NPM : 2306260851
Kelas : MPKT (Kls. 14)
Kewarganegaraan
Pengertian dari kewarganegaraan itu sendiri terikat dengan warga negara. Pada
masa Yunani Kuno, warga negara memiliki status istimewa namun teridentifikasi
sebagai orang bebas. Warga negara berhak untuk ikut dalam hal-hal yang bersangkutan
tentang kepengurusan negara. Pada zaman tersebut kewarganegaraan merupakan julukan
istimewa untuk orang-orang kaya.
Namun seiring berjalannya waktu, bentuk negara ikut berubah yang semulanya
monarki absolut menjadi negara-bangsa modern. Perubahan tersebut didasarkan pada
nasionalisme, demokrasi, republik serta HAM. Ketika sistem negara-negara mulai
berevolusi dari monarki absolut menjadi negara-bangsa modern, negara modern mulai
mengakui atas status legal warga negara dan hak-hak sipil mereka. Yang semulanya
julukan tersebut hanya diberikan kepada orang kaya, setelah revolusi sistem negara
tersebut semua warga menjadi diberikan hak-hak sipilnya tanpa memandang status
sosial.
Sebelum meraih masa kemerdekaan pada tahun 1945 dengan terciptanya teks Proklamasi
serta UUD 1945, Indonesia dijajah oleh Belanda. Pada masa pemerintahan Belanda Indonesia
terbagi oleh status sosialnya. Belanda tidak memerintah secara langsung namun menggunakan
golongan priyayi sebagai perantara. Pada zaman tersebut yang memiliki pengaruh besar adalah
golongan elit priyayi. Sedangkan untuk golongan orang biasa memiliki keterbatasan berbeda
dengan golongan priyayi yang bisa mengakses pendidikan dengan mudah.
Namun setelah meraih kemerdekaan dan terciptanya UUD 1945 yang menegaskan
mengenai kesetaraan hak dan kewajiban bagi seluruh warga negara. Peringkat status sosial
dihapuskan, kedudukan semua warga negara adalah setara tanpa memandang perbedaan suku
dan ras.
Namun diberikan kesempatan untuk kembali jadi WNI untuk yang kehilangan
kewarganegaraannya karena mengikuti orang lain (baik suami atau istri maupun anak yang
mengikuti orang tua).
4.5 Hubungan Timbal Balik antara Warga Negara dan Negara
Sudah sepatutnya sebagai warga negara yang baik untuk melakukan hubungan timbal
balik yang saling menguntungkan dann tidak merugikan. Sebagaimana yang telah disebut dalam
Alinea keempat pembukaan UUD 1945, yaitu
1). Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2). Memajukan kesejahteraan umum
3.) Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
4.) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
Dari ke empat hal tersebut yang juga menjadi prinsip kita sebagai warga negara
Indonesia untuk menerapkan apa-apa yang menjadi sila dalam Pancasila serta prinsp negara
kesatuan. Tujuan dari prinsip negara kesatuan itu sendiri adalah menyatukan seluruh kalangan
bangsa serta mencegah terjadinya perpecahan, provinsialisme dan separatism antar daerah di
Indonesia. Seperti apa kata semboyan pada Pancasila yaitu ‘Bhinneka Tunggal Ika’ yang berarti
berbeda-beda tapi tetap satu. Bahwa dengan beragamnya daerah, ras, suku, agama yang ada di
Indonesia, dengan perbedaan itu kita harus bersatu dan bukan berpecah-belah.