan diameter lebih kurang 5 cm.
3. Pompa tensimeter hingga tekanan mencapai nilai rata-rata sistole dan diastole
(umumnya 100 mmHg). Biarkan selama 10 menit.
4. Lepaskan tensimeter dan perhatikan kulit lengan bawah terutama daerah yang
telah dilingkari.
5. Perhatikan adanya bintik – bintik merah dalam lingkaran.
Pembacaan
1+ : petechie halus yang baru tampak dengan kaca pembesar
2+ : lebih kurang 10 buah ptechie (jelas)
3+ : banyak petechie
4+ : seluruh lengan bawah penuh petechie.

Penyebab petechie :
 Trombositopenia (jumlah trombosit < 100 x 109/L)
 Peningkatan destruksi : imunologi (immune thrombocytopenic purpura/ ITP, SLE,
obat – obatan [kina, sulfonamid, metildopa]) dan non imunologi (penghancuran
[katup jantung prostetik], konsumsi meningkat [dissaminated intravascular
coagulation / DIC], perdarahan)
 Penurunan produksi : aplasia sum-sum tulang (obat – obatan, bahan kimia,
radiasi), invasi sum-sum tulang (karsinoma, myeloma, leukemia, fibrosis)
 Sekuestrasi : hipersplenisme, disfungsi trombosit
 Congenital or familial Acquired: myeloproliferative disease, dysproteinaemia,
penyakit ginjal kronik, penyakit hati kronik, obat – obatan (aspirin)
 Perdarahan akibat kelainan pembuluh darah kecil
 Infeksi : endocarditis, septisemia (meningokokal), exantemata virus (measles)
 Obat – obatan : steroid
 Scurvy (defesiensi vitamin C)
 Polifolikuler purpura klasik pada tungkai bawah seperti pada Cushing’s syndrome
vasculitis, poliarteritis nodosa, Henoch-Schö nlein purpura, emboli lemak
disproteinemia
Contoh Kasus:
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan demam
selama 3 hari. Demam naik turun dan disertai sakit kepala, mual muntah dan nyeri
ulu hati. Adanya keluhan nyeri sendi dan nyeri kepala saat demam

Referensi:
1. Bickley Lynn S, Tehniques Examination, Bate’s guide to physical
examination and hystory taking 12th Ed, 2017 : 813 – 829
2. Talley Nicholas J, O’Connor Simon, Clinical Examination : A Systemic
Guide to Physical Diagnosis, seventh Ed, Elsevier Australia, 2014 :
chapter 20, 265 – 269.
3. Kroll Michael H, Hematology, Aproach to Internal Medicine A resource
book for clinical practice, 4th Ed, 2015: 158 - 202

Anda mungkin juga menyukai