DINAS PENDIDIKAN
SMAN 3 CIMAH JL.PESANTREN
NO.161 TELP./FAX 022-6652807 KOTA CIMAHI
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Ajaran : 2019/2020
Materi Pokok : Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit (1 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1 dan 2
Kompetensi Inti Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”.
Kompetensi Inti Sikap Sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b.
disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung
jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3 KI 4
4.7 Mengevaluasi peran dan fungsi 4.7.1 Membuat laporan hasil diskusi mengenai
kebijakan moneter dan kebijakan pengertian,tujuan dan instrumen
fiskal kebijakan moneter.
4.7.2 Membuat laporan hasil diskusi mengenai
pengertian,tujuan dan instrumen
kebijakan fiskal.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan student center
dan metode Jigsaw dan Numbered Head Together (NHT) diharapkan siswa dapat
mendeskripsikan mengenai pengertian kebijakan moneter dan kebijakan fiskal,
menjelaskan tujuan dari kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, mendeskripsikan
instrumen pelaksanaan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, membuat narasi hasil
diskusi mengenai kebijakan moneter dan kebijakan fiskal . Dengan demikian, siswa
dapat mengamalkan hikmah kemajuan ekonomi negara sebagai tanda syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan
bernegara. Siswa dapat meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab dan
menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari, berlaku jujur dan bertanggungjawab
dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran ekonomi, menunjukan sikap peduli
dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para
D. Materi Pembelajaran
Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
• Pengertian Kebijakan Moneter
Tujuan Kebijakan Moneter
• Instrumen Kebijakan Moneter
Pengertian Kebijakan Fiskal
Tujuan Kebijakan Fiskal
Instrumen Kebijakan Fiskal
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Cooperative Learning
Pendekatan Pembelajaran : Student Center
Strategi Pembelajaran : Langsung, Interaktif
Metode Pembelajaran : Jigsaw, Number Head Together (NHT)
Teknik Pembelajaran : Tanya jawab, Diskusi
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
LCD Proyektor
Head Number
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
Buku Ekonomi Siswa Kelas XII, Kemendikbud, Tahun 2016
Buku refensi yang relevan,
Lingkungan setempat
H. Langkah- langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 (4 X 45 Menit)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1.Guru mempersilakan ketua kelas untuk 10 Menit
memimpin berdo’a sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai (Orientasi)
2. Guru memberikan salam dan memberikan
motivasi kepada siswa.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa
4. Guru mereview materi sebelumnya mengenai
inflasi
5. Guru menampilkan Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar dan Tujuan dari
pembelajaran saat ini.
Inti 1. Guru menampilkan gambar masalah ekonomi 75 Menit
yang terjadi di Indonesia (Pemberian Acuan).
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memberikan pendapat mengenai cara
mengatasi masalah tersebut (Critical
Thingking).
3. Guru menjelaskan kebijakan yang akan
dibahas untuk mengatasi masalah yang akan
dipelajari
4. Siswa dibentuk menjadi 6 kelompok asal oleh
guru dimana masingmasing kelompok asal
terdiri dari 6 siswa (Collaboration)
5. Guru membagikan properti berupa topi
bernomer angka 1 hingga angka 6, dimana
setiap kelompok asal diberikan topi bernomer
dengan warna yang beda
Kelompok 1 : topi bernomer berwarna merah
Kelompok 2 : topi bernomer berwarna kuning
Kelompok 3 : topi bernomer berwarna hijau
Kelompok 4 : topi bernomer berwarna biru
Kelompok 5 : topi bernomer berwarna merah
muda
Kelompok 6 : topi bernomer berwarna hitam
6. Siswa diberikan waktu untuk berkumpul
dengan kelompok ahli dimana kelompok ahli
ditentukan berdasarkan warna yang telah
dibagikan pada kelompok asal.
