(RPP)
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menghayati dan pengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran cooperative learning dan problem
based learning, peserta didik dapat menganalis kebijakan moneter dan kebijakan fiskal serta
2
menyajikan hasil analisis kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dari berbagai sumber belajar
yang relevan dengan bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif.
D. Materi Pembelajaran
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (Cooperative Learning)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan a. Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar: 10
memberikan salam, menjaga kerapian dan kebersihan ruang kelas, menit
berdoa, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan, dan mengingatkan prosedur kelas.
Fase 1 : Menyampaikan tujuan
b. Peserta didik menerima apersepsi dari guru agar termotivasi dan
semangat untuk mengikuti pelajaran dengan memutar video
pembelajaran tentang inflasi. Pertanyaan apersepsi:
3
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Apa yang terjadi ketika negara mengalami inflasi?
Bagaimana cara mengatasi inflasi?
c. Peserta didik menerima penyampaian tujuan pembelajaran dari guru.
Inti Fase 2 : Menyajikan informasi 60
a. Peserta didik mengamati slide power point yang disampaikan guru. menit
b. Peserta didik mendengarkan penjelasan materi pengertian kebijakan
moneter dan tujuan kebijakan moneter.
c. Peserta didik di berikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi
yang telah di sampaikan.
Fase 3: Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok
belajar
d. Peserta didik dikelompokkan menjadi 5 kelompok.
e. Perwakilan kelompok mengambil satu undian materi tentang instrumen
kebijakan moneter, antara lain:
1) Kebijakan Diskonto
2) Operasi Pasar Terbuka
3) Penentuan Cadangan Kas
4) Kebijakan Kredit Selektif
5) Imbauan Moral
f. Peserta didik mempelajari dan mendiskusikan materi yang telah diambil
oleh perwakilan kelompok.
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
g. Selama diskusi dalam kelompok, guru membimbing dan mengarahkan
peserta didik.
h. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya di depan peserta didik
lainnya.
i. Peserta didik dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya
kepada kelompok peserta didik yang presentasi
Fase 5: Evaluasi
j. Peserta didik menerima evaluasi dari guru mengenai hasil presentasi
tiap-tiap kelompok dan menerima penguatan pada hal-hal penting
mengenai instrumen kebijakan moneter.
Fase 6 : Memberikan penghargaan
k. Peserta didik menerima evaluasi terhadap kelompok yang terbaik dari
guru.
Penutup a. Peserta didik bersama – sama dengan guru membuat kesimpulan materi 20
pembelajaran kebijakan moneter yang telah dipelajari. menit
b. Peserta didik diberikan tugas (PR) dari buku teks dan dikumpulkan pada
pertemuan selanjutnya.
c. Peserta didik mengucapkan salam.
4
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
berdoa, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan, dan mengingatkan prosedur kelas.
b. Peserta didik beserta guru membahas pekerjaan rumah yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya.
c. Peserta didik menerima penyampaian tujuan pembelajaran dari guru.
Inti Fase 1 : Mengorientasi peserta didik pada masalah 60
a. Peserta didik diberi artikel berita yang berkaitan dengan evaluasi menit
kebijakan moneter.
b. Peserta didik mengamati dan mencari informasi melalui artikel berita
yang berkaitan dengan evaluasi kebijakan moneter.
Fase 2: Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
c. Peserta didik dikelompokkan sesuai artikel yang didapatkan.
d. Peserta didik mendiskusikan serta menulis evaluasi kebijakan moneter
dari artikel berita tersebut.
Fase 3: Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
e. Selama diskusi dalam kelompok, guru membimbing dan
mengarahkan peserta didik.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
f. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya di depan peserta didik
lainnya.
g. Peserta didik dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan
tanggapan kepada kelompok peserta didik yang presentasi.
h. Peserta didik menerima evaluasi dari guru mengenai hasil
presentasi tiap-tiap kelompok dan menerima penguatan pada hal-
hal penting mengenai kebijakan moneter.
Penutup Fase 5 : Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah 20
a. Peserta didik menerima evaluasi dan apresiasi terhadap kelompok yang menit
terbaik dari guru.
b. Peserta didik bersama – sama dengan guru membuat kesimpulan materi
pembelajaran kebijakan fiskal yang telah dipelajari.
c. Peserta didik diberikan tugas membaca di rumah mengenai kebijakan
fiskal.
d. Peserta didik mengucapkan salam.
6
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
b. Peserta didik beserta guru membahas pekerjaan rumah yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya.
c. Peserta didik menerima penyampaian tujuan pembelajaran dari guru.
Inti Fase 1 : Mengorientasi peserta didik pada masalah 60
a. Peserta didik diberi artikel berita yang berkaitan dengan evaluasi menit
kebijakan fiskal.
b. Peserta didik mengamati dan mencari informasi melalui artikel berita
yang berkaitan dengan evaluasi kebijakan fiskal.
Fase 2: Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
c. Peserta didik dikelompokkan sesuai artikel yang didapatkan.
d. Peserta didik mendiskusikan artikel berita yang berkaitan dengan
evaluasi kebijakan fiskal.
Fase 3: Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
e. Selama diskusi dalam kelompok, guru membimbing dan
mengarahkan peserta didik.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
i. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya di depan peserta didik
lainnya.
j. Peserta didik dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan
tanggapan kepada kelompok peserta didik yang presentasi.
k. Peserta didik menerima evaluasi dari guru mengenai hasil
presentasi tiap-tiap kelompok dan menerima penguatan pada hal-
hal penting mengenai kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Penutup Fase 5 : Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah 20
a. Peserta didik menerima evaluasi dan apresiasi terhadap kelompok yang menit
terbaik dari guru.
b. Peserta didik bersama – sama dengan guru membuat kesimpulan materi
pembelajaran kebijakan fiskal yang telah dipelajari.
c. Peserta didik diberikan post tes dalam bentuk pilihan ganda.
d. Peserta didik mengucapkan salam.
G. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1) Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian : observasi
b. Bentuk Penilaian : lembar pengamatan
c. Instrumen Penilaian : jurnal
2) Pengetahuan
a. Jenis/Teknik tes : tertulis, lisan,dan penugasan
b. Bentuk Tes : pilihan ganda
c. Instrumen Penilaian (lampiran )
3) Keterampilan
a. Teknik/Bentuk Penilaian : praktik/performance
b. Instrumen Penilaian (lampiran)
b. Remedial (lampiran)
1) Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas.
7
2) Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
3) Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali terus remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas
c. Pengayaan (lampiran)
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan.
H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:
a. Media :
Handout
Worksheet atau Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar penilaian
Slide PPT
Artikel studi kasus
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
LCD proyektor, laptop, printer
Kertas putih untuk membuat poster
b. Sumber Belajar :
8
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
9
Lampiran
MATERI PEMBELAJARAN
10
4. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi pengeluaran dan
pendapatan dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
a. Pajak
Pajak memiliki kontribusi besar dalam penerimaan suatu negara. Sebagai contoh,
kontribusi pajak dalam penerimaan negara Indonesia pada tahun 2008-2015 selalu berada
di atas 70%. Artinya, besar kecil pajak yang dipungut negara memengaruhi besar
penerimaan yang akan diperoleh negara. Oleh karena sangat memengaruhi penerimaan
negara, pajak merupakan instrument utama paling efektif untuk mencapai tujuan
kebijakan fiskal.
Bagaimana pajak mampu memengaruhi kestabilan perekonomian? Saat terjadi
inflasi, pemerintah akan menaikkan tarif pajak untuk mengurangi jumlah pembelian
barang dan/atau jasa yang dilakukan masyarakat. Penurunan jumlah pembelian akan
mengurangi tingkat konsumsi masyarakat. Jika konsumsi masyarakat berkurang, tingkat
permintaan agregat akan menurun dan perekonomian kembali stabil.
b. Belanja Pemerintah (Government Spending)
Pemerintah kadang mengambil keputusan untuk menambah belanja pemerintah
(government spending) dengan cara menambah pembelian barang dan/atau jasa bagi
kebutuhan operasional pemerintah. Penambahan anggaran belanja tersebut digunakan
untuk mendorong laju pertumbuhan output produksi yang dihasilkan perusahaan. Jika
perusahaan tetap berproduksi, pengusaha tidak akan mengurangi jumlah pekerja. Dengan
demikian, jumlah penganggur dapat ditekan.
c. Subsidi
Subsidi merupakan pemberian insentif dari pemerintah untuk menciptakan
keterjangkauan harga barang bagi masyarakat. Tujuan utama subsidi adalah menjaga
daya beli masyarakat, khususnya masyarakat berpendapatan rendah.
d. Pinjaman Publik
Pinjaman publik diperoleh pemerintah dengan menerbitkan dan menjual surat
berharga berupa Surat Utang Negara (SUN) dan surat obligasi kepada masyarkat. Selain
mengatasi kekurangan dana untuk membiayai APBN, pinjaman publik dapat mengurangi
ketergantungan terhadap pinjaman dari negara lain.
12
Lampiran
INSTRUMEN PENILAIAN
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a,
b, c, d, atau e!
2. Kebijakan pemerintah dengan jalan menaikkan cadangan kas pada saat inflasi
dan menurunkan cadangan kas pada saat deflasi, merupakan kebijakan dari …..
a. Kebijakan cadangan kas d. Tarif
b. Kebijakan pasar terbuka e. Kuota
c. Kebijakan politik diskonto
3. Menurunkan nilai mata uang asing, dengan tujuan mendorong ekspor dan
menghambat impor, yaitu …..
a. Penghasil barang dan jasa
b. Kebijakan devaluasi
c. Kebijakan revaluasi
d. Kebijakan normalisasi
e. Kebijakan desentralisasi
4. Kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi
imbauan kepada pelaku ekonomi, yaitu …..
a. Kebijakan standarlisasi
b. Kebijakan normalisasi
c. Kebijakan dorongan moral
d. Kebijakan devaluasi
e. Bukan kebijakan
9. Salah satu cara dari pemegang otoritas moneter dalam melaksanakan kebijakan moneter
adalah….
a. menaikkan tarif pajak
b. menurunkan tarif pajak
c. menjual surat-surat berharga
d. mengatur belanja pemerintah
e. melonggarkan pengeluaran pemerintah
10. Masalah dalam jumlah uang yang beredar bukan hanya terlalu banyak uang beredar (inflasi),
tetapi juga masalah kekurangan jumlah uang yang beredar atau yang dikenal dengan deflasi.
