4.1 menyajikan hasil analisis kebijakan moneter 3.5.5 Menjelaskan tujuan kebijakan fiskal
dan kebijakan fiskal 3.5.6 Mengidentifikasi instrumen kebijakan
fiskal
3.4
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan menghaati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, mengembangkan
sikap jujur, peduli dan bertanggungjawab serta dapat mengembangkan kemampuan
berfikir kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas (4C), selama dan setalah mengikuti
proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab,
siswa dapat menjelaskan pengertian kebijakan moneter dengan tepat
2. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab,
siswa dapat menjelaskan tujuan kebijakan moneter dengan tepat
3. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi, siswa dapat
mengidentifikasi instrumen kebijakan moneter
4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab,
siswa dapat menjelaskan pengertian kebijakan fiskal
5. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab,
siswa dapat menjelaskan tujuan kebijakan fiskal
6. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi, siswa dapat
mengidentifikasi instrumen kebijakan fiskal
7. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, dan
diskusi, siswa dapat menilai peran dan fungsi kebijakan moneter
8. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, dan
diskusi, siswa dapat menilai peran dan fungsi kebijakan fiskal
D. Materi Pembelajaran
Fakta : Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
Konsep :- pengertian kebijakan fiskal
- Pengertian kebiajakan moneter
Prosedur :kebijakan moneter dan kebiajakan fiskal merupakan suatu kebiajakan yang
mengatur berbagai macam pengeluaran pemerintah dari segi fiskal dan
mengatur jumlah uang yang beredar melalui kebiajakn moneter. Lalu perlu
untuk mengatahu instrumen dari kebiajakan fiskal dan moneter itu apa saja.
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Approach
Metode : Ceramah bervariasi, diskusi, tanya jawab, observasi/ , pengamatan,
penugasan
Model : group investigation, cooperative integrated reading adn
composition, student facilitator and explaining cooperative script.
F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
Alat : Papan tulis, Spidol, Penghapus
Media :artikel studi kasus
G. Sumber Belajar
Ismawanto. 2009. Ekonomi Kelas X. Jakarta: BSE (bab: uang dan perbankan,
hal:188)
Supriyanto. 2009. Ekonomi Kelas X. Jakarta: BSE Depdiknas (bab: uang dan
perbankan, hal: 242)
Arifin, Imamul. 2009.Membuka Cakrawala Ekonomi SMA Kelas XI. Jakarta: BSE
Depdiknas (bab: anggaran pendapatan belanja negara dan daerah, hal: 34)
Ismawanto. 2009. Ekonomi Kelas XI. Jakarta: BSE (bab: kebijakan fiskal, hal:34)
Buku paket ekonomi grafindo kelas XI
Buku-buku penunjang yang relevan
Media massa dan media masa atau elktronik
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Kesatu: 3 x 45 menit
Mengasosiasi
Guru meminta setiap kelompok untuk
mendiskusikan materi yang telah diambil
oleh perwakilan kelompok.
Mengomunikasi
Menanya
Setelah siswa mengamati dan mencari
informasi melalui artikel berita dan buku
pelajaran, siswa termotivasi untuk
mempertanyakan apa itu kebijakan fiskal?
apa tujuan dari kebijakan fiskal.
Mengeksplorasi
Mengasosiasi
Guru meminta setiap kelompok untuk
mendiskusikan serta menulis apa
sebenarnya tujuan dari artikel berita
kebijakan fiskal tersebut.
Mengomunikasi
Menanya
Mengeksplorasi
Mengasosiasi
Mengomunikasi
Menanya
Setelah siswa mengamati dan mencari
informasi melalui artikel berita dan buku
pelajaran, siswa termotivasi untuk
mempertanyakan bagaimana mengevaluasi
kebijakan moneter dan fiskal?apakah
kebijakan tersebut sudah terlaksana secara
tepat?
Mengeksplorasi
Mengasosiasi
Guru meminta setiap kelompok untuk
mendiskusikan artikel berita yang
berkaitan dengan evaluasi kebijakan
moneter dan evaluasi kebijakan fiskal.
Mengomunikasi
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 KOTA MOJOKERTO
SUHARIYONO,S.Pd.,M.Pd.
Pembina TK I
NIP. 19600905 198703 1 008
Lampiran 1
No indikator Kriteria Keterangan
Bekerjasama a. Mendapat bagian dalam 1. Jika 4 kriteria
mencari informasi yang muncul maka
diperlukan diberi sebutan
b. Mendapat bagian dalam selalu
diskusi atau presentasi 2. Jika 3 kriteria
c. Mendapat bagian dalam muncul maka
menyusun konsep-konsep diberi sebutan
pendapatan nasional sering
d. Mendapat bagian dalam 3. Jika 2 kriteria
menyelesaikan perhitungan muncul maka
pendapatan nasional diberi sebutan
kadang- kadang
4. Jika 1 kriteria
muncul maka
diberi sebutan
jarang
d. Jurnal
No Waktu Nama Kejadian/ Aspek Post/negat Tindak
Perilaku sikap lanjut
1
2
3
Dst
Lampiran kedua
5 Disajikan mengenai 5
kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah untuk
mengurnagi jumlah uang
yang beredar maka
pemerintah,memberlakukan
5c dan saat terjadi deflasi
apa yang terjadi
6 Disajikan deskripsi 6
mengenai suatu kebijakan
yang dilakukan pemerintah
untuk mengatur pendapatan
dan pengeluaran. Maka itu
termasuk kebijakan apa
8 Disajikan mengenai 8
pernyataan pemerintah
untukmemperbanyak
pengeluaran daripada
pendapatan maka itu
termasuk kebijakan apa
KRITERIA NILAI:
Nilai = Jumlah skor perolehan
A = 80 -100 : Baik sekali
2
B = 70 -79 : Baik
C = 60 -69 : Cukup
D = < 60 : Kurang
SUHARIYONO,S.Pd.,M.Pd.
Pembina TK I
NIP. 19600905 198703 1 008
Lampiran
MEDIA
Pertemuan Pertama
Model Pembelajaran : Group Investigation
Media : kartu undian materi
POLITIK DISKONTO
Pertemuan Kedua
Model Pembelajaran : Cooperative Integrated Reading and Composition
Media : artikel studi kasus
Sumber:
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt531a74bf5caab/berharap- pada-paket-
kebijakan-fiskal-jilid-tiga
APBN dan Kebijakan Fiskal Dinilai Kehilangan Fungsi Capai Tujuan Pembangunan
Jakarta (ANTARA News) - APBN dan kebijakan fiskal dinilai telah kehilangan fungsinya
sebagai alat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, karena terfokus hanya pada
penyusunan dan pencapaian target. "Kebijakan fiskal terfokus hanya pada penyusunan dan
pencapaian target-target atau asumsi-asumsi dasar," kata Managing Director Econit Advisory
Group, Hendri Saparini, dalam diskusi ekonomi di Jakarta, Jumat. Ia menyebutkan
pemerintah menetapkan tujuan pembangunan nasional adalah penciptaan lapangan kerja dan
perbaikan kesejahteraan masyarakat.
"Namun kebijakan fiskal hanya terfokus pada penyusunan dan pencapaian target-target antara
atau asumsi-asumsi dasar yang mengakibatkan adanya pengabaian terhadap pencapaian
tujuan pembangunan, yakni penciptaan lapangan kerja. Pertumbuhan memang tercapai, tetapi
pengangguran bertambah," katanya. Menurut dia, APBN dan kebijakan fiskal seharusnya
merupakan alat atau senjata pemerintah yang "flexible" untuk mendorong pertumbuhan,
menciptakan stabilitas, dan melakukan distribusi pendapatan melalui belanja pemerintah dan
pajak. Sebagai contoh, katanya, pada saat ekonomi "booming", maka diredam dengan APBN
yang kontraktif, saat "slowdown" harus didorong dengan melakukan stimulus ekonomi, dan
mengerem pertumbuhan yang terlalu cepat dengan pajak serta mendorong yang lambat antara
lain dengan "tax holiday" dan anggaran khusus.
Menurut Hendri, saat ini APBN dan kebijakan fiskal bukan lagi alat tetapi menjadi tujuan
pembangunan. Ia mencontohkan adanya kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) dan pengurangan subsidi lainnya lebih didasarkan kepada kepentingan pencapaian
dan pembiayaan APBN. "Juga adanya privatisasi sektor-sektor strategis bukan untuk
menciptakan industri yang kompetitif, tapi dilakukan membabi buta untuk memenuhi
APBN," katanya. Ia juga mengemukakan akibat paradigma yang mengutamakan asumsi-
asumsi tersebut, penyusunan APBN cenderung sektoral dan bukan berdasar prioritas, serta
memperhitungkan utang luar negeri.
Untuk itu, katanya, pemerintah harus mendorong peningkatan belanja negara sehingga
konsumsi meningkat dan ada pertumbuhan investasi. Selain itu, katanya, kebijakan
pemerintah untuk memfokuskan pada pertumbuhan investasi kurang tepat karena kondisi
investasi belum mendukung. Ia juga mengusulkan adanya beberapa langkah terobosan,
seperti upaya pengurangan utang, meningkatkan tarif pajak efektif, pendapatan berdasarkan
penalti, dan sekuritisasi penerimaan migas.
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/32625/apbn-dan-kebijakan-
fiskal- dinilai-kehilangan-fungsi-capai-tujuan-pembangunan
Pertemuan Ketiga
Model Pembelajaran : Student Facilitator And Explaining
Media : handout dan kartu undian materi
HANDOUT
c. Pengelolaan anggaran
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pengelolaan anggaran ini ialah Alvin
Hansen. Dalam rangka menciptakan stabilitas perekonomian nasional, penerimaan
dan pengeluaran pemerintah dari perpajakan dan pinjaman merupakan dua komponen
yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan anggaran berimbang dengan resep
jika masa depresi ditempuh anggaran defisit, sedangkan jika masa inflasi, digunakan
anggaran surplus.
d. Pembiayaan fungsional
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pembiayaan fungsional ini ialah A.P. Liner.
Tujuan utamanya untuk meningkatkan kesempatan kerja. Cara yang ditempuh ialah
pembiayaan pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak
berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan nasional. Pada pendekatan ini
sector pajak dan pengeluaran pemerintah menjadi hal yang terpisah.Penerimaan
pemerintah dari sektor pajak bukan ditujukan untuk meningkatkan penerimaan
pemerintah, melainkan untuk mengatur pengeluaran pihak swasta.
PENGELOLAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN FUNGSIONAL
Pertemuan Keempat
Model Pembelajaran : Cooperative Script
Media : artikel studi kasus
Jakarta, 07/04/2014 MoF (Fiscal) News - Bank Dunia berharap, pemerintah dapat melakukan
evaluasi secara menyeluruh atas kebijakan pelarangan ekspor mineral yang telah
diberlakukan pemerintah, agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi negara.
Hal tersebut didasari proyeksi Bank Dunia yang menunjukkan bahwa kebijakan pelarangan
ekspor mineral akan berdampak terhadap kondisi neraca perdagangan Indonesia. Demikian
disampaikan Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Jim Brumby di Kantor Bank
Dunia, Jakarta pada Senin (7/4). "Pemerintah Indonesia dapat melakukan evaluasi secara
lebih menyeluruh, sehingga kebijakan tersebut dapat memberikaan manfaat yang maksimal
bagi negara," ungkapnya.
Sementara, dari segi kebijakan fiskal, bagi Indonesia, pada tahun 2014 ini kondisi defisit
fiskal perlu terus dijaga agar tidak melebihi target yang telah ditentukan. Selain itu, Bank
Dunia juga menyoroti tantangan lain yaitu, perlunya meningkatkan kualitas belanja negara.
Sumber: http://www.kemenkeu.go.id/Berita/bank-dunia-berharap-pemerintah-
evaluasi-menyeluruh-pelarangan-ekspor-mineral
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan mengevaluasi berbagai kebijakan
moneter yang ditempuh dan menetapkan arah kebijakan moneter, termasuk suku bunga BI
Rate, melalui rapat dewan gubernur (RDG) pada Selasa (8/8). Informasi yang dihimpun dari
BI di Jakarta, Jumat, menyebutkan rapat pimpinan BI itu merupakan rapat bulanan yang pada
Agustus 2006 ini dijadualkan pada 8 Agustus.
Ketentuan UU Nomor 23 tahun 1999 tentang BI, sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 3 tahun 2004, menyatakan bahwa sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan
dilaksanakan RDG untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter.
Pengamat ekonomi Umar Juoro menyatakan kecenderungan menurunnya laju inflasi saat ini
memberikan peluang bagi pemurunan suku bunga yang bereferensi pada indikasi suku bunga
yang ditentukan oleh BI. "Pada bulan Juli, BI menentukan BI Rate sebesar 12,25 persen.
Kemungkinan Agustus ini, BI menurunkan BI Rate sekitar 0,50 persen menjadi 11,75
persen," kata Umar Juoro. Penurunan tersebut akan memberikan sinyal terhadap perbankan
untuk menurunkan bunga pinjaman. Itu pada gilirannya dapat menggerakkan perekonomian
pada semester II 2006, jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada bulan Juli 2006 sebesar 0,45 persen
yang sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,46 persen. Inflasi tahun ke tahun
juga mengalami penurunan dari 15,53 persen pada Juni menjadi 15,15 persen pada Juli 2006.
Deputi Senior Gubernur BI, Miranda S. Goeltom, mengakui peluang pelonggaran moneter
memungkinkan dilakukan oleh BI pada Agustus 2006 ini dengan adanya kecenderungan
inflasi yang menurun. "Kalau kita lihat, laju inflasi turun lebih cepat dari perkiraan, jadi ada
kemungkinan terjadi pelonggaran moneter," kata Miranda.
Sumber: www.antaranews.com/berita/39396/bi-evaluasi-kebijakan-moneter-selasa
ULANGAN HARIAN
SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
d, atau e!
1. Berikut ini adalah macam-macam kebijakan moneter adalah …..
a. Pasar terbuka d. Kebijakan bilateral
b. Kebijakan tertutup e. Kebijakan multilateral
c. Kebijakan terbuka
2. Kebijakan Bank Indonesia menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) akan berdampak
pada penurunan …..
a. Defisit APBN d. Jumlah uang beredar
b. Tingkat bunga e. Cadangan devisa
c. Kinerja perbankan
3. Berikut ini tabel kebijakan moneter:
No A B C
Kebijakan moneter yang dapat mengurangi jumlah uang beredar adalah …..
ULANGAN HARIAN
Pilihan Ganda
1. A
2. D
3. E
4. D
5. E
6. A
7. A
8. C
9. B
10. D
Betul
Nilai = x 100
10
Uraian
1. Mengatur sistem peredaran uang, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral, mencegah
terjadinya inflasi.
2. Politik cadangan kas atau giro wajib adalah kebijakan untuk menaikkan cadangan kas
minimum di bank-bank umum pada saat inflasi atau menurunkan cadangan kas minimum
di bank-bank umum pada saat deflasi.
3. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi pengeluaran dan
pendapatan dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
4. Tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan, dan prioritas
pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan Program
Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan
kemakmuran masyarakat.
5. Dengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada asas
manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program. Pajak ditetapkan sedemikian rupa
sehingga terdapat anggaran belanja surplus dalam keadaan kesempatan kerja penuh.
Betul
Nilai = x 100
5
MATERI PEMBELAJARAN
1) Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), “Bank Indonesia
melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan
harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.”
Secara umum tujuan kebijakan moneter antara lain:
c. Pengelolaan anggaran
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pengelolaan anggaran ini ialah Alvin
Hansen. Dalam rangka menciptakan stabilitas perekonomian nasional, penerimaan
dan pengeluaran pemerintah dari perpajakan dan pinjaman merupakan dua komponen
yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan anggaran berimbang dengan resep
jika masa depresi ditempuh anggaran defisit, sedangkan jika masa inflasi, digunakan
anggaran surplus.
d. Pembiayaan fungsional
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pembiayaan fungsional ini ialah A.P. Liner.
Tujuan utamanya untuk meningkatkan kesempatan kerja. Cara yang ditempuh ialah
pembiayaan pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak
berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan nasional. Pada pendekatan ini
sector pajak dan pengeluaran pemerintah menjadi hal yang terpisah.Penerimaan
pemerintah dari sektor pajak bukan ditujukan untuk meningkatkan penerimaan
pemerintah, melainkan untuk mengatur pengeluaran pihak swasta.
Lampiran
INSTRUMEN PENILAIAN
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
d, atau e!
Betul
Nilai = x 100
10
Betul
Nilai = x 100
Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
1. A
2. A
3. B
4. C
5. D
6. C
7. A
8. B
9. D
10. C
Uraian
1. Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam bentuk
pengendalian besaran moneter dan suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan
perekonomian yang diinginkan (kestabilan ekonomi).
2. Mengatur sistem peredaran uang, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral, mencegah
terjadinya inflasi
3. Politik diskonto adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga dalam
rangka memperlancar likuiditas sehari-hari.
4. Secara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan,
dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan
Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan
kemakmuran masyarakat.
5. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan pada sisi penerimaan dari tahun
ke tahun ditingkatkan dan terbuka pula kemungkinan sisi pengeluaran yang meningkat
sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara selalu kembali dalam keadaan
seimbang. Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan pemerintah yang terus
bertambah, peningkatan penerimaan pajak, atau berasal dari pinjaman pemerintah.