Anda di halaman 1dari 16

Perilaku Konsumen Pengguna Instagram di Era Marketing 4.0.

Pada Gondrong Drink

Ega Saputra
Egasptra10@gmail.com

Abstrak: Tujuan dilakukannya penelitian untuk menganalisa Perilaku Konsumen


Pengguna Instagram di Era Marketing 4.0 Pada Gondrong Coffe.
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode
wawancara dan dokumentasi.
Populasi pada penelitian ini berjumlah 1 yaitu langsung kepada owner Gondrong Coffe
,dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 1 orang responden.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi online maupun offline yang sudah
dijalankan terbilang berhasil dan jika terdapat kendala owner juga dapat mengatasinya. Memang,
peneliti tidak banyak mewawancarai owner sampai ke akar-akarnya tapi dari beberapa penjelasan
yang sudah didapatkan peneliti dari owner sudah cukup banyak menggambarkan apa yang sudah
terjadi dilapangan saat ini.
Kata Kunci : Perilaku Konsumen, Era Marketing 4.0.

Abstract: Research Objectives for Analysis of Instagram Consumer Behavior in the


Marketing 4.0 Era at Gondrong Coffee.
The type of research conducted in this study uses qualitative methods. The data collection
techniques used in this study used interviews and documentation.
The population in this study amounted to 1, namely directly to the owner of Gondrong
Coffee, with the number of samples taken as many as 1 respondent.
The results of this study indicate that the online offline strategy that has been implemented
is considered successful and if there are obstacles, both can be overcome. Indeed, the researchers
did not interview the owners down to the roots, but from the explanations that have been obtained
from the researchers, it is sufficient to describe what has happened in the field at this time.
Keywords : Consumen Behavior, Marketing Age 4.0.

1
I. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi pada saat ini, pangsa pasar yang diinginkan serta

sektor bisnis mengalami tidak mungkin memiliki banyak

perkembangan yang sangat maju konsumen jika hanya sekedar

dengan pesat, baik itu dalam sektor mengutamakan kualitas suatu produk

bisnis jasa maupun perdagangan. Hal saja, melainkan keberhasilan suatu

ini seiring dengan mengikuti perusahaan untuk menarik para

perkembangan zaman yang semakin konsumen dan calon konsumen

berkembang dengan sangat maju. banyak dipengaruhi oleh beberapa

Untuk dapat memenangkan faktor pendukung lainnya, agar

persaingan bisnis yang ketat pada saat nantinya dapat menarik konsumen

ini, perusahaan harus menerapkan agar membeli produk dari suatu

suatu strategi yang tepat, peran perusahaan tersebut.

strategi pemasaran merupakan hal Keberhasilannya suatu sektor

yang sangat krusial bagi suatu bisnis bisnis harus ditentukan oleh suatu

agar mampu bersaing ditengah strategi pemasaran yang tepat, salah

persaingan yang ketat ini, serta untuk satu strategi yang memiliki peranan

terciptanya suatu keinginan yang yang penting dalam proses pemasaran

ingin dicapai oleh suatu perusahaan. dalam mensukseskan penjualan suatu

Dunia persaingan pada sektor produk yang akan dijual adalah

bisnis tidak akan mengalami saluran distribusi. Distribusi

kemenangan dalam mendapatkan merupakan suatu kegiatan yang harus

3
dilakukan para pembisnis yang bertujuan mendapatkan barang. Dan bisa juga

untuk menyalurkan, menyebarkan, disebutkan dengan kata lain yaitu

mengirimkan serta menyalurkan barang pemasaran.

yang dipasarkannya itu kepada konsumen. Setiap perusahaan dibidang jasa

Kemajuan teknologi dalam beberapa maupun penjualan harus bisa

tahun ini mengalami perkembangan yang memanfaaatkan kemajuan teknologi tersebut

sangat pesat, kehadiran internet maupun hal itu merupakan salah satu bentuk strategi

smartphone yang dapat memudahkan akses- pemasaran guna untuk memajukan serta

akses didalam kehidupan dan mengubah meluaskan keuntungan bagi perusahaan

pola perilaku masyarakat mulai dari gaya yang sedang dijalankan.

hidup maupun dalam berkomunikasi dan Digital marketing maupun

hingga dalam memandang sesuatu sekarang tradisional selalu berdampingan. Hal ini

ini. Didunia marketing sendiri, kehadiran bertujuan untuk mendapatkan advokasi dari

teknologi informasi memberikan dampak pelanggan. Menurut pendapat ahli oleh

yang cukup besar. Semua yang saat ini Kotler, Philip, Hermawan Kartajaya (2016)

dilakukan dalam kegiatan marketing beralih dalam bukunya yang berjudul Marketing 4.0

ke dunia maya. Dewi & Darma (2019). Moving from Traditional to Digital, pola

Diketahui pada saat ini, manusia pembelian konsumen yang dulunya sangat

sedang berada di era marketing 4.0. sederhana yaitu :

Marketing 4.0 disebut sebagai pendekatan Aware – Attitude – Act – Act Again

pemasaran yang mengkombinasikan antara Kini proses pembelian oleh konsumen

interaksi online maupun offline antara menjadi lebih panjang menjad 5A,

perusahaan dan konsumen, yang yaitu :

memudahkan akses dalam melakukan Aware – Appeal – Ask – Act – Advocate

penjualan bagi perusahaan dan juga Instagram saat ini menjadi salah satu

memudahkan konsumen dalam media sosial yang favorit dan banyak

4
pengguna yang memakai aplikasi ini. terletak di jalan Wiratno tepatnya berada di

Kepopuleran instagram sudah bisa dikatakan gerai lingkungan Isana Market.

berhasil dengan kemajuan yang pesat dalam Owner Gondrong Drink memanfaat

beberapa tahun saja. Instagram bisa dan melihat situasai yang menguntungkan

dikatakan aplikasi yang menarik dari e-commerce sosial media (instagram),

dikarenakan bisa memposting foto maupun dimana dari hasil observasi yang peneliti

video dalam mempromosikan suatu barang, lakukan dan tanyakan ke owner potensi yang

karena keunggulan tersebut membuat besar ialah dimana dalam dunia marketing

instagram menjadi salah satu peminat yang dalam memposting suatu usaha di plafom

banyak diikutin sehingga dapat memperkuat tersebut jangkauan koneksi yang bisa

hubungan antara perusahaan dan pelanggan. melihat produknya sangatlah luas dan bisa

Fitur-fitur di aplikasi instagram juga salah dilihat oleh berbagai macam kalangan.

satu faktor tambahan yang tidak bisa Oleh sebab itu owner langsung

dianggap sebelah mata juga. Hal tersebut memanfaatkan hal tersebut. Dari berbagai

juga merupakan faktor pendukung yang bisa macam strategi sudah diterapkannya salah

di meningkatkan daya jual kepada satunya adalah memposting foto maupun

konsumen. video jualanya, dan beberapa sekali siowner

Salah satu usaha yang memanfaatkan melakukan live diinstagram agar mampu

hal tersebut adalah Gondrong Drink, menarik pelanggan. Untuk awal dalam

Gondrong Drink merupakan usaha UMKM menjalankannya terasa berat dimana

yang sudah berjalan 2 tahun yang bergerak ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Sedikit

dibidang kuliner yang salah satu produk sekali orang tertarik dengan apa yang sudah

andalannya adalah menjual kopi, kopi yang owner tawarkan. Tetapi, kemudian kunci

dijual oleh gondrong drink merupakan kopi utamanya adalah dengan konsisten dan

yang beranekaragam, ada kopi yang berasal menawarkan promo-promo yang menarik

dari lokal maupun impor dari luar, yang guna mampu menarik konsumen dan hal itu

5
sekarang sesuai dengan apa yang owner yang baik kepada para pelanggan saat ini

harpakan sehingga mampu merubah maupun pelanggan potensial.

pandangan dari perilaku konsumen di sosial Marketing 4.0

media (instagram) Menurut Armstrong, G., & Kotler

Berdasarkan uraian diatas, penulis (2017) dalam bukunya yang berjudul

merasa perlu untuk meneliti eksplorasi pola Marketing 4.0 Moving from Traditional to

