Anda di halaman 1dari 42

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN 1 KOTA MOJOKERTO


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
Alokasi Waktu : 135 menit (3 x 4 Jam Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah mengenai pendapatan nasional dan pendapatan perkapita.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pendapatan nasional dan pendapaan perkapita secara mandiri,dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Belajar


3.5.1 Menjelaskan pengertian kebijakan
3.5 menganalisis kebijakan moneter dan
moneter
kebijakan fiscal
3.5.2 Menjelaskan tujuan kebijakan moneter

3.5..3 Mengidentifikasi instrumen kebijakan


moneter

3.5.4 Menjelaskan pengertian kebijakan fiskal

4.1 menyajikan hasil analisis kebijakan moneter 3.5.5 Menjelaskan tujuan kebijakan fiskal
dan kebijakan fiskal 3.5.6 Mengidentifikasi instrumen kebijakan
fiskal

4.5.1 Menilai peran dan fungsi kebijakan moneter

4.5.2 Menilai peran dan fungsi kebijakan fiskal

3.4

C. Tujuan Pembelajaran
Dengan menghaati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, mengembangkan
sikap jujur, peduli dan bertanggungjawab serta dapat mengembangkan kemampuan
berfikir kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas (4C), selama dan setalah mengikuti
proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab,
siswa dapat menjelaskan pengertian kebijakan moneter dengan tepat
2. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab,
siswa dapat menjelaskan tujuan kebijakan moneter dengan tepat
3. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi, siswa dapat
mengidentifikasi instrumen kebijakan moneter
4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab,
siswa dapat menjelaskan pengertian kebijakan fiskal
5. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab,
siswa dapat menjelaskan tujuan kebijakan fiskal
6. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi, siswa dapat
mengidentifikasi instrumen kebijakan fiskal
7. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, dan
diskusi, siswa dapat menilai peran dan fungsi kebijakan moneter
8. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, dan
diskusi, siswa dapat menilai peran dan fungsi kebijakan fiskal

D. Materi Pembelajaran
Fakta : Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
Konsep :- pengertian kebijakan fiskal
- Pengertian kebiajakan moneter
Prosedur :kebijakan moneter dan kebiajakan fiskal merupakan suatu kebiajakan yang
mengatur berbagai macam pengeluaran pemerintah dari segi fiskal dan
mengatur jumlah uang yang beredar melalui kebiajakn moneter. Lalu perlu
untuk mengatahu instrumen dari kebiajakan fiskal dan moneter itu apa saja.

E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
 Pendekatan : Scientific Approach
 Metode : Ceramah bervariasi, diskusi, tanya jawab, observasi/ ,  pengamatan,
penugasan
 Model : group investigation, cooperative integrated reading adn
composition, student facilitator and explaining cooperative script.
F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
Alat : Papan tulis, Spidol, Penghapus
Media :artikel studi kasus
G. Sumber Belajar
 Ismawanto. 2009. Ekonomi Kelas X. Jakarta: BSE (bab: uang dan perbankan,
hal:188)
 Supriyanto. 2009. Ekonomi Kelas X. Jakarta: BSE Depdiknas (bab: uang dan
perbankan, hal: 242)
 Arifin, Imamul. 2009.Membuka Cakrawala Ekonomi SMA Kelas XI. Jakarta: BSE
Depdiknas (bab: anggaran pendapatan belanja negara dan daerah, hal: 34)
 Ismawanto. 2009. Ekonomi Kelas XI. Jakarta: BSE (bab: kebijakan fiskal, hal:34)
 Buku paket ekonomi grafindo kelas XI
 Buku-buku penunjang yang relevan
 Media massa dan media masa atau elktronik
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Kesatu: 3 x 45 menit

Indikator : 3.7.1 Menjelaskan pengertian kebijakan moneter

3.7.2 Menjelaskan tujuan kebijakan moneter

3.7.3 Mengidentifikasi instrumen kebijakan moneter

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu


Pendahuluan a. 3. Pendahuluan 25 menit
1. Memulai pembelajaran dengan salam dan
berdoa, mengecek kehadiran, dan
menyiapkan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
2. Apersepsi:
 Guru melakukan apersepsi melalui pre-
test, dengan pertanyaan yang berkaitan
dengan kebijakan moneter.
 Guru mengaitkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya yang berkaitan
dengan materi kebijakan moneter.
3. Guru memberikan informasi kepada siswa
mengenai kompetensi yang harus dicapai siswa
sesuai dengan materi yang akan dibahas.
Kegiatan inti Mengamati 90 menit
Siswa mengamati dan mencari informasi
melalui video pembelajaran tentang materi
kebijakan moneter.
Menanya
Setelah guru memutar video pembelajaran
tentang kebijakan moneter, siswa
termotivasi untuk mempertanyakan apa
tujuan kebijakan moneter?bagaimana
kebijakan moneter dilaksanakan?
Mengeksplorasi

Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

Guru meminta perwakilan kelompok untuk


mengambil satu undian materi tentang
instrumen kebijakan moneter.

Mengasosiasi
Guru meminta setiap kelompok untuk
mendiskusikan materi yang telah diambil
oleh perwakilan kelompok.
Mengomunikasi

Guru meminta kelompok siswa


mempresentasikan hasil diskusinya di
muka kelas.

Guru memberikan kesempatan kepada


kelompok lain untuk bertanya kepada
kelompok siswa yang presentasi.
Pentup Guru memberikan penghargaan atau saran 20 menit
kepada tiap kelompok.

Siswa dan guru melakukan refleksi tentang


kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pada hari ini.
Guru memberikan tugas (PR) dari buku
teks.

Guru mengakhiri pembelajaran dengan


membaca doa dan mengucapkan salam.
Pertemuan Kedua: 3 x 45 menit

Indikator : 3.7.4 Menjelaskan pengertian kebijakan fiskal

3.7.5 Menjelaskan tujuan kebijakan fiskal

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu


Pendahuluan 1. Memulai pembelajaran dengan salam dan 25 menit
berdoa, mengecek kehadiran, dan
menyiapkan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
2. Apersepsi:
 Guru melakukan apersepsi melalui pre-
test, dengan pertanyaan yang berkaitan
dengan kebijakan fiskal.
 Guru mengaitkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya yang berkaitan
dengan materi kebijakan fiskal.
3. Guru memberikan informasi kepada siswa
mengenai kompetensi yang harus dicapai
siswa sesuai dengan materi yang akan
dibahas.
Kegiatan inti Mengamati 90 menit

Guru membagikan artikel berita yang


berkaitan dengan tujuan kebijakan fiskal.

Siswa mengamati dan mencari informasi


melalui artikel berita yang berkaitan
dengan tujuan kebijakan fiskal.

Menanya
Setelah siswa mengamati dan mencari
informasi melalui artikel berita dan buku
pelajaran, siswa termotivasi untuk
mempertanyakan apa itu kebijakan fiskal?
apa tujuan dari kebijakan fiskal.
Mengeksplorasi

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

Mengasosiasi
Guru meminta setiap kelompok untuk
mendiskusikan serta menulis apa
sebenarnya tujuan dari artikel berita
kebijakan fiskal tersebut.
Mengomunikasi

Guru meminta kelompok siswa


mempresentasikan hasil diskusinya di
muka kelas.

Guru memberikan kesempatan kepada


kelompok lain untuk menanggapi kepada
kelompok siswa yang presentasi.
Penutup Guru memberikan penghargaan atau saran 20 menit
kepada tiap kelompok.

Siswa dan guru melakukan refleksi tentang


kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada
hari ini.

Guru memberikan tugas (PR) dari buku teks.

Guru mengakhiri pembelajaran dengan


membaca doa dan mengucapkan salam.

Pertemuan Ketiga: 3 x 45 menit

Indikator : 3.7.6 Mengidentifikasi instrumen kebijakan fiskal

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu


Pendahuluan 1. Memulai pembelajaran dengan salam dan 25 menit
berdoa, mengecek kehadiran, dan
menyiapkan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
2. Apersepsi:
 Guru melakukan apersepsi melalui pre-
test, dengan pertanyaan yang berkaitan
dengan kebijakan fiskal.
 Guru mengaitkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya yang berkaitan
dengan materi kebijakan fiskal.
3.Guru memberikan informasi kepada siswa
mengenai kompetensi yang harus dicapai siswa
sesuai dengan materi yang akan dibahas.
Kegiatan inti Mengamati 90 menit

Siswa mengamati dan mencari informasi melalui


buku pelajaran yang berkaitan dengan kebijakan
fiskal.

Menanya

Setelah guru memberikan gambaran tentang


kebijakan fiskal, siswa termotivasi untuk
mempertanyakan bagaimana melaksanakan
kebijakan fiskal?

Mengeksplorasi

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

Guru memberikan handout kepada setiap


kelompok.

Guru meminta perwakilan kelompok untuk


mengambil satu undian materi tentang instrumen
kebijakan fiskal yaitu 4 jenis pembiayaan.

Mengasosiasi

Guru meminta setiap kelompok untuk


mendiskusikan materi yang telah diambil oleh
perwakilan kelompok.

Mengomunikasi

Guru meminta kelompok siswa mempresentasikan


hasil diskusinya di muka kelas.

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok


lain untuk menanggapi kepada kelompok siswa
yang presentasi.
Penutup Guru memberikan penghargaan atau saran kepada 20 menit
tiap kelompok.

Siswa dan guru melakukan refleksi tentang


kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada hari
ini.

Guru memberikan tugas (PR) dari buku teks.

Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca


doa dan mengucapkan salam.

Pertemuan Keempat: 3 x 45 menit

Indikator : 4.7.1 Menilai peran dan fungsi kebijakan moneter

4.7.2 Menilai peran dan fungsi kebijakan fiskal

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan 1. Memulai pembelajaran dengan salam dan


berdoa, mengecek kehadiran, dan
menyiapkan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
2. Apersepsi:
 Guru melakukan apersepsi melalui pre-
test, dengan pertanyaan yang berkaitan
dengan kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal.
 Guru mengaitkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya yang berkaitan
dengan materi kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal.
3. Guru memberikan informasi kepada siswa
mengenai kompetensi yang harus dicapai
siswa sesuai dengan materi yang akan
dibahas.

Kegiatan inti Mengamati

Guru membagikan artikel berita yang


berkaitan dengan evaluasi kebijakan
moneter dan evaluasi kebijakan fiskal.

Siswa mengamati dan mencari informasi


melalui artikel berita yang berkaitan
dengan evaluasi kebijakan moneter dan
evaluasi kebijakan fiskal.

Menanya
Setelah siswa mengamati dan mencari
informasi melalui artikel berita dan buku
pelajaran, siswa termotivasi untuk
mempertanyakan bagaimana mengevaluasi
kebijakan moneter dan fiskal?apakah
kebijakan tersebut sudah terlaksana secara
tepat?
Mengeksplorasi

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

Mengasosiasi
Guru meminta setiap kelompok untuk
mendiskusikan artikel berita yang
berkaitan dengan evaluasi kebijakan
moneter dan evaluasi kebijakan fiskal.
Mengomunikasi

Guru meminta kelompok siswa


mempresentasikan hasil diskusinya di
muka kelas.

Guru memberikan kesempatan kepada


kelompok lain untuk menanggapi kepada
kelompok siswa yang presentasi

Penutupan Guru memberikan penghargaan atau saran


kepada tiap kelompok.
Siswa dan guru melakukan refleksi tentang
kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada
hari ini.
Guru memberikan tugas (PR) dari buku teks.

Guru mengakhiri pembelajaran dengan


membaca doa dan mengucapkan salam.

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


a. Teknik Penilaian:
1. Sikap : Observasi dan jurnal
2. Pengetahuan : Tes Tertulis
3. Keterampilan : Diskusi
b. Bentuk Penilaian:
1. Sikap : lembar observasi sikap disiplin dan kerjasama
(Lampiran 1)
2. Pengetahuan : Soal tertulis guru memberikan tugas individu
(Lampiran 2)
3. Keterampilan : penilaian diskusi

Guru Pamong Mahasiswa PPL


Mata Pelajaran Ekonomi kelas XI Universitas Negeri Surabaya

MISTI S.pd DEVI INDAWATI


NIP. 19680313 200312 2 002 NIM. 14080554058

Mengetahui,
Kepala SMA N 1 KOTA MOJOKERTO

SUHARIYONO,S.Pd.,M.Pd.
Pembina TK I
NIP. 19600905 198703 1 008
Lampiran 1
No indikator Kriteria Keterangan
Bekerjasama a. Mendapat bagian dalam 1. Jika 4 kriteria
mencari informasi yang muncul maka
diperlukan diberi sebutan
b. Mendapat bagian dalam selalu
diskusi atau presentasi 2. Jika 3 kriteria
c. Mendapat bagian dalam muncul maka
menyusun konsep-konsep diberi sebutan
pendapatan nasional sering
d. Mendapat bagian dalam 3. Jika 2 kriteria
menyelesaikan perhitungan muncul maka
pendapatan nasional diberi sebutan
kadang- kadang
4. Jika 1 kriteria
muncul maka
diberi sebutan
jarang

(*) informasi ini


selanjutkanya disampaikan
kepada guru PPKn, Agama
dan walikelas untuk
dipertimbangkan menjadi
nilai sikap
Disiplin Menunjukkan komitmen untuk:

a. Mencari informasi yang


diperlukan terkait pendapatan
nasional
b. Terlibat aktif dalam
diskusi atau presentasi
c. Terlibat aktif dalam
menyusun konsep-konsep
dan manfaat pendapatan
nasional
d. Terlibat aktif dalam
menyelesaikan pengerjaan
perhitungan pendapatan
nasional

d. Jurnal
No Waktu Nama Kejadian/ Aspek Post/negat Tindak
Perilaku sikap lanjut
1
2
3
Dst

Lampiran kedua

Penialain tes tertulis

No IPK Indikator butir soal Soal no


1 Siswa diminta untuk 1
3.6 menganalisis kebijakan
memahami macam-macam
moneter dan kebijakan
kebijakan moenter
fiscal

2 Disajikan analisis mengenai 2


kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah untuk
menatasi deflasi, siswa
diminta untuk memilih jenis
kebiajakan apa yang sesuai.

3 Disajikan tujuan dari salah 3


satu kebijakan, siswa diminta
untuk memilih tujuan dari
kebijak tersebut apa.

4 Disebutkan salah satu 4


kebijakan moneter,yakni
kebijaknnya dengan
memberikan imbauan ke
masyarakat.ini dimaksud
dengan kebijakan moneter
yang bagaimana

5 Disajikan mengenai 5
kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah untuk
mengurnagi jumlah uang
yang beredar maka
pemerintah,memberlakukan
5c dan saat terjadi deflasi
apa yang terjadi

6 Disajikan deskripsi 6
mengenai suatu kebijakan
yang dilakukan pemerintah
untuk mengatur pendapatan
dan pengeluaran. Maka itu
termasuk kebijakan apa

7 Siswa diminta untuk 7


menyebutkan atau
mengetahui instrumen dari
kebijakan fiskal

8 Disajikan mengenai 8
pernyataan pemerintah
untukmemperbanyak
pengeluaran daripada
pendapatan maka itu
termasuk kebijakan apa

9 Siswa diminta untuk 9


mengklasifikasikan mana
yang termasuk belanja
negara dan bukan termasuk.

10 Siswa diminta untuk 10


mengetahui mana saja Jenis
belanja berdasarkan
fungsinya

Penialain Aspek Kognitif


Aspek yang dinilai
Jumlah skor
No. Nama siswa
Ketepatan jawaban Kerapian

KRITERIA NILAI:
Nilai = Jumlah skor perolehan
A = 80 -100 : Baik sekali
2
B = 70 -79 : Baik
C = 60 -69 : Cukup
D = < 60 : Kurang

Guru Pamong Mahasiswa PPL


Mata Pelajaran Ekonomi kelas XI Universitas Negeri Surabaya

MISTI S.pd DEVI INDAWATI


NIP. 19680313 200312 2 002 NIM. 14080554058
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 KOTA MOJOKERTO

SUHARIYONO,S.Pd.,M.Pd.
Pembina TK I
NIP. 19600905 198703 1 008

a. Lembar Penilaian Diskusi


Meng-
Mengkomuni
Kerja Tole- Keakti- hargai Jumlah
No Nama siswa kasikan Nilai Ket
sama ransi fan pendapat skor
pendapat
teman

Keterangan skor : Kriteria Nilai

Masing-masing kolom diisi dengan kriteria : A = 80-100 : Baik sekali

4 = Baik sekali 2 = Cukup B = 70- 79 : Baik

3 = Baik 1 = Kurang C = 60- 69 : Cukup

Nilai = Skor perolehan X 100 D = 0- 59 : Kurang


Skor Maksimal (20)

b. Lembar Penilaian Presentasi


Gestur &
Nama Komu- Sistema- Wawa- Kebera- Antu- Jumlah
No Penam- Nilai Ket
Siswa nikasi tika san nian sias Skor
Pilan

Keterangan skor : Kriteria Nilai

Masing-masing kolom diisi dengan kriteria : A = 80-100 : Baik sekali

4 = Baik sekali 2 = Cukup B = 70- 79 : Baik

3 = Baik 1 = Kurang C = 60- 69 : Cukup

Nilai = Skor perolehan X 100 D = 0- 59 : Kurang

Skor Maksimal (24)

Lampiran
MEDIA
Pertemuan Pertama
Model Pembelajaran : Group Investigation
Media : kartu undian materi

KARTU UNDIAN MATERI

POLITIK DISKONTO

POLITIK PASAR TERBUKA

POLITIK CADANGAN KAS ATAU GIRO WAJIB

POLITIK PAGU KREDIT

POLITIK PEMBUJUKAN MORAL

Pertemuan Kedua
Model Pembelajaran : Cooperative Integrated Reading and Composition
Media : artikel studi kasus

Berharap pada Paket Kebijakan Fiskal Jilid Tiga

Repatriasi aset perusahaan asing harus kembali ke dalam negeri.


Krisis ekonomi, ditandai melemahnya nilai tukar rupiah dan melebarnya defisit neraca
transaksi berjalan, membuat pemerintah harus mengambil langkah antisipatif cepat agar
situasi tak semakin parah. Kebijakan yang diambil adalah paket kebijakan stimulus ekonomi.
Salah satu tujuan paket kebijakan itu untuk memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan.
Melihat defisit neraca transaksi berjalan yang belum mencapai angka yang diharapkan yakni
dua persen, pemerintah akhirnya menyiapkan paket kebijakan fiskal jilid tiga.
 
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan saat ini pemerintah tengah
menyiapkan paket kebijakan stimulus fiskal jilid ketiga. Paket ini, lanjutnya, merupakan
lanjutan dari dua paket yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan
utamanya adalah guna menurunkan defisit transaksi berjalan menjadi dua persen dari PDB.
“Paket kebijakan jilid ketiga ini sedang dipersiapkan dan diharapkan bisa keluar secepat
mungkin,” kata Hatta usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Jakarta, Rabu (5/3).
 
Salah satu poin yang akan dimasukkan ke dalam paket jilid tiga ini adalah pemerintah
berusaha agar keuntungan perusahaan repatriasi bisa ditanamkan kembali di Indonesia. hal
tersebut mengingat bagian dari neraca transaksi berjalan yang terdiri dari neraca perdagangan
non migas, migas, jasa serta repatriasi keuntungan perusahaan asing yang beroperasi di
Indonesia. "Mudah mudahan dengan adanya paket kebijakan jilid ketiga membuat defisit
transaksi berjalan menurun," ujarnya.
 
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Lana Soelistianingsih menilai dua
paket kebijakan yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh pemerintah tidak begitu berhasil
menurunkan defisit neraca transaksi berjalan. “Dua paket sebelumnya, hasilnya belum bisa
dilihat untuk menurunkan defisit neraca transaksi berjalan,” kata Lana saat dihubungi
hukumonline, Jumat (7/3).
 
Agar kebijakan jilid tiga benar-benar dapat memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan,
Lana berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan yang lebih realistis, terutama untuk
menurunkan impor migas. Sejauh ini, lanjut Lana, salah satu sektor yang mempengaruhi
defisit neraca transaksi berjalan adalah impor migas.
 
Disamping itu, Lana mengatakan tak mungkin untuk terus menekan sektor non migas untuk
memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan. Pasalnya, kebutuhan industri dalam negeri
terhadap impor non migas cukup besar. Apalagi, mengingat tak lama lagi akan memasuki
Ramadhan dimana dua bulan menjelang puasa produksi dalam negeri meningkat. “Harus
ditekan impor migas. Karena impor non migas itu tidak bisa ditekan lagi,” jelasnya.
 
Selain itu, ia juga sepakat jika kebijakan jilid tiga nanti akan menekankan pada poin repatriasi
aset perusahaan. Tujuannya, bagaimana agar repatriasi keuntungan perusahaan asing tidak
lari keluar negeri dan dapat diinvestasikan kembali di Indonesia. “Menyoal repatriasi aset,
pemerintah juga harus jelas. Insentif pajaknya bagaimana dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Sumber:
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt531a74bf5caab/berharap-                pada-paket-
kebijakan-fiskal-jilid-tiga

APBN dan Kebijakan Fiskal Dinilai Kehilangan Fungsi Capai Tujuan Pembangunan

Jakarta (ANTARA News) - APBN dan kebijakan fiskal dinilai telah kehilangan fungsinya
sebagai alat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, karena terfokus hanya pada
penyusunan dan pencapaian target. "Kebijakan fiskal terfokus hanya pada penyusunan dan
pencapaian target-target atau asumsi-asumsi dasar," kata Managing Director Econit Advisory
Group, Hendri Saparini, dalam diskusi ekonomi di Jakarta, Jumat. Ia menyebutkan
pemerintah menetapkan tujuan pembangunan nasional adalah penciptaan lapangan kerja dan
perbaikan kesejahteraan masyarakat.

"Namun kebijakan fiskal hanya terfokus pada penyusunan dan pencapaian target-target antara
atau asumsi-asumsi dasar yang mengakibatkan adanya pengabaian terhadap pencapaian
tujuan pembangunan, yakni penciptaan lapangan kerja. Pertumbuhan memang tercapai, tetapi
pengangguran bertambah," katanya. Menurut dia, APBN dan kebijakan fiskal seharusnya
merupakan alat atau senjata pemerintah yang "flexible" untuk mendorong pertumbuhan,
menciptakan stabilitas, dan melakukan distribusi pendapatan melalui belanja pemerintah dan
pajak. Sebagai contoh, katanya, pada saat ekonomi "booming", maka diredam dengan APBN
yang kontraktif, saat "slowdown" harus didorong dengan melakukan stimulus ekonomi, dan
mengerem pertumbuhan yang terlalu cepat dengan pajak serta mendorong yang lambat antara
lain dengan "tax holiday" dan anggaran khusus.

Menurut Hendri, saat ini APBN dan kebijakan fiskal bukan lagi alat tetapi menjadi tujuan
pembangunan. Ia mencontohkan adanya kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) dan pengurangan subsidi lainnya lebih didasarkan kepada kepentingan pencapaian
dan pembiayaan APBN. "Juga adanya privatisasi sektor-sektor strategis bukan untuk
menciptakan industri yang kompetitif, tapi dilakukan membabi buta untuk memenuhi
APBN," katanya. Ia juga mengemukakan akibat paradigma yang mengutamakan asumsi-
asumsi tersebut, penyusunan APBN cenderung sektoral dan bukan berdasar prioritas, serta
memperhitungkan utang luar negeri.

Untuk itu, katanya, pemerintah harus mendorong peningkatan belanja negara sehingga
konsumsi meningkat dan ada pertumbuhan investasi. Selain itu, katanya, kebijakan
pemerintah untuk memfokuskan pada pertumbuhan investasi kurang tepat karena kondisi
investasi belum mendukung. Ia juga mengusulkan adanya beberapa langkah terobosan,
seperti upaya pengurangan utang, meningkatkan tarif pajak efektif, pendapatan berdasarkan
penalti, dan sekuritisasi penerimaan migas.

Sumber: http://www.antaranews.com/berita/32625/apbn-dan-kebijakan-
fiskal-               dinilai-kehilangan-fungsi-capai-tujuan-pembangunan

Pertemuan Ketiga
Model Pembelajaran : Student Facilitator And Explaining
Media : handout dan kartu undian materi

HANDOUT

1. Pengertian Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi pengeluaran dan
pendapatan dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.

2. Tujuan Kebijakan Fiskal


Secara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan,
dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan
Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan
kemakmuran masyarakat. Tujuan tersebut ditempuh dengan:

a. meningkatkan laju investasi;


b. meningkatkan kesempatan kerja;
c. mendorong investasi optimal secara sosial;
d. meningkatkan stabilitas di tengah ketidakstabilan ekonomi internasional
3. Instrumen Kebijakan Fiskal
Secara umum kebijakan fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis pembiayaan.

a. Anggaran belanja seimbang


Cara yang dilakukan ialah dengan menyesuaikan anggaran dengan keadaan.
Tujuannya untuk mencapai anggaran berimbang dalam jangka panjang. Jika terjadi
ketidakstabilan ekonomi maka digunakan anggaran defisit sedangkan dalam masa
inflasi digunakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran yang digunakan setiap negara
berbeda satu sama lain tergantung pada keadaan perekonomian dan arah yang hendak
dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Kita mengenal ada empat macam anggaran.

1. Anggaran berimbang adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi


pendapatan negara sama dengan jumlah realisasi pengeluaran negara. Keadaan
seperti ini dapat menstabilkan perekonomian dan anggaran. Pemerintah kita
menerapkan anggaran berimbang pada masa Orde Baru.
2. Anggaran defisit adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi
pendapatan negara lebih kecil daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal
ini memang sudah direncanakan untuk defisit. Pemerintah kita menerapkan
anggaran defisit ini sejak tahun 2000. Ada empat cara untuk mengukur defisit
anggaran, yaitu
a. defisit konvensional, yaitu devisit yang dihitung berdasarkan selisih antara
total belanja dan total pendapatan, termasuk hibah;
b. defisit moneter, yaitu selisih antara total belanja pemerintah (di luar
pembayaran pokok/utang) dan total pendapatan (di luar penerimaan utang);
c. defisit operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai riil dan
bukan nilai nominal;
d. defisit primer, yaitu selisih antara belanja (di luar pembayaran pokok dan
bunga utang) dan total pendapatan.
3. Anggaran surplus adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi
pendapatan negara lebih besar daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal
ini memang sudah direncanakan untuk surplus, dengan cara tidak semua
penerimaan digunakan untuk belanja sehingga terdapat tabungan pemerintah.
Anggaran semacam ini cocok digunakan apabila keadaan perekonomian
mengalami inflasi.
4. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan pada sisi penerimaan dari
tahun ke tahun ditingkatkan dan terbuka pula kemungkinan sisi pengeluaran yang
meningkat sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara selalu kembali
dalam keadaan seimbang. Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan
pemerintah yang terus bertambah, peningkatan penerimaan pajak, atau berasal
dari pinjaman pemerintah.
b. Stabilisasi anggaran otomatis
Dengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada
asas manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program. Pajak ditetapkan
sedemikian rupa sehingga terdapat anggaran belanja surplus dalam keadaan
kesempatan kerja penuh.

c. Pengelolaan anggaran
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pengelolaan anggaran ini ialah Alvin
Hansen. Dalam rangka menciptakan stabilitas perekonomian nasional, penerimaan
dan pengeluaran pemerintah dari perpajakan dan pinjaman merupakan dua komponen
yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan anggaran berimbang dengan resep
jika masa depresi ditempuh anggaran defisit, sedangkan jika masa inflasi, digunakan
anggaran surplus.

d. Pembiayaan fungsional
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pembiayaan fungsional ini ialah A.P. Liner.
Tujuan utamanya untuk meningkatkan kesempatan kerja. Cara yang ditempuh ialah
pembiayaan pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak
berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan nasional. Pada pendekatan ini
sector pajak dan pengeluaran pemerintah menjadi hal yang terpisah.Penerimaan
pemerintah dari sektor pajak bukan ditujukan untuk meningkatkan penerimaan
pemerintah, melainkan untuk mengatur pengeluaran pihak swasta.

KARTU UNDIAN MATERI

ANGGARAN BELANJA SEIMBANG

STABILISASI ANGGARAN OTOMATIS

PENGELOLAAN ANGGARAN

PEMBIAYAAN FUNGSIONAL

Pertemuan Keempat
Model Pembelajaran : Cooperative Script
Media : artikel studi kasus

Bank Dunia Berharap Pemerintah Evaluasi Menyeluruh Pelarangan Ekspor Mineral

Jakarta, 07/04/2014 MoF (Fiscal) News - Bank Dunia berharap, pemerintah dapat melakukan
evaluasi secara menyeluruh atas kebijakan pelarangan ekspor mineral yang telah
diberlakukan pemerintah, agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi negara.
Hal tersebut didasari proyeksi Bank Dunia yang menunjukkan bahwa kebijakan pelarangan
ekspor mineral akan berdampak terhadap kondisi neraca perdagangan Indonesia. Demikian
disampaikan Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Jim Brumby di Kantor Bank
Dunia, Jakarta pada Senin (7/4). "Pemerintah Indonesia  dapat melakukan evaluasi secara
lebih menyeluruh, sehingga kebijakan tersebut dapat memberikaan manfaat yang maksimal
bagi negara," ungkapnya.

Dalam Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia tercatat, Bank Dunia memproyeksikan


kebijakan pelarangan ekspor mineral sesuai aturan yang berlaku berpotensi menurunkan
neraca perdagangan bersih sebesar 12,5 miliar dolar AS dan menyebabkan hilangnya 6,5
miliar dolar AS  dalam pendapatan fiskal (termasuk royalti, pajak ekspor dan pajak
penghasilan badan) untuk periode tahun 2014 hingga 2017. "Perlu upaya untuk mengevaluasi
pilihan-pilihan kebijakan yang lebih luas guna memastikan bahwa Indonesia dapat menikmati
manfaat semaksimal mungkin kekayaan mineralnya yang besar secara berkelanjutan,"
tambahnya.  

Sementara, dari segi kebijakan fiskal, bagi Indonesia, pada tahun 2014 ini kondisi defisit
fiskal perlu terus dijaga agar tidak melebihi target yang telah ditentukan. Selain itu, Bank
Dunia juga menyoroti tantangan lain yaitu, perlunya meningkatkan kualitas belanja negara.

Sumber: http://www.kemenkeu.go.id/Berita/bank-dunia-berharap-pemerintah-
evaluasi-menyeluruh-pelarangan-ekspor-mineral

BI Evaluasi Kebijakan Moneter Selasa

Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan mengevaluasi berbagai kebijakan
moneter yang ditempuh dan menetapkan arah kebijakan moneter, termasuk suku bunga BI
Rate, melalui rapat dewan gubernur (RDG) pada Selasa (8/8). Informasi yang dihimpun dari
BI di Jakarta, Jumat, menyebutkan rapat pimpinan BI itu merupakan rapat bulanan yang pada
Agustus 2006 ini dijadualkan pada 8 Agustus.

Ketentuan UU Nomor 23 tahun 1999 tentang BI, sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 3 tahun 2004, menyatakan bahwa sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan
dilaksanakan RDG untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter.
Pengamat ekonomi Umar Juoro menyatakan kecenderungan menurunnya laju inflasi saat ini
memberikan peluang bagi pemurunan suku bunga yang bereferensi pada indikasi suku bunga
yang ditentukan oleh BI. "Pada bulan Juli, BI menentukan BI Rate sebesar 12,25 persen.
Kemungkinan Agustus ini, BI menurunkan BI Rate sekitar 0,50 persen menjadi 11,75
persen," kata Umar Juoro. Penurunan tersebut akan memberikan sinyal terhadap perbankan
untuk menurunkan bunga pinjaman. Itu pada gilirannya dapat menggerakkan perekonomian
pada semester II 2006, jelasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada bulan Juli 2006 sebesar 0,45 persen
yang sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,46 persen. Inflasi tahun ke tahun
juga mengalami penurunan dari 15,53 persen pada Juni menjadi 15,15 persen pada Juli 2006.

Deputi Senior Gubernur BI, Miranda S. Goeltom, mengakui peluang pelonggaran moneter
memungkinkan dilakukan oleh BI pada Agustus 2006 ini dengan adanya kecenderungan
inflasi yang menurun. "Kalau kita lihat, laju inflasi turun lebih cepat dari perkiraan, jadi ada
kemungkinan terjadi pelonggaran moneter," kata Miranda.

Sumber: www.antaranews.com/berita/39396/bi-evaluasi-kebijakan-moneter-selasa

ULANGAN HARIAN
SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

       Materi Pokok : Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal


       Kelas/Semester : XI/Genap
       Hari, Tanggal : Kamis, 21 Mei 2014
       Waktu : 90 Menit

Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
d, atau e!
1. Berikut ini adalah macam-macam kebijakan moneter adalah …..
a. Pasar terbuka d. Kebijakan bilateral
b. Kebijakan tertutup e. Kebijakan multilateral
c. Kebijakan terbuka
2. Kebijakan Bank Indonesia menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) akan berdampak
pada penurunan …..
a. Defisit APBN d. Jumlah uang beredar
b. Tingkat bunga e.  Cadangan devisa
c. Kinerja perbankan
3. Berikut ini tabel kebijakan moneter:
No A B C

1 Menurunkan cadangan kas Terjadi sanering Mempermudah syarat kredit

2 Menjual surat berharga Menambah surat berharga Suku bunga turun

3 Suku bunga naik Kredit selektif Menambah cadangan kas

Kebijakan moneter yang dapat mengurangi jumlah uang beredar adalah …..

a. A1, B2, dan C1 d. A3, B3, dan C2


b. A1, B1, dan C2 e. A3, B3, dan C3
c. A2, B2, dan C2
4. Bu Ratna bermaksud mengajukan pinjaman di bank. Oleh pihak bank, Bu Ratna
disyaratkan memberikan jaminan sertifikat tanahnya. Berdasarkan pernyataan tersebut,
syarat kredit yang harus dipenuhi adalah …..
a. Condition Of Economic d. Collateral
b. Character e. Capacity
c. Capital
5. Untuk mengendalikan inflasi, Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan yang bersifat
…..
a. Ekspansif dengan cara menjual SBI dan SBPU
b. Ekspansif dengan cara membeli SBI dan SBPU
c. Konstraktif dengan cara menetapkan pajak progresif
d. Konstraktif dengan cara menurunkan tingkat diskonto
e. Konstraktif dengan cara menaikkan giro wajib minimum
6. Ketika keadaan perekonomian sedang lesu, pemerintah menetapkan penambahan belanja
pemerintah dan menurunkan tingkat pajak. Kebijakan ini disebut …..
a. Kebijakan fiskal ekspansif
b. Kebijakan fiskal konstraktif
c. Kebijakan moneter ekspansif
d. Kebijakan moneter konstraktif
e. Kebijakan rediscount policy
1. Keadaan dalam masyarakat terjadi harga yang selalu naik, banyak terjadi PHK,
pengangguran bertambah, inflasi semakin tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut
pemerintah mengadakan kebijakan antara lain:
1) Menaikkan tarif pajak 4) Politik pasar terbuka
2) Diversifikasi pajak 5) Mengadakan diskriminasi harga
3) Menaikkan suku bunga
Yang termasuk kebijakan fiskal adalah …..
a. 1 dan 2 d. 3 dan 5
b. 2 dan 3 e. 4 dan 5
c. 3 dan 4
2. Kebijakan berikut ini adalah kebijakan fiskal, kecuali …..
a. Penghapusan subsidi BBM d. Penurunan tarif ekspor
b. Defisit APBN e. Penurunan tarif pajak
c. Penerapan kuota impor
9. Pemerintah merencanakan pengeluaran negara yang lebih besar dari pendapatan. Ini
berarti pemerintah mengambil kebijakan.....
a. Anggaran surplus d. Anggaran dinamis
b. Anggaran defisit e. Perdagangan luar negeri
c. Anggaran berimbang
10. Yang bukan merupakan belanja negara adalah.....
a. Belanja pegawai d. Dana berimbang
b. Belanja hibah e. Pembiayaan
c. Bantuan sosial
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Sebutkan tujuan dari kebijakan moneter!


