( RPP )
A. Tujuan Pembelajaran :
Melalui kegiatan pembelajaran daring peserta didik dapat menerapkan prinsip ekonomi
dan muamalah sesuai dengan ketentuan syariat Islam, bekerja sama dalam
menegakkan prinsip-prinsip dan praktik ekonomi sesuai syariat Islam, menelaah
prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam, mempresentasikan prinsip-
prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam, menumbuhkan perilaku disiplin, jujur, aktif,
responsif, santun, bertanggungjawab dan kerjasama.
B. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan kedua
a. Menyampaikan materi Macam-macam Khiyar
b. Mengajak peserta didik utnuk mendiskusikan
materi
c. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik pada
akun kelas masing-masing
d. Mengidentifikasi bentuk-bentuk khiyar dalam
kehidupan sehari-hari
e. Mencari contoh prakek khiyar dalam kehidupan
sehari-hari
f. Mengklasifikasi praktek khiyar dalam
kehidupan sehari-hari
g. Mengajak peserta didik melihat taangan video
terkait Riba
h. Menyimak dan memahami bersama peserta
didik video yang ditayangkan
i. Megkritisi video yang ditayangkan
j. Mengidentifikasi hukum penerapan riba sesuai
jenisnya
k. Menganalisis bentuk-bentuk praktek riba di
Indonesia dan hukumnya
Pertemuan Ketiga
a. Menyampaikan materi Power point Syirkah
b. Mengajak peserta didik mengamati power point
yang dipaparkan guru melalui assignment
c. Menanyakan materi yang belum dipahami
d. Mencari bentuk penerapan Syirkah di Indonesia
e. Mengidentifikasi bentuk penerapan penerapan
Syirkah di Indonesia
f. Mengelompokkan penerapan Syirkah di
Indonesia
Pertemuan Keempat
a. Mengamati video terkait sstem penbankan dan
asuransi Konensional
b. Mengamai Power point materi Bank dan
Asuransi
c. Menganalisi contoh penerapan sistem ekonomi
yang dialksanakn pada Bank Konvensional
d. Membandingkan dengan ketentuan bank Syariah
e. Mennganalisis sistem ekonomi yag tditerapkan
Asuransi konvensional
f. Mengkritisi penerapan sistem ekonomi asuransi
konvensional
g. Membandingkan dengan penerapan ekonomi
pada lembaga asuransi syariah
3 Penutup a. Peserta didik melaporkan daftar hadir kelas 5 menit
masing-masing
b. Guru menanyakan alasan ketidakhadiran peserta
didik
c. Guru menutup pembelajaran dengan memotivasi
peserta didik untuk tetap stay at home dan
semangat beribadah
d. Guru memberikan salam penutup
C. Penilaian
Aspek Teknik Bentuk Instrumen
Pengetahuan Tertulis Soal Pilihan ganda memlaui Microsoft Form
Keterampilan Lisan Lembar Fortofolio
Sikap Observasi Lembar Observasi Jurnal Penialian Sikap
a. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
Terlampir dalam Microsoft Form
Pedoman Penskoran = Nilai Perolehan x 100
Nilai maksimal
2. Penilaian Keterampilan
Tugas : Carilah gambar dari kasus atau praktek perbankan dan asuransi di Indonesia,
kemontari dan analisis kasus tersebut!
Rubrik Penilaian
Predikat Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Keterangan Materi Materi Materi kurang Materi kurang
sesuai, sesuai, sesuai, Materi sesuai, Materi
Materi Materi berbobot/berisi, berbobot/berisi,
berbobot/beri berbobot/beri tampilan menarik tampilan kurang
si, tampilan si, tampilan , pengumpulan menarik ,
menarik , menarik , tugas tepat waktu pengumpulan
pengumpulan pengumpulan tugas awal
tugas awal tugas tepat waktu
waktu waktu
No Nama Nilai
1
2
3
4
5
dst
3. Penilaian Sikap
Jurnal Penilaian Sikap responsif dan tanggungjawab
b. Materi Ajar
Ziauddin Ahmad. Ekonom yang berasal dari Pakistan ini merumuskan pengertian
ekonomi islam merupakan upaya pengalokasian sumber-sumber daya untuk
memproduksi barang dan jasa sesuai petunjuk Allah SWT untuk memperoleh
ridha-Nya.
Ekonomi islam atau ekonomi syariah adalah sebuah sistem ekonomi yg dalam aktifitasnya
melarang saling zholim menzholimi yg bertujuan meningkatkan produktifitas dengan
memacu sektor reel dan meggunakan zakat infaq dan sedekah sebagai distribusi pemerataan
ekonomi.
JUAL BELI
Syarat Jual Beli
a. Aqid (penjual dan pembeli)
b. Ma’qud ‘alaih (barang yang diperjual belikan)
c. Sighat (ijab qabul)
SYIRKAH
Kata Syirkah di dalam bahasa Arab yang berasal dari kata syarika (fi'il madhi),
yashruku (fi'il mudhari ') syarikan / syirkatan / syarikatan (masdar / kata dasar); artinya
menjadi sekutu atau syarikat (kamus al Munawar). Menurut arti asli bahasa Arab, syirkah
berarti mencampurkan dua bagian atau lebih perlu dibedakan lagi satu bagian dengan bagian
lain, (An-Nabhani). Jadi, Syirkah merupakan akad kerja sama antara dua orang atau lebih
untuk suatu usaha tertentu di mana setiap pihak memberikan kontribusi dana (atau amal)
dengan perjanjian keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan
perjanjian yang telah disetujui.
Jenis-Jenis Syirkah
1. Syirkah 'Inan
Syirkah 'Inan, adalah suatu bentuk ikatan yang merupakan kesepakatan kerja sama antara dua
orang atau lebih dalam kerja dan modal, baik dijalankan bersama-sama atau dengan
menunjuk salah satu peserta syirkah untuk menjalankannya.
Dengan demikian, maka komponen penyusun syirkah 'inan ini adalah eksistensi 1) dua pihak
yang bertransaksi, 2) objek transaksi (al-ma'qud' alaih) yang memerlukan modal dan juga
jenis usaha dan 3) sesuai dengan ketentuan usaha, dan 4) orang yang mengatur ('amil) dan
ketentuan pembeliannya.
2. Syirkah 'Abdan
Syrikah abdan merupakan kerja sama antar pihak yang menyerettakan kontribusi kerja
(amal), tanpa kontribusi modal (maal). Kontribusi kerja yang dapat terdiri dari kerja fisik, dan
juga kerja pikiran. Tidak ada persyaratan yang disetujui profesi pada praktik syirkah
abdan. Terkait dengan kerjasama syirkah abdan antara pihak yang menyumbang kerja
pemikirannya dan satu pihak lagi kerja fisiknya.
1. Perserikatan antara insinyur, tukang keramik, toko keramik, makelar pasir dan
makelar tanah.
2. Perserikatan antara pedagang pasar, kuli angkut dan tengkulak.
3. Perserikatan antara kuli kapal dan anak buah kapal.
3. Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh merupakan kerja sama antara dua pihak atau lebih yang masing-masing pihak
memberikan kontribusi kerja (amal). Disebut syirkah wujuh karena para pihak yang akan
melakukan syirkah ini memiliki kemitraan yang baik dan juga keahlian dalam berbisnis.
Para pihak membeli barang dengan cara pembayaran kredit / tunda kepada pemilik barang,
kemudian menjual kembali dengan uang tunai. Mereka dapat melakukan hal tersebut, karena
mereka memiliki kepentingan yang baik dengan pemilik barang tersebut, juga masyakat atau
calon pembeli. Terkadang para pihak juga menerima 100% modal dari shahibul maal.
4. Syirkah Mufawadhah
Syirkah Mufawadhah merupakan kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak
menyediakan bagian dari keseluruhan dana dan juga yang disediakan dalam kerja. Setiap
pihak.
Misalnya A adalah pemodal, modal sumbangan pada B dan C, dua insinyur teknik sipil, yang
sebelumnya juga bertaruh, maka masing-masing akan berkonstribusi kerja. Kemudian B dan
C juga mendukung untuk berkonstribusi modal, untuk membeli barang atas kredit
TAKAFUL
Atau dikenal juga sebagai Asuransi Syariah atau Ta'min atau Tadhamun adalah
usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan /atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah. [1]
Takaful (Bahasa Arab: )التكافلadalah konsep Asuransi Syariah (berlandaskan Syariah Islam).
Prinsip asuransi (secara umum) adalah memberikan kompensansi atas kerugian finansial yang
diderita oleh seseorang atas suatu musibah yang dideritanya. Di Indonesia, sebutan bagi
asuransi yang tidak (belum) sesuai syariat disebut sebagai Asuransi Konvensional.
Sedangkan yang sesuai syariat, di Indonesia disebut sebagai Asuransi Syariah. Secara
internasional dikenal sebagai Takaful. Di Arab Saudi Asuransi harus menggunakan prinsip
kerjasama.
Praktek asuransi dalam Islam, telah dikenal sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW, sekitar
570 SM. Konsep ini kemudian terus berkembang hingga ke abad ke-19, dan ketika ahli
hukum mazhab Hanafi, Ibn Abidini menawarkan makna, konsep dan hukum sebuah kontrak
asuransI.
Perbedaan antara Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah
Sebenarnya ada banyak pertimbangan dan dasar yang membedakan keduanya,
Singkatnya, dan yang paling utama adalah masalah Riba Sangat menyayangkan transaksi
riba ini begitu dahsyatnya menggerogoti sendi-sendi hidup dan kehidupan kita (di Indonesia).
Padahal perintah untuk menjauhi transaksi Riba telah disebutkan didalam Al Quran secara
berulang-ulang, mulai dari anjuran menjauhi Riba, meninggalkan riba sampai larangan Riba.
Sayang juga kalau kebanyakan (atau hampir semua khutbah Jumat di nusantara) bicara
soal Fikih ibadah, belum ada yang bicara soal fikih muamalah, misalnya tentang bahaya Riba.
Padahal begitu banyak dalil dari Hadits yang menjelaskan akan besarnya dosa Riba. Contoh
salah satunya, menyebutkan bahwa dosa Riba itu ada 70, yang paling rendah adalah seakan
seseorang berzina dengan ibu kandungnya sendiri. Mengenai dampak dan dosa Riba, wallahu
a’lam bish shawab, barangkali kita semua bisa membaca literasi lebih lanjut.
Kaitan antara Riba dan asuransi konvensional
Dalam asuransi konvensional, terjadi “transaksi” (digaris bawahi, transaksi). Antara
“premi” (diulang, premi) dengan “klaim” (diulang, klaim). Semisal seorang tertanggung
(insured) membeli (diulang, membeli) polis asuransi, dengan besaran IDR 1.000.000 untuk
menjamin mobilnya misalnya. Perusahaan Asuransi Konvensional melakukan analisis (baik
secara matematis, statistik, aktuaria, kondisi pasar, suku bunga, dsb) guna menentukan tarif
yang (dianggap) sesuai dengan faktor risiko. Bilamana terjadi kehilangan, maka tertanggug
(insured) tersebut mendapat ganti rugi (diulang, ganti rugi) sebesar harga mobil, misalnya
IDR 100.000.000. Atas “transaksi” ini terdapat Riba (literally berarti pertambahan nilai). Dari
yang angkanya 1 menjadi 100.
Perbedaan antara asuransi konvensional dengan asuransi syaria'ah
Sekilas memang terlihat tidak ada bedanya. Tapi jelas perbedaannya di niat dan akad.
Sekiranya di lapangan atau kasat mata terlihat sama, mohon maaf, bisa jadi karena para
pelaku sendiri belum memahami inti dan maksa dari Asuransi Syariah itu sendiri, atau karena
bisa jadi masih ada “oknum” yang belum melaksanakan prinsip syariat secara kaffah.
Di exhibit 1, Asuransi Konvensional adalah transaksional.
Di exhibit 2, Asuransi Syariah menggunakan akad Tabarru.
Riba berlaku di transaksi. Tidak ada riba di Tabarru.