Anda di halaman 1dari 31

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN
SMAN 3 CIMAH JL.PESANTREN
NO.161 TELP./FAX 022-6652807 KOTA CIMAHI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Ajaran : 2019/2020
Materi Pokok : Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit (1 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 1 dan 2

Kompetensi Inti Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”.
Kompetensi Inti Sikap Sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b.
disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung
jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.

KI 3 KI 4

3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan


dan mengevaluasi pengetahuan faktual, mencipta dalam ranah konkret dan
konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
metakognitif berdasarkan rasa ingin pengembangan dari yang dipelajarinya
tahunya tentang ilmu pengetahuan, di sekolah secara mandiri serta
teknologi, seni, budaya, dan humaniora bertindak secara efektif dan kreatif, dan
dengan wawasan kemanusiaan, mampu menggunakan metode sesuai
kebangsaan, kenegaraan, dan kaidah keilmuan.
peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator

3.7 Mendeskripsikan kebijakan 3.7.1 Menjelaskan pengertian kebijakan


moneter dan kebijakan fiskal moneter
3.7.2 Menjelaskan tujuan kebijakan moneter
3.7.3 Mengidentifikasi instrumen kebijakan
moneter
3.7.4 Menjelaskan pengertian kebijakan fiskal

3.7.5 Menjelaskan tujuan kebijakan fiskal

3.7.6 Mengidentifikasi instrumen kebijakan


fiskal

4.7 Mengevaluasi peran dan fungsi 4.7.1 Membuat laporan hasil diskusi mengenai
kebijakan moneter dan kebijakan pengertian,tujuan dan instrumen
fiskal kebijakan moneter.
4.7.2 Membuat laporan hasil diskusi mengenai
pengertian,tujuan dan instrumen
kebijakan fiskal.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan student center
dan metode Jigsaw dan Numbered Head Together (NHT) diharapkan siswa dapat
mendeskripsikan mengenai pengertian kebijakan moneter dan kebijakan fiskal,
menjelaskan tujuan dari kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, mendeskripsikan
instrumen pelaksanaan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, membuat narasi hasil
diskusi mengenai kebijakan moneter dan kebijakan fiskal . Dengan demikian, siswa
dapat mengamalkan hikmah kemajuan ekonomi negara sebagai tanda syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan
bernegara. Siswa dapat meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab dan
menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari, berlaku jujur dan bertanggungjawab
dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran ekonomi, menunjukan sikap peduli
dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para

D. Materi Pembelajaran
Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
• Pengertian Kebijakan Moneter
 Tujuan Kebijakan Moneter
• Instrumen Kebijakan Moneter
 Pengertian Kebijakan Fiskal
 Tujuan Kebijakan Fiskal
 Instrumen Kebijakan Fiskal

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Cooperative Learning
Pendekatan Pembelajaran : Student Center
Strategi Pembelajaran : Langsung, Interaktif
Metode Pembelajaran : Jigsaw, Number Head Together (NHT)
Teknik Pembelajaran : Tanya jawab, Diskusi

F. Media Pembelajaran
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 LCD Proyektor
 Head Number

Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus

G. Sumber Belajar
 Buku Ekonomi Siswa Kelas XII, Kemendikbud, Tahun 2016
 Buku refensi yang relevan,
 Lingkungan setempat
H. Langkah- langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 (4 X 45 Menit)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1.Guru mempersilakan ketua kelas untuk 10 Menit
memimpin berdo’a sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai (Orientasi)
2. Guru memberikan salam dan memberikan
motivasi kepada siswa.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa
4. Guru mereview materi sebelumnya mengenai
inflasi
5. Guru menampilkan Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar dan Tujuan dari
pembelajaran saat ini.
Inti 1. Guru menampilkan gambar masalah ekonomi 75 Menit
yang terjadi di Indonesia (Pemberian Acuan).
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memberikan pendapat mengenai cara
mengatasi masalah tersebut (Critical
Thingking).
3. Guru menjelaskan kebijakan yang akan
dibahas untuk mengatasi masalah yang akan
dipelajari
4. Siswa dibentuk menjadi 6 kelompok asal oleh
guru dimana masingmasing kelompok asal
terdiri dari 6 siswa (Collaboration)
5. Guru membagikan properti berupa topi
bernomer angka 1 hingga angka 6, dimana
setiap kelompok asal diberikan topi bernomer
dengan warna yang beda
Kelompok 1 : topi bernomer berwarna merah
Kelompok 2 : topi bernomer berwarna kuning
Kelompok 3 : topi bernomer berwarna hijau
Kelompok 4 : topi bernomer berwarna biru
Kelompok 5 : topi bernomer berwarna merah
muda
Kelompok 6 : topi bernomer berwarna hitam
6. Siswa diberikan waktu untuk berkumpul
dengan kelompok ahli dimana kelompok ahli
ditentukan berdasarkan warna yang telah
dibagikan pada kelompok asal.
7.Guru membagikan tema materi yang harus
didiskusikan pada setiap kelompok ahli
Kelompok 1 : Pengertian Kebijakan Moneter
Kelompok 2 : Tujuan Kebijakan Moneter
Kelompok 3 : Instrumen Kebijakan Moneter
Kelompok 4 : Pengertian Kebijakan Fiskal
Kelompok 5: Tujuan Kebijakan Fiskal
Kelompok 6 : Instrumen Kebijakan Fiskal
8.Setiap kelompok diberikan waktu selama 15
oleh guru untuk mencari informasi serta
mendiskusikannya bersama dengan anggota
kelompok lainnya berdasarkan tema yang
telah diberikan oleh guru sebelumnya.
9. Setiap anggota kelompok diberikan waktu
selama 20 menit untuk membagikan hasil
diskusi bersama dengan kelompok nomer
misalnya nomer satu berkumpul dengan
nomor satu, begitupun seterusnya. Sehingga
setiap anggota kelompok nomor mengetahui
informasi dari setiap kelompok ahli
10. Setiap siswa mencatat seluruh hasil diskusi
kelompok nomor.
11. Guru memberikan penjelasan mengenai teknis
presentasi, dimana setiap kelompok asal pasti
akan mengirimkan perwakilannya dengan cara
ada seorang siswa yang mengambil nomer dan
mengocok dadu warna, sehingga nomer dan
warna yang telah keluar tersebut menandakan
pemilik nomer dan warna tersebut untuk
presentasi mengenai salah satu tema diskusi,
misalkan nomer 2 warna biru.
12. Setiap siswa yang mendapatkan kesempatan
persentasi mengenai materi yang ditentukan
oleh guru diberikan waktu masing-masing 5
menit.
Penutup 1. Siswa dibimbing oleh guru untuk 5 Menit
menyimpulkan pembelajaran kali ini
mengenai kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa
untuk terus semangat belajar.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam

H. Penilaian

1. Bentuk Penilaian : Performance


2. Jenis Penilaian : Tugas kelompok berdiskusi, menyajikan hasil diskusi
3. Instrumen Penilaian (terlampir)
Cimahi, September 2019

Mengetahui,

Guru Pamong Mata Pelajaran Ekonomi Guru PPL Mata Pelajaran Ekonomi

Eek Rohendi, S.Pd.,MM. Devi Agustiani

NIP. 196507101989031011 NIM. 1608055


Lampiran
RUBRIK PENILAIAN
DISKUSI KELOMPOK AHLI

No Aspek yang dinilai Skor 3 Skor 2 Skor 1

1-2 orang anggota


5-6 orang anggota 3-4 orang anggota
kelompok yang
kelompok terlibat dalam kelompok terlibat dalam
melakukan diskusi
diskusi mengenai topik diskusi mengenai topik
1 Keikutsertaan anggota kelompok dalam diskusi mengenai topik materi
materi yang telah materi yang telah
yang telah diberikan pada
diberikan pada setiap diberikan pada setiap
setiap kelompok sehingga
kelompok kelompok.
terjadi dominasi

Membaca buku teks Membaca buku teks


pelajaran dan mengakses pelajaran namun tidak Hanya mengakses sumber
lebih dari dua sumber mengakses sumber internet (jurnal, artikel)
2 Penggunaan Sumber Informasi
informasi internet (jurnal, informasi internet (jurnal, informasi melalui
artikel) melalui artikel) melalui smartphone
smartphone smartphone

Mengumpulkan lebih dari


Menggumpulkan dua
tiga informasi dan
informasi dan memilah Hanya menggunakan satu
memilah sumber
3 Kesesuaian sumber informasi sumber informasi tersebut informasi sehingga tidak
informasi tersebut yang
yang relevan dengan topik bisa memilah infromasi
relevan dengan topik
materi
materi

Siswa dapat
Siswa dapat Siswa dapat
4 Kemampuan siswa dalam menyimpulkan menyimpulkan namun
menyimpulkan dan menyimpulkan dan
tidak bisa
menginterpretasi topik mennginterpretasi topik
menginterpretasikan topik
materi yang telah materi yang telah materi yang telah
diberikan oleh guru diberikan oleh guru diberikan oleh guru
FORMAT PENILAIAN
DISKUSI KELOMPOK AHLI

Aspek Yang Dinilai


Kemampuan siswa
Keikutsertaan dalam Total Skor
No Nama Siswa Dan Kelompok Penggunaan Kesesuaian Sumber
anggota kelompok menyimpulkan dan Individu
sumber informasi Informasi
dalam diskusi menginterpretasi
suatu informasi

Rentang Skor 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

Total Skor Kelompok

skor yang diperoleh


PENSKORAN Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: x
skor maksimal
100%
Skor 3 : Sangat Baik

Skor 2 : Baik

Skor 1 : Kurang baik


Lembar Penilaian Unjuk Kerja Presentasi

Nama Siswa : ...........................................................


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Tema Diskusi : Instrumen Kebijakan Fiskal

Kategori
No. Aspek yang Diamati Keterangan
3 2 1
1. Penyampaian 3 = Sangat
2. Penampilan Baik
3. Komunikasi nonverbal 2 = Baik
4. Komunikasi verbal 1 = Kurang
5. Tanggapan terhadap pertanyaan
6. Isi

Rubrik Pengamatan:
1) Sangat Baik : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan sesuai
dengan indikator aspek yang diamati.
2) Baik : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup nyata dan cukup
sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
3) Kurang : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul kurang nyata dan kurang
sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
Penskoran:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai Akhir = × 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Kategori:
Sangat Baik = 80 - 100
Baik = 60 - 79
Kurang = < 60
Lembar Penilaian Laporan Diskusi

Nama Siswa : ...........................................................


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Tema Diskusi : Instrumen Kebijakan Fiskal

Aspek yang Dinilai Kategori


No. Keterangan
(Keterampilan menyusun laporan) 3 2 1
1. Sistematika penulisan 3 = Sangat
2 Isi laporan sesuai dengan tujuan pengukuran Baik
3 Menggali ide dari berbagai sumber 2 = Baik
4. Penarikan kesimpulan 1 = Kurang

Rubrik Pengamatan:
1) Sangat Baik : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan sesuai
dengan indikator aspek yang diamati.
2) Baik : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup nyata dan cukup
sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
3) Kurang : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul kurang nyata dan kurang
sesuai dengan indikator aspek yang diamati.Penskoran:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai Akhir = × 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Kategori:
Sangat Baik = 80 - 100
Baik = 60 - 79
Kurang = < 60
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Ekonomi


Kelas / Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Materi Pokok : Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal
Waktu Pengamatan : Proses PBM

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan

Sikap
No Nama Siswa Aktif Bekerjasama Toleran
3 2 1 3 2 1 3 2 1

Keterangan:
1 (KB) : Kurang baik
2 (B) : Baik
3 (SB) : Sangat baik

Indikator Sikap Aktif Dalam Pembelajaran Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator Sikap Bekerjasama Dalam Kegiatan Kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus
menerus dan ajeg/konsisten.
Lampiran : Materi Ajar

MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam bentuk
pengendalian besaran moneter dan suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan
perekonomian yang diinginkan (kestabilan ekonomi). Dalam praktek, perkembangan kegiatan
perekonomian yang diinginkan tersebut adalah stabilitas ekonomi makro yang antara lain
dicerminkan oleh stabilitas harga (rendahnya laju inflasi), membaiknya perkembangan output riil
(pertumbuhan ekonomi), serta cukup luasnya lapangan kerja yang tersedia.

2. Tujuan Kebijakan Moneter


Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan
ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Bunyi UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia :

1) Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), “Bank Indonesia melaksanakan
kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan
kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.”
Secara umum tujuan kebijakan moneter antara lain:

a. Mengatur sistem peredaran uang


b. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah
c. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral
d. Mencegah terjadinya inflasi

3. Instrumen Kebijakan Moneter


a. Politik diskonto adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga dalam
rangka memperlancar likuiditas sehari-hari.
b. Politik pasar terbuka adalah kebijakan memperjualbelikan surat berharga oleh Bank Indonesia
di pasar uang.
c. Politik cadangan kas atau giro wajib adalah kebijakan untuk menaikkan atau menurunkan
cadangan kas minimum di bank-bank umum.
d. Politik pagu kredit adalah kebijakan untuk meprketat atau mempermudah dalam pemberian
kredit kepada masyarakat.
e. Politik pembujukan moral adalah Bank Indonesia menghimbau kepada bank umum untuk
mempertimbangkan kondisi ekonomi secara makro dalam menjalankan kegiatannya sehingga
tidak mengganggu kestabilan ekonomi negara

4. Pengertian Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi pengeluaran dan pendapatan
dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
5. Tujuan Kebijakan Fiskal
Secara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan, dan
prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan Program
Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuran
masyarakat. Tujuan tersebut ditempuh dengan:

a. meningkatkan laju investasi;


b. meningkatkan kesempatan kerja;
c. mendorong investasi optimal secara sosial;
d. meningkatkan stabilitas di tengah ketidakstabilan ekonomi internasional.

6. Instrumen Kebijakan Fiskal


Secara umum kebijakan fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis pembiayaan.

a. Anggaran belanja seimbang


Cara yang dilakukan ialah dengan menyesuaikan anggaran dengan keadaan. Tujuannya untuk
mencapai anggaran berimbang dalam jangka panjang. Jika terjadi ketidakstabilan ekonomi
maka digunakan anggaran defisit sedangkan dalam masa inflasi digunakan anggaran surplus.
Kebijakan anggaran yang digunakan setiap negara berbeda satu sama lain tergantung pada
keadaan perekonomian dan arah yang hendak dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.

Kita mengenal ada empat macam anggaran.

1. Anggaran berimbang adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan
negara sama dengan jumlah realisasi pengeluaran negara. Keadaan seperti ini dapat
menstabilkan perekonomian dan anggaran. Pemerintah kita menerapkan anggaran
berimbang pada masa Orde Baru.
2. Anggaran defisit adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara
lebih kecil daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal ini memang sudah
direncanakan untuk defisit. Pemerintah kita menerapkan anggaran defisit ini sejak tahun
2000. Ada empat cara untuk mengukur defisit anggaran, yaitu
a. defisit konvensional, yaitu devisit yang dihitung berdasarkan selisih antara total belanja
dan total pendapatan, termasuk hibah;
b. defisit moneter, yaitu selisih antara total belanja pemerintah (di luar pembayaran
pokok/utang) dan total pendapatan (di luar penerimaan utang);
c. defisit operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai riil dan bukan nilai
nominal;
d. defisit primer, yaitu selisih antara belanja (di luar pembayaran pokok dan bunga utang)
dan total pendapatan.
3. Anggaran surplus adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara
lebih besar daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal ini memang sudah
direncanakan untuk surplus, dengan cara tidak semua penerimaan digunakan untuk belanja
sehingga terdapat tabungan pemerintah. Anggaran semacam ini cocok digunakan apabila
keadaan perekonomian mengalami inflasi.
4. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan pada sisi penerimaan dari tahun
ke tahun ditingkatkan dan terbuka pula kemungkinan sisi pengeluaran yang meningkat
sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara selalu kembali dalam keadaan seimbang.
Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan pemerintah yang terus bertambah,
peningkatan penerimaan pajak, atau berasal dari pinjaman pemerintah.
b. Stabilisasi anggaran otomatis
Dengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada asas
manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program. Pajak ditetapkan sedemikian rupa
sehingga terdapat anggaran belanja surplus dalam keadaan kesempatan kerja penuh.

c. Pengelolaan anggaran
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pengelolaan anggaran ini ialah Alvin Hansen. Dalam
rangka menciptakan stabilitas perekonomian nasional, penerimaan dan pengeluaran pemerintah
dari perpajakan dan pinjaman merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Untuk
itu diperlukan anggaran berimbang dengan resep jika masa depresi ditempuh anggaran defisit,
sedangkan jika masa inflasi, digunakan anggaran surplus.

d. Pembiayaan fungsional
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pembiayaan fungsional ini ialah A.P. Liner. Tujuan
utamanya untuk meningkatkan kesempatan kerja. Cara yang ditempuh ialah pembiayaan
pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak berpengaruh secara
langsung terhadap pendapatan nasional. Pada pendekatan ini sector pajak dan pengeluaran
pemerintah menjadi hal yang terpisah.Penerimaan pemerintah dari sektor pajak bukan
ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, melainkan untuk mengatur pengeluaran
pihak swasta.
Lampiran : Materi Pembelajaran (Pertemuan 1)
Karakteristik Perusahaan Dagang & Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan usaha yang bersifat tetap,
terus-menerus, didirikan, bekerja, dan berkedudukan di tempat tertentu dengan tujuan
memperoleh laba atau keuntungan. Tujuan setiap per usahaan, yaitu untuk memaksimalkan
keuntungan yang dihasil kan. Keuntungan atau laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang
diterima perusahaan atas penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dari jumlah yang harus
dike lua r kan untuk meng hasilkan dan menjual barang atau jasa tersebut. Perusahaan dagang
adalah perusahaan yang membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualnya kembali
kepada pel anggan tanpa diproses terlebih dahulu atau tanpa diubah bentuknya. Bentuk
perusahaan dagang, antara lain supermarket, penyalur atau distributor, retailer, dan pengecer.

Berdasarkan definisi perusahaan dagang, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri perusahaan


dagang, yaitu sebagai berikut:

a. Perusahaan dagang membeli barang dagangan untuk dijual kembali kepada pelanggan.
b. Barang dagangan yang dibeli tidak diproses terlebih dahulu sebelum dijual kepada
pelanggan. c. Dalam menghasilkan pendapatan, dilakukan transaksi pembelian dan penjualan
barang dagangan.
d. Penjualan merupakan pendapatan untuk perusahaan dagang.
e. Biaya untuk memperoleh barang dagangan dilaporkan sebagai harga pokok penjualan.
f. Barang dagangan yang belum terjual disebut persediaan barang dagangan yang dilaporkan
sebagai aktiva lancar dalam neraca.

Transaksi Perusahaan Dagang


Secara garis besar, transaksi perusahaan dagang yang sering terjadi dibagi menjadi
empat, yaitu pembelian, pengeluaran kas, penjualan, dan penerimaan kas.
1. Pembelian : Transaksi pembelian hanya meliputi pembelian barang daganga n, yaitu
barang yang akan dijual kembali kepada pelanggan.
2. Pengeluaran Kas : Jika waktu pembayaran sudah jatuh tempo, perusahaan harus
mengeluarkan sejumlah kas untuk melunasi utang tersebut. Selain itu, perusahaan juga
akan mengeluarkan sejumlah kas untuk membeli barang dagangan dan membeli barang
atau jasa lain secara tunai
3. Penjualan : Transaksi penjualan hanya meliputi penjualan barang dagangan.
4. Penerimaan Kas : Perusahaan akan menerima sejumlah kas pada saat pelanggan
membayar utangnya kepada perusahaan dan menjual barang dagangan atau barang
lainnya secara tunai. Perusahaan juga akan menerima kas dari kegiatan lain di luar
usaha pokok perusahaan.

Jurnal Khusus (Special Journal)


Transaksi perusahaan dagang secara garis besar terdiri atas transaksi pembelian,
penjualan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas. Transaksi-transaksi tersebut terjadi secara
rutin atau berulangulang selama satu periode akuntansi. Oleh karena itu, pencatatan
transaksi perusahaan dagang dilakukan dalam jurnal khusus. Namun, untuk transaksi yang
jarang terjadi tetap dicatat dalam jurnal umum. Misalnya, transaksi pengembalian barang
(retur) dan potongan. Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi
yang terjadi berulang-ulang dan sejenis. Dalam jurnal khusus, setiap jenis transaksi
dikelompokkan berdasarkan jenis transaksinya sehingga pencatatannya lebih mudah. Oleh
karena itu, tujuan peng gunaan jurnal khusus, di antaranya untuk memper mudah proses
pencatatan transaksi dan mengurangi biaya yang harus dikeluar kan untuk mencatat
transaksi tersebut. Sesuai dengan transaksi yang terjadi dalam perusahaan dagang, jurnal
khusus dibagi menjadi empat, yaitu jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal
penjualan, dan jurnal pengeluaran kas.

Sistem Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang


Pencatatan transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan dapat dicatat dengan dua
metode, yaitu sistem perpetual dan sistem periodik.
a. Sistem Perpetual (Perpetual System) Pada sistem perpetual, pembelian dan penjualan
barang dagangan dicatat pada akun persediaan barang dagangan (merchandise inventory)
sehingga pergerakan barang dagangan selalu dicatat, baik yang tersedia untuk dijual
maupun yang telah dijual.
b. Sistem Periodik (Periodic System) Berbeda dengan sistem perpetual, pada sistem
periodik pergerakan barang dagangan sepanjang periode akuntansi tidak dicatat. Pada akhir
periode, perusahaan harus menghitung per sediaan yang masih tersisa secara fisik untuk
menentukan jumlah barang dagangan yang terjual dan tersisa. Berikut di sajikan bentuk
ayat jurnal untuk kedua sistem pen catatan tersebut.
Lampiran : Materi Pembelajaran (Pertemuan 2)
Buku Besar, Neraca Sisa dan Buku Besar Pembantu & Jurnal Penyesuaian

Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal dan Pemindah bukuan Jurnal ke Buku Besar
Seluruh transaksi perusahaan dagang dicatat dalam jurnal khusus dan jurnal umum, baik
dengan menggunakan sistem perpetual maupun sistem periodik. Selanjutnya, jurnal tersebut
dipindah bukukan ke dalam buku besar. Buku besar (ledger) adalah sekelompok
akun/perkiraan yang digunakan oleh perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam
perusahaan beserta nilainya. Pemindahbukuan (posting), yaitu proses memindahkan jumlah
yang terdapat dalam jurnal ke buku besar sesuai dengan akunnya masing-masing. Selain buku
besar, dalam proses akuntansi perusahaan dagang digunakan juga buku besar pembantu
(subsidiary ledger). Buku besar pembantu berguna untuk mencatat perincian akun yang ada
dalam buku besar. Buku besar pembantu, di antaranya buku besar pembantu utang dagang,
buku besar pembantu piutang dagang, dan buku besar pembantu persediaan barang dagangan.
Langkah-langkah mem-posting jurnal khusus ke dalam buku besar, yaitu sebagai
berikut.
a. Jumlahkan semua kolom yang ada dalam jurnal khusus, kecuali kolom serba-serbi.
b. Jumlahkan akun-akun yang sejenis yang ada pada kolom serbaserbi.
c. Buat buku besar untuk setiap akun yang ada dalam jurnal khusus.
d. Pindahkan jumlah yang ada dalam jurnal khusus ke setiap buku besar.
e. Jumlahkan setiap akun dalam buku besar.
Bentuk akun buku besar dan buku besar pembantu bermacammacam, ada bentuk T, bentuk 2
kolom, bentuk 3 kolom, dan bentuk 4 kolom.
Buku besar pembantu adalah buku besar yang secara khuss dipakai dalam mencatat
akun-akun tertentu dan juga perubahan-perubahannya secara terperinci. Macam-macam buku
besar pembantu:
1. Buku besar pembantu utang
2. Buku besar pembantu piutang
3. Buku besar persediaan

Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi, tetapi
belum dicatat. Selain itu, digunakan juga untuk mencatat transaksi yang telah dicatat, tetapi
memerlukan koreksi agar nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jurnal
penyesuaian, antara lain dibuat untuk hal-hal sebagai berikut.

1. Beban Dibayar Terlebih Dahulu (Beban Dibayar di Muka)


Saldo beban yang dibayar terlebih dahulu harus disesuaikan dengan keadaan
sebenarnya. Misalnya, pada 1 Desember 2007 perusahaan membayar beban sewa untuk
jangka waktu 6 bulan sebesar Rp1.200.000,00. Pada akhir tahun (31 Desember 2007),
beban tersebut baru terpakai satu bulan. Dengan demikian, beban yang telah dibayar
untuk 5 bulan harus dikoreksi karena jumlah tersebut tidak mencerminkan keadaan
beban perusahaan yang sebenarnya.
2. Pendapatan yang Belum Direalisasi (Pendapatan Diterima di Muka)
Sama dengan beban dibayar di muka, pendapatan yang belum direalisasikan harus
disesuaikan agar jumlah pendapatan yang tercantum dalam laporan laba/rugi sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Beban yang Belum Dibayar
Berbeda dengan beban dibayar di muka, beban yang belum dibayar merupakan biaya
yang akan dibayar pada periode yang akan datang.
4. Pendapatan yang Belum Diterima
Pendapatan yang belum diterima merupakan pendapatan yang akan diterima pada
periode yang akan datang.

Lampiran : Materi Pembelajaran (Pertemuan 3)


Kertas Kerja & Harga Pokok Penjualan

Kertas Kerta (WorkSheet)

Merupakan alat yang digunakan untuk men gump ulk an data akuntansi serta
mengikhtisarkan ayat jurnal penye suaian dan saldo akun untuk menyusun laporan keuangan.
Neraca lajur bukan bagian dari jurnal, buku besar, atau laporan keuangan. Neraca lajur hanya
sebagai alat untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan. Sebagaimana telah dijelaskan
dalam buku Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI, bahwa neraca lajur dapat disusun
dalam bentuk 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom, dan 12 kolom.

Kolom-kolom yang ada dalam neraca saldo, di antaranya sebagai berikut.

a. Neraca Saldo : Terdiri atas kolom debet dan kredit. Kolom neraca saldo berisi nilai setiap
akun pada akhir periode akuntansi (biasanya pada 31 Desember) yang dapat dilihat pada buku
besar setiap akun.
b. Penyesuaian : Kolom penyesuaian terdiri atas kolom debet dan kredit. Penyesuaian
dilakukan untuk menggambarkan ketepatan besarnya nilai setiap akun.

c. Neraca Saldo Disesuaikan : Disusun dengan cara mengg abungkan angka pada neraca saldo
dan penyesuaian.

d. Laporan Laba/Rugi : Kolom laba/rugi berisi angka-angka yang termasuk akun nominal,
yaitu akun pendapatan dan beban dari neraca saldo disesuaikan.

e. Neraca Kolom : berisi angka-angka semua akun riil, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal dari
neraca saldo disesuaikan.

Harga Pokok Penjualan

Beban yang paling utama yang harus dikeluarkan oleh per usahaan dagang, yaitu
harga pokok penjualan. Nilai yang ditunjukkan dalam akun harga pokok penjualan merupakan
harga pokok barang dagangan yang dijual kepada pelanggan (harga beli barang dagangan
tersebut). Cara menghitung harga pokok penjualan, yaitu sebagai berikut.

Misalnya, terdapat data sebagai berikut.


Persediaan barang dagangan 1 Januari 2007 Rp 3.000.000,00
Pembelian Rp15.000.000,00
Beban angkut pembelian Rp 1.500.000,00
Potongan pembelian Rp 500.000,00
Retur pembelian dan pengurangan harga Rp 300.000,00
Persediaan barang dagangan 31 Desember 2007 Rp 2.500.000,00
Berdasarkan data tersebut, dihitung harga pokok penjualan seperti berikut.
Persediaan barang dagang 3.000.000
Pembelian 15.000.000
Beban angkut 1.500.000 +
16.500.000
Potongan pembelian 500.000
Retur pembelian 300.000-

Pembelian Bersih 15.700.000

Barang yang tersedia untuk dijual 18.700.000

Persediaan barang dagangan (31 Desember 2007) 2.500.000 +


Harga pokok penjualan 16.200.000

Lampiran : Materi Pembelajaran (Pertemuan 4)


Laporan Keuangan

Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba/rugi merupakan ikhtisar pendapatan dan beban selama periode tertentu.
Laporan laba/rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu laporan laba/rugi bentuk multiple
steps dan laporan laba/rugi bentuk single step. Dalam laporan laba/rugi bentuk single step,
unsur-unsur pendapatan dan beban disajikan secara keseluruhan. Adapun dalam laporan
laba/rugi bentuk multiple steps, unsur-unsur pendapatan dan beban dibagi menjadi beberapa
bagian. Laporan laba/rugi bentuk single step dan multiple steps disajikan seperti berikut.

Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)

Laporan perubahan modal, yaitu ikhtisar perubahan modal pemilik yang terjadi selama
periode tertentu. Komponen penghitungan dalam laporan perubahan modal terdiri atas modal
awal, laba bersih, periode berjalan, pengambilan pribadi (prive), dan modal akhir. Berikut
disajikan contoh bentuk laporan perubahan modal.
Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal pemilik pada tanggal tertentu. Bentuk neraca dapat
disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk skontro dan bentuk laporan. Pada umumnya per usahaan
menggunakan neraca bentuk laporan. Berikut disajikan contoh neraca bentuk skontro dan laporan.
a. Neraca Bentuk Skontro

b. Neraca Bentuk Laporan


Lampiran : Soal Kelompok

Transaksi keuangan ”Mikita Cookies” yang terjadi pada tahun 2007 adalah sebagai berikut :
 Tgl 1 /9 : Tata & Vian mendirikan usaha jasa catering, yang diberi nama “Mikita
Cookies”.Untuk itu Tata & Vian menyerahkan Uang tunai sebesar Rp. 30.000.000 &
Perlengkapan usaha senilai Rp. 1.500.000 sebagai modal awal bagi “Mikita Cookies”.
Tanah senilai Rp.150.000.000 & Bangunan senilai Rp.275.000.000 dijadikan sebagai
tempat usaha (sebagai modal usaha).
 Tgl 2/9 : “Mikita Cookies” membeli bahan-bahan untuk membuat kue & catering
sebesar Rp.2.500.000.
 Tgl 4/9 : “Mikita Cookies” menerima uang dari Tn. Rifky hasil dari menyelesaika
pesanan kue sebesar Rp. 5.000.000.
 Tgl 5/9 : “Mikita Cookies” membayar biaya listrik & Telepon sebesar Rp. 2.000.000.
 Tgl 8/9 : “Mikita Cookies” membayar biaya membuat brosur/pamflet untuk
memasarkan kuenya sebesar Rp. 1.000.000. biaya iklan ini berlaku untuk 1 tahun.
 Tgl 12/9 : Untuk memanfaatkan ruang yang tidak terpakai di lantai 2, “Mikita Cookies”
menyewakan 1 kamar kepada Nona Dewi senilai Rp. 6.000.000 untuk jangka waktu
setahun.
 Tgl 12/9 : “Mikita Cookies” menerima pesanan dari CV. Arta Sari untuk membuat nasi
boxsebanyak 300 unit, dimana 1 unit nasi box dihargai Rp. 15.000. Untuk mengerjakan
pesanantersebut “Mikita Cookies” menerima pembayaran pertama sebesar
Rp.1.000.000 & sisanyadibayar 5 hari kemudian.
 Tgl 13/9: “Mikita Cookies” membayar biaya listrik & telepon sebesar Rp.2.800.000.
 Tgl 13/9 : Menerima sisa pembayaran dari CV Arta Sari untuk transaksi tanggal
2/11sebesar Rp.3.500.000.
 Tgl 15/9: “Mikita Cookies” membeli kendaraan “box” dari PT. Daihatsu Motor untuk
mengangkut pesanan catering seharga Rp.65.000.000. Untuk itu “Mikita
Cookies”membayar uang muka sebesar Rp.10.000.000.
 Tgl 16/9 : “Mikita Cookies” menerima pesanan catering dari Ny. Rosita untuk acara
pernikahan senilai Rp. 45.000.000. Pembayaran pertama Rp. 5.000.000 dan sisanya
dibayar 2 hari kemudian.
 Tgl 17/9 : “Mikita Cookies” menerima sisa pembayaran dari Ny. Rosita sebesar
Rp.40.000.000.
 Tgl 25/9 : “Mikita Cookies” memberi pinjaman uang tunai kepada CV Arta Sari senilai
Rp.8.000.000 dengan bunga 1%/thn. Pinjaman ini berjangka waktu waktu 1 tahun.
 Tgl 28/9 : “Mikita Cookies” membayar gaji 5 orang tenaga kerja sebesar Rp.
11.500.000. Tenaga kerja ini baru direkrut pada awal bulan November.
 Tgl 29/9 : “Mikita Cookies” membayar biaya listrik & telepon sebesar Rp.3.200.000.

Diminta :

- Buatlah jurnal umum dari transaksi diatas!


- Masukan transaksi diatas kedalam jurnal khusus!

Lampiran : Soal Individu (Buku Besar & Jurnal Penyesuaian)

Dari Jurnal Umum dan Jurnal Khusus yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnta (Mikita
Cookies) masukan kedalam buku besar !

Latihan Soal Ayat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa


Berdasarkan data Neraca Saldo “Mikita Cookies” per 31 Desember 2007, maka buatlah AJP

untuk beberapa kasus dibawah ini.

1. Pendapatan sewa yang terdapat di Neraca Saldo “Mikita Cookies” per 31 Desember 2007

berlaku untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak tanggal 25 Oktober 2007. Berdasarkan

data tersebut buatlah AJP nya :

2. Biaya iklan yang terdapat di Neraca Saldo “Mikita Cookies” per 31 Desember 2007 berlaku

untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak tanggal 18 Oktober 2007. Berdasarkan data

tersebut buatlah AJP nya :

3. Perhatikan transaksi pada tanggal 25 November 2007. Karena pada tanggal 31 Desember

2007 “Mikita Cookies” harus sudah membuat Laporan Keuangan, maka dari transaksi

tersebut didapat adanya bunga pinjaman yang harus diakui pada tahun 2007. Buatlah AJP

untuk bunga pinjaman tersebut

4. Berdasarkan data Sumber Daya Manusia “Mikita Cookies” ternyata masih ada biaya gaji

yang belum dibayar untuk bulan Desember 2007 sebesar Rp. 500.000. Biaya gaji ini akan

diperhitungkan & dibayar pada bulan berikutnya (Januari 2008). Buatlah AJP untuk Gaji yg

masih harus dibayar tersebut.

Diminta :

- Buatlah Jurnal Penyesuaian!

Lampiran : Soal Kertas Kerja

- Berdasarkan data Neraca Saldo “Mikita Cookies” per 31 Desember 2007 & Soal
AJP tersebut diatas, maka buatlah Neraca Lajur “Mikita Cookies” per 31 Desember
2007.
Lampiran Soal Pertemuan 4

- Buatlah laporan keuangan (Laporan laba/rugi, laporan perubahan modal dan


laporan neraca) untuk ‘’Mikita Cookies’’ dengan format sebagai berikut

Lampiran : Soal Tes Tertulis

Akuntansi Perusahaan Dagang

Nama :

No. Absen :
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat !

1. Perusahaan yang kegiatannya menyediakan berbagai pelayanan seperti kemudahan, keamanan atau
kenkmatan kepada anggota masyarakat disebut…

a. Perusahaan dagang d. perusahaan kereta api


b. Perusahaan industri e. perusahaan telkom
c. Perusahaan jasa

2. Apa aplikasi jurnal penyesuaian bagi perusahaan jasa:


a. Sebagai pertanggungjawaban
b. Sebagai laporan keuangan
c. Menyesuaikan aagar menunjukkan keadaan sebenarnya
d. Menyampaikan informasi actual
e. Mengetahui jumlah utang
3. Jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan akun agar menunjukkan keadaan sebenarnya adalah disebut:
a. Jurnal penyesuaian d. Jurnal umum
b. Jurnal penutup e. Kertas kerja
c. Jurnal pembalik

4. Dalam jurnal penyesuaianadanya barbagai akun-akun yang perlu disesuaikan dibwah ini, kecuali…

a. Beban yang masih harus dibayar


b. Perlengkapan habis pakai
c. Penyusutan aktiva
d. Pendapatan yang masih harus diterima
e. Utang

5. Bidang-bidang yang merupakan dalam perusahaan jasa adalah , kecuali…

a. Transportasi d. Industri
b. Komunikasi e. Reperasi
c. Hiburan

6. Apa aplikasi penyusutan aktiva tetap bagi perusahaan jasa:

a. Untuk mengetahui perlengkapan yang bertambah


b. Sebagai pembayaran beban
c. Untuk mengetahui penyusutan aktiva tetap tiap tahun
d. Untuk megetahui sisa perlengkapan yang telah dipakai
e. Sebagai beban dibayar dimuka

7. Siklus akuntansi dalam perusahaan jasa:

1. Bukti-bukti transaksi
2. Laporan keuangan
3. Jurnal umum
4. Jurnal pembalik
5. Posting buku besar
6. Neraca sisa
Yang merupakan tahap pencatatan dalam perusahaan jasa adalah…
a. 1,2,4 dan 5 d. 1,2,3 dan 6
b. 1,3,5 dan 6 e. 1,3, dan 5
c. 2,3,4 dan 5
8. Ayat jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat untuk…

a. Mengetahui laporan laba/rugi


b. Mengetahui keseimbangan buku besar
c. Mengetahui keseimbangan neraca
d. Menyesuaikan akun agar menunjukkan keadaan sebenarnya
e. Mengetahui tingkat kinerja manager

KUNCI
JAWABAN
1.C
2.C
3.A
4.E
5.D
6.C
7.E
8D

Lampiran :

Instrumen Penlialain
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik
terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh
guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang Dinilai Kode
Jumlah Skor
No Nama Siswa Nilai
BS JJ TJ DS Skor Sikap

1
...
2 ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Skala Jumlah Skor Kode
No Aspek yang Dinilai
25 50 75 100 Skor Sikap Nilai
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur

c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian membuat jurnal
2 Kesesuaian membuat buku besar
Kesesuaian membuat jurnal
3
penyesuaian
4 Kesesuaian Membuat laporan keuangan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

Anda mungkin juga menyukai