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan politik cadangan kas atau giro wajib minimum!
3. Jelaskan pengertian dari kebijakan fiskal!
4. Sebutkan tujuan pemerintah melaksanakan kebijakan fiskal!
5. Jelaskan instrumen kebijakan fiskal pemerintah melalui stabilisasi anggaran otomatis!
KUNCI JAWABAN

ULANGAN HARIAN

Pilihan Ganda
1. A
2. D
3. E
4. D
5. E
6. A
7. A
8. C
9. B
10. D

Betul

Nilai = x 100

10

Uraian

1. Mengatur sistem peredaran uang, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral, mencegah
terjadinya inflasi.
2. Politik cadangan kas atau giro wajib adalah kebijakan untuk menaikkan cadangan kas
minimum di bank-bank umum pada saat inflasi atau menurunkan cadangan kas minimum
di bank-bank umum pada saat deflasi.
3. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi pengeluaran dan
pendapatan dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
4. Tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan, dan prioritas
pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan Program
Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan
kemakmuran masyarakat.
5. Dengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada asas
manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program. Pajak ditetapkan sedemikian rupa
sehingga terdapat anggaran belanja surplus dalam keadaan kesempatan kerja penuh.
Betul

Nilai = x 100

5
MATERI PEMBELAJARAN

3. Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam bentuk
pengendalian besaran moneter dan sukuunga untuk mencapai perkembangan kegiatan
perekonomian yang diinginkan (kestabilan ekonomi). Dalam praktek, perkembangan
kegiatan perekonomian yang diinginkan tersebut adalah stabilitas ekonomi makro yang
antara lain dicerminkan oleh stabilitas harga (rendahnya laju inflasi), membaiknya
perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi), serta cukup luasnya lapangan kerja
yang tersedia.

4. Tujuan Kebijakan Moneter


Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004  pasal 7 tentang Bank
Indonesia.
Bunyi UU No. 3 tahun 2004  pasal 7 tentang Bank Indonesia :

1) Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), “Bank Indonesia
melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan
harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.”
Secara umum tujuan kebijakan moneter antara lain:

a. Mengatur sistem peredaran uang


b. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah
c. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral
d. Mencegah terjadinya inflasi

5. Instrumen Kebijakan Moneter


a. Politik diskonto adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga
dalam rangka memperlancar likuiditas sehari-hari.
b. Politik pasar terbuka adalah kebijakan memperjualbelikan surat berharga oleh Bank
Indonesia di pasar uang.
c. Politik cadangan kas atau giro wajib adalah kebijakan untuk menaikkan atau
menurunkan cadangan kas minimum di bank-bank umum.
d. Politik pagu kredit adalah kebijakan untuk meprketat atau mempermudah dalam
pemberian kredit kepada masyarakat.
e. Politik pembujukan moral adalah Bank Indonesia menghimbau kepada bank umum
untuk mempertimbangkan kondisi ekonomi secara makro dalam menjalankan
kegiatannya sehingga tidak mengganggu kestabilan ekonomi negara

6. Pengertian Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi pengeluaran dan
pendapatan dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.

7. Tujuan Kebijakan Fiskal


Secara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan,
dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan
Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan
kemakmuran masyarakat. Tujuan tersebut ditempuh dengan:

a. meningkatkan laju investasi;


b. meningkatkan kesempatan kerja;
c. mendorong investasi optimal secara sosial;
d. meningkatkan stabilitas di tengah ketidakstabilan ekonomi internasional.

8. Instrumen Kebijakan Fiskal


Secara umum kebijakan fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis pembiayaan.

a. Anggaran belanja seimbang


Cara yang dilakukan ialah dengan menyesuaikan anggaran dengan keadaan.
Tujuannya untuk mencapai anggaran berimbang dalam jangka panjang. Jika terjadi
ketidakstabilan ekonomi maka digunakan anggaran defisit sedangkan dalam masa
inflasi digunakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran yang digunakan setiap negara
berbeda satu sama lain tergantung pada keadaan perekonomian dan arah yang hendak
dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Kita mengenal ada empat macam anggaran.

1. Anggaran berimbang adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi


pendapatan negara sama dengan jumlah realisasi pengeluaran negara. Keadaan
seperti ini dapat menstabilkan perekonomian dan anggaran. Pemerintah kita
menerapkan anggaran berimbang pada masa Orde Baru.
2. Anggaran defisit adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi
pendapatan negara lebih kecil daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal
ini memang sudah direncanakan untuk defisit. Pemerintah kita menerapkan
anggaran defisit ini sejak tahun 2000. Ada empat cara untuk mengukur defisit
anggaran, yaitu
a. defisit konvensional, yaitu devisit yang dihitung berdasarkan selisih antara
total belanja dan total pendapatan, termasuk hibah;
b. defisit moneter, yaitu selisih antara total belanja pemerintah (di luar
pembayaran pokok/utang) dan total pendapatan (di luar penerimaan utang);
c. defisit operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai riil dan
bukan nilai nominal;
d. defisit primer, yaitu selisih antara belanja (di luar pembayaran pokok dan
bunga utang) dan total pendapatan.
3. Anggaran surplus adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi
pendapatan negara lebih besar daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal
ini memang sudah direncanakan untuk surplus, dengan cara tidak semua
penerimaan digunakan untuk belanja sehingga terdapat tabungan pemerintah.
Anggaran semacam ini cocok digunakan apabila keadaan perekonomian
mengalami inflasi.
4. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan pada sisi penerimaan dari
tahun ke tahun ditingkatkan dan terbuka pula kemungkinan sisi pengeluaran yang
meningkat sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara selalu kembali
dalam keadaan seimbang. Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan
pemerintah yang terus bertambah, peningkatan penerimaan pajak, atau berasal
dari pinjaman pemerintah.
b. Stabilisasi anggaran otomatis
Dengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada
asas manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program. Pajak ditetapkan
sedemikian rupa sehingga terdapat anggaran belanja surplus dalam keadaan
kesempatan kerja penuh.

c. Pengelolaan anggaran
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pengelolaan anggaran ini ialah Alvin
Hansen. Dalam rangka menciptakan stabilitas perekonomian nasional, penerimaan
dan pengeluaran pemerintah dari perpajakan dan pinjaman merupakan dua komponen
yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan anggaran berimbang dengan resep
jika masa depresi ditempuh anggaran defisit, sedangkan jika masa inflasi, digunakan
anggaran surplus.

d. Pembiayaan fungsional
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pembiayaan fungsional ini ialah A.P. Liner.
Tujuan utamanya untuk meningkatkan kesempatan kerja. Cara yang ditempuh ialah
pembiayaan pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak
berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan nasional. Pada pendekatan ini
sector pajak dan pengeluaran pemerintah menjadi hal yang terpisah.Penerimaan
pemerintah dari sektor pajak bukan ditujukan untuk meningkatkan penerimaan
pemerintah, melainkan untuk mengatur pengeluaran pihak swasta.

Lampiran

INSTRUMEN PENILAIAN

Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
d, atau e!

1. Berikut ini adalah macam-macam kebijakan moneter adalah …..


a. Pasar terbuka d. Kebijakan bilateral
b. Kebijakan tertutup e. Kebijakan multilateral
c. Kebijakan terbuka
2. Kebijakan pemerintah dengan jalan menaikkan cadangan kas pada saat inflasi dan
menurunkan cadangan kas pada saat deflasi, merupakan kebijakan dari …..
a. Kebijakan cadangan kas d. Tarif
b. Kebijakan pasar terbuka e. Kuota
c. Kebijakan politik diskonto
3. Menurunkan nilai mata uang asing, dengan tujuan mendorong ekspor dan menghambat
impor, yaitu …..
a. Penghasil barang dan jasa
b. Kebijakan devaluasi
c. Kebijakan revaluasi
d. Kebijakan normalisasi
e. Kebijakan desentralisasi
4. Kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan
kepada pelaku ekonomi, yaitu …..
a. Kebijakan standarlisasi
b. Kebijakan normalisasi
c. Kebijakan dorongan moral
d. Kebijakan devaluasi
e. Bukan kebijakan
5. Kebijakan pemerintah dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
memperketat pemberian kredit, kredit boleh diberikan asal memenuhi syarat 5C,
Character, Capability, collateral, capital, dan Condition of economy, tetapi pada saat
deflasi syarat dapat dipelonggar …..
a. Kebijakan pasar d. Kebijakan kredit ketat
b. Kebijakan dumping e.  Kebijakan salah
c. Kebijakan bebas
7. Kebijakan di bidang ekonomi yang mengatur tentang pendapatan dan pengeluaran negara
disebut ....
a. Kebijakan riill d. Kebijakan diskonto
b. Kebijakan moneter e. Kebijakan pasar terbuka
c. Kebijakan fiskal
8. Dua instrumen pokok dalam kebijakan fiskal adalah ....
a. pendapatan dan pengeluaran
b. perpajakan dan suku bunga
c. pendapatan dan suku bunga
d. pengeluaran dan perpajakan
e. perpajakan dan pendapatan
9. Pemerintah merencanakan pengeluaran negara yamg lebih besar dari pendapatan. Ini
berarti pemerintah mengambil kebijakan.....
a. Anggaran surplus d. Anggaran dinamis
b. Anggaran defisit e. Perdagangan luar negeri
c. Anggaran berimbang
10. Yang bukan merupakan belanja negara adalah.....
a. Belanja pegawai d. Dana berimbang
b. Belanja hibah e. Pembiayaan
c. Bantuan sosial
11. Berikut ini jenis belanja berdasarkan fungsi, kecuali......
a. Fungsi ekonomi d. Fungsi pendidikan
b. Fungsi kesehatam e. Fungsi transportasi
c. Fungsi lingkungan hidup

Betul

Nilai = x 100

10

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan pengertian dari kebijakan moneter!


2. Sebutkan tujuan dari kebijakan moneter!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan politik diskonto!
4. Sebutkan tujuan dari pemerintah menetapkan kebijakan fiskal!
5. Jelaskan instrumen kebijakan fiskal pemerintah melalui anggaran dinamis!

Betul
Nilai = x 100

Kunci Jawaban

Pilihan Ganda

1. A
2. A
3. B
4. C
5. D
6. C
7. A
8. B
9. D
10. C

Uraian
1. Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam bentuk
pengendalian besaran moneter dan suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan
perekonomian yang diinginkan (kestabilan ekonomi).
2. Mengatur sistem peredaran uang, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral, mencegah
terjadinya inflasi
3. Politik diskonto adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga dalam
rangka memperlancar likuiditas sehari-hari.
4. Secara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan,
dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan
Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan
kemakmuran masyarakat.
5. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan pada sisi penerimaan dari tahun
ke tahun ditingkatkan dan terbuka pula kemungkinan sisi pengeluaran yang meningkat
sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara selalu kembali dalam keadaan
seimbang. Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan pemerintah yang terus
bertambah, peningkatan penerimaan pajak, atau berasal dari pinjaman pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai