Disusun oleh :
Dzirwatin Nur Kamaliya, S.Pd
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik dan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan diskusi kelompok, presentasi dan tanya
jawab, peserta didik yang berkolaborasi dengan guru dapat menganalisis kebijakan moneter
serta menyajikan hasil analisis kebijakan moneter dari berbagai sumber belajar yang relevan
dengan penuh tanggung jawab, religius, bekerja keras dan bekerja sama
D. Materi Pembelajaran
Kebijakan Moneter
1. Pengertian Kebijakan Moneter
2. Peran dan Fungsi Kebijakan Moneter
3. Instrument Kebijakan Moneter
4. Dampak Kebijakan Moneter terhadap Perekonomian
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memulai pembelajaran dengan salam pembuka, 10
doa bersama, melakukan presensi kehadiran siswa dan menit
menyiapkan siswa agar fokus dalam pembelajaran.
(Orientasi)
2. Mengingatkan materi sebelumnya dan mengaitkan dengan
materi yang akan dipelajari dengan beberapa pertanyaan
ringan. Masih ingatkah dengan materi inflasi? Apa yang
dimaksud dengan inflasi? Apa penyebab terjadinya
inflasi? Apa yang kamu ketahui tentang kebijakan
moneter? (Apersepsi)
3. Menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi ini
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
4. Menyampaikan KI, KD, Tujuan pembelajaran, KKM,
dan mekanisme pembelajaran. (Acuan)
Inti Sintak Model Pembelajaran 55
1. Orientasi siswa pada masalah menit
a. Siswa diminta untuk melihat tanyangan video
“Kebijakan Moneter” Sumber:
https://youtu.be/oCQ1QzrqpcQ (mengamati) (ICT)
b. Guru mempersilahkan siswa jika ada yang mau
ditanyakan tentang video yang disajikan, jika tidak
ada yang bertanya maka guru bisa memberikan
pertanyaan
singkat ke siswa (saintifik-menanya)
2. Mengorganisasi siswa
a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil
yang masing-masing terdiri atas 5 orang siswa.
b. Guru membagikan LKPD yang berisi materi yang
akan didiskusikan tiap kelompok
c. Pembagian materi sebagai berikut
• Kelompok 1, 4 dan 7 : Politik Diskonto dan Operasi
pasar terbuka
• Kelompok 2, 5, dan 8 : Kredit selektif dan
rasio cadangan kas
• Kelompok 3, 6 dan 9 : Imbauan moral dan
devaluasi- revaluasi
d. Guru mengarahkan siswa untuk membagi tugas
diantara anggota kelompok untuk mencari data atau
bahan yang diperlukan untuk memecahkan masalah
(saintifik - mengamati).
3. Membimbing penyelidikan
a. Siswa melakukan penyelidikan (mencari data
atau referensi) untuk bahan diskusi kelompok
(Critical Thinking and Problem Formulation-
4C).
b. Guru memantau keterlibatan siswa dalam pengumpulan
data dan mengisi penilaian afektif siswa.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Kelompok melakukan diskusi dan hasilnya di tulis
dalam LKPD (Communication-4C)
b. Guru memantau dan membimbing penyelesaian
masalah yang ada di dalam LKPD.
c. Perwakilan kelompok melakukan presentasi hasil
LKPD, sedangkan kelompok lain memberikan
tanggapan (Communication-4C)
5. Menganalisis dan evaluasi masalah
a. Guru memberikan masukan dan reward kepada
kelompok yang presentasi.
b. Siswa bersama-sama dengan guru membuat
kesimpulan berdasarkan hasil presentasi
(Comunication, Collaboration, Creativity – 4C).
Akhir/Penutup 1. Hasil diskusi kelompok dikumpulkan. (Assesment) 15
2. Melakukan refleksi atas proses pembelajaran yang menit
sudah berlangsung baik oleh peserta didik maupun guru.
(Refleksi) (Mengkomunikasikan)
3. Peserta didik diberikan uji pemahaman materi, dan
menyampaikan topik materi untuk pertemuan
selanjutnya. (Rencana/Penugasan)
4. Guru memandu siswa untuk mengucapkan hamdallah,
lalu menyampaikan salam penutup.
Pertemuan ke 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memulai pembelajaran dengan salam pembuka, 10
doa bersama, melakukan presensi kehadiran siswa dan menit
menyiapkan siswa agar fokus dalam pembelajaran.
(Orientasi)
2. Mengingatkan materi sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi yang akan dipelajari dengan beberapa
pertanyaan ringan. (Apersepsi)
3. Menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi
ini dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
4. Menyampaikan KI, KD, Tujuan pembelajaran, KKM, dan
mekanisme pembelajaran. (Acuan)
Inti Sintak Model Pembelajaran 55
1. Orientasi siswa pada masalah menit
a. Siswa diminta untuk melihat tanyangan video
“Mengenal Kebijakan Moneter Bank Indonesia”
Sumber: https://www.youtube.com/watch?
v=KMPnVroI2vE (mengamati) (ICT)
b. Guru mempersilahkan siswa jika ada yang mau
ditanyakan tentang video yang disajikan, jika tidak
ada yang bertanya maka guru bisa memberikan
pertanyaan singkat ke siswa (saintifik-menanya)
2. Mengorganisasi siswa
a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil
yang masing-masing terdiri atas 5 orang siswa.
b. Guru membagikan artikel dan LKPD yang berisi
permasalahan yang akan dipecahkan untuk
setiap kelompok
c. Guru memberikan artikel yang membahas mengenai
kebijakan moneter di masa Pandemi Covid-19,
diantaranya berjudul:
1) Ini 5 Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Atasi Dampak Virus Corona
2) Kebijakan Moneter di Tengah Pandemi Covid-19
3) Strategi Indonesia dalam Menghindari Krisis Ekonomi
di Masa Pandemi
d. Guru mengarahkan siswa untuk membagi tugas
diantara anggota kelompok untuk mencari data atau
bahan yang diperlukan untuk memecahkan masalah
(saintifik - mengamati).
3. Membimbing penyelidikan
a. Siswa melakukan penyelidikan (mencari data atau
referensi) untuk bahan diskusi kelompok (Critical
Thinking and Problem Formulation-4C).
b. Guru memantau keterlibatan siswa dalam
pengumpulan data dan mengisi penilaian afektif siswa.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan
solusi pemecahan masalah dan hasilnya di tulis dalam
LKPD (Communication-4C)
b. Guru memantau dan membimbing penyelesaian
masalah yang ada di dalam LKPD.
c. Setiap kelompok melakukan presentasi hasil
LKPD, sedangkan kelompok lain memberikan
tanggapan (Communication-4C)
5. Menganalisis dan evaluasi masalah
a. Guru memberikan masukan dan reward kepada
kelompok yang presentasi.
b. Siswa bersama-sama dengan guru membuat
kesimpulan berdasarkan hasil presentasi
(Comunication,
Collaboration, Creativity – 4C).
Akhir/Penutup 1. Sebelum pelajaran ditutup guru meminta siswa 15
melakukan refleksi pembelajaran hari ini secara lisan. menit
(Refleksi) (Mengkomunikasikan)
2. Guru memberikan soal evaluasi lewat tayangan proyektor.
(Assesment)
3. Guru menugaskan siswa untuk membaca materi
selanjutnya tentang Kebijakan Fiskal. (Rencana /
Penugasan)
4. Guru memandu siswa untuk menutup pembelajaran dengan
mengucapkan hamdallah bersama-sama, lalu
menyampaikan
salam penutup.
Tujuan Pembelajaran
PETA mengikuti proses pembelajaran menggunakan pendekatan
Setelah
KONSEP
Saintifik dan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan
diskusi kelompok, presentasi dan tanya jawab, peserta didik yang
berkolaborasi dengan guru dapat menganalisis kebijakan moneter serta
menyajikan hasil analisis kebijakan moneter dari berbagai sumber belajar
yang relevan dengan penuh tanggung jawab, Politik diskonto
religius, bekerja keras dan
bekerja sama Pengertian
Kebijakan Moneter Operasi pasar
Peran dan Fungsi terbuka
Kebijakan Moneter
Kredit ketat
Kebijakan
Instrumen
Kebijakan Moneter
Rasio Cadangan kas
Dampak Kebijakan
Moneter
Himbauan moral
Devaluasi &
Revaluasi
Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan
pemerintah melalui bank sentral untuk mengontrol jumlah uang
yang beredar dalam masyarakat untuk mengendalikan kondisi
perekonomian negara.
Kredit Ketat
Bank umum tetap memberikan kredit pada nasabahnya, namun melalui
serangkaian syarat yang ketat agar jumlah peredaran uang tetap bisa diawasi.
Pemberian kredit dalam kebijakan ini harus didasarkan pada 5C (Character,
Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy). Kebijakan ini
merupakan langkah yang tepat dalam mengatasi inflasi.
Himbauan Moral
Kebijakan lain yang diambil bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang
beredar, namun dengan cara mengirimkan surat atau edaran pada bank umum
dan lembaga moneter lainnya. Surat tersebut berisi dorongan atau larangan
untuk melepaskan atau menahan pinjaman dari nasabah.
Daftar Pustaka
Kartika Sari dan Yunita Novitasari.2020. PR Ekonomi Kelas XI Semester 1 . Yogyakarta :
Penerbit Intan Periwara
R. Ajeng Ratna Mustika. 2018. Definisi Kebijakan Moneter. Finansialku.com.
https://www.finansialku.com/definisi-kebijakan-moneter-adalah/ diakses tanggal 18
Oktober 2022
MEDIA PEMBELAJARAN
KEBIJAKAN MONETER
A. Materi PokokPembelajaran
Tujuan :
Kebijakan Moneter
Setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan pendekatan
Saintifik dan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan
B. Jenis Media
diskusi Yang Dikembangkan
kelompok, presentasi: dan tanya jawab, peserta didik yang
1. Video pembelajaran
berkolaborasi dengan guru dapat menganalisis kebijakan moneter serta
2. Powerpoint
menyajikan hasil analisis kebijakan moneter dari berbagai sumber belajar
yang relevan dengan penuh tanggung jawab, religius, bekerja keras dan
C. Bahan Dan Alat Yang Digunakan
a. Bahan : Ringkasan materi/modul/bahan ajar
b. Alat : Laptop
D. Langkah-Langkah Pembuatan
1. Video pembelajaran
a. Guru menyiapkan bahan ajar materi Kebijakan Fiskal
b. Guru membuat powerpoint menggunkan aplikasi Canva
c. Guru melakukan rekaman video menggunakan aplikasi Canva pada
https://www.canva.com/design/DAFPww1R8M0/w8Lbz3TwAsKWrptFMJT0fA/edit
d. Guru mengupload video pembelajaran ke Youtube
2. Powerpoint
a. Guru menyiapkan materi Kebijakan moneter
b. Guru menyiapkan alat/laptop untuk membuat powerpoint
c. Guru membuat powerpoint menggunakan aplikasi Canva di Laptop
E. Langkah-Langkah Penggunaan
1. Video pembelajaran
a. Guru membuka video pembelajaran yang sudah dibuat
b. Guru menayangkan video pembelajaran dengan laptop yang terkoneksi dengan
LCD proyektor di kelas
c. Siswa juga dapat mengakses video pada link youtube :
https://youtu.be/oCQ1QzrqpcQ
2. Powerpoint
a. Guru membuka powerpoint materi Kebijakan Moneter
b. Guru menayangkan powerpoint sebagai media pembelaran materi Kebijakan Moneter
c. Siswa juga dapat mengakses powerpoint pada link berikut :
https://docs.google.com/presentation/d/1L8f9ZcQhTO5Pfwdh36SQpNZ8-
bvAif5Z/edit?usp=sharing&ouid=104698592327753565310&rtpof=true&sd=true
Pertemuan 2
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik dan model pembelajaran
Kelompok : ……
Nama Anggota Kelompok :
1.……………………………
2.……………………………
3.……………………………
4.……………………………
5.……………………………
A. Petunjuk Belajar
Buatlah kelompok yang terdiri atas 5 orang siswa.
Berdiskusilah dengan anggota kelompok untuk
mengerjakan soal.
Diperbolehkan mencari sumber informasi dari manapun – termasuk buku sumber pelajaran.
B. Alat Dan Bahan :
Konsultasikan dan diskusikan dengan guru dalam mengerjakan tugas
Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, sedangkan Alat: Tab yang lain dapat memberikan tangga
kelompok
Bahan: Artikel
C. Langkah-langkah kegiatan :
Bacalah artikel/berita mengenai kebijakan moneter Bank Indonesia pada saat pandemik Covid 19 yang suda
Kelompok I, IV dan VII dengan judul Ini 5 Kebijakan Moneter Bank Indonsia
Kelompok II, V dan VIII dengan judul Kebijakan Moneter di Tengah Pandemi Covid-19
Kelompok III, VI dan IX dengan judul Strategi Indonesia dalam Menghindari Krisis Ekonomi di Masa Pan
Setelah membaca artikel dengan seksama, silakan lakukan pembagian tugas untuk mencari data atau bahan yan
Carilah data pendukung sesuai denga nisi artikel masing-masing kelompok
Berdiskusilah dengan anggota kelompok dengan panduan pertanyaan yang tersedia
Isilah hasil diskusi kedalam LKPD yang tersedia
Presentasikan hasil diskusi/analisis artikel yang sudah dilakukan dengan penuh rasa percaya diri
Tanggapilah presentasi dari kelompok lain dengan penuh tanggung jawab
Buatlah kesimpulan dari kegiatan analisis yang telah dilakukan
Pedoman penskoran
No Skor Uraian Indikator Penilaian
maks Skor
1 20 20 Menganalisis dengan tepat dengan bahasa yang baku
15 Menganalisis kurang tepat dengan bahasa yang tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
2 20 20 Menganalisis dengan baik dengan bahasa yang baku
15 Menganalisis kurang tepat dengan bahasa yang tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
3 20 20 Menganalisis dengan baik dengan bahasa yang baku
15 Menganalisis kurang tepat dengan bahasa yang tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
Penilaian =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑥 100
𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
ARTIKEL 1 :
Ini 5 Kebijakan Moneter Bank Indonesia Atasi Dampak Virus Corona
Lima kebijakan BI ini untuk menjaga ekonomi dari dampak virus corona yang telah menjangkiti
dua pasien ini, termasuk kebijakan pemangkasan GWM rupiah dan valas.
Feni Freycinetia Fitriani - Bisnis.com
02 Maret 2020 | 15:24 WIB
Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengumumkan lima kebijakan untuk melawan
dampak virus corona, setelah pemerintah mengkonfirmasi dua pasien pertama di Tanah Air.
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan pihaknya terus memantau perkembangan virus corona
sejak akhir Januari lalu dan pengaruhnya ke sektor-sektor penting, seperti pasar keuangan,
pariwisata, perdagangan dan lainnya. Untuk itu, dia menegaskan BI akan menjalankan lima
kebijakan untuk menangkal dampak virus corona di Indonesia.
Pertama, BI meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan. "Triple intervention agar nilai
tukar rupiah bergerak stabil sesuai fundamental dan mengikuti pasar. Strategi intervensi di pasar
spot, DNDF, pembelian SBN dari pasar sekunder," ungkap Perry dalam konferensi pers, Senin
(3/2/2020).
Intensitas intervensi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri pasar
karena BI akan selalu berada di pasar untuk menjaga dan mengawasi pasar.
Kedua, BI menurunkan rasio giro wajib minimum (GWM) valuta asing bank-bank umum
konvensional yang sebelumnya 8 persen dari DPK sekarang 4 persen dari DPK. Perry
menegaskan kebijakan ini berlaku 16 Maret 2020. Dia memperkirakan penurunan GWM valas
akan enmingkatkan likuiditas valas di perbankan jumlahnya sebesar US$3,2 miliar. "kita harapkan
ini semakin memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya Kebijakan ini akan mempermudah
perbankan untuk memasok pasar valas.
Ketiga, BI menurunkan GWM rupiah sebesar 50 bps yang ditujukan kepada perbankan yang
melakukan kegiatan ekspor dan impor yang tentu saja dalam pelaksanaan berkoordinasi denga
pemerintah. Setelah terjadi Covid-19, eksportir dan importir kesulitan melakukan kegiatan.
Tidak hanya logistik distribusi, biasanya impor dari China kalau impor dari negara lain
biaya impor termasuk harga mahal. "Dengan penurunan 50 bps diharapkan mempermudah dunia
usaha melakukan kegiatan ekspor impor dengan biaya lebih murah. penurunan GWM bank2
membiaya ekspor impor sekaligus mengkompensasi kenaikan biaya perdahangan," tegas Perry.
Perry menambahkan BI akan bertemu pemerintah, perbankan dan dunia usaha. Dia berharap
penurunan 50 bps benar-benar disalurkan untuk pembiayaan ekspor impor. Kebijakan ini akan
diimplementasikan 1 April 2020 dan akan berlaku selama 9 bulan ke depan.
Keempat, BI memperluas jenis dan cakupan underlying transaksi bagi investor asing di
dalam melakukan lindung nilai, termasuk domestic non-delivery forward (DNDF). Perluasan bagi
investor asing melepas SBN dan memasukkan ke rekening di Indonesia atau rekening dalam
rupiah, bisa digunakan seperti underlying transaksi untuk membeli DNDF. "Tidak perlu lindung
nilai off shore NDF. Bisa lindung nilai DNDF dari rupiah yang mereka lepas." Perry yakin
komitmen investor tetap kuat sekarang di tengah meningkat ketidakpastian pasar keuangan global.
Kelima, BI menegaskan investor global dapat menggunakan bank kustodian, baik global
maupun domestik, dalam melakukan investasi di Indonesia. "Tidak perlu bank global, sebagian
investor global telah menggunakan bank kustodian domestik." Terakhir, Perry menuturkan BI
akan menghargai berkoordinasi dengan OJK dan pemerintah dalam penanganan dampak virus
corona ke ekonomi Indonesia. BI akan terus menghargai independensi OJK dan pemerintah.
"BI terus memantau pasar keuangan dan perekonomian termasuk dalam dampak Covid-19
memaksiamalkan bauran kebijakan."
Sumber: https://finansial.bisnis.com/read/20200302/11/1207877/ini-5-kebijakan-moneter-bank-
indonesia-atasi-dampak-virus-corona- diakses tanggal 19 Oktober 2022
ARTIKEL 2:
Kebijakan Moneter di Tengah Pandemi Covid-19
Ajeng Luthfi - 28 Desember 2020 21:52
Pandemi yang kita ketahui sejak bulan Maret tahun 2020 benar-benar menggemparkan seluruh
sektor. Sektor ekonomi khususnya dalam peranannya pemerintah juga berusaha untuk mengambil
tindakan serta kebijakan yang akan ditangani dalam menghadapi pandemic COVID-19. Seluruh
masyarakat dari berbagai kalangan juga mengalami dampak dari pandemic ini. Banyak yang rugi
karena hasil penjualannya berkurang bahkan sampai "dirumahkan" oleh pihak kantor karena
kerugian ditengah pandemic.
Dalam hal ini khususnya sektor ekonomi yakni digemparkan oleh peristiwa turunnya harga kurs
rupiah terhadap dollar, kemudian terjadi resesi. Hal tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia
melainkan di seluruh negara yang juga terkena pandemic COVID-19.
Kemudian bagaimana tindakan atau kebijakan apa yang akan diambil pemerintah Indonesia
khususnya Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia dalam menangani masalah tersebut. Sejak
pandemic COVID-19 muncul di Indonesia angka dari penyebaran yang terjadi terus bertambah
sejak bulan Maret, akhirnya pemerintah memberlakukan kebijakan PSBB yakni Pembatasan
Sosial Berskala Besar. Kebijakan ini diambil untuk menekan angka penyebaran COVID-19
terutama di wilayah DKI Jakarta. Kebijakan ini diberlakukan bulan April.
Kemudian dampak apa yang terjadi setelah kebijakan ini diterapkan terutama pada sektor
ekonomi. Dampaknya yakni posisi arus modal keluar Indonesia pada kuartal I-2020 mencatatkan
nilai Rp145,28 triliun, dua kali lebih bedar dibandingkan dengan krisis keuangan global tahun
2008 yang bernilai Rp67,9 triliun hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Begitupula pasar saham yang juga terkena dampak dari pandemic yakni Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) semenjak publikasi kasus pertma COVID-19 di Indonesia. Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) bahkan sempat anjlok hingga menyentuh posisi terendahnya yakni
3.937,632 pada 24 Maret 2020. Pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada 15 Maret
2020 sebesar 10 bps tampaknya hal tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan
terhadap IHSG.
Dikutip Baker et.al (2020) menurutnya tidak ada wabah penyakit menular sebelumnya yang
berdampak besar pada pasar saham sekuat pandemic COVID-19 karena pandemic ini memiliki
implikasi serius bagi kesehatan masyarakat dan persebaran informasi saat ini yang sangat cepat
didapatkan.
Kebijakan PSBB yang diterapkan oleh pemerintah memang menekan angka penyebaran dari
COVID-19 namun banyak sektor yang terkena dampaknya dari penerapan kebijakan PSBB ini
terutama sektor ekonomi. Kemudian bagaimana Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia
dapat bekerjasama dalam menangani masalah tersebut.Pada tanggal 26 Maret tahun 2020,
Indonesia mengikuti konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa G20 secara virtual untuk
membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19.
Dari sisi kebijakan moneter Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya mitigasi dampak
COVID-19. Bank Indonesia dalam upayanya salah satunya yakni mengendalikan harga rupiah
agar tetap stabil, dengan mengklaim terus melakukan intervensi pasar baik di spot,DNDF maupun
pembelian Surat Berharga Nasional (SBN) dari pasar sekunder.
Selain itu Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur memutuskan untuk melakukan
kebijakan quantitative easing, salah satunya menurunkan GWM (Giro Wajib Minimum). Bank
Indonesia telah memberikan injeksi kepada perbankan sebesar hamper 300 triliun sejak awal
tahun 2020. Berbagai stimulus dan kebijakan telah dilakukan oleh Bank Indonesia hal tersebut
sepertinya memberikan sedikit cahaya serta kepastian bagi para pelaku pasar tentang gambaran
proyeksi ekonomi Indonesia ke depannya. Dengan demikian, tekanan ditengah pandemic COVID-
19 ke pasar keuangan, pasar modal dan sektor riil diharapkan menjadi lebih terkendali.
Sumber: https://www.kompasiana.com/ajengluthfi3048/5fe9f13e8ede480a0d642182/kebijakan-
moneter-ditengah-pandemi-covid-19
ARTIKEL 3:
Strategi Indonesia dalam Menghindari Krisis Ekonomi di Masa Pandemi
Ghia Syifa Almukhlisah/SI Pendidikan Ekonomi/Universitas Negeri Jakarta 23 Oktober 2020
14:18
Tujuh bulan sudah kita hidup berdampingan dengan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia.
Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah guna mensejahterakan kehidupan masyarakat
ditengah pandemi ini. Mulai dari kebijakan memangkas rencana belanja yang bukan belanja
prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD), dengan kata lain bahwa anggaran perjalan dinas atau pertemuan-
pertemuan yang tidak perlu bahkan tidak terlalu penting dan juga belanja apapun yang tidak
dirasakan langsung oleh masyarakat harus dipangkas. Pemerintah juga membebaskan sementara
PPh Pasal 21 dengan alokasi anggaran yang disediakan mencapai Rp 8,6 triliun.
Selain itu juga, pemerintah harus mengalokasikan anggarannya untuk mempercepat
pengentasan corona, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Dilihat dari sisi kebijakan moneter
di Indonesia, Bank Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan moneter guna mendorong
perekonomian di masa pandemi Covid-19 ini. Dimana, pada tahun ini Indonesia telah memangkas
suku bunga yang acuannya mencapai hingga 100 basis poin. Selain itu kebijakan insentif
pelonggaran giro wajib minimum harian telah diperluas oleh Bank Indonesia dalam rupiah yang
mencapai hingga 50 basis poin. Padahal pada awal mulanya hanya ditujukan kepada bank yang
akan melakukan pembiayaan ekspor dan juga impor, ditambah juga dengan yang melakukan
pembiayaan kepada UMKM dan sektor-sektor prioritas lain.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam pertemuan tahunan International Monetary
Fund (IMF) 2020 mengatakan jika kebijakan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia guna
menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19 itu adalah untuk mengantisipasi volatilitas nilai tukar
dan agar aliran modal bisa tetap konsisten. Beliau juga mengatakan bahwa kebijakan bank sentral
ini merupakan salah satu inovasi yang telah disesuaikan dengan tekanan global, dengan harapan
nantinya bisa diimplementasikan di negara berkembang lainnya. Bank sentral di Indonesia juga
diharuskan tetap mengaja angka inflasi agar tetap sesuai terget, karena inflasi tidak hanya cukup
diatur dengan suku bunga saja. Melainkan juga dapat diatur dengan mengontrol uang yang
beredar dan juga menetapkan persediaan uang kas pada bank dengan semestinya.
Dan kebijakan menjual surat-surat berharga, dengan misal Surat Utang Negara (SUN) juga
bisa mengurangi tingkat inflasi nantinya. Perry Warjiyo juga mengungkapkan berdasarkan
pengalaman yang dimiliki Bank Indonesia, untuk suku bunga yang konsisten dan juga target
inflasi yang sesuai dengan intervensi nilai tukar hingga aliran modal bisa ke negara berkembang
termasuk ke Indonesia. Selain itu, ada juga kebijakan moneter untuk menstabilisasi harga dan
makroprudensial untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Kebijakan Makroprudensial juga
bertujuan untuk membatasi tekanan/risiko sistemik secara luas untuk menghindari biaya yang
besar apabila terjadi instabilitas di sistem keuangan, yang juga memiliki strategi memitigasi
gejolak/krisis di sektor keuangan.
Beliau juga menjelaskan bahwa ketika pandemi ini, ada aliran dana keluar secara terus
menerus. Bank Indonesia intervensi pasar FX, obligasi pemerintah dan juga segera menurunkan
suku bunga dan merelaksasi kebijakan makroprudensial. Dimana kebijakan makroprudensial yang
dimaksud BI adalah dipangkasnya rasio loan to value (LTV) untuk sejumlah jenis kredit. Rasio
pinjaman terhadap nilai adalah istilah keuangan yang digunakan oleh pemberi pinjaman untuk
mengungkapkan rasio pinjaman terhadap nilai aset yang dibeli. Beliau mengatakan bahwa ini
untuk membantu mengelola pergerakan kredit dan permintaan agregat hingga dapat membantu
respons kebijakan suku bunga.
Indonesia dikatakan juga bisa meniru kebijakan moneter yang dijalankan oleh negara
Amerika Serikat (AS) dan juga China, demi mengatasi dalam upaya pemulihan ekonomi
dampak covid-19. Hal tersebut dikatakan oleh Gita Wirjawan sebagai Wakil Ketua Dewan
Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Beliau juga mengatakan bahwa
dampak pada
sektor riil akan dahsyat sekali, maka dari itu Indonesia seharusnya mempertimbangkan langkah-
langkah kedepan secara extraordinary, dimana langkah extraordinary ini dikatakan sebagai
langkah yang luar biasa dengan maksud pemerintah harus mengeluarkan kebijakan suku bunga
kredit harus rendah, adanya penjaminan restrukturisasi, dan skala bantuan restrukturisasipun harus
besar. Maksud dari restrukturisasi ini adalah upaya perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan
perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Apabila
kita tidak melakukan langkah yang luar biasa tersebut seperti penjelasan diatas, maka ekonomi di
Indonesia nantinya akan mengalami kelumpuhan, dan para produsenpun dengan mayoritas
UMKM nantinya juga akan lumpuh.
Dimana apabila perekonomian di Indonesia lumpuh, daya saing ekonomi dinegara kita akan
berkurang, baik didalam negeri maupun diluar negeri. Jika kita lihat diluar negeri rata-rata
bantuan yang mereka berikan itu lebih dari sepuluh persen Produk Domestik Bruto (PDB), seperti
bantuan yang diberikan pemerintah Singapura adalah 12,5 persen dari PDB, selain itu juga di
Malaysia 11 persen dari PDB, sedangkan di Indonesia hanya 2,5 persen dari PDB. Hal tersebut
dapat kita simpulkan bahwa bantuan dari pemerintah di Indonesia sangat rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara lain, dan hal ini juga akan mengalami daya saing yang ketat
jika kita tidak membantu daya beli dan daya produksi. Maka dari itu, Gita Wirjawan selaku
sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
menegaskan bahwa Indonesia harus berani mengambil keputusan dengan meniru kebijakan
moneter dari negara seperti Amerika Serikat dan China. Walaupun kita berusaha meniru dengan
tujuan yang lebih baik, kita juga harus mempertimbangkan agar suku bunganya lebih rendah.
Karena apabila sama dengan suku bunga pasar atau komersil akan tetap susah untuk membantu
orang yang terdampak Covid-19.
Dan pada intinya yang dibutuhkan dalam pemulihan ekonomi ini adalah dengan adanya
kecepatan dan ketetapan kebijakan pemerintah saat ini. Selain itu juga, pak Gita Wirjawan juga
menyarankan apabila pemerintah Indonesia nantinya akan menerapkan Kebijakan Moneter itu
harus dilihat dari likuiditasnya. Jika dilihat dari pengumpulan pajak tahun lalu itu terbatas
dibawah target, dan pada kuartal I pun pengumpulan pajak sangat terbatas. Dimana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia sudah menunjukan defisit di kuartal I, yakni
sebesar Rp 70-80 triliun. Maka dari itu jikalau Indonesia diharuskan ngutang kembali juga
memiliki keterbatasan. Dimana Indonesia sukses dengan meminjam USD 4,3 miliar di pasar luar
negeri dengan bunga yang lebih rendah. Dan beliau berpendapat bahwa kalau Indonesia ingin
meminjam lagi dari luar negeri akan lebih mahal, apalagi meminjam dari dalam negeri.
Sumber: https://www.kompasiana.com/ghiasyifa2686/5f9283d78ede4869d117e2f2/strategi-
indonesia-dalam-menghindari-krisis-ekonomi-di-masa-pandemi
Pertemuan 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik dan model pembelajaran
Kelompok : …….
Nama Anggota Kelompok :
1. ……………………………
2. ……………………………
3. ……………………………
4. ……………………………
5. ……………………………
A. Petunjuk Belajar
1. Baca secara cermat bahan ajar
sebelum mengerjakan tugas
2. Baca literatur lain untuk
memperkuat pemahaman siswa
3. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas
B. Alat Dan Bahan :
4. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai
1. Alat : Tab
dengan jadwal yang telah disepakati 2. Bahan : Ringkasan
antara guru dengan siswa materi
5. Diskusikan dalam kelompok dan
konsultasikan dengan guru dalam
mengerjakan tugas
Langkah-langkah kegiatan :
Setelah berdiskusi dengan kelompok ahli terkait materi yang terpilih, siswa kembali ke kelompok asal / awal
Analisislah instrument kebijakan moneter dengan lengkap dan jelas
Tulislah hasil analisis ke dalam tabel yang tersedia, kemudian presentasikan hasil analisis di depan kelas deng
1 Politik Diskonto
Pedoman penskoran
Skor Uraian
No Alternatif Jawaban
Maks Skor
20 Menganalisis dengan baik
1 20 10 Menganalisis kurang tepat dan menggunakan bahasa tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
20 Menganalisis dengan baik
2 20 10 Menganalisis kurang tepat dan menggunakan bahasa tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
C. Langkah-langkah kegiatan :
Setelah berdiskusi dengan kelompok ahli terkait materi yang terpilih, siswa kembali ke kelompok asal / awal
Analisislah instrument kebijakan moneter dengan lengkap dan jelas
Tulislah hasil analisis ke dalam tabel yang tersedia, kemudian presentasikan hasil analisis di depan kelas deng
1 Kredit selektif
Pedoman penskoran
Skor Uraian
No Alternatif Jawaban
Maks Skor
20 Menganalisis dengan baik
1 20 10 Menganalisis kurang tepat dan menggunakan bahasa tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
20 Menganalisis dengan baik
2 20 10 Menganalisis kurang tepat dan menggunakan bahasa tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
C. Langkah-langkah kegiatan :
Setelah berdiskusi dengan kelompok ahli terkait materi yang terpilih, siswa kembali ke kelompok asal / awal
Analisislah instrument kebijakan moneter dengan lengkap dan jelas
Tulislah hasil analisis ke dalam tabel yang tersedia, kemudian presentasikan hasil analisis di depan kelas den
1 Imbauan moral
Devaluasi &
2
Revaluasi
Pedoman penskoran
Skor Uraian
No Alternatif Jawaban
Maks Skor
20 Menganalisis dengan baik
1 20 10 Menganalisis kurang tepat dan menggunakan bahasa tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
20 Menganalisis dengan baik
2 20 10 Menganalisis kurang tepat dan menggunakan bahasa tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
LAMPIRAN PENILAIAN (1)
Rubrik penilaian
No Skor Uraian Indikator Penilaian
maks Skor
1 15 15 Menjawab dengan tepat dengan bahasa yang baku
10 Menjawab kurang tepat dengan bahasa yang tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
2 20 20 Menjawab dengan tepat dengan bahasa yang baku
15 Menjawab kurang tepat dengan bahasa yang tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
3 20 20 Menjawab dengan tepat dengan bahasa yang baku
15 Menjawab kurang tepat dengan bahasa yang tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
4 20 20 Menjawab dengan tepat dengan bahasa yang baku
15 Menjawab kurang tepat dengan bahasa yang tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
5 25 25 Menjawab dengan tepat dengan bahasa yang baku
15 Menjawab kurang tepat dengan bahasa yang tidak baku
0 Tidak memberikan jawaban
INSTRUMEN PENILAIAN KETRAMPILAN
Butir
Kompetensi Instrumen
Indikator Teknik Rubrik
Dasar (Soal-soal/
Tugas)
4.5.1 Menyajikan Observasi Lembar Kemampuan mengamati
Menyajikan hasil pengamatan
hasil analisis dan diskusi Kemampuan dalam menganalisis
analisis diskusi kasus
kebijakan tentang Kemampuan mengolah data
moneter dan instrument Kemampuan memberikan
kebijakan kebijakan gagasan orisinil
fiskal. moneter Unjuk Lembar Sistematika presentasi
Kerja pengamatan Penggunaan bahasa
presentasi Ketepatan intonasi dan kejelasan
artikulasi
Kemampuan menanggapi
pertanyaan atau sanggahan
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN (DISKUSI)
Aspek yang diamati
Kemampuan
Kemampuan Kemampuan dalam Kemampuan
Nama Siswa memberikan gagasan
Kelompok mengamati menganalisis kasus mengolah data
orisinil
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
LEONY
1 GHINA MAULA
SUCI ANGELA
QOTRUNNADA HAFSAH
RAHMATUS
ANGGITA
SHOFI GIAN
2 NADZIFA
LAELI NUR
KHALDA
NAINA
NAYLA
3 FARAH ZUHAIDA
RANI IRIANI
LAYLY RAHMA
NAZIYA
NURSYIFA
4 ALFINSA
SAILA
BALLADIVA
SAIKHA
MUTIA AIRA
5
DINA CAMELIA
YULIDA
KHANSA
GLADIS
YERA
6 NUR AISYAH
ANIS LUTFIYANA
SYIFA RAMADHANI
KHAETSA
KAYLA
7 NADIA AMALIA
NABIGHA
BINTANG SURYA
DIFYA 6
FARAH NAJWA 6
8 BERLIAN 5
FAIQOTUN 1
DIFYA 6
TILAWATUL
NAILA NAJWA
SALMA RAFA
9 LUTFI AFIDATUN
ZULFANSA
TILAWATUL
RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN DISKUSI
Aspek Skor Indikator
4 Terlibat aktif dalam pengamatan dan memberikan pendapat
3 Terlibat aktif dalam pengamatan
Kemampuan mengamati 2 Berusaha terlibat dalam pengamatan
1 Diam tidak aktif
4 Jika analisinya sesuai dengan permasalahan yang di bahas
3 Jika analisinya tidak sesuai dengan permasalahan yang dibahas
Kemampuan dalam menganlisis kasus 2 Berusaha menganalisis walau belum tepat
1 Diam tidak bernalar
4 Jika hasil pencarian informasi sangat akurat
3 Jika hasil pencarian informasi sebagian besar akurat
Keakuratan dalam mencari informasi 2 Jika hasil pencarian informasi sebagian kecil akurat
1 Jika hasil pencarian informasi tidak akurat
4 Memberikan gagasan ide yang orisinil berdasarkan pemikiran sendiri
Kemampuan memberikan gagasan 3 Memberikan gagasan ide yang di dapat dari buku bacaan
orisinil 2 Berusaha memberikan gagasan ide
1 Diam tidak pernah memberikan gagasan
Kompetensi
Indikator Teknik Instrumen Rubrik
Dasar
Sikap Sosial Sikap Aktif Observasi Rubrik Kurang baik jika menunjukan
dalam penilaian 1 sama sekali tidak ambil bagian
pembelajar keaktifan dalam pembelajaran
an Cukup jika menunjukan ada
2 sedikit usaha ambil bagian
dalam pembelajaran
Baik jika menunjukan sudah
ada usaha ambil bagian dalam
3
pembelajaran tetapi belum
konsisten
Sangat baik jika mununjukkan
sudah ambil bagian dalam
4
menyelesaikan tugas kelompok
secara konsisten
Sikap Sikap Observasi Rubrik Kurang baik jika sama sekali
Sosial kerjasama penilaian 1 tidak berusaha untuk
dalam kerja sama bekerjasama dalam kelompok
kelompok Cukup jika menunjukkan ada
sedikit usaha untuk
2 bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum
konsisten
Baik jika menunjukkan ada
sedikit usaha untuk
3 bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum
konsisten
Sangat baik jika menunjukkan
adanya usaha bekerjasama
4
dalam kegiatan kelompok terus
menerus dan konsisten
Sikap Sosial Sikap Observasi Rubrik Kurang baik jika sama sekali
toleran penilaian tidak bersikap toleran
1
terhadap toleransi terhadap
proses proses pemecahan masalah
pemecahan yang berbeda dan kreatif
masalah Cukup jika menunjukkan ada
2
sedikit usaha untuk bersikap
yang toleran terhadap proses
berbeda dan pemecahan masalah yang
kreatif berbeda dan kreatif
Baik jika munjukkan bersikap
toleran terhadap proses
3 pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif tetapi
belum konsisten
Sangat baik jika menunjukkan
sudah usaha untuk bersikap
toleran terhadap proses
4
pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif dan
konsisten
RUBRIK PENILAIAN
Sikap
Sikap Sikap
Kerja Total
No Nama Aktif Toleran Nilai Ket
sama Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Anis Luthfiana
2 Khalda Khadijatul Fikriya
3 Nadzifa Izzatullani
4 Naina Aida Kirani
5 Nayla Khairiyya
6 Naziya Rahma
7 Nursyifa Hardiknasri
8 Rani Iriani Nur
9 Saikha Nailah Putri
10 Sofi Gian Nissa
11 Yulida Khusnul Khotimah
12 Alfinsa Zahwa Ramadhani
13 Anggita Novi Ariyanti.
14 Balladiva Aisvara Amalia
15 Berlian Noor Arafah
16 Bintang Surya Puspa
17 Difya Lathifaturrohmaniah
18 Dina Camelia
19 Faiqotun Nuris Sa'Adah
20 Farah Najwa Wahidatul
21 Farah Zuhaida
22 Ghina Maula Fida
23 Gladis Hajria Falkha
24 Kayla Aurelia
25 Khaetsa Mezzaluna Aima
26 Khansa Tazkiyya Adiba
27 Laeli Nur Azizah
28 Laili Rahma
29 Leony Indah
30 Lutfi Af'Idatun Nisak
31 Mutia Aira Ramdhani
32 Nabigha Nudzra Karima
33 Nadia Amalia Cahyani
34 Naila Najwa
35 Nur Aisyah Hanafiah
36 Qotrun Nada Hafsah
37 Rahmatus Sholekhah
38 Saila Rizqina
39 Salma Rafa Fatina
40 Suci Angela Rahmawati
41 Syifa Ramadhana Nur
42 Tilawatul Karina
43 Yera Ananda Putri
44 Zulfansa Zakiyyah
Keterangan Skor :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang