Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMA Negeri 1 Kebumen


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Ketentuan Ekonomi Islam
Alokasi Waktu : 4 kali pertemuan (3 jp x 45 Menit )

A. Tujuan Pembelajaran :
Melalui kegiatan pembelajaran daring peserta didik dapat menerapkan prinsip ekonomi
dan muamalah sesuai dengan ketentuan syariat Islam, bekerja sama dalam
menegakkan prinsip-prinsip dan praktik ekonomi sesuai syariat Islam, menelaah
prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam, mempresentasikan prinsip-
prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam, menumbuhkan perilaku disiplin, jujur, aktif,
responsif, santun, bertanggungjawab dan kerjasama.

B. Kegiatan Pembelajaran

No Tahap Kegiatan Waktu


Aspek Pendahuluan a. Mengucapkan salam pembuka 2 menit
b. Berdoa bersama sebelum belajar
c. Menanyakan kabar peserta didik
d. Guru memberikan list daftar hadir /absen
e. Memberikan motivasi kepada peserta didik
dalam mengahadapi pembelajaran dari rumah
f. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dalam
kehidupan sehari-hari

2 Kegiatan Pertemuan Pertama 55 menit


Inti
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajran dan
materi yang akan dipelajari
b. Guru menayangkan materi pembelajaran berupa
video tentang Gambaran umum ekonomi Islam
c. Peserta didik mengamati video tayangan guru
d. Guru menayangkan PPT materi definisi
ekonomi Islam
e. Mengamati, memahami materi Power Point
Definisi ekonomi Islam
f. Guru juga mengajak peserta didik berdiskusi
melalui akun kelas
g. Mempersilahkan peserta didik menanyakan
materi yang belum dipahami
h. Menanggapi pertanyaan peserta didik pada
akun kelas masing-masing
i. Menanya definisi dan ketentuan ekonomi Islam
j. Menyebutkan bentuk-bentuk transasksi ekonomi
yang tidak sah dan tidak halal

Pertemuan kedua
a. Menyampaikan materi Macam-macam Khiyar
b. Mengajak peserta didik utnuk mendiskusikan
materi
c. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik pada
akun kelas masing-masing
d. Mengidentifikasi bentuk-bentuk khiyar dalam
kehidupan sehari-hari
e. Mencari contoh prakek khiyar dalam kehidupan
sehari-hari
f. Mengklasifikasi praktek khiyar dalam
kehidupan sehari-hari
g. Mengajak peserta didik melihat taangan video
terkait Riba
h. Menyimak dan memahami bersama peserta
didik video yang ditayangkan
i. Megkritisi video yang ditayangkan
j. Mengidentifikasi hukum penerapan riba sesuai
jenisnya
k. Menganalisis bentuk-bentuk praktek riba di
Indonesia dan hukumnya

Pertemuan Ketiga
a. Menyampaikan materi Power point Syirkah
b. Mengajak peserta didik mengamati power point
yang dipaparkan guru melalui assignment
c. Menanyakan materi yang belum dipahami
d. Mencari bentuk penerapan Syirkah di Indonesia
e. Mengidentifikasi bentuk penerapan penerapan
Syirkah di Indonesia
f. Mengelompokkan penerapan Syirkah di
Indonesia

Pertemuan Keempat
a. Mengamati video terkait sstem penbankan dan
asuransi Konensional
b. Mengamai Power point materi Bank dan
Asuransi
c. Menganalisi contoh penerapan sistem ekonomi
yang dialksanakn pada Bank Konvensional
d. Membandingkan dengan ketentuan bank Syariah
e. Mennganalisis sistem ekonomi yag tditerapkan
Asuransi konvensional
f. Mengkritisi penerapan sistem ekonomi asuransi
konvensional
g. Membandingkan dengan penerapan ekonomi
pada lembaga asuransi syariah
3 Penutup a. Peserta didik melaporkan daftar hadir kelas 5 menit
masing-masing
b. Guru menanyakan alasan ketidakhadiran peserta
didik
c. Guru menutup pembelajaran dengan memotivasi
peserta didik untuk tetap stay at home dan
semangat beribadah
d. Guru memberikan salam penutup

C. Penilaian
Aspek Teknik Bentuk Instrumen
Pengetahuan Tertulis Soal Pilihan ganda memlaui Microsoft Form
Keterampilan Lisan Lembar Fortofolio
Sikap Observasi Lembar Observasi Jurnal Penialian Sikap

Kebumen, 10 Juni 2022


Mengetahui

Kepala SMA N 1 Kebumen Guru Mata Pelajaran

Rachmat Priyono, S.Pd.,M.M Sa’datur Rofiqoh, S.Pd.I


NIP.19671025 199702 1 001
LAMPIRAN

a. Instrumen Penilaian

1. Penilaian Pengetahuan
Terlampir dalam Microsoft Form
Pedoman Penskoran = Nilai Perolehan x 100
Nilai maksimal
2. Penilaian Keterampilan
Tugas : Carilah gambar dari kasus atau praktek perbankan dan asuransi di Indonesia,
kemontari dan analisis kasus tersebut!
Rubrik Penilaian
Predikat Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Keterangan Materi Materi Materi kurang Materi kurang
sesuai, sesuai, sesuai, Materi sesuai, Materi
Materi Materi berbobot/berisi, berbobot/berisi,
berbobot/beri berbobot/beri tampilan menarik tampilan kurang
si, tampilan si, tampilan , pengumpulan menarik ,
menarik , menarik , tugas tepat waktu pengumpulan
pengumpulan pengumpulan tugas awal
tugas awal tugas tepat waktu
waktu waktu

No Nama Nilai
1
2
3
4
5
dst

3. Penilaian Sikap
Jurnal Penilaian Sikap responsif dan tanggungjawab

No Peserta didik Kejadian Hari/tanggal


kejadian
1
2
3
4
5
dst

b. Materi Ajar

A. Definisi ekonomi Islam meurut beberapa tokoh

 Yusuf Qardhawi. Pengertian Ekonomi Islam merupakan ekonomi yang


berdasarkan pada ketuhanan. Esensi sistem ekonomi ini bertitik tolak dari Allah,
tujuan akhirnya kepada Allah, dan memanfaatkan sarana yang tidak lepas dari
syari’at Allah.

 Umer Chapra. Menurutnya, ekonomi islam merupakan suatu cabang ilmu


pengetahuan yang membantu manusia dalam mewujudkan kesejahteraannya
melalui alokasi dan distribusi berbagai sumber daya langka sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan berdasarkan syariah (al–‘iqtisad al–syariah) tanpa mengekang
kebebasan individu secara berlebihan, menciptakan ketidakseimbangan
makroekonomi dan ekologi, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial
serta ikatan moral yang terjalin di masyarakat.

 Ziauddin Ahmad. Ekonom yang berasal dari Pakistan ini merumuskan pengertian
ekonomi islam merupakan upaya pengalokasian sumber-sumber daya untuk
memproduksi barang dan jasa sesuai petunjuk Allah SWT untuk memperoleh
ridha-Nya.

 S.M. Hasanuzzaman. Ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi


ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam
pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan
bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban mereka
terhadap Allah dan masyarakat.”

Maka disimpulkan ekonomi islam itu adalah :

Ekonomi islam atau ekonomi syariah adalah sebuah sistem ekonomi yg dalam aktifitasnya
melarang saling zholim menzholimi yg bertujuan meningkatkan produktifitas dengan
memacu sektor reel dan meggunakan zakat infaq dan sedekah sebagai distribusi pemerataan
ekonomi.

JUAL BELI
Syarat Jual Beli
a. Aqid (penjual dan pembeli)
b. Ma’qud ‘alaih (barang yang diperjual belikan)
c. Sighat (ijab qabul)

Macam-macam jual beli berdasarkan kehalalannya:


a. Jual beli barang yang halal
b. Jual beli dengan proses transasksi yang halal
RIBA
A. Riba fadal/fadli
Riba yang terjadi pada proses jula beli barang atau barter dimana seorang muslim A
menukarkan barang kepada B dengan syarat B memberikan barang yang sama dengan
kualitas lebih bagus.
B. Riba nasiah/jahiliyah
yaitu riba yang terjadi pada jual beli atau utang piutang dengan prakteknya seperti
seseorang yang menjual motor kepada orang lain dengan harga yang berbeda
manakala dibayar tunai dan diangsur.
C. Riba qardi
Yaitu riba yang terjadi pada utang piutang dimana seseorang memberikan utang
sejumlah uang kepada orang dengan tambahan nominal saat pembayaran.
D. Riba yad
Yaitu riba yang terjadi pada proses jual beli dimana seseorang berkenan membeli
sesuatu pada orang lain dengan syarat tertentu. Seperti Ahdi yang mau menjual
motornya kepada Rudi dengan syarat Rudi menjual kambingnya juga pada Ahdi.
KHIYAR
A. Khiyar Majlis
Yaitu tawar menawar yang terjadi selama penjual dan pembeli masih ditempat jual
beli seperti di kios.
B. Khiyar Syarat
Yaitu tawar menawar yang dilakuakan denagn terikat pada suatu syarat tertetntu
C. Khiyar ‘Aibi
Tawar menawar yang terjadi yang tergantung pada kualitas barang, cacat atau
bagusnya barang.

SYIRKAH

Kata Syirkah di dalam bahasa Arab yang berasal dari kata syarika (fi'il madhi),
yashruku (fi'il mudhari ') syarikan / syirkatan / syarikatan (masdar / kata dasar); artinya
menjadi sekutu atau syarikat (kamus al Munawar). Menurut arti asli bahasa Arab, syirkah
berarti mencampurkan dua bagian atau lebih perlu dibedakan lagi satu bagian dengan bagian
lain, (An-Nabhani). Jadi, Syirkah merupakan akad kerja sama antara dua orang atau lebih
untuk suatu usaha tertentu di mana setiap pihak memberikan kontribusi dana (atau amal)
dengan perjanjian keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan
perjanjian yang telah disetujui.

Jenis-Jenis Syirkah
1. Syirkah 'Inan
Syirkah 'Inan, adalah suatu bentuk ikatan yang merupakan kesepakatan kerja sama antara dua
orang atau lebih dalam kerja dan modal, baik dijalankan bersama-sama atau dengan
menunjuk salah satu peserta syirkah untuk menjalankannya.

Dengan demikian, maka komponen penyusun syirkah 'inan ini adalah eksistensi 1) dua pihak
yang bertransaksi, 2) objek transaksi (al-ma'qud' alaih) yang memerlukan modal dan juga
jenis usaha dan 3) sesuai dengan ketentuan usaha, dan 4) orang yang mengatur ('amil) dan
ketentuan pembeliannya.

2. Syirkah 'Abdan
Syrikah abdan merupakan kerja sama antar pihak yang menyerettakan kontribusi kerja
(amal), tanpa kontribusi modal (maal). Kontribusi kerja yang dapat terdiri dari kerja fisik, dan
juga kerja pikiran. Tidak ada persyaratan yang disetujui profesi pada praktik syirkah
abdan. Terkait dengan kerjasama syirkah abdan antara pihak yang menyumbang kerja
pemikirannya dan satu pihak lagi kerja fisiknya.

Syirkah abdan memiliki rukun sebagai berikut:

1. Keberadaan dua orang atau lebih yang berakad.


2. Jenis Usaha dan pembagian kerja.
3. Kesepakatan pembagian keuntungan dan kerugian dari hasil kerja sama tsb.

Fenomena gambaran sosial dari syirkah abdan ini adalah:

1. Perserikatan antara insinyur, tukang keramik, toko keramik, makelar pasir dan
makelar tanah.
2. Perserikatan antara pedagang pasar, kuli angkut dan tengkulak.
3. Perserikatan antara kuli kapal dan anak buah kapal.

3. Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh merupakan kerja sama antara dua pihak atau lebih yang masing-masing pihak
memberikan kontribusi kerja (amal). Disebut syirkah wujuh karena para pihak yang akan
melakukan syirkah ini memiliki kemitraan yang baik dan juga keahlian dalam berbisnis.

Para pihak membeli barang dengan cara pembayaran kredit / tunda kepada pemilik barang,
kemudian menjual kembali dengan uang tunai. Mereka dapat melakukan hal tersebut, karena
mereka memiliki kepentingan yang baik dengan pemilik barang tersebut, juga masyakat atau
calon pembeli. Terkadang para pihak juga menerima 100% modal dari shahibul maal.

Syirkah wujuh memiliki rukun sebagai berikut:

1. Adanya produsen atau selaku yang memiliki modal


2. Adanya dua orang atau bisa juga lebih sering syirkah selaku mudlarib dan sekaligus
'amil
3. Adanya profesi keahlian yang sama, atau ketokohan dan kaliber yang sama
4. Adanya uraian tugas (uraian tugas) yang jelas antara kedua belah pihak usaha
5. Adanya pembagian keuntungan yang jelas di antara kedua belah pihak
6. Syighah shighat

4. Syirkah Mufawadhah
Syirkah Mufawadhah merupakan kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak
menyediakan bagian dari keseluruhan dana dan juga yang disediakan dalam kerja. Setiap
pihak.

Misalnya A adalah pemodal, modal sumbangan pada B dan C, dua insinyur teknik sipil, yang
sebelumnya juga bertaruh, maka masing-masing akan berkonstribusi kerja. Kemudian B dan
C juga mendukung untuk berkonstribusi modal, untuk membeli barang atas kredit

TAKAFUL
Atau dikenal juga sebagai Asuransi Syariah atau Ta'min atau Tadhamun adalah
usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan /atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah. [1]
Takaful (Bahasa Arab: ‫ )التكافل‬adalah konsep Asuransi Syariah (berlandaskan Syariah Islam).
Prinsip asuransi (secara umum) adalah memberikan kompensansi atas kerugian finansial yang
diderita oleh seseorang atas suatu musibah yang dideritanya. Di Indonesia, sebutan bagi
asuransi yang tidak (belum) sesuai syariat disebut sebagai Asuransi Konvensional.
Sedangkan yang sesuai syariat, di Indonesia disebut sebagai Asuransi Syariah. Secara
internasional dikenal sebagai Takaful. Di Arab Saudi Asuransi harus menggunakan prinsip
kerjasama.
Praktek asuransi dalam Islam, telah dikenal sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW, sekitar
570 SM. Konsep ini kemudian terus berkembang hingga ke abad ke-19, dan ketika ahli
hukum mazhab Hanafi, Ibn Abidini menawarkan makna, konsep dan hukum sebuah kontrak
asuransI.
Perbedaan antara Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah
Sebenarnya ada banyak pertimbangan dan dasar yang membedakan keduanya,
Singkatnya, dan yang paling utama adalah masalah Riba Sangat menyayangkan transaksi
riba ini begitu dahsyatnya menggerogoti sendi-sendi hidup dan kehidupan kita (di Indonesia).
Padahal perintah untuk menjauhi transaksi Riba telah disebutkan didalam Al Quran secara
berulang-ulang, mulai dari anjuran menjauhi Riba, meninggalkan riba sampai larangan Riba.
Sayang juga kalau kebanyakan (atau hampir semua khutbah Jumat di nusantara) bicara
soal Fikih ibadah, belum ada yang bicara soal fikih muamalah, misalnya tentang bahaya Riba.
Padahal begitu banyak dalil dari Hadits yang menjelaskan akan besarnya dosa Riba. Contoh
salah satunya, menyebutkan bahwa dosa Riba itu ada 70, yang paling rendah adalah seakan
seseorang berzina dengan ibu kandungnya sendiri. Mengenai dampak dan dosa Riba, wallahu
a’lam bish shawab, barangkali kita semua bisa membaca literasi lebih lanjut.
Kaitan antara Riba dan asuransi konvensional
Dalam asuransi konvensional, terjadi “transaksi” (digaris bawahi, transaksi). Antara
“premi” (diulang, premi) dengan “klaim” (diulang, klaim). Semisal seorang tertanggung
(insured) membeli (diulang, membeli) polis asuransi, dengan besaran IDR 1.000.000 untuk
menjamin mobilnya misalnya. Perusahaan Asuransi Konvensional melakukan analisis (baik
secara matematis, statistik, aktuaria, kondisi pasar, suku bunga, dsb) guna menentukan tarif
yang (dianggap) sesuai dengan faktor risiko. Bilamana terjadi kehilangan, maka tertanggug
(insured) tersebut mendapat ganti rugi (diulang, ganti rugi) sebesar harga mobil, misalnya
IDR 100.000.000. Atas “transaksi” ini terdapat Riba (literally berarti pertambahan nilai). Dari
yang angkanya 1 menjadi 100.
Perbedaan antara asuransi konvensional dengan asuransi syaria'ah
Sekilas memang terlihat tidak ada bedanya. Tapi jelas perbedaannya di niat dan akad.
Sekiranya di lapangan atau kasat mata terlihat sama, mohon maaf, bisa jadi karena para
pelaku sendiri belum memahami inti dan maksa dari Asuransi Syariah itu sendiri, atau karena
bisa jadi masih ada “oknum” yang belum melaksanakan prinsip syariat secara kaffah.
Di exhibit 1, Asuransi Konvensional adalah transaksional.
Di exhibit 2, Asuransi Syariah menggunakan akad Tabarru.
Riba berlaku di transaksi. Tidak ada riba di Tabarru.

Mekanisme Asuransi Syariah

 Setiap “peserta” (bukan tertanggung), memberikan “kontribusi” (bukan membayar


premi) ke dalam pool of fund (kumpulan dana kebajian = tabarru).
 Sebenarnya sesama Peserta melakukan akad Tabarru dengan peserta lain, untuk
bersama-sama mengumpulkan Dana Tabarru tersebut.
 Untuk melakukan pengelolaan Dana Tabarru, ditunjuklah Pengeloa Asuransi Syariah
(Takaful Operator).
 Pengelola Asuransi Syariah (Takaful Operator) melakukan analisis (baik secara
matematis, statistik, aktuaria, kondisi pasar, dsb) guna menentukan tarif yang (dianggap)
sesuai dengan faktor risiko.
 Peserta melakukan akad Wakalah (agency) kepada Pengelola Asuransi Syariah.
Dengan demikian, Pengelola Asuransi Syariah sesuai dengan hasil kerjanya berhak atas
upah (ujrah).
 Tentunya guna memenuhi nilai minimum statistik, tidak mungkin apabila dana
tabarru itu hanya diisi oleh seorang Peserta tadi. Dibutuhkan cukup banyak, sehingga
dana tabarru itu cukup besar dan bisa memberikan tarif yang adequate bagi masing-
masing Peserta sesuai dengan tingkat risikonya. Istilahnya Law of Large numbers.
 Apabila adalah salah seorang Peserta yang mengalami musibah, karena taqdir dari
Allah SWT, maka adalah tugas dari Pengelola Asuransi Syariah (mewakili seluruh
Peserta) memberikan santunan (manfaat).
 Prinsipnya, manfaat yang diterima oleh seseorang yang mengalami musibah adalah
santunan dari peserta lain.

Anda mungkin juga menyukai