7.Guru membagikan tema materi yang harus
didiskusikan pada setiap kelompok ahli
Kelompok 1 : Pengertian Kebijakan Moneter
Kelompok 2 : Tujuan Kebijakan Moneter
Kelompok 3 : Instrumen Kebijakan Moneter
Kelompok 4 : Pengertian Kebijakan Fiskal
Kelompok 5: Tujuan Kebijakan Fiskal
Kelompok 6 : Instrumen Kebijakan Fiskal
8.Setiap kelompok diberikan waktu selama 15
oleh guru untuk mencari informasi serta
mendiskusikannya bersama dengan anggota
kelompok lainnya berdasarkan tema yang
telah diberikan oleh guru sebelumnya.
9. Setiap anggota kelompok diberikan waktu
selama 20 menit untuk membagikan hasil
diskusi bersama dengan kelompok nomer
misalnya nomer satu berkumpul dengan
nomor satu, begitupun seterusnya. Sehingga
setiap anggota kelompok nomor mengetahui
informasi dari setiap kelompok ahli
10. Setiap siswa mencatat seluruh hasil diskusi
kelompok nomor.
11. Guru memberikan penjelasan mengenai teknis
presentasi, dimana setiap kelompok asal pasti
akan mengirimkan perwakilannya dengan cara
ada seorang siswa yang mengambil nomer dan
mengocok dadu warna, sehingga nomer dan
warna yang telah keluar tersebut menandakan
pemilik nomer dan warna tersebut untuk
presentasi mengenai salah satu tema diskusi,
misalkan nomer 2 warna biru.
12. Setiap siswa yang mendapatkan kesempatan
persentasi mengenai materi yang ditentukan
oleh guru diberikan waktu masing-masing 5
menit.
Penutup 1. Siswa dibimbing oleh guru untuk 5 Menit
menyimpulkan pembelajaran kali ini
mengenai kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa
untuk terus semangat belajar.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam
H. Penilaian
Mengetahui,
Guru Pamong Mata Pelajaran Ekonomi Guru PPL Mata Pelajaran Ekonomi
Siswa dapat
Siswa dapat Siswa dapat
4 Kemampuan siswa dalam menyimpulkan menyimpulkan namun
menyimpulkan dan menyimpulkan dan
tidak bisa
menginterpretasi topik mennginterpretasi topik
menginterpretasikan topik
materi yang telah materi yang telah materi yang telah
diberikan oleh guru diberikan oleh guru diberikan oleh guru
FORMAT PENILAIAN
DISKUSI KELOMPOK AHLI
Rentang Skor 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Skor 2 : Baik
Kategori
No. Aspek yang Diamati Keterangan
3 2 1
1. Penyampaian 3 = Sangat
2. Penampilan Baik
3. Komunikasi nonverbal 2 = Baik
4. Komunikasi verbal 1 = Kurang
5. Tanggapan terhadap pertanyaan
6. Isi
Rubrik Pengamatan:
1) Sangat Baik : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan sesuai
dengan indikator aspek yang diamati.
2) Baik : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup nyata dan cukup
sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
3) Kurang : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul kurang nyata dan kurang
sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
Penskoran:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai Akhir = × 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Kategori:
Sangat Baik = 80 - 100
Baik = 60 - 79
Kurang = < 60
Lembar Penilaian Laporan Diskusi
Rubrik Pengamatan:
1) Sangat Baik : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan sesuai
dengan indikator aspek yang diamati.
2) Baik : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup nyata dan cukup
sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
3) Kurang : Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul kurang nyata dan kurang
sesuai dengan indikator aspek yang diamati.Penskoran:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai Akhir = × 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Kategori:
Sangat Baik = 80 - 100
Baik = 60 - 79
Kurang = < 60
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Sikap
No Nama Siswa Aktif Bekerjasama Toleran
3 2 1 3 2 1 3 2 1
Keterangan:
1 (KB) : Kurang baik
2 (B) : Baik
3 (SB) : Sangat baik
Indikator Sikap Aktif Dalam Pembelajaran Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator Sikap Bekerjasama Dalam Kegiatan Kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus
menerus dan ajeg/konsisten.
Lampiran : Materi Ajar
MATERI PEMBELAJARAN
1) Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), “Bank Indonesia melaksanakan
kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan
kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.”