Perilaku Konsumen Pengguna Instagram Digital, Marketing 4.0 merupakan

Di Era Marketing 4.0. Pada Gondrong pendekatan pemasaran yang

Drink mengkombinasikan interaksi online dan

offline antara perusahaan dan konsumen,

II. TINJAUAN PUSTAKA memadukan gaya dengan substansi dalam

Pemasaran membentuk brand yang pada akhirnya akan

Menurut Budiyanto (2020) melengkapi hubungan machine to machine

mendefinisikan bahwa pemasaran adalah dengan sentuhan antar manusia untuk

suatu proses manajerial guna untuk meningkatkan customer engagement atau

memperoleh sesuatu dengan cara keterlibatan pelanggan Dharma (2012).

menciptakan, menawarkan, serta melakukan Digital marketing dan traditional marketing

suatu pertukaran produk yang sama-sama akan saling berdampingan dalam konsep

ada nilai nya dengan pihak lainnya. Marketing 4.0 dengan tujuan akhir yaitu

Menurut Abdullah (2012) memenangkan advokasi pelanggan Darma

mengemukakan bahwa pemasaran adalah (2019)

suatu sistem yang bersifat total dari suatu Marketing 4.0 merupakan pola

kegiatan bisnis yang telah direncanakan pemasaran baru yang mengacu kepada

untuk menentukan harga, mempromosikan perilaku pelanggan di era digital, menurut

dan mendistribusikan barang-barang yang (Kotler, Philip, Hermawan Kartajaya, 2016)

telah dapat memuaskan keinginan dan jasa Konektifitas yang ada pada era marketing 4.0

6
pengaruh dari kesesuaian sosial semakin interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi,

tumbuh untuk semua pihak. Pelanggan perilaku dan lingkungannya di mana

semakin peduli dengan pendapat orang lain. manusia melakukan kegiatan pertukaran

Digital Marketing dalam hidup mereka. R. Dharma, (2017)

Menurut Coviello, Milley and Esa Khoirinnisa, ,(2016)

Marcolin dalam Fawaid (2017), Digital mendefinisikan bahwa perilaku konsumen

Marketing adalah penggunaan internet dan adalah tindakan yang langsung terlibat

penggunaan teknologi interaktif lain untuk dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

membuat dan menghubungkan dialog antara menghabiskan produk atau jasa, termasuk

perusahaan dan konsumen yang telah proses pengambilan keputusan yang

teridentifikasi. Mereka juga berpendapat mendahului dan menyusuli tindakan

bahwa e-marketing merupakan bagian dari tersebut.

e-commerce. Menurut Kottler dan Keller dalam

Menurut Muljono (2018) Digital (Kurniasih, 2018) perilaku konsumen adalah

marketing menggunakan internet dan studi bagaimana individu, kelompok dan

teknologi informasi sebagai media organisasi memilih, membeli, menggunakan

pemasaran. Kebutuhan untuk menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau

media internet sebagai mediia pemasara pengalaman untuk memuaskan keinginan

untuk memperluas dan meningkatkan fungsi dan kebutuhan mereka.

marketing tradisional. Definisi ini

berkonsentrasi pada seluruh marketing

tradisional.

Perilaku Konsumen

The American Marketing Association

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

berikut : Perilaku konsumen merupakan

7
Kerangka Pemikiran 3. Penelitian yang dilakukan oleh Okta et al.,

Gambar 2.1 (2018), dengan judul “Analisis Perilaku

Konsep Kerangka Pemikiran Konsumen Dalam Melakukan Online

Gondrong Shopping Dikota Makassar” jurnal

Drink Manajemen, ide, inspirasi: vol.5, No.1

Desember 2018.

Menganalisis Perilaku Konsumen B. Internasional

Pengguna Instagram di Era 1. Penelitian yang dilakukan oleh Paul &

Marketing 4.0 Pada Gondrong Rana (2012) dengan judul “Consumer

Drink Behavior and Purchase Intention For

Sumber: Konsep yang disesuaikan untuk Organic Food”. Journal Of Consumer

penelitian (2022) Marketing Volume 29- Number 6

2. Penelitian yang dilakukan oleh Serra

Penelitian Terdahulu Cantallops & Salvi (2014) dengan judul

A. Nasional “New Consumer Behavior: Areview Of

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sukwadi Research On EWOM and Hotels”.

et al., (2016), dengan judul “Perilaku International Journal Of Hospitality

Konsumen dalam Pemilihan Online Management: 36.

Shop Instagram” jurnal Metris: 123-132.


III. METODE PENELITIAN
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ainur
Penelitian ini menggunakan
Rohmah (2020), dengan judul “Pandemi
penelitian pendekatan kualitatif, karena
Covid-19 Dan Dampaknya Terhadap
metode kualitaif dianggap sesuai untuk
Perilaku Konsumen Diindonesia”
menggambarkan fenomena, sehingga hasil
jurnal Inovasi Penelitian: vol.1, No.7
yang dipaparkan dapat dibaca dengan lebih
Desember 2020.
menarik dan yang paling utama dapat

8
memudahkan peneliti dalam memaparkan terkait barang yang dijual, lokasi, dan

hasil penelitiannya kepada pembaca dan akun Instagram.

hasil penelitian ini dijabarkan dengan berupa 3. Dalam penelitian ini, peneliti akan

kalimat sesuai dengan keadaan yang terjadi melakukan wawancara dengan

dilapangan. subjek dalam penelitian ini yaitu

Subjek yang dipilih pada penelitian owner Gondrong DrinkI.

ini adalah Gondrong Drink, yang menjual A. Jenis Data

berbagai macam jenis kopi dengan brand 1. Data Primer

lokal maupun impor. Dalam menjalankan Data primer adalah data yang diperoleh

bisnisnya Gondrong Drink memadukan dua dari sumber pertama. Dengan kata lain data

jenis strategi pemasaran yaitu strategi pengumpulannya dilakukan sendiri oleh

pemasaran digital marketing maupun peneliti secara langsung seperti hasil

tradisional kepada para konsumennya, dan wawancara. Data primer dalam penelitian ini

yang menjadi target utamanya adalah anak adalah melakukan wawancara kepada pihak

muda pada era marketing 4.0. Perilaku Konsumen Pengguna Instagram di

Pemilihan informan dilakukan Era Marketing 4.0.Pada Gondrong Drink

dengan menggunakan metode Random 2. Data Sekunder

Sampling dimana informan yang dipilih Data Sekunder adalah data yang

dianggap memenuhi kriteria tertentu dari dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh

peneliti. Adapun kriteria yang ditentukan data yang dikumpulkan sendiri untuk tujuan

peneliti yaitu : lain. Sumber data yang digunakan dalam

1. Informan merupakan penelitian ini adalah studi pustaka, buku-

pedagang/owner dari Gondrong buku literatur dan jurnal yang berkaitan

Drink dengan objek penelitian, yaitu Perilaku

2. Informan mengetahui tentang Konsumen Pengguna Instagram di Era

keberadaan Gondrong Drink, baik itu Marketing 4.0.Pada Gondrong Drink

9
B. Teknik Pengumpulan Data penelitian ini observasi akan dilakukan

Menurut Sugiyono (2013) untuk melihat Perilaku Konsumen Pengguna

menyatakan bahwa dalam penelitian Instagram di Era Marketing 4.0.Pada

kualitatif, pengumpulan data dilakukan Gondrong Drink

dengan natural setting (kondisi yang 2. Wawancara

alamiah), Menurut Esterberg dalam (Sugiyono

sumber data primer dan teknik pengumpulan 2013) Wawancara adalah merupakan

data lebih banyak pada observasi berperan pertemuan dua orang untuk bertukar

serta, wawancara dan dokumentasi. Teknik informasi dan ide melalui tanya jawab,

pengumpulan data merupakan langkah yang sehingga dapat dikonstruksikan makna

paling strategis dalam penelitian data yang dalam suatu topik tertentu. Wawancara

digunakan dalam peneliti adalah teknik dalam hal ini melakukan tanya jawab secara

pengumpulan data yang dilakukan dengan langsung dengan Perilaku Konsumen

melakukan wawancara dan dokumentasi. Pengguna Instagram di Era Marketing

1. Observasi 4.0.Pada Gondrong Drink.

Menurut Sugiyono (2013) teknik 3. Studi Pustaka

observasi merupakan suatu proses yang Studi pustaka menurut Sugiyono (2013)

komplek dan sulit, yang tersusun dari suatu juga berarti teknik pengumpulan data dengan

proses biologis dan proses psikologis melakukan penelaahan terhadap buku,

diantaranya yang terpenting adalah literatur, catatan, serta berbagai laporan yang

pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian berkaitan dengan masalah yang ingin

ini, observasi yang digunakan yaitu dipecahkan.

observasi terstruktur yang telah dirancang

secara sistematis, tentang apa yang diamati, IV. PEMBAHASAN

kapan dan dimana tempatnya, dengan alat Kartajaya (2014) menyatakan bahwa

pengumpul data yaitu check list. Dalam seorang konsumen yang mengenal brand

10
adslah melalui sebuah iklan, berdasarkan lakukan dapat berguna ke orang-orang

hasil penelitian yang didapatkan langsung banyak.

oleh owner Gondrong Drink, dampak dari Kembali lagi pembahasan bagaimana

penggunaan promosi melalui media sosial strategi pemasaran Gondrong Drink yang

(instagram) sangat berdampak besar memiliki akun media sosial instagram

untuknya. Dan dalam waktu sebentar @Gondrong_Drink1 dan cukup banyak

produknya langsung dikenal banyak orang. mempunyai para pengikut (Followers)

Dari pernyataan owner produknya juga keteratrikan lainnya adalah bagaimana kami

langsung banyak dikenal oleh konsumen melakukan strategi, dan pendapat konsumen

dikarenakan produknya juga menyatakan bahwa apa yang diposting

direkomendasikan ke orang-lain. Seperti Gondrong Drink di media sosial instagram

layaknya word of mouth (mulut ke mulut). memiliki tampilan yang menarik dan juga

Terkesan dan lebih percaya karena yang menjanjikan sehingga mengubah perilaku

memberi informasi tersebut sudah soerang konsumen untuk datang dan

mengalami pengalaman dalam membeli membeli produk dari gondrong drink.

produk dari Gondrong Drink. Namun tidak Gondrong Drink berhasil membangun

hanya fokus dalam penjualan saja, owner brand attraction dengan physicality dan

mengatakan Gondrong Coffe juga intellectuality. Kartajaya (2014) dalam

melakukan kegiatan lain yang dapat juga WOW Marketing bahwa di era saat ini fase

membantu orang banyak sehingga dapat offline dan online tidak bisa terpisahkan.

dikatakan gondrong coffe juga melakukan Media online akan menimbulkan pertanyaan

amal sosial kepada masyarakat yang kurang tentang produk dan fase offline akan

mampu. Memang bisa dikatakan Gondrong mengonfirmasinya. Hal ini juga

Coffe belum berjalan lama, tapi setidaknya diungkapkan oleh owner dimana terdapat

owner mengatakan kegiatan yang apa kami dua orang konsumennya yang mengatakan

bahwa mereka tertarik karena Gondrong

11
Drink memiliki offline store yang cukup Peneliti mencerminkan bahwasanya

nyaman maupun bersih sehingga konsumen informan ini memiliki kebanggan, jika bisa

dapat menikmati produknya dengan baik. memberikan sesuatu yang menarik, berbeda

Kemudian ketika peneliti bertanya, jika dan dilakukan melalui online maupun

ada informasi tambahan yang mereka offline. Hal tersebut bisa dikatakan

butuhkan, apakah informan akan bahwasannya perubahan perilaku konsumen

memanfaatkan fitur komentar atau direct juga disebabkan meningkatnya pengguna

message di Instagram untuk terhubung teknologi termasuk didalam media sosial

dengan pihak @Gondrong_Drink1, para sebagai saran untuk ekstensi diri, maupun

informan menjawab lebih memilih platform aktualisasi diri seorang konsumen. Terlebih

lain untuk memperoleh informasi karena dalam setelah mengkonsumsi terhadap suatu

berdasarkan pengalaman bertanya kepada produk yang sangat diharapkannya sehingga

online store lain melalui kolom komentar dapat memberikan nilai-nilai, sebagai simbol

maupun direct message akan mendapat kelas dan status ekonomi.

tanggapan yang lambat. karena waktu di era Peneliti juga menanyakan kepada owner

Marketing 4.0 bisa menyebabkan hilangnya terhadap berpakaian dalam melakukan siaran

nilai yang bisa diciptakan, apalagi di masa langsung (live) di instagram ? iowner

ini ketika situasi lingkungan menjadi menjawab bahwasannya berpakaian juga

semakin dinamis. Karena itu, operasi dua berpengaruh terhadap hal itu dikarenakan

puluh empat jam sangatlah penting. pandangan oleh seorang konsumen dapat

Informan menunjukkan bahwa bahwa merubah perilakunya, dan kalau siowner

citra dalam pembelanjaan online yang bagus berpenampilan biasa-biasa saja pasti

dan m,enarik juga merupakan kebanggan pandangan seorang konsumen akan menjadi

tersendriri bagi penikmatnya seperti yang negatif karena kesannya tidak dapat

sudah diungkapkan oleh pelanggan owner mengurus diri sendiri apalagi terhadap usaha

kepada owner. yang telah dijalankannya.

12
Dan hal itu dapat simpulkan oleh peneliti dari owner sudah cukup banyak

bahwasannya pakaiam menjadi salah satu menggambarkan apa yang sudah terjadi

faktor penentu lainnya sebagai penilaian dilapangan saat ini.

yang baik dan hal ini juga dibuktikan saat Kartajaya (2014) melihat aspek yang

peneliti juga mewancarai langsung terhadap akan mendefinisikan customer path di era

owner bahwasannya owner juga menjaga yang lebih kompetitif salah satunya adalah

kerapian berpakaiannya yang bermerek dan customer path tidak harus serial, bisa lompat

modis seperti anak muda lainnya. Tidak dan bolak balik. Setelah peneliti menganalisa

salah hal tersebut sebagai nilai-nilai seluruh hasil wawancara, peneliti

simbiotik yang melekat. menemukan bahwa dalam penelitian ini

Di era Marketing 4.0, definisi loyalty memang tidak semua pola perilaku

telah mengalami pergeseran. Output konsumen pengguna instagram terjadi secara

customer path tidak bisa lagi hanya sampai serial.

purchase (act), tetapi bagaimana customer Dalam artian lainnya, konsumen tidak

yang sudah purchase bisa memengaruhi selalu melewati pola 5A sesuai urutan yakni

orang lain yang belum purchase dan menjadi dimulai dari tahap Aware kemudian Appeal

existing customer. (Kartajaya, 2014). dilanjutkan dengan Ask kemudian konsumen

Maka dalam penelitian ini, Brand akan Act baru setelah itu berapa pada tahap

Advocacy Ratio (BAR) dari Gondrong Drink Advocate.

dapat dikatakan cukup baik karena strategi

online maupun offline yang sudah dijalankan V. PENUTUP

terbilang berhasil dan jika terdapat kendala 1. Kesimpulan

owner juga dapat mengatasinya. Memang, Di era Marketing 4.0 pola perilaku

peneliti tidak banyak mewawancarai owner konsumen mengalami perubahan dari 4A

sampai ke akar-akarnya tapi dari beberapa (Aware, Attitude, Act dan Act Again)

penjelasan yang sudah didapatkan peneliti menjadi 5A (Aware, Appeal, Ask, Act, dan

13
Advocate). Kegiatan pemasaran mulai memperbaiki gondrong drink untuk lebih

berpindah dari konvensional menuju digital. baik lagi kedepannya dengan membangun

Media sosial yang kini banyak bermunculan fitur komentar atau direct message di

turut andil dalam penyebaran informasi Instagram yang sudah dijelaskan tadi

dalam proses pemasaran. Salah satu yang dipembahasan.

banyak digunakan adalah media sosial Strategi online maupun offline yang

Instagram. sudah dijalankan terbilang berhasil dan jika

Gondrong Drink yang menjual berbagai terdapat kendala owner juga dapat

macam brand kopi juga turut memanfaatkan mengatasinya. Memang, peneliti tidak

kepopuleran Instagram dengan membuat banyak mewawancarai owner sampai ke

akun media sosial Instagram yaitu akar-akarnya tapi dari beberapa penjelasan

@Gondrong_Drink1. Sebagian besar yang sudah didapatkan peneliti dari owner

informan mengatakan memperoleh sudah cukup banyak menggambarkan apa

informasi untuk pertama kali melalui media yang sudah terjadi dilapangan saat ini.

Instagram. Sehingga dapat disimpulkan 2. Saran

bahwa, media sosial instagram sangat Untuk kedepannya disarankan

membantu kegiatan pemasaran dalam kepada gondrong drink untuk selalu juga

meningkatkan perhatian konsumen. memperhatikan hal-hal kecil tentang usaha

Keberadaan toko offline juga bisa dikatakan yang dijalankannya dikarenakan faktor-

belum terpisahkan karena masih ada dalam faktor kecil juga menyebabkan pengaruh

kegiatan usaha yang dijalankan. Dan juga negatif dan juga selalu menerima masukan

seperti yang diketahui, Instagram memiliki dari konsumen agar memperbaiki hal-hal

fitur-fitur lain yang juga bisa dimanfaatkan. lain guna memotivasi lebih baik lagi

Gondrong Drink juga memberi kan kedepannya. Dan juga untuk berinovasi

komentar kepada konsumen jika terdapat dalam usahanya guna tidak ketinggalan

ketidakpuasaan yang dimana itu akan zaman dan konsumen tidak bosan dengan

14
usaha yang dari dulu tetap dengan hal yang

sama diperjualkan ke konsumen.

15
Daftar Pustaka Esa Khoirinnisa, Iwang Gumilar, Dan A.

Abdullah, Thamrin., F. T. (2012). N. (2016). Analisis Perilaku

Manajemen Pemasaran. Pt Raja Konsumen Dalam Keputusan

Grafindo Persada. Pembelian Produk Kaki Naga (Studi

Armstrong, G., & Kotler, P. (2017). Kasus Di Cv. Bening Jati Anugrah,

Principles Of Marketing. 17th Red. Kabupaten Bogor). Perikanan

Budiyanto, T. (2020). Strategi Pemasaran Kelautan, Vii.

Usaha Kecil Menengah Pada Ibu-Ibu Fawaid. (2017). Pengaruh Digital

Aisyiah Muhammadiyah Bali. Spekta Marketing System, Terhadap Daya

(Jurnal Pengabdian Kepada Saing Penjualan Susu Kambing Etawa.

Masyarakat : Teknologi Dan Aplikasi), Ekonomi Dan Perbankan Syariag, 4.

1(1), 17. Kartajaya, H. (2014). Marketing In Venus.

Https://Doi.Org/10.12928/Spekta.V1i1 Pt. Gramedia Pustaka Utama.

.2649 Kotler, Philip, Hermawan Kartajaya, And I.

Dewi, N. K., & Darma, G. S. (2019). S. (2016). Marketing 4.0: Moving

Strategi Investasi Dan Manajemen From Traditional To Digital. (S. & J.

Resiko Rumah Sakit Swasta Di Bali. Wiley (Ed.)). Erlangga.

Jurnal Manajemen Dan Bisnis. Kurniasih, R. (2018). Analisis Perilaku

Dharma, A. (2012). Manajemen Sumber Konsumen Terhadap Produk Batik

Daya Manusia. Rosdakarya. Tulis Banyumas. Jurnal Ekonomi,

Dharma, R. (2017). Pengaruh Kualitas Bisnis, Dan Akuntansi, 20.

Pelayanan, Kepercayaan, Dan Muljono, R. K. (2018). Digital Marketing

Kepuasan Terhadap Loyalitas Concept. Gramedia Pustaka Utama.

Pelanggan Pada Pt. Padang Tour Nofri, O., & Hafifah, A. (2018). Analisis

Wisata Pulau Padang. Ekobistek Perilaku Konsumen Dalam Melakukan

Fakultas Ekonomi. Online Shopping Di Kota Makassar.


Jurnal Minds: Manajemen Ide Dan Inovasi Penelitian, 1(3), 1–4.

Inspirasi, 5(1), 113–132. Serra Cantallops, A., & Salvi, F. (2014).

Https://Doi.Org/10.24252/Minds.V5i1. New Consumer Behavior: A Review

5054 Of Research On Ewom And Hotels.

Paul, J., & Rana, J. (2012). Consumer International Journal Of Hospitality

Behavior And Purchase Intention For Management, 36, 41–51.

Organic Food. Journal Of Consumer Https://Doi.Org/10.1016/J.Ijhm.2013.0

Marketing, 29(6), 412–422. 8.007

Https://Doi.Org/10.1108/07363761211 Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian

259223 Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

Prof.Dr.Sugiyono. (2013). Metode Alfabeta.

Penelitian Manajemen. Alfabeta,Cv. Sukwadi, R., Inderwati, M. W., & Yemima,

Rohmah, A. (2020). Pandemi Covid-19 Dan M. I. (2016). Perilaku Konsumen

Dampaknya Terhadap Perilaku Dalam Pemilihan Online Shop

Konsumen Di Indonesia. Jurnal Instagram. Jurnal Metris, 17, 123–132.

Anda mungkin juga menyukai