Cara untuk mengatasi deflasi dilakukan dengan….
a. penurunan tingkat suku bunga
b. menaikkan suku bunga bank umum
c. menjual surat-surat berharga
d. menaikkan cadangan kas
e. membatasi pembelian kredit
Betul
Nilai = x 100
10
14
Kunci Jawaban
1. A
2. A
3. B
4. C
5. D
6. C
7. A
8. B
9. C
10. A
15
Lampiran
PEDOMAN PENSKORAN
1. Aspek Kognitif
Aspek yang dinilai
Jumlah skor
No. Nama siswa
Ketepatan jawaban Kerapian
2. Aspek Afektif
Keterangan:
ST : Sudah Tampak
BT : Belum Tampak
Keterangan:
KB : Kurang baik
B : Baik
SB : Sangat baik
16
c. Lembar Penilaian Diskusi
Meng-
Mengkomun
Kerja Tole- Keakti- hargai Jumlah
No Nama siswa ikasikan Nilai Ket
sama ransi fan pendapat skor
pendapat
teman
17
Lampiran
MEDIA
Pertemuan Pertama
Model Pembelajaran : Cooperative Learning
Media : kartu undian materi
KEBIJAKAN DISKONTO
IMBAUAN MORAL
18
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Pertemuan Kedua
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Media : artikel studi kasus
JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia ( BI) terus mempertahankan kebijakan suku bunga
yang rendah di tengah gonjang-ganjing ekonomi global. Namun, apakah kebijakan suku bunga rendah ini
akan terus berlangsung? Senior Portofolio Manager-Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia,
Samuel Kesuma menilai kebijakan moneter masih akan tetap akomodatif. "Ruang pemangkasan suku bunga
terlihat dari suku bunga riil Indonesia yang masih kompetitif jika dibandingkan dengan negara kawasan
Asia yang memiliki defisit neraca berjalan, seperti India dan Filipina," ujarnya dalam keterangan tertulis,
Jakarta, Senin (14/10/2019). "Inflasi, defisit pada neraca berjalan dan prospek pertumbuhan ekonomi akan
menjadi faktor pertimbangan penting dalam pemangkasan suku bunga lebih lanjut," sambung dia. Samuel
mengatakan, kebijakan moneter akomodatif dapat menjadi "bantalan" bagi ekonomi Indonesia di tengah
perlambatan ekonomi global saat ini. Bahkan, kata dia, kebijakan itu bisa jadi tidak hanya diterapkan di
Indonesia. Bank sentral di negara lain juga diperkirakan akan memilih kebijakan moneter yang akomodatif.
Sebab, Manulife Investment Management memperkirakan masih ada pemangkasan suku bunga Fed 50
basis poin dalam enam bulan ke depan. Pun ada kemungkinan peluncuran stimulus lebih lanjut. Kebijakan
ini dilakukan untuk mengimbangi efek negatif resesi manufaktur global, risiko perlambatan pertumbuhan
ekonomi dari kebijakan moneter ketat 2018, dan guncangan yang ditimbulkan oleh perang dagang AS dan
China. "Kami memperkirakan bahwa sebagian besar bank sentral global akan mempertahankan suku bunga
rendah dan menghindari kenaikan suku bunga setidaknya selama dua tahun ke depan," kata dia.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2019, BI sudah menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali
menjadi 75 basis poin (bps). Salah satu alasannya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di
tengah risiko perlambatan ekonomi global. Karena pelambatan ekonomi dunia, sejumlah bank sentral di 12
negara juga mengambil langkah serupa. Bank-bank tersebut antara lain Bank Sentral AS The Fed, bank
sentral India RBI, hingga bank sentral Filipina, BSP. “Dengan adanya pertumbuhan ekonomi global yang
turun, trade war, volume dagang turun, Brexit, direspons oleh semua negara yang alami pertumbuhan
melambat. Beberapa bank sentral akhirnya menurunkan suku bunga,” kata Direktur Eksekutif Departemen
Komunikasi BI, Onny Widjanarko di Badung, Bali, beberapa waktu lalu. Adapun The Fed telah
menurunkan suku bunga sebanyak 25 bps menjadi 1,75 persen. Bank sentral India (RBI) dan bank sentral
Filipina juga menurunkan suku bunga masing-masing menjadi 5,4 persen dan 4,25 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gonjang-ganjing Ekonomi Global, Suku Bunga
Turun Lagi?", https://money.kompas.com/read/2019/10/14/130424726/gonjang-ganjing-ekonomi-global-
suku-bunga-turun-lagi.
Penulis : Yoga Sukmana
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa permasalahan yang terjadi pada wacana tersebut?
2. Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut?
19
BI Terapkan Suku Bunga Operasi Pasar Terbuka
Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah menerapkan mekanisme penentuan bunga operasi pasar terbuka sejak
awal bulan ini. Suku bunga operasi pasar yang tadinya fixed rate tender (FRT), per 1 Februari diubah
menjadi variable rate tender (VRT).
Dengan diterapkannya bunga operasi pasar terbuka VRT, BI menjamin langkah ini bukan merupakan
perubahan kebijakan moneter.
"Sudah kami terapkan sejak 1 Februari. Ini teknis lelang karena tidak ada perubahan stance kebijakan," jelas
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Dody Zulverdi dalam jumpa pers di Gedung
Thamrin BI, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017).
Penerapan suku bunga operasi pasar terbuka ini dinilai lebih mencerminkan kondisi pasar. Sehingga
besaran bunga ditentukan oleh para peserta lelang yang melakukan transaksi di BI. Lelang yang dimaksud
adalah penjualan semua instrumen yang ada di BI, antara lain Surat Berharga Negara (SBN) hingga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Dengan demikian, suku bunga instrumen pasar terbuka untuk tenor di atas 7 hari, mulai dari 2 pekan, 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Sedangkan untuk 7 hari ke bawah masih akan ditetapkan skema FRT.
"Kalau likuiditas bank longgar maka (bunga) bisa lebih rendah, kalau mayoritas ketat, maka rata-rata
tertimbang itu akan lebih tinggi. Itu adalah refleksi likuiditas, tapi juga BI kendalikan," ujar Dody.
Secara teknis besaran bunga ditetapkan pada konsensus pelelangan. Misalnya, BI menerbitkan SBI dengan
target Rp 15 triliun, dari situ kemudian bank yang memiliki kelebihan likuiditas akan ikut membeli SBI
dengan tingkat bunga yang beragam. BI kemudian melakukan seleksi kepada mereka yang melakukan
penawaran sebelum akhirnya memutuskan penjualan.
Jika terjadi kelebihan permintaan, maka BI akan memilih bank yang meminta tingkat bunga yang serendah
mungkin. Kelebihan permintaan juga menggambarkan likuditas uang di bank masih cukup tinggi.
Sedangkan jika permintaan terhadap instrumen yang diterbitkan BI tidak terlalu memuaskan, hal tersebut
menandakan likuiditas perbankan terbilang ketat yang umumnya terjadi di sejumlah kesempatan.
Besaran bunga VTR yang bergerak dinamis umumnya begerak di kisaran 5-25 basis poin (bps) dari suku
bunga masing-masing tenor. Saat ini, suku bunga yang mengikuti skema VRT mulai dari 2 minggu berada
di level 4,92%, 1 bulan 5,17%, 3 bulan 5,57%, 6 bulan 5,77%, 9 bulan 5,9%, dan 12 bulan 6%.
Besaran tersebut yang kemudian mengalami perubahan, baik mengalami kenaikan maupun penurunan yang
biasanya bergerak di kisaran 5-25 bps. Saya tidak bisa pastikan, mungkin kisaran 5-25 basis poin. Intinya
BI juga bisa mengetahui kondisi likuiditas," ujar Dody.
Dirinya menambahkan, penetapan VRT sudah direncanakan sejak Agustus lalu, yaitu sejak BI mengubah
suku bunga acuannya dari BI Rate menjadi BI 7 Days Reverse Repo Rate. Di 6 bulan pertama penerapan BI
7 Days Reverse Repo Rate, BI masih menerapkan FRT dan pada awal bulan ini untuk instrument di atas 7
hari ditetapkan menggunakan VRT.
"Sesuai dengan rencana, 6 bulan sesudah pemberlakuan BI 7 Days Reverse Repo Rate itu sejak Januari
akhir kemarin masih menggunakan FRT," tutup Dody.
20
Sumber: https://finance.detik.com/moneter/d-3415081/bi-terapkan-suku-bunga-
operasi-pasar-terbuka
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa permasalahan yang terjadi pada wacana tersebut?
2. Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut?
21
Tahun Depan, Batas Pencadangan Kas Bank Makin Longgar
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) akan kembali melonggarkan batas pencadangan kas perbankan yang
disimpan di bank sentral atau dikenal dengan sebutan Giro Wajib Minimum (GWM) pada tahun depan. Hal ini guna
mendukung fleksibilitas bank dalam mengelola kas yang dimilikinya.
Sejak Juli 2017, BI efektif melakukan pelonggaran GWM dari semula bersifat tetap (fix) sebesar 6,5 persen dari Dana
Pihak Ketiga (DPK) secara harian menjadi rata-rata (averaging).
Dengan GWM averaging, pencadangan kas bank terbagi atas 5 persen dari DPK secara harian dan sisanya 1,5 persen
dari DPK secara fleksibel. Namun, bank tetap harus mempertahankan setoran pencadangannya sebesar 6,5 persen
dari DPK dalam dua pekan.
Lihat juga:BI Sebut 4 Risiko Global jadi 'Kerikil' Perekonomian Nasional
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, bank sentral akan menaikkan besaran pencadangan yang
bersifat fleksibel tersebut. Namun, ia belum menyebut angka pastinya.
"Komponen yang bisa di-averaging akan diperbesar. Jadi yang 1,5 persen dari 6,5 persen ini akan diperbesar,"
ungkap Mirza saat konferensi pers akhir tahun di Gedung BI, Kamis (28/12).
Menurutnya, dengan kelonggaran ini, bank akan memiliki kemampuan lebih untuk mengendalikan likuiditas yang
dimilikinya. "Bank yang treasury-nya sudah canggih, mungkin dia akan memanfaatkan. Tapi yang masih belajar, dia
belum tentu memanfaatkan," terangnya.
Selain itu, BI melihat, aturan ini akan membuat kas yang dimiliki bank lebih bermanfaat ketimbang hanya tersimpan
di BI. Lalu, ia bilang, aturan ini juga akan bermanfaat bagi kestabilan pasar uang ke depan.
Lihat juga:IFC Kucurkan Radana Finance Pinjaman Rp540 Miliar
Kendati begitu, Mirza belum buka suara mengenai kapan pelonggaran ini akan efektif diterapkan. Namun, ia bilang,
BI akan lebih dulu melihat kesiapan para pelaku industri. "Kami tentu akan lihat bagaimana kesiapan dari pasar
keuangan dan perbankan," pungkasnya.
Di sisi lain, ia juga belum menjelaskan terkait penentuan kebijakan ini juga akan berlaku bagi bank syariah atau tidak.
Sebab, November lalu, BI mengatakan, akan memberlakukan kebijakan GWM averaging yang saat ini sudah berlaku
di bank konvensional kepada bank syariah. (lav/lav)
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171229090351-78-265418/tahun-depan-batas-
pencadangan-kas-bank-makin-longgar
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa permasalahan yang terjadi pada wacana tersebut?
2. Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut?
22
Rupiah Melemah, Bank Lebih Selektif Salurkan Kredit
JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah saat ini membuat industri perbankan harus waspada dan pintar
mengatur strategi. Salah satunya dilakukan Bank Permata. Mereka sudah mempersiapkan antisipasi
volatilitas nilai tukar dengan penyaluran kredit yang lebih selektif.
Direktur Retail Banking Bank Permata, Bianto Surodjo memperkirakan likuiditas masih akan cenderung
ketat. Pihak otoritas diprediksi akan mempertimbangkan potensi capital outflow apabila The Fed
menaikkan suku bunga pada semester kedua tahun ini.
Menurutnya, hal ini membuat ruang untuk menurunkan suku bunga masih terbatas walaupun inflasi cukup
rendah. "Karena BI menjaga aliran dana untuk antisipasi ekonomi AS. Kami sangat mewaspadai dampak
pelemahan nilai tukar ini terhadap kredit bermasalah," ujar Bianto dalam kunjungannya ke Gedung Sindo,
Jakarta, Rabu (18/3/2015).
Dia menerangkan perseroan sudah seharusnya berjaga jika tidak mau kredit bermasalahnya semakin
bertambah tahun ini. Porsi kredit korporasi atau wholesale banking masih menjadi mayoritas dalam
penyaluran kredit, sehingga wajar dampak pelemahan industri akibat volatilitas nilai tukar cukup signifikan.
"Porsi wholesale banking setengah dari total kredit. Dan, ke depan masih akan menjadi andalan. Namun,
kami akan lebih selektif dalam proses underwriting," katanya.
Dia menyebutkan, perbankan mencoba menjaga risiko volatilitas nilai tukar dengan berbagai cara.
Meskipun porsi kredit dalam USD hanya 20% dari total pinjaman pihaknya tetap akan mewaspadai dampak
lebih luas.
"Kredit USD harus sesuai dengan cashflow nasabah korporasi. Kami prioritaskan untuk perusahaan yang
sudah melakukan hedging utangnya. Kami harus disiplin untuk antisipasi risiko," ujarnya.
Bianto menegaskan pemberian pinjaman akan lebih selektif untuk sektor yang sensitif dalam kondisi berat
seperti saat ini. Sektor komoditas dan industri yang sensitif pada volatilitas nilai tukar akan diseleksi dengan
ketat. Setidaknya dalam semester pertama perseroan akan melihat perkembangan perekonomian dan
depresiasi nilai tukar rupiah. "BI Rate memang turun, namun tidak signifikan. Masih harus dilihat
apakah cost of fund sudah aman untuk kami turunkan suku bunga. Karena kami juga ingin kompetitif,"
jelasnya.
Selain selektif, Bank Permata juga menyalurkan kredit dalam portfolio yang jelas batas eksposurnya. Selain
itu, penyaluran kredit terdiversifikasi dalam beberapa sektor industri untuk selalu dipantau. "Itulah kenapa
di tahun lalu walaupun gross NPL atau kredit bermasalah naik tapi berhasil dikontrol, karena diversifikasi,"
tandasnya.
(dmd)
Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/978444/178/rupiah-melemah-bank-lebih-selektif-
salurkan-kredit-1426688300
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa permasalahan yang terjadi pada wacana tersebut?
2. Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut?
23
Pertemuan Ketiga
HANDOUT
a. Pajak
Pajak memiliki kontribusi besar dalam penerimaan suatu negara. Sebagai contoh, kontribusi
pajak dalam penerimaan negara Indonesia pada tahun 2008-2015 selalu berada di atas 70%.
Artinya, besar kecil pajak yang dipungut negara memengaruhi besar penerimaan yang akan
diperoleh negara. Oleh karena sangat memengaruhi penerimaan negara, pajak merupakan
instrument utama paling efektif untuk mencapai tujuan kebijakan fiskal.
Bagaimana pajak mampu memengaruhi kestabilan perekonomian? Saat terjadi inflasi,
pemerintah akan menaikkan tarif pajak untuk mengurangi jumlah pembelian barang dan/atau jasa
yang dilakukan masyarakat. Penurunan jumlah pembelian akan mengurangi tingkat konsumsi
masyarakat. Jika konsumsi masyarakat berkurang, tingkat permintaan agregat akan menurun dan
perekonomian kembali stabil.
b. Belanja Pemerintah (Government Spending)
Pemerintah kadang mengambil keputusan untuk menambah belanja pemerintah
(government spending) dengan cara menambah pembelian barang dan/atau jasa bagi kebutuhan
operasional pemerintah. Penambahan anggaran belanja tersebut digunakan untuk mendorong laju
pertumbuhan output produksi yang dihasilkan perusahaan. Jika perusahaan tetap berproduksi,
pengusaha tidak akan mengurangi jumlah pekerja. Dengan demikian, jumlah penganggur dapat
ditekan.
c. Subsidi
Subsidi merupakan pemberian insentif dari pemerintah untuk menciptakan keterjangkauan
harga barang bagi masyarakat. Tujuan utama subsidi adalah menjaga daya beli masyarakat,
khususnya masyarakat berpendapatan rendah.
d. Pinjaman Publik
Pinjaman publik diperoleh pemerintah dengan menerbitkan dan menjual surat berharga
berupa Surat Utang Negara (SUN) dan surat obligasi kepada masyarkat. Selain mengatasi
kekurangan dana untuk membiayai APBN, pinjaman publik dapat mengurangi ketergantungan
terhadap pinjaman dari negara lain.
25
KARTU UNDIAN MATERI
PAJAK
SUBSIDI
PINJAMAN PUBLIK
26
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Pertemuan Keempat
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Media : artikel studi kasus
Dia menjelaskan, keputusan penambahan subsidi Solar ini seiring dengan munculnya risiko kenaikan
harga minyak dunia.
"Untuk subsidi kita pastikan akan ada kenaikan dari Rp 500 per liter menjadi Rp 1.000 per liter dengan
volume 16,3 juta kiloliter (Kl)," kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (12/3/2018).
Dengan bertambahnya subsidi ini, maka beban APBN akan bertambah sekitar Rp 4,1 triliun. Meski
begitu, tambahan alokasi subsidi ini tidak memengaruhi target defisit APBN 2018 yang sebesar 2,19
persen dari produk domestik bruto (PDB).
Sebenarnya kenaikan harga minyak dunia tersebut memberikan pendapatan tambahan ke pemerintah.
Namun, di sisi lain, pemerintah juga harus memastikan konsumsi masyarakat tetap terjaga, serta neraca
keuangan PT Pertamina (Persero) juga tetap sehat.
Dengan tambahan subsidi mencapai Rp 4,1 triliun tersebut, Sri Mulyani memastikan akan meringankan
Pertamina dalam menjalankan bisnisnya dan tetap melakukan ekspansi.
Tak hanya untuk BBM, Sri Mulyani juga akan menambah anggaran untuk subsidi listrik ke PT PLN
(Persero). Selain sebagai dampak kenaikan harga minyak, PLN di 2018 juga akan menambah jumlah
pelanggan subsidi sebesar 1 juta pelanggan. Hanya saja untuk PLN, Sri Mulyani mengaku belum
memiliki detail angka penambahannya di APBN-P nanti.
"Dari semua itu, kita sangat optimistis defisit akan bisa kita kendalikan sesuai APBN 2017 di angka
2,19 persen dari PDB, jauh lebih rendah dari realisasi tahun lalu sebesar 2,49 persen," tutup Sri Mulyani.
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa permasalahan yang terjadi pada wacana tersebut?
2. Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut?
27
Di Jepang, Sri Mulyani Ungkap Cara Tarik Pajak Google hingga Facebook
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tengah menghadiri
pertemuan negara-negara anggota G20 di Fukuoka, Jepang. Dirinya pun mengungkapkan beberapa strategi menarik
pajak perusahaan-perusahaan digital mulai dari Facebook hingga Google, ketika menjadi panelis dalam salah satu
rangkaian acara, yaitu G20 Ministerial Symposium on International Taxation. Strategi penarikan pajak perusahaan
digital ini menjadi penting, sebab menurut Sri Mulyani, besarnya potensi perpakajakan dari industri digital belum
tercermin dalam realisasi penerimaan perpajakan dalam negeri.
"Dengan 260 juta populasi penduduk dan 100 jutaan pengguna internet, realisasi penerimaan perpajakan
masih belum tercermin dari besaran pengguna internet dan jumlah penduduk tersebut," ujar mantan Direktur
Pelaksana Bank Dunia ini melalui akun instagramnya, @smindrawati, Sabtu (8/6/2019). Cara pertama untuk bisa
memungut pajak dari perusahaan digital, menurut dia, dengan mendefinisikan ulang Bentuk Usaha Tetap (BUT) atau
permanent establishment yang selama ini menjadi salah satu aspek perpajakan. Dengan demikian, pemerintah tetap
bisa menarik pajak dari perusahaan-perusahaan luar negeri yang beroperasi di Indonesia.
Meski demikian, perusahaan tersebut tidak memiliki bangunan fisik di dalam negeri. "Salah satu aspek
perpajakan adalah tidak hanya berdasarkan kehadiran secara fisik dari para pengusaha yang melakukan kegiatan di
Indonesia. Oleh karena itu, saat ini prioritas tertinggi adalah melakukan redefinisi dari BUT," ujar Sri Mulyani. Baca
juga: Ini Ciri Wajib Pajak yang Jadi Sasaran Pemeriksaan Ditjen Pajak Selain itu, struktur perekonomian digital yang
cenderung kompleks membuat pemerintah juga perlu melakukan formulasi perbijakan mengenai penghitungan
kuantitatif mengenai tarif pajak bagi perusahaan digital. Selain itu, juga mendefinisikan ketentuan hukum terkait
kebijakan pengenaan pajak rendah atau bahkan tanpa pajak sama sekali. "Tantangan lain adalah bagaimana
mendefinisikan low or no tax jurisdictions dan juga bagaimana mengalokasikan hak pemajakan, terutama formula
dan dasar perhitungannya," ujar dia
Adapun dalam pertemuan tersebut, beberapa tokoh penting yang turut menjadi panelis yaitu Sekretaris
Jenderal OECD Angel Gurria, Menteri Keuangan Jepang Taro Aso, dan Menteri Keuangan China Liu Kun.
Kemudian juga hadir, Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire, Menteri Keuangan Inggris Phillip Hammond, dan
Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin.
Sumber: https://money.kompas.com/read/2019/06/09/090300326/di-jepang-sri-mulyani-ungkap-cara-tarik-
pajak-google-hingga-facebook.
Pertanyaan Diskusi:
28
Bank Dunia Beri Pinjaman 300 Juta Dollar AS untuk Reformasi Fiskal RI
Dengan sistem perpajakan yang lebih efisien dan adil, akan memberikan sumberdaya lebih baik
kepada pemerintah untuk menyediakan layanan penting seperti kesehatan, bantuan sosial, dan infrastruktur.
Rasio pendapatan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia merupakan salah satu yang terendah di
kawasan Asia Timur dan Pasifik. Kesenjangan pendapatan yang ada saat ini disebabkan oleh tingkat
kepatuhan yang rendah. Hal ini juga disebabkan secara sebagian rancangan kebijakan pajak yang kurang
optimal sehingga terbatasnya basis pajak dan sulitnya pengelolaan. "Tanpa reformasi besar dalam
pengumpulan pendapatan, seiring dengan terus berlanjutnya harga komoditas yang moderat, maka rasio
pendapatan terhadap PDB Indonesia mungkin akan tetap berada pada tingkat yang rendah. Ini akan sangat
membatasi ruang fiskal untuk pembelanjaan prioritas pembangunan," kata Hans Anand Beck, Ekonom
Utama Bank Dunia.
Pinjaman Reformasi Kebijakan Pembangunan Kedua (Second Fiscal Reform Development Policy)
mendukung reformasi pemerintah untuk memperbaiki pengumpulan pendapatan dengan memperluas basis
pajak dan memperbaiki tingkat kepatuhan bagi pembayar pajak individu maupun perusahaan. Pembuatan
anggaran jangka menengah yang lebih banyak, proses pengadaan barang yang lebih dini, juga pemantauan
belanja daerah akan mendukung efisiensi dan efektivitas belanja publik, termasuk untuk kesehatan, belanja
modal infrastruktur, dan bantuan sosial. Pembiayaan ini merupakan pinjaman kedua dari tiga rangkaian
pinjaman untuk mendukung reformasi fiskal Indonesia.
Pinjaman pertama mendukung reformasi yang mencakup alokasi yang lebih besar untuk program
bantuan kesehatan dan bantuan sosial, juga mengurangi pengecualian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk
beberapa barang konsumsi, dan telah membantu keluarga berpenghasilan rendah agar keluar dari
kemiskinan.
Sumber: https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/17/194500326/bank-dunia-beri-pinjaman-300-juta-
dollar-as-untuk-reformasi-fiskal-ri.
Pertanyaan Diskusi:
29
Perbaiki SDM dan Pemerataan, Belanja Negara Rp2.528,8 Triliun di RAPBN 2020
JAKARTA - Belanja negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Negara (RAPBN) 2020 diproyeksi
mencapai Rp2.528,8 triliun atau sekitar 14,5% dari PDB. Belanja negara itu diterangkan Presiden Joko
Widodo (Jokowi) akan digunakan untuk memperbaiki kualitas SDM dan melanjutkan program
perlindungan sosial.
Dia juga menambahkan, belanja negara juga ditujukan untuk meningkatkan investasi dan ekspor melalui
peningkatan daya saing dan produktivitas serta infrastruktur. "Ini untuk melanjutkan program perlindungan
sosial serta menjawab tantangan demografi. Serta untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung
transformasi ekonomi, serta penguatan kualitas desentralisasi fiskal," jelas Jokowi di Gedung DPR, Jakarta,
Jumat (16/8/2019).
Lebih lanjut Jokowi mengungkapkan, belanja negara pada tahun 2020 juga difokuskan pada pengurangan
ketimpangan antarwilayah. Ditambah bakal melanjutkan pengembangan berbagai kawasan ekonomi di luar
Jawa, melanjutkan industrialisasi dalam bentuk hilirisasi hasil tambang maupun perkebunan, dan
mengembangkan beberapa wilayah metropolitan di luar Jawa, supaya bisa menjadi sumber ekonomi baru.
"Selama ini, denyut kegiatan ekonomi secara umum masih terpusat di Jakarta dan Pulau Jawa. Sehingga
Pulau Jawa menjadi sangat padat dan menciptakan ketimpangan dengan pulau-pulau di luar Jawa,"
paparnya
Menurutnya apabila hal ini dibiarkan berlanjut tanpa ada upaya yang serius, maka ketimpangan akan
semakin parah. Untuk itu, rencana pemindahan Ibukota ke Pulau Kalimantan diletakkan dalam konteks ini,
sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru. "Sekaligus memacu pemerataan dan keadilan
ekonomi di luar Jawa," terang Jokowi.
Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/1430579/33/perbaiki-sdm-dan-pemerataan-belanja-negara-
rp25288-triliun-di-rapbn-2020-1565947692
Pertanyaan Diskusi:
30
SUMATIF
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Hari, Tanggal :
Waktu : 90
Menit
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf a, b, c, d, atau e!
Kebijakan moneter yang dapat mengurangi jumlah uang beredar adalah …..
a. A1, B2, dan C1 d. A3, B3, dan C2
b. A1, B1, dan C2 e. A3, B3, dan C3
c. A2, B2, dan C2
31
a. Ekspansif dengan cara menjual SBI dan SBPU
b. Ekspansif dengan cara membeli SBI dan SBPU
c. Konstraktif dengan cara menetapkan pajak progresif
d. Konstraktif dengan cara menurunkan tingkat diskonto
e. Konstraktif dengan cara menaikkan giro wajib minimum
32
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
33
KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN
Pilihan Ganda
1. A
2. D
3. E
4. D
5. E
6. A
7. A
8. C
9. B
10. D
Betul
Nilai = x 100
10
Uraian
1. Mengatur sistem peredaran uang, menjaga dan memelihara kestabilan
nilai rupiah, memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas
pembayaran uang giral, mencegah terjadinya inflasi.
2. Politik cadangan kas atau giro wajib adalah kebijakan untuk menaikkan
cadangan kas minimum di bank-bank umum pada saat inflasi atau
menurunkan cadangan kas minimum di bank-bank umum pada saat
deflasi.
3. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi
pengeluaran dan pendapatan dengan tujuan untuk menciptakan
kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
4. Tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah,
tujuan, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi
agar sesuai dengan Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang
pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat.
5. Dengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah lebih
ditekankan pada asas manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket
program. Pajak ditetapkan sedemikian rupa sehingga terdapat anggaran
belanja surplus dalam keadaan kesempatan kerja penuh.
Betul
Nilai = x 100
5
1
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka
guru bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang perbedaan pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi!
2) Jelaskan pengertian perencanaan pembangunan ekonomi!
3) Jelaskan tentang ciri-ciri perencanaan pembangunan ekonomi!
4) Jelaskan tentang unsur-unsur perencanaan pembangunan ekonomi!
5) Jelaskan tentang tujuan perencanaan pembangunan ekonomi!
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Indikator
Nama Bentuk Nilai
Nilai yang
No Peserta Tindakan Setelah Keterangan
Ulangan Belum
Didik Remedial Remedial
Dikuasai
1
2
3
4
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Mencari informasi secara online tentang kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
yang telah dilakukan di Indonesia.
2) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal yang telah dilakukan di Indonesia.
3) Mengamati langsung tentang dampak kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
yang telah dilakukan di Indonesia.