Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Acara 2 01 Mart 2024

Genetika dan Pemuliaan Ikan

PRESERVASI SPERMA IKAN MAS


Lalu Wahyu Budi Utomo, C1K021114,
Kelompok 5

Abstrak
Dalam melakukan kegiatan budidaya ikan mas, ketersediaan dan keberadaan benih
dengan kualitas dan kuantitas yang bagus adalah salah satu hal yang perlu menjadi perhatian
karena sangat menentukan keberhasilan dalam berusaha. Langkah langkah yang dapat
dilakukan dalam mendapatkan benih yang memiliki varietas unggul, dan dalam jumlah yang
cukup dan berkesinambungan (sustainable), adalah melalui pembenihan secara terkontrol
yakni melalui pemijahan secara buatan (induced breeding) serta diikuti juga dengan fertilisasi
buatan (artificial fertilization). Selain itu, sejalan dengan perkembangan teknologi telah
muncul berbagai macam inovasi dalam penyediaan bibit yang berkualitas. Kegiatan
praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 1 Maret 2024-selesai yang bertempat di di Gedung
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram. Parameter yang
diamati selama kegiatan meliputi warna, bau, konsistensi, pH, viabilitas, dan motilitas
sperma. Pada perlakuan minuman isotonik tidak terlihat pergerakan sperma, sedangkan pada
perlakuan pemberian akuades, air keran, dan air kelapa sperma terlihat bergerak. Kesimpulan
yang didapatkan adalah bahan yang dapat dipakai sebagai preservasi sperma adalah air keran,
akuades, dan air kelapa.

Kata Kunci: benih, ikan mas, motilitas, pH, preservasi

Pendahuluan
Ikan mas (Cyprinus carpio) termasuk kedalam jenis ikan air tawar yang banyak
dibudidayakan. Jika dibandingkan dengan jenis ikan air tawar yang lain, ikan mas
mempunyai keunggulan yakni pertumbuhan yang cepat, mudah dibudidayakan, mempunyai
nilai gizi dan juga nilai ekonomis yang tinggi. Dalam melakukan kegiatan budidaya ikan mas,
ketersediaan dan keberadaan benih dengan kualitas dan kuantitas yang bagus adalah salah
satu hal yang perlu menjadi perhatian karena sangat menentukan keberhasilan dalam
berusaha.
Menurut Setyono (2009), di dalam suatu kegiatan budidaya terdapat banyak faktor
yang dapat menjadikan usaha budidaya menjadi berhasil. Salah satu faktor tersebut adalah
penyediaan benih yang tepat sesuai waktu, mutu, jumlah serta tempat yang mudah untuk
diperoleh dengan harga yang murah. Langkah langkah yang dapat dilakukan dalam
mendapatkan benih yang memiliki varietas unggul, dan dalam jumlah yang cukup dan
berkesinambungan (sustainable), adalah melalui pembenihan secara terkontrol yakni melalui
pemijahan secara buatan (induced breeding) serta diikuti juga dengan fertilisasi buatan
(artificial fertilization). Selain itu, sejalan dengan perkembangan teknologi telah muncul
berbagai macam inovasi dalam penyediaan bibit yang berkualitas.
Usaha dan peningkatan penghasilan benih ikan mas perlu dikembangkan dikarenakan
adanya kendala yang sering terjadi saat pemijahan ikan mas secara alami dan hanya terjadi
setahun sekali, sel telur dan sel sperma tidak tersedia sepanjang tahun karena ikan mas
termasuk ikan petelur musiman, gonad ikan jantan dan ikan betina tidak matang pada waktu
1
Laporan Praktikum Acara 2 01 Mart 2024
Genetika dan Pemuliaan Ikan

yang sama di kolam pemeliharaan. Selain itu motilitas dan viabilitas spermatozoa akan terus

2
Laporan Praktikum Acara 2 01 Mart 2024
Genetika dan Pemuliaan Ikan

berkurang setelah dikeluarkan dari tubuh ikan. Salah satu cara yang bisa menyediakan ikan
mas sepanjang tahun yaitu melalui preservasi spermatozoa induk jantan (Rustidja, 2000).
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup
sperma diluar tubuh dan larutan yang baik untuk preservasi sperma.
Bahan dan Metode
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Praktikum Genetika dan Pemuliaan Ikan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 1 Mart
2024-selesai yang bertempat di Gedung Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Mataram.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum adalah baskom, cawan petri, cover glass, kaca
preparat, kain lap, mangkok, mikroskop, nampan, pH paper, pipet tetes, saringan teh,
stopwatch, dan syringe. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air kelapa, air keras,
aquades, bulu ayam, minuman isotonik, sel telur induk betina, susu beruang, sperma induk
jantan, dan tissue.
Prosedur Kerja
Prosedur Pengambilan Sperma Ikan
Sperma yang digunakan pada praktikum adalah sperma induk jantan ikan mas. Induk
jantan ikan mas yang telah matang gonad, diurut perutnya secara hati– hati kearah lubang
sampai spermanya keluar. Sperma yang keluar langsung dihisap menggunakan syringe tanpa
jarum.
Prosedur Pengukuran pH Sperma Ikan
Perhitungan dilakukan dengan meletakkan sperma pada cawan petri, kemudian
diteteskan dengan masing masing bahan sesuai perlakuan dan diaduk sampai tercampur
merata. Setelah itu, diukur nilai pH masing masing perlakuan menggunakan kertas lakmus.
Diamati warna pada kertas lakmus dan dicatat hasilnya.
Prosedur Pengamatan Dengan Masing-Masing Bahan Yang Diujikan
Pengamatan sperma mulai dilakukan dengan menghidupkan stopwatch saat sperma
diteteskan ke masing – masing bahan, yaitu air keran, akuades, minuman isotonik, susu
beruang, air kelapa, dan NaCl. Setelah itu sperma langsung diamati dibawah mikroskop.
Amati berapa lama sperma tersebut bergerak (motil) hingga mati lalu catat dan beri angka
motilitas. Hasil
Tabel 1.1 Hasil uji sperma ikan mas (Cyprinus carpio)
Parameter Karakteristik Hasil Pengamatan
Sperma segar Volume 2,5 ml
Warna Putih Susu
Bau Amis
Konsistensi Kental
pH 7,2
Viabilitas 120 detik
Indeks Motilitas 5
Air Keran pH 6,5
Viabilitas 100 detik
Indeks Motilitas 3
Aquades pH 7,1
Viabilitas 108 detik
Indeks Motilitas 4

3
Laporan Praktikum Acara 2 01 Mart 2024
Genetika dan Pemuliaan Ikan

Air kelapa pH 6,1


Viabilitas 80 detik
Indeks Motilitas 3
Minuman isotonic pH 4,5
Viabilitas 0
Indeks Motilitas 0
Susu beruang pH 6,9
Viabilitas 210 detik
Indeks Motilitas 5
NaCl pH 7
Viabilitas 99 Detik
Indeks Motilitas 3

Grafik viabilitas dan motilitas

Viabilitas
250
200
150
100
50
0

SpermaAir KeranAquades Air kelapa Minuman Susu NaCl


SegarIsotonic Beruang

Motilitas
6
5
4
3
2
1
0

SpermaAir KeranAquadesAir kelapa Minuman Susu NaCl


SegarIsotonic Beruang

4
Laporan Praktikum Acara 2 01 Mart 2024
Genetika dan Pemuliaan Ikan

Gambar hasil pengamatan sperma


Air Minuman Susu
Sperma segar Air keran Aquades NaCl
kelapa isotonic Beruang

Pembahasan
Menurut Muis (2021), ikan mas tergolong sebagai ikan yang termasuk dalam filum
chordata, famili cyprinidae, dan spesies Cyprinus carpio. Ikan mas hidup didaerah dengan
ketinggian rata rata 150-600 m diatas permukaan laut dan mempunyai suhu yang berkisar
antara 25-30̊ C. Ikan mas adalah jenis ikan omnivora. Akan tetapi, makanan utamanya
biasanya yang ada dan tumbuh didasar perairan. Menurut Murtidjo (2001), ikan mas yang
dipelihara di kolam pembudidayaan dapat dipijahkan sepanjang tahun tanpa harus menunggu
musim kawin tiba, sedangkan di habitat aslinya di alam seperti sungai, danau ataupun
wilayah lainnya, ikan mas akan melakukan pemijahan di awal atau sepanjang musim hujan.
Ikan mas umunya memijah pada perairan yang dangkal. Setelah itu, ikan mas akan
menempelkan seluruh telurnya pada tanaman atau rerumputan di tepian perairan.
Ketika masuk musim untuk reproduksi, sel sperma induk jantan dapat disimpan
terlebih dahulu, sehingga ketika akan digunakan dapat langsung tersedia, tanpa perlu
menggunakan induk jantan matang gonad kembali. Penyimpanan sperma memiliki beberapa
keuntungan diantaranya dapat disimpan dalam tenggang waktu yang panjang serta dapat
digunakan setiap saat diperlukan. Preservasi sperma dibutuhkan, karena secara alami masa
hidup dari spermatozoa ikan air tawar di alam sangatlah singkat dan juga rentan setelah
keluar dari testis. Umur sperma ikan mas (Cyprinus carpio) pada perairaran tawar hanya
mampu bertahan selama 30-60 detik saja. Penyimpanan sperma memerlukan bahan yang
mampu menjaga sperma dari suhu rendah dan juga memberikan sumber energi selama proses
penyimpanan. Tanpa adanya bahan ini sperma akan mengalami kerusakan bahkan kematian
selama proses penyimpanannya. Bahan yang dibutuhkan setidaknya dapat menmberi asupan
nutrisi dan bersifat isotonik yang mampu mempertahankan tekanan osmotik dan juga
keseimbangan elektrolit yang sesuai, sehingga sperma dapat bertahan hidup lama (Kurniawan
et al., 2013).
Menurut Faqih et al., (2011) periode pematangan gamet pada induk ikan jantan. Dan
induk betina terkadang tidak selalu terjadi secara bersamaan dan akan membuat proses
pemjahan terhambat serta mengurangi ketersediaannya benih. Salah satu alternatif yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan penyimpanan atau preservasi spermatozoa ikan,
sehingga dapat digunakan dalam periode waktu yang lama dan dapat diatur
pengaplikasiannya sesuai dengan keperluan. Menurut Rahardhianto et al., (2012)
penyimpanan sperma bertujuan guna pengoptimalan jangka waktu pemakaian spermatozoa
induk jantan yang unggul untuk fertilisasi sel telur betina yang sejenis dan dilakukan secara
buatan. Selain itu, untuk memudahkan pada persilangan jenis-jenis ikan yang waktu matang
gonadnya berbeda, serta untuk memudahkan persebaran sperma ke daerah yang
membutuhkan.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sperma
5
Laporan Praktikum Acara 2 01 Mart 2024
Genetika dan Pemuliaan Ikan

segar ikan mas yang didapat memiliki kualitas yang baik. Volume sperma yang didapatkan
dari induk

6
Laporan Praktikum Acara 2 01 Mart 2024
Genetika dan Pemuliaan Ikan

ikan mas jantan adalah sebanyak 2,5 ml. Jumlah sperma yang dikeluarkan termasuk dalam
kategori jumlah yang normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Setyono (2009), indukan ikan
mas yang telah diseleksi dengan karakteristik berumur 1-2 tahun kemudian dilakukan
stripping, induk ikan mas yang matang gonad akan mengeluarkan sedikitnya 2 ml sperma.
Ketika dilakukan proses stripping, sperma yang keluar kemudian diambil menggunakan
syringe, lalu ditempatkan di wadah mangkok. Parameter selanjutnya yang diamati adalah
warna dan kekentalan sperma. Sperma yang berada di dalam mangkok diamati secara kasat
mata dan didapatkan hasil sperma ikan mas berwarna putih seperti susu. Pada pengamatan
kekentalan sperma didapatkan hasil sperma kental. Hasil ini tergolong baik. Nanggolan et al.,
(2019) menjelaskan bahwa umumnya warna sperma pada ikan mas berwarna putih susu,
berbau amis, dan kental. Pada pengamatan parameter pH, dan motilitas sperma, didapatkan
hasil sperma yang memiliki pH 7 dan indeks motilitas (IM) 5. Hasil yang didapat tergolong
baik, dengan nilai pH dan motilitas berada pada kisaran normal. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Kurniawan et al., (2013) yang menyatakan bahwa pada sperma memiliki pH 7,98.
Motilitas sperma yang terlihat pada pengamatan banyak dan aktif bergerak cepat.
Dalam menentukan sperma yang baik, paramater yang dapat digunakan adalah dengan
melihat viabilitas sperma dan motilitas sperma. Menurut Nanggolan et al., (2019) pada
pengamatan sperma, spermatozoa yang tidak bergerak belum tentu mati sehingga tidak
menghisap warna, sedangkan pada penafsiran dengan dasar bergerak dan tidak bergerak
dianggap immotil. Spermatozoa yang hidup dan tidak bergerak, diiringi defect (cacat) pada
dinding selnya dapat menghisap warna sehingga di bawah mikroskop dianggap mati
sedangkan penafsiran yang lain dianggap hidup.
Kesimpulan
Keberlangsungan hidup sperma ketika berada di luar tubuh sangat pendek dan rentan
terhadap kematian. Untuk mempertahankan kehidupan sperma dilakukan teknik preservasi
atau penyimpanan sperma. Motilitas sperma terlihat pada perlakuan yang diberi air kelapa, air
keras dan akuades. Pada minuman isotonik sperma tidak terlihat bergerak. Bahan yang dapat
digunakan sebagai preservasi sperma adalah air kelapa, air keran, dan akuades.

DAFTAR PUSTAKA
Faqih, AR (2011). Penurunan Motilitas dan Daya Fertilitas Sperma Ikan Lele Dumbo
(Clarias spp.) Pasca Perlakuan Stress Kejutan Listrik. Jurnal Ilmu Kehidupan
Eksperimental , 1(2), 72-82. https://doi.org/10.21776/ub.jels.2011.001.02.03
Kurniawan, I. Y., Basuki, F., & Susilowati, T. (2013). Penambahan Air Kelapa dan Gliserol
pada Penyimpanan Sperma Terhadap Motilitas dan Fertilitas Spermatozoa Ikan Mas
(Cyprinus carpio). Journal of Aquaculture Management and Technology, 2(1), 51-
65. Retrieved from https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jamt/article/view/1831
Muis, K. F. (2021). Reproductive Biology of Carp (Cyprinus carpio) in Batu Bulan
Reservoir, Sumbawa, West Nusa Tenggara. Journal of Global Sustainable
Agriculture, 1(2), 56- 60. https://doi.org/10.32502/jgsa.v1i2.3246
Murtidjo, B. A. (2001). Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius.

7
Laporan Praktikum Acara 2 01 Mart 2024
Genetika dan Pemuliaan Ikan

Rahardianto A, Abdul Gani N dan Trisyani. (2012). Pengaruh Konsentrasi Madu dalam NaCl
Fisiologi Terhadap Viabilitas dan Motilitas Spermatozoa ikan Patin (Pangasius
pangasius) Selama Masa Penyimpanan. Jurnal Sains dan Seni ITS, 1(1), 59.
http://dx.doi.org/10.12962/j23373520.v1i1.917
Rustidja. (2000) . Pemijahan Buatan Ikan-ikan Daerah Tropis. Bahtera Press. Malang. hal 46-
178.
Setyono, B. (2009). Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Bahan Pada Pengencer Sperma Ikan
Skim Kuning Telur Terhadap Laju Fertilisasi, Laju Penetasan Dan Sintasan Ikan Mas
(Cyprinus carpio L.). Jurnal Gamma, 5(1).Retrieved from
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2327618
Boham I. 2004. Efektivitas filter untuk budidaya ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan
sistem resirkulasi. Skripsi. Fakultas perikanan Dan Ilmu kelautan, Universitas Sam
Ratulangi. 45 hal Diansari RRVR, Arini E, Elfitasari T. 2013. Pengaruh kepadatan
yang berbeda terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan ikna Nila (Oreochromis
niloticus) pada sistem resirkulasi dengan filter zeolit. Journal of Aquaculture

Anda mungkin juga menyukai