Secara umum tujuan kebijakan moneter antara lain:
1. Anggaran berimbang adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan
negara sama dengan jumlah realisasi pengeluaran negara. Keadaan seperti ini dapat
menstabilkan perekonomian dan anggaran. Pemerintah kita menerapkan anggaran
berimbang pada masa Orde Baru.
2. Anggaran defisit adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara
lebih kecil daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal ini memang sudah
direncanakan untuk defisit. Pemerintah kita menerapkan anggaran defisit ini sejak tahun
2000. Ada empat cara untuk mengukur defisit anggaran, yaitu
a. defisit konvensional, yaitu devisit yang dihitung berdasarkan selisih antara total belanja
dan total pendapatan, termasuk hibah;
b. defisit moneter, yaitu selisih antara total belanja pemerintah (di luar pembayaran
pokok/utang) dan total pendapatan (di luar penerimaan utang);
c. defisit operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai riil dan bukan nilai
nominal;
d. defisit primer, yaitu selisih antara belanja (di luar pembayaran pokok dan bunga utang)
dan total pendapatan.
3. Anggaran surplus adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara
lebih besar daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal ini memang sudah
direncanakan untuk surplus, dengan cara tidak semua penerimaan digunakan untuk belanja
sehingga terdapat tabungan pemerintah. Anggaran semacam ini cocok digunakan apabila
keadaan perekonomian mengalami inflasi.
4. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan pada sisi penerimaan dari tahun
ke tahun ditingkatkan dan terbuka pula kemungkinan sisi pengeluaran yang meningkat
sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara selalu kembali dalam keadaan seimbang.
Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan pemerintah yang terus bertambah,
peningkatan penerimaan pajak, atau berasal dari pinjaman pemerintah.
b. Stabilisasi anggaran otomatis
Dengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada asas
manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program. Pajak ditetapkan sedemikian rupa
sehingga terdapat anggaran belanja surplus dalam keadaan kesempatan kerja penuh.
c. Pengelolaan anggaran
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pengelolaan anggaran ini ialah Alvin Hansen. Dalam
rangka menciptakan stabilitas perekonomian nasional, penerimaan dan pengeluaran pemerintah
dari perpajakan dan pinjaman merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Untuk
itu diperlukan anggaran berimbang dengan resep jika masa depresi ditempuh anggaran defisit,
sedangkan jika masa inflasi, digunakan anggaran surplus.
d. Pembiayaan fungsional
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pembiayaan fungsional ini ialah A.P. Liner. Tujuan
utamanya untuk meningkatkan kesempatan kerja. Cara yang ditempuh ialah pembiayaan
pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak berpengaruh secara
langsung terhadap pendapatan nasional. Pada pendekatan ini sector pajak dan pengeluaran
pemerintah menjadi hal yang terpisah.Penerimaan pemerintah dari sektor pajak bukan
ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, melainkan untuk mengatur pengeluaran
pihak swasta.
Lampiran : Materi Pembelajaran (Pertemuan 1)
Karakteristik Perusahaan Dagang & Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan usaha yang bersifat tetap,
terus-menerus, didirikan, bekerja, dan berkedudukan di tempat tertentu dengan tujuan
memperoleh laba atau keuntungan. Tujuan setiap per usahaan, yaitu untuk memaksimalkan
keuntungan yang dihasil kan. Keuntungan atau laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang
diterima perusahaan atas penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dari jumlah yang harus
dike lua r kan untuk meng hasilkan dan menjual barang atau jasa tersebut. Perusahaan dagang
adalah perusahaan yang membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualnya kembali
kepada pel anggan tanpa diproses terlebih dahulu atau tanpa diubah bentuknya. Bentuk
perusahaan dagang, antara lain supermarket, penyalur atau distributor, retailer, dan pengecer.
a. Perusahaan dagang membeli barang dagangan untuk dijual kembali kepada pelanggan.
b. Barang dagangan yang dibeli tidak diproses terlebih dahulu sebelum dijual kepada
pelanggan. c. Dalam menghasilkan pendapatan, dilakukan transaksi pembelian dan penjualan
barang dagangan.
d. Penjualan merupakan pendapatan untuk perusahaan dagang.
e. Biaya untuk memperoleh barang dagangan dilaporkan sebagai harga pokok penjualan.
f. Barang dagangan yang belum terjual disebut persediaan barang dagangan yang dilaporkan
sebagai aktiva lancar dalam neraca.
Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal dan Pemindah bukuan Jurnal ke Buku Besar
Seluruh transaksi perusahaan dagang dicatat dalam jurnal khusus dan jurnal umum, baik
dengan menggunakan sistem perpetual maupun sistem periodik. Selanjutnya, jurnal tersebut
dipindah bukukan ke dalam buku besar. Buku besar (ledger) adalah sekelompok
akun/perkiraan yang digunakan oleh perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam
perusahaan beserta nilainya. Pemindahbukuan (posting), yaitu proses memindahkan jumlah
yang terdapat dalam jurnal ke buku besar sesuai dengan akunnya masing-masing. Selain buku
besar, dalam proses akuntansi perusahaan dagang digunakan juga buku besar pembantu
(subsidiary ledger). Buku besar pembantu berguna untuk mencatat perincian akun yang ada
dalam buku besar. Buku besar pembantu, di antaranya buku besar pembantu utang dagang,
buku besar pembantu piutang dagang, dan buku besar pembantu persediaan barang dagangan.
Langkah-langkah mem-posting jurnal khusus ke dalam buku besar, yaitu sebagai
berikut.
a. Jumlahkan semua kolom yang ada dalam jurnal khusus, kecuali kolom serba-serbi.
b. Jumlahkan akun-akun yang sejenis yang ada pada kolom serbaserbi.
c. Buat buku besar untuk setiap akun yang ada dalam jurnal khusus.
d. Pindahkan jumlah yang ada dalam jurnal khusus ke setiap buku besar.
e. Jumlahkan setiap akun dalam buku besar.
Bentuk akun buku besar dan buku besar pembantu bermacammacam, ada bentuk T, bentuk 2
kolom, bentuk 3 kolom, dan bentuk 4 kolom.
Buku besar pembantu adalah buku besar yang secara khuss dipakai dalam mencatat
akun-akun tertentu dan juga perubahan-perubahannya secara terperinci. Macam-macam buku
besar pembantu:
1. Buku besar pembantu utang
2. Buku besar pembantu piutang
3. Buku besar persediaan
Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi, tetapi
belum dicatat. Selain itu, digunakan juga untuk mencatat transaksi yang telah dicatat, tetapi
memerlukan koreksi agar nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jurnal
penyesuaian, antara lain dibuat untuk hal-hal sebagai berikut.
Merupakan alat yang digunakan untuk men gump ulk an data akuntansi serta
mengikhtisarkan ayat jurnal penye suaian dan saldo akun untuk menyusun laporan keuangan.
Neraca lajur bukan bagian dari jurnal, buku besar, atau laporan keuangan. Neraca lajur hanya
sebagai alat untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan. Sebagaimana telah dijelaskan
dalam buku Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI, bahwa neraca lajur dapat disusun
dalam bentuk 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom, dan 12 kolom.
a. Neraca Saldo : Terdiri atas kolom debet dan kredit. Kolom neraca saldo berisi nilai setiap
akun pada akhir periode akuntansi (biasanya pada 31 Desember) yang dapat dilihat pada buku
besar setiap akun.
b. Penyesuaian : Kolom penyesuaian terdiri atas kolom debet dan kredit. Penyesuaian
dilakukan untuk menggambarkan ketepatan besarnya nilai setiap akun.
c. Neraca Saldo Disesuaikan : Disusun dengan cara mengg abungkan angka pada neraca saldo
dan penyesuaian.
d. Laporan Laba/Rugi : Kolom laba/rugi berisi angka-angka yang termasuk akun nominal,
yaitu akun pendapatan dan beban dari neraca saldo disesuaikan.
e. Neraca Kolom : berisi angka-angka semua akun riil, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal dari
neraca saldo disesuaikan.
Beban yang paling utama yang harus dikeluarkan oleh per usahaan dagang, yaitu
harga pokok penjualan. Nilai yang ditunjukkan dalam akun harga pokok penjualan merupakan
harga pokok barang dagangan yang dijual kepada pelanggan (harga beli barang dagangan
tersebut). Cara menghitung harga pokok penjualan, yaitu sebagai berikut.
Laporan laba/rugi merupakan ikhtisar pendapatan dan beban selama periode tertentu.
Laporan laba/rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu laporan laba/rugi bentuk multiple
steps dan laporan laba/rugi bentuk single step. Dalam laporan laba/rugi bentuk single step,
unsur-unsur pendapatan dan beban disajikan secara keseluruhan. Adapun dalam laporan
laba/rugi bentuk multiple steps, unsur-unsur pendapatan dan beban dibagi menjadi beberapa
bagian. Laporan laba/rugi bentuk single step dan multiple steps disajikan seperti berikut.
Laporan perubahan modal, yaitu ikhtisar perubahan modal pemilik yang terjadi selama
periode tertentu. Komponen penghitungan dalam laporan perubahan modal terdiri atas modal
awal, laba bersih, periode berjalan, pengambilan pribadi (prive), dan modal akhir. Berikut
disajikan contoh bentuk laporan perubahan modal.
Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal pemilik pada tanggal tertentu. Bentuk neraca dapat
disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk skontro dan bentuk laporan. Pada umumnya per usahaan
menggunakan neraca bentuk laporan. Berikut disajikan contoh neraca bentuk skontro dan laporan.
a. Neraca Bentuk Skontro
Transaksi keuangan ”Mikita Cookies” yang terjadi pada tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Tgl 1 /9 : Tata & Vian mendirikan usaha jasa catering, yang diberi nama “Mikita
Cookies”.Untuk itu Tata & Vian menyerahkan Uang tunai sebesar Rp. 30.000.000 &
Perlengkapan usaha senilai Rp. 1.500.000 sebagai modal awal bagi “Mikita Cookies”.
Tanah senilai Rp.150.000.000 & Bangunan senilai Rp.275.000.000 dijadikan sebagai
tempat usaha (sebagai modal usaha).
Tgl 2/9 : “Mikita Cookies” membeli bahan-bahan untuk membuat kue & catering
sebesar Rp.2.500.000.
Tgl 4/9 : “Mikita Cookies” menerima uang dari Tn. Rifky hasil dari menyelesaika
pesanan kue sebesar Rp. 5.000.000.
Tgl 5/9 : “Mikita Cookies” membayar biaya listrik & Telepon sebesar Rp. 2.000.000.
Tgl 8/9 : “Mikita Cookies” membayar biaya membuat brosur/pamflet untuk
memasarkan kuenya sebesar Rp. 1.000.000. biaya iklan ini berlaku untuk 1 tahun.
Tgl 12/9 : Untuk memanfaatkan ruang yang tidak terpakai di lantai 2, “Mikita Cookies”
menyewakan 1 kamar kepada Nona Dewi senilai Rp. 6.000.000 untuk jangka waktu
setahun.
Tgl 12/9 : “Mikita Cookies” menerima pesanan dari CV. Arta Sari untuk membuat nasi
boxsebanyak 300 unit, dimana 1 unit nasi box dihargai Rp. 15.000. Untuk mengerjakan
pesanantersebut “Mikita Cookies” menerima pembayaran pertama sebesar
Rp.1.000.000 & sisanyadibayar 5 hari kemudian.
Tgl 13/9: “Mikita Cookies” membayar biaya listrik & telepon sebesar Rp.2.800.000.
Tgl 13/9 : Menerima sisa pembayaran dari CV Arta Sari untuk transaksi tanggal
2/11sebesar Rp.3.500.000.
Tgl 15/9: “Mikita Cookies” membeli kendaraan “box” dari PT. Daihatsu Motor untuk
mengangkut pesanan catering seharga Rp.65.000.000. Untuk itu “Mikita
Cookies”membayar uang muka sebesar Rp.10.000.000.
Tgl 16/9 : “Mikita Cookies” menerima pesanan catering dari Ny. Rosita untuk acara
pernikahan senilai Rp. 45.000.000. Pembayaran pertama Rp. 5.000.000 dan sisanya
dibayar 2 hari kemudian.
Tgl 17/9 : “Mikita Cookies” menerima sisa pembayaran dari Ny. Rosita sebesar
Rp.40.000.000.
Tgl 25/9 : “Mikita Cookies” memberi pinjaman uang tunai kepada CV Arta Sari senilai
Rp.8.000.000 dengan bunga 1%/thn. Pinjaman ini berjangka waktu waktu 1 tahun.
Tgl 28/9 : “Mikita Cookies” membayar gaji 5 orang tenaga kerja sebesar Rp.
11.500.000. Tenaga kerja ini baru direkrut pada awal bulan November.
Tgl 29/9 : “Mikita Cookies” membayar biaya listrik & telepon sebesar Rp.3.200.000.
Diminta :
Dari Jurnal Umum dan Jurnal Khusus yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnta (Mikita
Cookies) masukan kedalam buku besar !
1. Pendapatan sewa yang terdapat di Neraca Saldo “Mikita Cookies” per 31 Desember 2007
berlaku untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak tanggal 25 Oktober 2007. Berdasarkan
2. Biaya iklan yang terdapat di Neraca Saldo “Mikita Cookies” per 31 Desember 2007 berlaku
untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak tanggal 18 Oktober 2007. Berdasarkan data
3. Perhatikan transaksi pada tanggal 25 November 2007. Karena pada tanggal 31 Desember
2007 “Mikita Cookies” harus sudah membuat Laporan Keuangan, maka dari transaksi
tersebut didapat adanya bunga pinjaman yang harus diakui pada tahun 2007. Buatlah AJP
4. Berdasarkan data Sumber Daya Manusia “Mikita Cookies” ternyata masih ada biaya gaji
yang belum dibayar untuk bulan Desember 2007 sebesar Rp. 500.000. Biaya gaji ini akan
diperhitungkan & dibayar pada bulan berikutnya (Januari 2008). Buatlah AJP untuk Gaji yg
Diminta :
- Berdasarkan data Neraca Saldo “Mikita Cookies” per 31 Desember 2007 & Soal
AJP tersebut diatas, maka buatlah Neraca Lajur “Mikita Cookies” per 31 Desember
2007.
Lampiran Soal Pertemuan 4
Nama :
No. Absen :
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Perusahaan yang kegiatannya menyediakan berbagai pelayanan seperti kemudahan, keamanan atau
kenkmatan kepada anggota masyarakat disebut…
4. Dalam jurnal penyesuaianadanya barbagai akun-akun yang perlu disesuaikan dibwah ini, kecuali…
a. Transportasi d. Industri
b. Komunikasi e. Reperasi
c. Hiburan
1. Bukti-bukti transaksi
2. Laporan keuangan
3. Jurnal umum
4. Jurnal pembalik
5. Posting buku besar
6. Neraca sisa
Yang merupakan tahap pencatatan dalam perusahaan jasa adalah…
a. 1,2,4 dan 5 d. 1,2,3 dan 6
b. 1,3,5 dan 6 e. 1,3, dan 5
c. 2,3,4 dan 5
8. Ayat jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat untuk…
KUNCI
JAWABAN
1.C
2.C
3.A
4.E
5.D
6.C
7.E
8D
Lampiran :
Instrumen Penlialain
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik
terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh
guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang Dinilai Kode
Jumlah Skor
No Nama Siswa Nilai
BS JJ TJ DS Skor Sikap
1
...
2 ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Skala Jumlah Skor Kode
No Aspek yang Dinilai
25 50 75 100 Skor Sikap Nilai
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian membuat jurnal
2 Kesesuaian membuat buku besar
Kesesuaian membuat jurnal
3
penyesuaian
4 Kesesuaian Membuat laporan keuangan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik