Anda di halaman 1dari 23

MODUL AJAR EKONOMI

FASE F (KELAS XI SMA)


ELEMEN KEBIJAKAN FISKAL

A. INFORMASI UMUM
No. Komponen Deskripsi
1. Identitas Sekolah
1. Nama Penyusun Rita Zahara
2. Instansi SMA Negeri 7 Banda Aceh
3. Tahun Penyusunan 2023
4. Jenjang Sekolah SMA
5. Fase/Kelas/Semester F/XI/Ganjil
6. Elemen/Topik Kebijakan Fiskal
7. Alokasi Waktu 1 Pertemuan (3 x 45 Menit)

2. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjelaskan berbagai konsep ekonomi baik yang
bersifat mikro maupun makro. Peserta didik mengidentifikasi berbagai permasalahan ekonomi
akibat dari terjadinya berbagai kegiatan ekonomi mulai dari kegiatan produksi, distribusi, dan
konsumsi. Peserta didik juga mampu menjelaskan dampak dari permasalahan ekonomi yang
sedang terjadi berdasarkan konsep yang sudah dipelajari. Konsep ekonomi yang diharapkan
dikuasai peserta didik pada fase ini yaitu Peran Pelaku Ekonomi, Teori Perilaku konsumen,
Teori Perilaku Produsen (Pengusaha), Pengangguran, Inflasi, Pendapatan Nasional,
Ketimpangan Disitribusi Pendapatan, Permintaan dan Penawaran Agregat, Pertumbuhan
Ekonomi, Pasar Uang, Kebijakan Fiskal dan Moneter, Perdagangan Internasional dan
Hambatan, Neraca Pembayaran dan Perjanjian Perdagangan Internasional, Sistem dan Pelaku
Ekonomi.

3. Kompetensi Awal
1. Peserta didik memiliki pengetahuan tentang inflasi dan indeks harga.
2. Peserta didik memiliki pengetahuan tentang anggaran penerimaan dan belanja negara.
4. Profil Pelajar Pancasila
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
Memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.
2. Berkebhinekaan global
Menghargai perbedaan gagasan, pendapat, pikiran, pandangan dalam memahami tentang
konsep, jenis, dan instrumen kebijakan fiskal.
3. Bergotong royong
Bekerja sama dalam menyampaikan gagasan, pendapat, pikiran, dan pandangannya dalam
bentuk kerjasama menarik kesimpulan mengenai konsep, jenis, dan instrumen kebijakan
fiskal.
4. Berpikir kritis
Menyampaikan gagasan, pendapat, pikiran, dan pandangannya secara logis dan kritis dalam
menarik kesimpulan mengenai konsep, jenis, dan instrumen kebijakan fiskal.
5. Kreatif
Menuliskan gagasan, pikiran, pendapat, dan pandangannya dengan kreatif dalam menarik
kesimpulan mengenai konsep, jenis, dan instrumen kebijakan fiskal.
5. Sarana dan Prasarana
 LCD Proyektor
 Laptop atau Smartphone
 Jaringan Internet
 Buku Ekonomi kelas XI atau buku terkait lainnya
 Power Point dan bahan ajar lainnya
 LKPD
6. Target Peserta Didik
Peserta didik reguler/tipikal: umum tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar yang berjumlah 36 orang.
7. Model Pembelajaran
 Moda Pembelajaran : Tatap Muka
 Model Pembelajaran: Problem Based Learning dengan media Power Point dan LKPD.
 Metode Pembelajaran: Diskusi Kelompok dan Tanya Jawab

B. KOMPETENSI INTI
8. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran model Problem Based Learning diharapkan peserta didik mampu
menjelaskan konsep kebijakan fiskal, menguraikan tujuan kebijakan fiskal, membedakan jenis
kebijakan fiskal, menganalisis instrumen kebijakan fiskal, menjelaskan perbedaan kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter dengan mencari dan menggunakan berbagai sumber belajar yang
relevan.
9. Pemahaman Bermakna
1. Pentingnya pemahaman dan keterampilan peserta didik untuk mendeskripsikan konsep,
jenis, dan instrumen kebijakan fiskal.
2. Penguasaan materi konsep, jenis, dan instrumen kebijakan fiskal.
10. Pertanyaan Pemantik
1. Bagaimana pemerintah membangun infrastruktur negara seperti jalan, jembatan, dan lain-
lain? Uang yang digunakan berasal dari mana?
2. Apakah ada perbedaan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter?
3. Apakah kedua kebijakan tersebut (moneter dan fiskal) dapat diterapkan di waktu
bersamaan?
4. Apakah kebijakan fiskal juga merupakan tugas dari Bank Indonesia?

Pertemuan 2 (3 x 45 Menit)
11. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa.
(Religius) (KSE: Kesadaran Diri)
2. Guru melihat kesiapan peserta didik dengan mengkondisikan
kelas agar kondusif dan melakukan absensi. (Kedisiplinan)
3. Guru mengadakan asesmen diagnostik non kognitif seperti
menanyakan bagaimana perasaan belajar saat di rumah secara
lisan. (KSE: Kesadaran Diri)
4. Guru memberikan motivasi tentang manfaat pembelajaran yang
akan diperoleh. (Motivasi)
5. Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan materi
sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan
disampaikan. (Apersepsi)
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. (Integritas)
7. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran hari ini.
(Communication)
8. Guru membuat kesepakatan kelas. (KSE: Pengambilan
Keputusan yang Bertanggung Jawab)
Kegiatan Inti Fase 1: Orientasi Peserta Didik pada Masalah
1. Guru memberikan beberapa pertanyaan pemantik terkait materi
yang akan disampaikan hari ini. (Tanya Jawab) (KSE:
Kesadaran Sosial)
2. Guru meminta peserta didik untuk menyimak video contoh
permasalahan yang terjadi dengan seksama. (TPACK)
Link Video: https://youtu.be/YHhImOtIvjE
Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
1. Guru membagi peserta didik ke dalam 5 kelompok. (KSE:
Kesadaran Sosial)
2. Guru membagikan LKPD kepada peserta didik serta
mengarahkan peserta didik mendiskusikan masalah yang
teridentifikasi dari LKPD yang telah diberikan. (LKPD)
3. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyaan pada LKPD melalui membaca buku
referensi maupun internet sebagai sumber belajar. (LKPD,
Mandiri) (KSE: Pengambilan Keputusan yang Bertanggung
Jawab)
4. Mendorong peserta didik agar bekerja sama dengan kelompok.
(KSE: Kesadaran diri dan Keterampilan berhubungan sosial)
Fase 3: Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok
1. Guru meminta peserta didik mendiskusikan terkait permasalahan
dalam LKPD terkait peristiwa kebijakan fiskal. (LKPD, Mandiri)
(KSE: Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab)
2. Guru memberikan bantuan berkaitan kesulitan yang dialami
peserta didik baik secara kelompok atau klasikal. (KSE:
Keterampilan berhubungan sosial – daya lenting (resiliensi)
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
1. Guru meminta peserta didik menyiapkan LKPD terkait konsep,
pihak, dan instrumen kebijakan fiskal berdasarkan hasil diskusi
kelompok secara rinci dan sistematis. (LKPD, Mandiri) (KSE:
Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab)
Fase 5: Menganalisa dan Mengevaluasi Proses Pemecahan
Masalah
1. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok. (Mandiri) (KSE: Pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab)
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik dari kelompok
lain untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap hasil
diskusi kelompok penyaji. (KSE: Keterampilan berhubungan
sosial, Kesadaran sosial, dan Keputusan yang bertanggung
jawab)
Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan penguatan materi serta mengajak peserta didik
untuk membuat simpulan mengenai materi pada pertemuan ini.
(Umpan balik) (KSE: Keterampilan berhubungan sosial,
Kesadaran sosial, dan Keputusan yang bertanggung jawab)
2. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik dengan tetap
memberikan motivasi.
3. Guru dan peserta didik mengadakan refleksi baik tentang kegiatan
dan materi pembelajaran melalui link google form. yaitu dengan
melakukan scan pada barcode di bawah ini:
Link: https://forms.gle/7Ki3kzrctZVyW1tj8
(TPACK) (Refleksi) (KSE: Kesadaran diri dan Kerampilan
berhubungan sosial)
4. Guru memberikan soal (Post Test) untuk mengetahui pemahaman
peserta didik mengenai materi pembelajaran melalui link google
form.

Link: https://forms.gle/UerQDaXB4WXBwnjW6
(TPACK) (KSE: Pengelolaan diri dan Pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab)
5. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya dan mengajak peserta didik untuk
mempelajari materi selanjutnya mengenai manfaat dan dampak
kebijakan ekonomi. (KSE: Kesadaran diri)
6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam. (Religius)
(KSE: Kesadaran diri)

ASESMEN
12. Perangkat Asesmen
Kompetensi yang dinilai a. Kompetensi Pengetahuan: Mengetahui konsep, jenis, dan
instrumen kebijakan fiskal.
b. Kompetensi Sikap: Menunjukan penerapan nilai-nilai Pancasila
seperti saling menghormati, menghargai, bekerjasama,
tanggungjawab dalam kolaborasi kelompok.
c. Kompetensi Keterampilan: Mempresentasikan hasil diskusi
tentang konsep, jenis, dan instrumen kebijakan fiskal.
Asesmen yang digunakan a. Asesmen Diagnostik: Non Kognitif.
b. Asesmen Formatif (Selama Proses KBM): Penilaian sikap dan
keterampilan mengidentifiksi konsep, jenis, dan instrumen
kebijakan moneter pada lembar observasi presentasi dan
penilaian LKPD.
c. Asesmen Sumatif (Setelah KBM): Post Test berupa soal pilihan
ganda.
Asesmen Formatif
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi selama proses
pembelajaran berlangsung. Adapun lembar observasi penilaian sikap adalah sebagai berikut:

Komponen Penilaian
Jumlah
No. Nama Peserta Didik Tanggung
Santun Disiplin Jujur Skor
Jawab
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Rubrik Observasi Penilaian Sikap


Rubik yang dapat digunakan dalam observasi penilaian sikap peserta didik selama proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:

No. Aspek Sikap Indikator Penilaian Skor


a. Melaksanakan semua kewajibannya yang diminta dalam 3
prosespembelajaran.
Tanggung b. Melaksanakan sebagian kewajiban yang diminta dalam 2
1.
Jawab prosespembelajaran.
c. Tidak melaksanakan kewajiban yang diminta dalam 1
proses pembelajaran
a. Dapat menghormati guru dan teman. 3
b. Dapat menghormati guru tetapi tidak menghormati 2
2. Santun
teman. 1
c. Tidak dapat menghormati guru dan teman.
a. Datang tepat waktu dan menyelesaikan tugas tepat waktu. 3
3. Disiplin b. Datang tepat waktu dan menyelesaikan tugas tetapi tidak
tepat waktu. 2
c. Datang terlambat dan tidak dapat menyelesaikan tugas. 1
a. Dapat mengerjakan tugas tanpa mencontek. 3
b. Dapat megerjakan tugas tetapi sering mencontek hasil 2
4. Jujur
kerja orang lain.
c. Selalu mencontek hasil kerja orang lain. 1
Pedoman Penilaian Sikap: Skor Maksimum adalah 4 x 3 = 12

b. Penilaian Keterampilan Presentasi


Penilaian keterampilan dilaksanakan selama proses diskusi dan presentasi melalui lembar
observasi sebagai berikut:
Aspek Pengamatan
Penguasaan Materi

Ketepatan Intonasi

Mempertahankan
dan Menanggapi
Pertanyaan atau
Dipresentasikan

dan Artikulasi

Kemampuan
Penggunaan
Sistematika

Sanggahan
Presentasi
Jumlah

Bahasa
yang

No. Nama Kelompok


Skor

1.
2.
3.
4.
5.

Rubrik Observasi Penilaian Keterampilan Presentasi


Rubik yang dapat digunakan dalam observasi penilaian keterampilan peserta didik
selama proses pembelajaran (presentasi) adalah sebagai berikut:

Aspek
No. Keterampilan Indikator Penilaian Skor
Presentasi
a. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan 4
sangat baik.
b. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan 3
Penguasaan
cukup baik.
1. Materi yang
c. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan 2
dipresentasikan
kurang baik.
d. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan 1
sangat kurang baik.
Sistematika a. Materi presentasi disajikan secara runtut dan 4
2.
Presentasi sistematis.
b. Materi presentasi disajikan secara runtut tetapi 3
kurang sistematis.
c. Materi presentasi disajikan secara kurang runtut 2
dan tidak sistematis.
d. Materi presentasi disajikan secara tidak runtut dan 1
tidak sistematis.
a. Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami. 4
Penggunaan b. Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami. 3
3.
Bahasa c. Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami. 2
d. Bahasa yang digunakan sangat sulit dipahami 1
a. Penyampaian materi disajikan dengan intonasi 4
yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas
b. Penyampaian materi disajikan dengan intonasi 3
yang agak tepat dan artikulasi/lafal yang agak jelas.
Ketepatan
c. Penyampaian materi disajikan dengan intonasi 2
4. Intonasi dan
yang kurang tepat dan artikulasi/lafal yang kurang
Artikulasi
jelas. 1
d. Penyampaian materi disajikan dengan intonasi
yang tidak tepat dan artikulasi/lafal yang tidak
jelas.
a. Mampu mempertahankan dan menanggapi 4
pertanyaan atau sanggahan dengan arif dan
Kemampuan bijaksana.
Mempertahankan b. Mampu mempertahankan dan menanggapi 3
5. dan Menanggapi pertanyaan atau sanggahan dengan cukup baik.
Pertanyaan atau c. Kurang mampu mempertahankan dan menanggapi 2
Sanggahan pertanyaan atau sanggahan dengan baik
d. Sangat tidak mampu mempertahankan dan 1
menanggapi pertanyaan atau sanggahan.
Pedoman Penilaian Keterampilan Presentasi: Skor Maksimum adalah 5 x 4 = 20

Perhitungan:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai = x 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Rentang Angka Rubrik Penilaian Kategori


85-100 A Sangat Baik
70-84 B Baik
55-69 C Cukup
<54 D Kurang Baik
Penilaian Pengetahuan (Post Test)
Link: https://forms.gle/UerQDaXB4WXBwnjW6
Kegiatan pembelajaran 1 sudah selesai kalian bahas, untuk memastikan kalian sudah menguasai
materi tentang kebijkaan moneter silahkan kalian mengerjakan soal Latihan di bawah ini!
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Berikut ini yang bukan kebijakan fiskal adalah . . . .


A. Menaikkan tarif pemungutan pajak D. Menurunkan konsumsi pemerintah
B. Menurunkan tarif pemungutan pajak E. Politik pasar terbuka
C. Memperketat penggunaan belanja
pemerintah

2. Salah satu tujuan dari kebijakan fiskal yang paling utama adalah . . . .
A. Mengusahakan kesempatan kerja D. Menaikkan nilai mata uang
B. Memperbanyak jumlah uang yang beredar E. Menambah uang masuk ke kas negara
C. Mengurangi jumlah uang yang beredar

3. Berikut ini yang menjadi contoh kebijakan fiskal adalah . . . .


A. Menaikkan tarif pajak D. Menaikkan cadangan kas di bank
B. Membeli surat-surat berharga seperti SBI E. Bank sentral melakukan dorongan moral
C. Menaikkan suku bunga

4. Berikut ini adalah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter:


1. Menaikkan tarif pemungutan pajak
2. Menjual Sertifikat Bank lndonesia (SBI)
3. Menurunkan tarif pemungutan pajak
4. Menaikkan cadangan kas
5. Memperketat pengeluaran konsumsi pemerintah
Yang merupakan kebijakan fiskal adalah . . . .
A. 1, 2, dan 3 D. 2, 3, dan 4
B. 1, 2, dan 4 E. 3, 4, dan 5
C. 1, 3, dan 5

5. Kebijakan fiskal yang digunakan untuk mengurangi jumlah uang beredar adalah . . . .
A. Melonggarkan pemberian kredit D. Menaikkan tingkat diskonto
B. Dengan menjual surat berharga E. Menaikkan tarif pajak
C. Menaikkan cadangan kas
Kunci Jawaban
Nomor Kunci
Pembahasan
Soal Jawaban
Contoh bentuk kebijakan fiskal meningkatkan tarif pajak,
1. E menurunkan tarif pajak, memperketat penggunaan belanja
pemerintah, menurunkan konsumsi pemerintah.
Mengusahakan kesempatan kerja merupakan salah satu tujuan dari
2. A
kebijakan fiskal yang paling utama.
3. A Menaikkan tarif pajak merupakan contoh kebijakan fiskal.
Yang termasuk kebijakan fiskal: menaikkan tarif pemungutan
4. C pajak, menurunkan tarif pemungutan pajak, memperketat
pengeluaran konsumsi pemerintah, dan pinjaman pemerintah.
Menaikkan tarif pajak merupakan salah satu kebijakan fiskal yang
5. E
digunakan untuk mengurangi jumlah uang beredar.

Jumlah Skor:
Masing-masing poin bernilai 20
Total Nilai Maksimum = 20 x 5 = 100
C. LAMPIRAN
13. Lembar Kerja Peserta Didik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

1. 4.
Anggota 2. 5.
3. 6.
Materi Kebijakan Fiskal
Langkah-Langkah 1. Kerjakan tugas ini secara berkelompok.
Kegiatan Peserta 2. Bacalah artikel yang telah dibagikan.
Didik 3. Jawablah pertanyaan di bawah ini.

Link Artikel: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13017/Kebijakan-Fiskal-dan-

Moneter-Mengadapi-Dampak-Covid-19.html
Kebijakan Fiskal dan Moneter Mengadapi Dampak Covid-19
Penulis : Edward UP Nainggolan, Kepala Kanwil DJKN Kalbar
Wabah Covid-19 mempengaruhi seluruh dunia karena telah menyebar ke 199 negara.
Setiap negara yang terjangkit Covid-19 mengambil tindakan yang cepat untuk menangani Covid-
19 dan mengurangi dampak sosial ekonomi.

Kebijakan Fiskal dan Moneter Menghadapi Covid-19


Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan yang komprehensif di bidang fiskal dan
moneter untuk menghadapi Covid-19. Di bidang fiskal, Pemerintah melakukan kebijakan
refocusing kegiatan dan realokasi anggaran. Untuk itu, Presiden RI, Joko Widodo, menerbitkan
Inpres No.4/2020, yang menginstruksikan, seluruh Menteri/Pimpinan/Gubernur/Bupati/Walikota
mempercepat refocusing kegiatan, realokasi anggaran dan pengadaan barang jasa penanganan
Covid-19.
Selanjutnya, Kementerian Keuangan akan merealokasi dana APBN sebesar Rp62,3 triliun.
Dana tersebut diambil dari anggaran perjalanan dinas, belanja non operasional, honor-honor,
untuk penanganan/pengendalian Covid-19, perlindungan sosial (social safety net) dan insentif
dunia usaha. APBD juga diharapkan di-refocusing dan realokasi untuk 3 hal tersebut.
Penguatan penanganan Covid-19, dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan alat
kesehatan, obat-obatan, insentif tim medis yang menangani pasien Covid-19 dan kebutuhan
lainnya. Social safety net diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui program
keluarga harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako dan beras sejahtera.
Kementerian/Lembaga/Pemda diharapkan memperbanyak program padat karya termasuk Dana
Desa. Sedangkan insentif dunia usaha dilakukan untuk membantu pelaku usaha khususnya
UMKM dan sektor informal.
Kemenkeu juga menerbitkan PMK 23/2020 yang memberikan stimulus pajak untuk
karyawan dan dunia usaha yaitu pajak penghasilan karyawan ditangung Pemerintah, pembebasan
pajak penghasilan impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25. Disamping itu, pemberian
insentif/fasilitas Pajak Pertambahan Nilai yang terdampak Covid-19.
Presiden RI juga memberikan arahan agar Kementerian/Lembaga memprioritaskan
pembelian produk UMKM, mendorong BUMN memberdayakan UMKM dan produk UMKM
masuk e-catalog.
Di bidang moneter, kebijakan moneter yang diambil harus selaras dengan kebijakan fiskal
dalam meminimalisir dampak Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Oleh sebab itu otoritas
moneter harus dapat menjaga nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi dan memberikan stimulus
moneter untuk dunia usaha. Diharapkan ada relaksasi pemberian kredit perbankan dan
mengintensifkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Berdasarkan artikel yang sudah kalian baca, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Apa yang kalian ketahui tentang kebijakan fiskal dari artikel tersebut?

2. Siapakah yang bertanggung jawab dan berwenang menerapkan kebijakan fiskal di Indonesia?
3. Instrumen apa saja yang dapat digunakan untuk menerapkan kebijakan fiskal?

4. Berdasarkan artikel tersebut, uraikan kebijakan-kebijakan yang sudah diterapkan pemerintah


selama pandemi Covid 19!
14. Refleksi Peserta Didik dan Guru
Peserta Didik Guru
1. Apakah Anda menyukai pembelajaran hari 1. Apakah metode pembelajaran yang
ini? diberikan dapat mencapai tujuan
2. Apa yang Anda senangi dari pembelajaran pembelajaran untuk keseluruhan peserta
hari ini? didik?
3. Apa yang Anda dapatkan setelah mengikuti 2. Bagian mana pada rencana pembelajaran
pembelajaran hari ini? yang harus diperbaiki?
4. Kesulitan apa yang Anda temui selama 3. Bagaimana tanggapan peserta didik
proses pembelajaran berlangsung? terhadap materi, lembar kerja, dan diskusi
Adapun Link Refleksi: yang dilakukan dalam proses
https://forms.gle/7Ki3kzrctZVyW1tj8 pembelajaran?
15. Pengayaan dan Remedial
Pengayaan Remedial
 Pengayaan diberikan bagi peserta didik Remedial dapat dilakukan dengan pemberian
yang telah menyelesaikan pembelajaran tugas untuk mempelajari kembali materi yang
dengan tuntas dan diberikan kebebasan belum dipahami, baik secara mandiri atau
untuk membuat analisa mengenai tutorial sebaya. Hasil belajar disajikan dalam
mengenai konsep, jenis, dan instrumen bentuk infografis atau bentuk lain, lalu
kebijakan moneter dan fiskal. dikirimkan ke guru. Selain itu, diakhir
 Bagi peserta didik yang telah mampu penugasan pembelajaran remedial, peserta
mencapai tujuan pembelajaran, maka dapat didik diberikan tes kembali mengenai materi
menjadi pendamping tutor sebaya bagi yang belum dipahami.
temannya yang remedial.
16. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
Bahaan Bacaan Guru Bahan Bacaan Peserta Didik
Buku Pedoman Guru, Buku Paket Ekonomi Buku Paket Ekonomi Kelas XI, video,
Kelas XI, video, website, dan sumber bacaan website, dan sumber bacaan lain yang relevan.
lain yang relevan.
 Video dapat diakses di:
https://youtu.be/a33noJRd4yw
https://youtu.be/2NhnAHm3qtQ
 Website dapat diakses di:
https://akupintar.id/belajar/-/online/materi/11-iis/ekonomi/kebijakan-moneter-dan-
fiskal/114443256
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kebijakan-fiskal/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/kebijakan-fiskal/
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-kebijakan-fiskal
Lampiran Materi

B. KEBIJAKAN FISKAL

1. Pengertian Kebijakan Fiskal


Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
menyebutkan bahwa presiden memberikan kuasa pengelolaan keuangan dan kekayaan negara
kepada menteri keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam pemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan. Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan suatu negara melalui
pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Perubahan tingkat dan komposisi pajak
dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel yang berkaitan dengan
keuangan negara. Dengan demikian kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang
dilakukan oleh pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara. Kebijakan fiskal terbatas pada
sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN dan
semua itu untuk mengarahkan kondisi perekonomian menjadi lebih baik.
Menurut Mankiw (2002) Kebijakan fiskal merupakan aktivitas pemerintah terkait upaya
pengumpulan penerimaan negara dan membelanjakannya. Sadono Sukirno (2015) menyatakan
bahwa kebijakan fiskal merupakan langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan dalam
system pajak untuk mengatasi masalah ekonomi.
Jadi jika disimpulkan, kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah dengan cara mengatur pengeluaran dan pendapatan negara (berupa pajak). Kebijakan
ini diadakan agar pemerintah bisa mengatasi persoalan pembangunan dalam negara dan juga
sebagai salah satu cara mengatasi inflasi.
Instrumen kebijakan fiskal adalah APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Melalui unsur APBN ini, cuma pembelanjaan, pengeluaran, dan pajak yang bisa diatur
pemerintah lewat kebijakan fiskal. Kebijakan ini dilakukan untuk mengelola dan mengarahkan
kondisi perekonomian negara ke arah yang lebih baik lagi dan lebih sejahtera. Di Indonesia, yang
berwenang untuk melaksanakan kebijakan fiskal adalah kementrian keuangan.
2. Peran Kebijakan Fiskal
Pada kenyataannya transaksi dan volume pengeluaran negara cenderung lebih cepat
dibandingkan dengan meningkatnya pendapatan nasional. Dengan demikian peranan kebijakan
fiskal pemerintah adalah turut menentukan tingkat pendapatan nasional yang lebih besar. Bagi
negara maju peranan kebijakan fiskal pemerintah makin besar dalam mekanisme pembentukan
tingkat pendapatan nasional terutama dimaksudkan agar pemerintah lebih mampu memengaruhi
jalannya perekonomian. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari banyaknya pengangguran,
tingkat inflasi yang tinggi, mengatasi defisit neraca perdagangandan neraca pembayaran dll.
Sedangkan pada negara berkembang peranan kebijakan fiskal lebih mengarah pada upaya untuk
meningkatkan investasi melalui capital formation. Dengan investasi yang tinggi maka output
nasional akan meningkat yang pada akhirnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
dapat berjalan dengan baik untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat.

3. Tujuan Kebijakan Fiskal


Adapun tujuan kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah adalah:
a. Memperbaiki kedaan perekonomian.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur tingkat konsumsi pemerintah (G), jumlah transfer
pemerintah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima sehingga dapat memengaruhi tingkat
pendapatan nasional (Y).
b. Meningkatkan kesempatan kerja.
Implementasinya adalah dengan menggerakkan pos penerimaan dan pengeluaran dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tujuan dari semua itu adalah untuk
meningkatkan laju investasi untuk meningkatkan output nasional yang pada akhirnya dapat
menyerap kesempatan kerja.
c. Menjaga kestabilan harga-harga secara umum dan laju inflasi.
Implementasi dari kebijakan ini adalah dengan menetapkan pajak langsung progresif dan
pajak komoditas dengan harapan dapat menjaga stabilitas harga dan dapat menekan laju
inflasi yang timbul di masyarakat.
d. Meningkatkan distribusi pendapatan nasional.
Implementasi dari kebijakan ini untuk meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan
semua ini dapat tercipta apabila inverstasi dari pemerintah dalam pembangunan dapat
dilakukan secara merata dan berimbang pada berbagai sektor dan seluruh wilayah negara.

4. Jenis Kebijakan Fiskal


Terdapat dua jenis kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu:
a. Kebijakan Fiskal Ekspansif
Kebijakan ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Menaikkan pengeluaran pemerintah
2) Menaikkan pembayaran transfer (transfer payment)
3) Menurunkan pajak
Kebijakan fiskal ekspansif dilakukan dengan menaikkan belanja negara dan
menurunkan tingkat pajak. Nah, kebijakan fiskal jenis ini dilakukan pada saat perekonomian
mengalami penurunan daya beli masyarakat, dan tingkat pengangguran yang tinggi. Tujuannya
adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat.
Contoh kebijakan fiskal ekspansif ialah seperti yang terjadi saat ini, dimana BKF
sepanjang tahun 2020-2021 menerapkan kebijakan fiskal ekspansif. Dimana ekspansif berarti
defisit belanja pemerintah tetap besar untuk menjaga perekonomian sepanjang pandemi Covid-
19.

b. Kebijakan Fiskal Kontraktif


Kebijakan ini bisa diterapkan dengan cara:
1) Menurunkan pengeluaran pemerintah
2) Menurunkan pembayaran transfer (transfer payment)
3) Menaikkan pajak
Kebijakan fiskal kontraktif adalah kebijakan menurunkan belanja negara dan menaikkan
tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat dan mengatasi
inflasi. Caranya dengan membuat pemasukan lebih besar daripada pengeluarannya. Kebijakan
jenis ini dikeluarkan saat perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas
(overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
Contoh dari kebijakan fiskal tersebut yakni saat Ibu Menteri Keuangan RI Sri Mulyani
mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh OP)
menjadi 35% khusus bagi orang berpenghasilan tinggi.

5. Instrumen Kebijakan Fiskal


Instrumen kebijakan fiskal di Indonesia tercermin dalam pengelolaan Anggaran Penerimaan dan
Belanja Negara (APBN). Terdapat 3 instrumen kebijakan fiskal, yaitu:
a. Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure)
Instrumen ini bisa digunakan dengan cara menambah atau mengurangi pengeluaran
pemerintah atau belanja negara. Sudah jadi tanggung jawab negara untuk membangun
infrastruktur yang memadai agar pembangunan ekonomi bisa cepat tercapai. Maka, peranan
belanja negara sebagai instrumen kebijakan fiskal adalah menaikkan belanja negara dengan
tujuan meningkatkan pembangunan infrastruktur, membuka lapangan pekerjaan, dan
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Selain itu, belanja negara atau pengeluaran pemerintah bisa berperan untuk
menurunkan belanja negara dengan tujuan mengatasi inflasi dan mengurangi daya beli
masyarakat agar harga barang di pasar bisa terkendali dan stabil.

b. Pembayaran Transfer (Transfer Payment)


Instrumen ini bisa digunakan dengan cara menambah atau mengurangi pembayaran
transfer. Pembayaran transfer merupakan pembayaran atau pemberian dana dari pemerintah
tanpa perlu adanya balas jasa atau timbal balik. Misalnya pemberian jaminan sosial dan
beasiswa kepada masyarakat.
Ada berbagai jenis pembayaran transfer. Diantaranya adalah pembayaran untuk
pensiunan, tunjangan perumahan, kredit pajak, dukungan pendapatan untuk keluarga miskin,
tunjangan anak, tunjangan pengangguran, dan tunjangan pencarian pekerjaan. Dari beberapa
jenis tersebut, masing-masing negara dapat memiliki kebijakan dan bentuk pembayaran yang
berbeda.

c. Pajak

Pajak bisa disebut sebagai instrumen paling efektif dalam kebijakan fiskal. Untuk
meningkatkan pembangunan negara, pemerintah bisa mengatur penerimaan negara dalam
bentuk pajak dengan cara menaikkan pajak dengan tujuan pembatasan konsumsi, pemberian
subsidi pada masyarakat agar ketimpangan ekonomi berkurang, serta menurunkan pajak
dengan tujuan meningkatkan daya beli masyarakat.
5. Jenis-jenis kebijakan anggaran berdasarkan perbandingan jumlah penerimaan dan
pengeluaran dalam APBN.
Terdapat empat macam jenis kebijakan anggaran yaitu:
a. Anggaran Berimbang
Anggaran berimbang disusun dengan jumlah total pendapatan sama dengan jumlah
pengeluaran total sehingga stabilitas ekonomi dapat terjaga dengan baik.

b. Anggaran Dinamis

Anggaran dinamis memiliki ciri-ciri anggaran yang selalu meningkat dibanding


dengan tahun anggaran sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan berusaha meningkatkan
pendapatan dan melakukan penghematan pada sisi pengeluaran sehingga tabungan
pemerintah dapat meningkat.

c. Anggaran Defisit

Anggaran defisit memiliki ciri dimana anggaran disusun dengan jumlah pengeluaran
lebih besar dibanding dengan pendapatan negara. Hal ini umumnya diatasi dengan beberapa
kebijakan, diantaranya: menciptakan uang baru, melakukan pinjaman (dalam/luar negeri).
Mulai tahun 2000 APBN di Indonesia disusun dengan menggunakan format anggaran defisit
yang dibiayai dengan sumber-sumber pembiayaan dalam negeri. Anggaran defisit ini dipilih
jika pemerintah ingin mengejar pertumbuhan ekonomi.
d. Anggaran Surplus
Anggaran surplus memiliki ciri dimana jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah
pengeluaran total pemerintah. Anggaran surplus dilakukan pemerintah untuk menekan laju
inflasi di masyarakat karena kelebihan jumlah uang yang beredar.

Rangkuman Materi Kebijakan Fiskal


a. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dalam
pengelolaan keuangan negara. Kebiajakan fiskal terbatas pada sumbersumber penerimaan dan
alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN dan semua itu untuk mengarahkan
kondisi perekonomian menjadi lebih baik.
b. Peran Kebijakan Fiskal
Bagi negara maju peranan kebijakan fiskal pemerintah makin besar dalam mekanisme
pembentukan tingkat pendapatan nasional terutama dimaksudkan agar pemerintah lebih
mampu memengaruhi jalannya perekonomian. Sedangkan pada negara berkembang peranan
kebijakan fiskal lebih mengarah pada upaya untuk meningkatkan investasi melalui capital
formation.
c. Tujuan Kebijakan Fiskal
Adapun tujuan kebijakan fiskal yang dialakukan pemerintah adalah:
a) Memperbaiki kedaan perekonomian.
b) Meningkatkan kesempatan kerja.
c) Menjaga kestabilan harga-harga secara umum dan laju inflasi.
d) Meningkatkan distribusi pendapatan nasional.
c. Jenis Kebijaka Fiskal
Kebijakan Fiskal Ekspansif:
1) Menaikkan pengeluaran pemerintah
2) Menaikkan pembayaran transfer (transfer payment)
3) Menurunkan pajak
Kebijakan Fiskal Kontraktif:
1) Menurunkan pengeluaran pemerintah
2) Menurunkan pembayaran transfer (transfer payment)
3) Menaikkan pajak
d. Instrumen Kebijakan Fiskal
Terdapat tiga instrumen kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah, yaitu:
a) Pengeluaran Pemerintah
b) Pembayaran Transfer (transfer payment)
c) Pinjaman Pemerintah
e. Jenis-jenis kebijakan anggaran berdasarkan perbandingan jumlah penerimaan dan
pengeluaran dalam APBN.
Terdapat empat macam jenis kebijakan anggaran yaitu:
a) Anggaran berimbang
b) Anggaran dinamis
c) Anggaran defisit
d) Anggaran surplus

17. Glosarium
anggaran yang disusun dengan jumlah total pendapatan sama
Anggaran Berimbang dengan jumlah pengeluaran total sehingga stabilitas ekonomi dapat
terjaga dengan baik.
anggaran yang disusun dengan jumlah pengeluaran lebih besar
dibanding dengan pendapatan negara. Hal ini umumnya diatasi
Anggaran Defisit
dengan beberapa kebijakan, diantaranya: menciptakan uang baru,
melakukan pinjaman (dalam/luar negeri).
Anggaran yang disusun selalu meningkat dibanding dengan tahun
anggaran sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan berusaha
Anggaran Dinamis
meningkatkan pendapatan dan melakukan penghematan pada sisi
pengeluaran sehingga tabungan pemerintah dapat meningkat
anggaran yang disusun dengan jumlah pendapatan lebih besar dari
jumlah pengeluaran total pemerintah. Anggraan surplus dilakukan
Anggaran Surplus
pemerintah untuk menekan laju inflasi di masyarakat karena
kelebihan jumlah uang yang beredar.
suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang
bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi
akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka
Deflasi
deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Salah
satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat
suku bunga.
suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terusmenerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
Inflasi memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga
akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain,
inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-
rendahnya tingkat harga.
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh
Kebijakan Fiskal
pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka
melaksanakan pembangunan.
tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (bank sentral) untuk
Kebijakan Moneter mempengaruhi jumlah yang beredar dan kredit yang pada akhirnya
akan mempegaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
18. Daftar Pustaka
Basuki. 2020. Modul Pembelajaran SMA Ekonomi. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal
PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Fitriani, Yeni, dkk. 2021. Ekonomi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta Selatan: Kementrian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai