oleh
Akhyana Arham
2100001118
2023/2024
DAFTAR ISI
Cover
DAFTAR ISI.............................................................................................................................1
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................................3
C. Pembatasan Masalah.................................................................................................4
D. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................................4
F. Manfaat Penelitian........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI................................................................................................................6
A. Deskripsi Teoritik......................................................................................................6
B. Kajian Penelitian Relavan......................................................................................19
C. Kerangka Berpikir..................................................................................................19
D. Hipotesis Penelitian.................................................................................................20
BAB III....................................................................................................................................21
METODE PENELITIAN......................................................................................................21
A. Jenis Penelitian........................................................................................................21
B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................22
C. Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................................23
D. Variabel Penelitian..................................................................................................24
E. Definisi Operasional....................................................................................................24
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data..............................................................25
G. Teknik dan Analisis Data........................................................................................27
H. Teknik dan Analisis Data........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................32
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengembangkan potensi diri mereka sehingga bisa berkontribusi pada kemajuan bangsa.
Sekolah juga berfungsi sebagai tempat atau lingkungan sosial diman remaja berinteraksi
dengan teman, guru dan orang lain. Diharapkan siswa bisa bekerjasama dengan orang lain
untuk membentuk interaksi yang baik. Pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam
mengembangkan kemampuan dan membentuk pribadi siswa yang berkualitas dan berprestasi
tinggi, tugas utama sekolah adalah mempersiapkan siswa supaya dapat mencapai hasil
kemampuan terbaik mereka. Siswa yang telah mencapai kemampuannya yang baik akan
ditunjukkan melalui hasil belajar mereka. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, siswa
harus memiliki kemampuan asertif dan kooperatif, salah satu keterampilan yang dibutuhkan
dalam kelas atau aktifitas belajar berkelompok, agar mereka dapat mencapai hasil belajar
terbaik.
Pengalaman dan cara pandang yang sempit dapat menghilangkan hambatan mental
dengan sikap kerjasama atau kooperatif. Kelompok kecil dapat bekerja sama untuk menjadi
lebih mandiri, tanggung jawab, percaya terhadap orang lain, mengeluarkan pendapat dan
membuat keputusan yang bijak. Kerjasama adalah kegiatan berkelompok yang terjadi antara
makhluk hidup yang kita kenal (Lewis Thomas dan Elaine B Johnson 2014). Kerjasama juga
dikenal sebagai beljar bersama atau berkelompok dimana orang orang bekerja sama dan
1
Namun kenyataannya saat ini adalah kerjasama siswa yang belum teroptimalkan,
Sleman terdapat beberapa masalah terkait sikap kooperatif ini seperti (1) kerjasama antar
siswa yang sudah mulai luntur, (2) siswa yang sibuk dengan diri sendiri dan gadget tanpa
mempedulikan temannya yang membutuhkan bantuan, (3) banyaknya siswa yang tidak
menghargai temannya saat menyampaikan pendapat. Masalah tersebut muncul karna diri
sendiiri atau pun dari luar. Dalam situasi ini konselor atau guru di sekolah diharapkan
untuk membantu siswa baik individu maupun kelompok memecahkan masalah mereka.
Layanan bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuak kepada individu atau
kelompok yang mencakup informasi, pengerahan, pengembangan diri, dan penyebaran dan
menerimaan pendapat orang lain untuk meningkatkan potensi diri. Bimbingan kelompok
dilakukan dalam empat tahap: tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap
pengakhiran. Menurut Bahri (2020), Guru bimbingan memiliki akses terhadap berbagai
layanan konseling untuk mendukung pembelajaran siswa. Ada beberapa layanan yang
tersedia bagi siswa, semuanya bertujuan membantu mereka dalam berbagai aspek perjalanan
pendidikan mereka.
kelompok, yang akan membantu mereka berkembang dengan lebih baik. Bimbingan
kelompok adalah jenis layanan yang melibatkan berbagai metode atau pendekatan untuk
mencapai tujuan pelaksanaan layanan. Teknik pelatihan assertif adalah salah satu teknik
penting dalam menerapkan layanan bimbingan kelompok yang sesuai untuk masalah ini.
Menurut Willis (2019, p.72) berpendapat bahwa pelatihan asertif adalah suatu teknik yang
dikhususkan untuk menolong individu yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan isi
2
perasaannya. Menurut Corey Assertive training bisa ditetapkan terutama pada situasi
menyatakan atau menegaskan diri adalah tindakan yang layak atau benar.
Teknik pelatihan asertif adalah terapi perilaku yang bertujuan untuk membantu orang
menjdi lebih mandiri dan lebih kuat. Tujuannya adalah untuk mengajarkan orang-orang
bagaimana cara untuk mengidentifikasi dan bertindak sesuai kebutuhan, hasrat, dan pendapat
mereka sambil tetap menghargai orang lain. Teknik asertif ini juga merupakan keterampilan
dan sikap yang dapat mengembangkan atau melatih kemampuan seseorang untuk
menyampaikan
pendapat, pikiran, perasaan, keinginan, dan kebutuhannya dengan percaya diri serta dapat
berhubungan baik dan menghargai orang lain. Dengan demikian, teknik asertif ini bisa
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah masalah internal yang bertujuan
2. Ditemukan siswa yang sibuk sendiri tanpa menghargai orang lain, tidak mengahargai
3. Belum adanya bukti kuat mengenai keefektifan teknik assertive training dalam
4. Sikap kooperatif atau kerjasama dapat ditingkatkan melalui pemberian layanan BK,
3
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui keefektifan
teknik assertive training dalam bimbingan kelompok untuk siswa sekolah menengah, denga
kooperatif.
F. Manfaat Penelitian
Menambah wawasan teori yang ada sehingga dapat mengembangkan disiplin ilmu
bimbingan dan konseling.. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya, khususnya terkait
layanan bimbingan kelompok teknik assertive training untuk meningkatkan sikap kooperatif.
4
kelompok teknik assertive training untuk mningkatkan sikap kooperatif dan referensi untuk
a. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan sikap kooperatif dan bisa lebih aktif lagi dalam mengikuti kegiatan
sikap kooperatif serta dapat menjadi bahan masukan bagi guru BK yang akan melakukan
layanan konseling terhadap siswa yang kurang aktif atau memiliki sikap kooperatif yang
rendah.
c. Bagi Peneliti
Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok dengan teknik assertive untuk meningkatkan sikap kooperatif siswa.
Dan penelitian ini diharapkan menjadi pedoman dalam usaha penyusunan dan melaksanakan
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
kelompok akan menyediakan informasi atau tema dan mengarahkan diskusi agar
anggota kelompok jadi lebih aktif dan bisa saling membantu anggota kelompok
lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Prayitno (2008: 307) mengemukakan bahwa
Bimbingan Kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
memberi saran, apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta
pada siswa”.
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu bentuk layanan yang dilakukan
berkelompok dan ketua kelompok akan menyediakan informasi atau tema serta
6
mengarahkan anggota kelompoknya untuk lebih aktif dalam kegiatan ini sehingga
pikiran, persepsi, dan wawasan individu tersebut. Kemudian ada tujuan khusus
5) Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain.
orang lain.
a. Tahap pembentukan
Tahap ini adalah tahap perkenalan, pada tahap ini para anggota kelompok
7
sehingga jika anggota kelompok tersebut mengalami masalah mereka akan
b. Tahap Peralihan
Pada tahap ini konselor memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan
keaktifan anggota.
c. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan, pada tahap ini pemimpin kelompok
harus bisa mengatur proses kagiatan dengan sabar,aktif dan tidak terlalu
banyak bicara serta selalu mendorong anggota dengan penuh rasa empati.
Pada tahap ini anggota kelompok secara bebas mengemukakan masalah atau
terungkap masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan atau pun dialami
d. Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran ini fokus utamanya adalah hasil yang telas dicapai
kelompok mengemukakan kesan dan pesan serta hasil dari kegiatan, lalu
8
d. Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok
pengentasan.
1. Pengembangan.
efektif.
2. Pencegahan.
3. Pengentasan.
dinamika kelompok
kerahasiaan dan azas kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri.
9
Dalam bimbingan kelompok bahwa konselor dan klien menjaga kerahasiaan
yang terdapat dalam kegiatan bimbingan kelompok. Hal ini didasarkan pada
perasaan dan hak orang lain tanpa menyinggung perasaan orang lain.
hubungan yang baik dengan orang lain. Dalam hal ini seorang individu
dituntut untuk jujur terhadap apa yang dirasakannya, tanpa ada maksud
dalam menyatakan dirinya untuk melakukan tindakan adalah benar dan layak.
digunakan oleh pengikut aliran behavioristic. Teknik ini sangat efektif jika
10
dipakai untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan percaya
training adalah prosedur latihan yang diberikan kepada klien untuk melatih
hal-hal berikut:
dan pikirannya
pada situasi yang lebih umum. Dengan adanya pelatihan asertif akan
training, yaitu:
11
1) Konselor dan konseli merancang dan menentukan situasi
Situasi yang digambarkan harus jelas dan detil, sehingga konseli dapat
kenyataan.
konseli kususnya pada ekspresi wajah, sikap tubuh, nada suara, kontak mata,
pertemuan selanjutnya
12
memiliki hak untuk mengekspresikan perasannya secara bebas dan menjadi
dirinya sendiri.
hidup yang lebih baik, serta dapat meningkatkan kemampuan diri individu
dalam dirinya.
pada konselinya. Contoh: konseli tidak bisa menolak ajakan temannya untuk
bermain voli setiap minggu pagi padahal ia lebih menyukai berenang, hal itu
karena konseli sungkan, khawatir temannya marah atau sakit hati sehingga ia
13
2) Mengidentifikasi perilaku yang diinginkan oleh klien dan
diinginkannya.
memperkuat penjelasannya.
ide konseli yang tidak rasional yang menjadi penyebab masalahnya, sikap-
14
9) Memberikan tugas kepada konseli secara bertahap untuk
tegas terhadap permintaan orang lain padanya, sehingga orang lain tidak
mengambil mafaat dari kita secara bebas. Selain itu yang lebih pokok adalah
konseli dapat menerapkan apa yang telah dilatihnya dalam situasi yang nyata.
3. Sikap Kooperatif
terjadi diantara makhluk-makhluk hidup yang kita kenal, Lewis Thomas dan
15
Kerjasama adalah suatau kegiatan dalam berkelompok untuk
anggota kelompok baik siswa dengan siswa, siswa dengan guru untuk
kemampuan orang lain dalam kelompok. Hal ini membuat setiap individu
kelompok.
16
2) Setiap Individu Aktif dalam Memecahkan
Permasalahan
Setiap individu bisa lebih aktif dalam memecahkan masalah. Hal ini
teratasi.
antara pihak-pihak terkait akan terjadi ikatan positif. Manfaat akhir dari
sikap ini adalah rasa gembira. Sebaliknya, sifat tidak kooperatif justru
menimbulkan persaingan.
Sikap kooperatif juga berkaitan dengan sikap diri yang lebih besar,
meliputi kedewasaan emosional dan identitas pribadi yang kuat. Sikap ini
17
membuat seseorang memiliki harga diri yang lebih tinggi dan memberikan
7) Kesejahteraan Bersama
Timbal balik disini dimaksudkan bahwa satu sama lain harus saling
2. Orientasi individu
3. Komunikasi
utama dalam menyelesaikan tugas, anak dapat saling bertukar pikiran untuk
18
kooperatif tersebut menjelaskan bahwa timbal balik, orientasi individu dan
sebagai layanan bimbingan dan konseling untuk menimgkatkan kepercayaan diri seorang
Medan Tahun Ajaran 2020/2021. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai thitung sebesar 1,903
dan menghasilkan nilai ttabel sebesar 1,812. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar
1,903 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,812. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa
meningkatkan sikap kooperatif siswa kelas VIII di SMP Dharmapancasila Medan Tahun
Ajaran 2020/2021
C. Kerangka Berpikir
Sikap Kooperatif
Layanan Bimbingan
Siswa Rendah (belum
Kelompok
optimal)
19
Meningkatkan Sikap Penerapan Teknik
Kooperatif Siswa Assertive Training
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dijelaskan bahwa siswa yang memiliki sikap
kooperatif (kerjasama) rendah dan belum teroptimalkan daat ditingkatkan melalui layanan
bimbingan kelompok dengan teknik assertive training. Layanan bimbingan kelompok teknik
assertive training ini serangkaian latihan dmana konselor membantu konseli untuk mengatasi
kesulitan yang dialami agar lebih mampu bersikap koopeeratif, lebih tegas pada diri dan lebih
bimbingan kelompok teknik assertive training ini dapat meningkatkan sikap kooperatif pada
siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka dapat diajukan hipotesisnya sebaagai berikut.
Ha: Layanan Bimbingan Kelompok dengan teknik assertive training efektif untuk
Ho: Layanan Bimbingan Kelompok denga teknik assertive training tidak efektif untuk
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Design yakni desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak
perbedaan antara pretest dengan posttest. Metode ini dilakukan pada dua
Eksperimen R O1 X O2
Kontrol R O3 - O4
Keterangan:
21
O3 = Pengukuran pertama (sikap kooperatif)
Dengan rumusan diatas, peneliti dapat lebih mudah untuk mengetahui adakah
1. Tempat Penelitian
Muhammadiyah 1 Sleman. Sekolah ini terletak di jl. Magelang Km 13 Sleman, Triharjo, Kec
2. Waktu Penelitian
2023/2024 sesuai data yang diperlukan peneliti. Penelitian menyesuaikan dengan kondisi dan
22
keadaan situasi sekolah, agar penelitian ini dapat berjalan secara fektif sehingga
WAKTU PELAKSANAAN
NO KEGIATAN Nov - Mar- Mei - Jun -
Mar-
Okt-23 Des Jan-24 Mei Jun Jul
24
2023 2024 2024 2024
Pengajuan
1
judul
Penyusunan
2
Proposal
Seminar
3
proposal
Studi
4
Pendahuluan
5 Penelitian
Analisis dan
6 Pengolahan
Data
Penusunan
7
Skripsi
Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA
randomisasi dilakukan pada siswa yang sudah mengisi instrument Sikap kooperatif.
23
15 siswa, dan pengambilan sampel dilakukan dengan mengacak menggunakan roda
acak.
D. Variabel Penelitian
pemanfaatan metode bermain peran untuk mengeksplorasi dan mengatasi masalah sosial,
Salah satu cara untuk menilai tingkat sikap kooperatif siswa adalah melalui penggunaan
angket sikap kerjasama. Kuesioner ini terdiri dari 20 pernyataan berbeda yang bertujuan
untuk mengukur berbagai aspek kerjasama, sikap saling menghargai, dan kemampuan
memecahkan masalah.
E. Definisi Operasional
diinginkan dan dipikirkan dengan menjaga perasaan dan hak orang lain tanpa menyinggung
perasaan orang lain. Teknik Assertive training adalah latihan yang digunakan untuk melatih
individu yang mengalami kesulitan dalam menyatakan dirinya untuk melakukan/ tindakan
berisikan instruksi, arahan, serta praktek sikap asertif dalam situasi yang lebih spesifik,
kemudian hal tersebut dilakukan secara konsisten sehingga individu akan mampu
24
melakukannya pada situasi yang lebih umum. Dengan adanya pelatihan asertif akan
Sikap kooperatif atau kerjasama adalah sebuah interaksi atau hubungan antar anggota
kelompok baik siswa dengan siswa, siswa dengan guru untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan bersama. Kerjasama juga merupakan suatu kegiatan dalam berkelompok untuk
mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama, dalam kerjasama ini
biasanya terjadi interaksi antar anggota kelompok dan mempunyai tujuan yang sama untuk
mengenai sikap kooperatif. Angket kooperatif dirancang untuk mengukur sikap kooperatif
pada diri siswa. Alternatif jawaban dari angket kooperatiif menggunakan skala likert.
1 SS (Sangat Sesuai) 4 1
2 S (Sesuai) 3 2
3 TS (Tidak Sesuai) 2 3
25
Penelitian ini menggunakan instrument adaptasi dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad Hudzaifah Ibu pada tahun 2021. Adapun penyusunan kisi
Melakukan
kegiatan
Kerjasama bersama sama 6 4 2
dengan teman
sekelompok
Membantu
teman
Tenggang
Rasa
menyelesaikan 9 1 2
tugas
kelompok
Sikap
Berinteraksi
Kooperati Penyesuaian
f diri
dengan teman 8 5 2
sekelompok
Menghargai
Menghargai pendapat
orang lain teman
3 10 2
sekelompok
Membantu
teman
sekelompok
Kepedulian
yang sedang
12 2 2
membutuhkan
bantuan
26
Berbagi ketika
Saling
Berbagi
teman 11 7 2
membutuhkan
Jumlah 6 6 12
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui alat ukur yang berisi pernyataan-
pernyataan yang ada dalam skala psikologis valid atau tidak valid. Skala psikologis
sesuatu yang terukur. Uji validitas penelitian ini dengan korelasi Pearson Product
Moment dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Package for Social
Keterangan
tidak. Item dinyatakan valid jika r ≥ 0,7, dan item tidak valid
Coba
Melakukan
kegiatan
Kerjasama bersama sama 6 (4) 1
dengan teman
Sikap sekelompok
Kooperati
f
Membantu
teman
Tenggang
Rasa
menyelesaikan 9 1 2
tugas
kelompok
28
Berinteraksi
Penyesuaian
diri
dengan teman 8 (5) 1
sekelompok
Menghargai
Menghargai pendapat
orang lain teman
(3) 10 1
sekelompok
Membantu
teman
sekelompok
Kepedulian
yang sedang
12 (2) 1
membutuhkan
bantuan
Berbagi ketika
Saling
Berbagi
teman 11 7 2
membutuhkan
Jumlah 5 3 8
Item yang dikurung ( ) adalah item yang gugur
2. Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
29
.908 8
Alpha diterima jika r hitung > r tabel 5%. Hasil uji reliabilitas
dinyatakan reabel.
1. Uji Asumsi
Uji asumsi pada penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji
a. Uji Nomalitas
b. Uji Homogenitas
varian dari dua kelompok data atau lebih adalah tidak sama
30
(tidak homogen). Namun, jika nilai signifikansi > 0,05
sama (homogen).
c. Uji Hipotesis
SPSS (Statistic Package for Social Science) 22.0 for windows. Uji
skala data interval. Uji independent sample t-test dipilih karena menguji
(tidak ada perbedaan) jika Sig. > alpha (α) (0,05). Ha diterima (ada
31
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, W., & Nurjannah, N. (2022). Teknik Assertive Training Dalam Pendekatan
Behavioristik Dan Aplikasinya Konseling Kelompok: Sebuah Tinjauan Konseptual
[Assertive Training Techniques in Behavioristic Approaches and Its Applications
Group Counseling: a Conceptual Review]. Journal of Contemporary Islamic
Counselling, 2(2), 101–112. https://doi.org/10.59027/jcic.v2i2.155
Faradita, R. M., Elita, Y., & Sinthia, R. (2018). Pengaruh Konseling Kelompok Dengan
Teknik
Assertive Training Terhadap Kemampuan Asertivitas Siswa Smpn Kota Bengkulu.
Consilia : Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling, 1(2), 49–57.
https://doi.org/10.33369/consilia.1.2.49-57
Riansyah, H., & Wulandari, W. (2017). Layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan
interaksi sosial siswa. TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 1(1), 47.
https://doi.org/10.26539/1110
Ermanto, P. (2020). Model pembelajaran kooperatif sebagai upaya penerapan layanan
bimbingan
konseling belajar siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wongsorejo.
TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 3(3), 114–119.
https://doi.org/10.26539/teraputik.33278