Modul AKL.
Modul AKL.
Disusun Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
Puji syukur kepada Yang Kuasa atas penyertaanNya sehingga Modul sederhana ini
dapat diselesaikan meskipun dengan melalui proses yang tidaklah mudah. Banyak kendala
yang yang tentunya dihadapi dalam proses penyusunan modul ini, namun dengan kenyakinan
dan sekuat tenaga berusaha untuk menyelesaikannya dengan semaksimal mungkin. Pada
kesempatan ini pula saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak
sehingga modul ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Modul ini ini muncul karena adanya kebutuhan mahasiswa dengan mengikuti
perkembangan dilapangan, sehingga Modul ini akan tetap up to date. Isi inti pokok pada modul
ini adalah agar mahasiswa/mahasiswi, pelajar maupun pengusaha dan siapapun yang berminat
dapat mudah memahami dan menguasai permasalahan bisnis yang sangat komplek.
Penulis merasa bahwa penyusunan modul akuntansi keuangan lanjutan sangat
dibutuhkan sekali bagi para mahasiswa/mahasiswi atau pihak lain yang ingin mempelajari
Akuntansi Keuangan lanjutan. Oleh karena itu, penyusun berharap modul ini bermanfaat bagi
lembaga pendidikan dan mahaiswa/mahasiswi serta pihak lain yang mempelajarinya
Kami tim penulis menyadari bahwa meskipun kami sudah berupaya sekuat tenaga agar
modul ini dapat memberikan manfaat maksimal, namun kami yakin bahwa modul ini belumlah
sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap tanggapan yang berupa kritik dan saran demi
penyempurnaan modul ini.
ii
DAFTAR ISI
Judul .................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................... iii
iii
5.2.5 Perhitungan Bunga Pada Penjualan Angsuran ....................................................... 33
5.3 Rangkuman ................................................................................................................... 36
5.4 Latihan Soal ................................................................................................................... 37
Bab 8. Akuntansi Kantor Agen, Kantor Cabang dan Kantor Pusat ................................... 48
8.1 Capaian Pembelajaran .................................................................................................. 48
8.2 Pendahuluan .................................................................................................................. 48
8.2.1 Karakteristik Kantor Agen dan Kantorb Pusat ......................................................... 48
8.2.2 Akuntansi Kantor Pusat dan Kantor Agen ................................................................ 48
8.2.3 Akuntansi Kantor Cabang dan Kantor Pusat............................................................ 49
8.2.4 Sistem Akuntansi Operasi Kantor Cabang ............................................................... 50
8.2.5 Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dangan Kantor Cabang ..................... 51
8.3 Rangkuman ...................................................................................................................
8.4 Latihan Soal ...................................................................................................................
Bab 10. Laporan Keuangan Konsolidasi Induk dan Anak Perusahaan ............................
10.1 Capaian Pembelajaran ................................................................................................ 63
10.2 Pendahuluan ................................................................................................................ 63
10.2.1 Pengertian ........................................................................................................... 63
10.2.2 Pencatatan Investasi Pada Anak Perusahaan ...................................................... 63
10.2.3 Pemilikan Terhadap Saham-Saham Perusahaan Anak Dengan Harga di Atas
Nilai Bukunya ...................................................................................................... 72
10.2.4 Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi ....................................................... 72
10.3 Rangkuman ................................................................................................................. 83
iv
10.4 Latihan Soal ................................................................................................................. 83
Daftar Pustaka
v
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan
PENDIRIAN PERSEKUTUAN
1.1 CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP):
1. Mahasiswa memahami konsep dari pendirian persekutuan
2. Mahasiswa mampu memahami dan mencatat proses akuntansi pendirian persekutuan
Contoh:
Tuan Nel, Tuan Erwin & Tuan Wanda pada tanggal 15 Januari 2022, sepakat
mendirikan persekutuan dengan nama “ NEW”. Total modal yang disetor untuk
mendirikan persekutuan sebesar Rp. 900.000.000 dimana masing-masing
menyerahkan modal berupa uang kas sebesar Rp. 300.000.000, Rp. 250.000.000 dan
Rp. 350.000.000.
Buatlah jurnal yang diperlukan dan laporan posisi keuangan awal mendirikan
persekutuan.
Persekutuan NEW
Laporan Posisi Keuangan
Per 15 Januari 2022
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 900.000.000 Ekuitas
Modal Tn. N 300.000.000
Modal Tn. E 250.000.000
Modal Tn. W 350.000.000
Total Aset 900.000.000 Total Liabilitas & Ekuitas 900.000.000
Contoh:
Pada masa new normal pasca covid-19 tahun 2022, terjadi kesepakatan antara Tuan
Mykel dan Tuan Frans untuk mendirikan Persekutuan “CROT JAYA UTAMA”.
Kesepakatan antara kedua belah pihak terjadi pada tanggal 3 Maret 2022. Tuan mykel
sudah mempunyai perusahaan perseorangan yang bergerak kuliner dan
menggunakan aktiva bersih perusahaan perseorangan tersebut sebagai setoran
modal. Tuan Frans akan menyetor modal berupa kas sebesar Rp 200.000.00,00 untuk
mendirikan persekutuan baru bersama tuan Mykel yang Bernama “CROT JAYA
Utama”. Laporan posisi keuangan perusahaan perseorangan Tuan Mykel pada saat
itu adalah :
Persekutuan Mykel
Laporan Posisi Keuangan
Per 3 Maret 2022
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 30.000.000 Utang Bank 100.000.000
Piutang Dagang 10.000.000 Modal, Mykel 150.000.000
Peralatan 30.000.000
Tanah & Bangunan 150.000.000
Persediaan 30.000.000
1.3 RANGKUMAN
Persekutuan (Partnerships) adalah suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu
atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama-sama
dengan tujuan untuk memperoleh laba.
Karakteristik persekutuan teridiri dari usaha bersama (Mutual Agency), umur
persekutuan terbatas (Limited Life), tanggung Jawab tidak terbatas (Unlimited Liability),
pemilikan kepentingan dalam persekutuan (Ownership of an interest in a partnership),
memperolah laba/keuntungan dalam persekutuan (Participation on partnership profit), hak
pelepasan kepentingan persekutuan (Right to dispose of a partnership interest), kewajiban
Bbrsama (Mutual Liability). Jenis-jenis persekutuan yaitu, persekutuan firma (General
Partnership), persekutuan komanditer dan Joint Stock Company
Ada beberapa cara yang digunakan mendirikan persekutuan yaitu pembentukan
persekutuan baru dan Penggabungan beberapa perusahaan perseorangan yang telah
beroperasi. Pencatatan akuntansinya dengan metode pembukuan lama maka harus
melakukan penyesuaian terhadap penilaian kembali aktiva non-kasnya, kemudian langsung
menambahkan dalam laporan posisi keuangan.
AKUNTANSI
PEMBAGIAN LABA/RUGI PERSEKUTUAN
2.2 PENDAHULUAN
Salah satu karakteristik dari persekutuan (participation in partnership profit) dimana
laba rugi persekutuan harus dibagi kepada para sekutu/anggota secara adil, artinya adil
dalam pembagian laba kepada masing-masing sekutu disesuaikan dengan kontribusinya
baik berupa waktu, modal dan kemampuan pribadi dalam menghasilkan laba.
Pada awal pendirian persekutuan para sekutu/anggota wajib menentukan tatacara
pembagian laba yang disepakati dan dijelaskan dalam akte pendirian. Jika ada gaji bagi
sekutu yang aktif, bonus, bunga atas investasi kepada sekutu tidak boleh diperlakukan
sebagai akun biaya operasional, tetapi harus diperhitungkan dalam pembagian laba. Oleh
karena itu diperlukan metode penghitungan untuk pembagian laba-rugi yang disepakati
bersama. Selanjutnya metode-metode yang dapat digunakan akan dibahas ke dalam dua
bagian atau topik, yaitu:
1. Macam-macam metode pembagian laba
2. Metode pembagian laba dengan penghitungan khusus
Contoh 1:
Persekutuan “ABA” memiliki saldo sebesar Rp. 175.000.000, saldo tersebut bersumber
dari saldo Tn. Ahmad dan Tn Beni. dengan rincian: Saldo Tn. Ahmad sebesar Rp.
100.000.000 dan Tn. Beni sebesar Rp. 75.000.000. Keuntungan persekutuan sebesar Rp.
50.000.000
Contoh:
Laba yang diperoleh selama tahun 2021 sebesar Rp. 50.000.000. Berikut ini disajikan
rekening modal Tn. Ahmad dan Tn. Beni dalam persekutuan tahun 2021 sebagai berikut:
Ket:
Nama Saldo Modal Awal Rasio L/R L/R
(1) (2) (3) (3 x Laba)
Tn. Ahmad Rp. 30.000.000 55% Rp. 27.500.000
Tn. Beni Rp. 25.000.000 45% Rp. 22.500.000
Total Rp. 55.000.000 100% Rp. 50.000.000
Keuntungan/Laba Rp. 50.000.000
Ket:
Nama Saldo Modal Akhir Rasio L/R L/R
(1) (2) (3) (3 x Laba)
Tn. Ahmad Rp. 100.000.000 57% Rp. 28.500.000
Tn. Beni Rp. 75.000.000 43% Rp. 21.500.000
Total Rp. 175.000.000 100% Rp. 50.000.000
Keuntungan/Laba Rp. 50.000.000
Ket:
Nama Tgl Saldo Modal Periode Jumlah Modal
(1) (2) (3) (2 X 3 )
Tn. 2/1/21 Rp. 30.000.000 4 Bulan Rp. 120.000.000
Ahmad
6/5/21 Rp. 40.000.000 3 Bulan Rp. 120.000.000
8/8/21 Rp. 10.000.000 2 Bulan Rp. 20.000.000
10/10/21 Rp. 40.000.000 3 Bulan Rp. 120.000.000
Total 12 Bulan Rp 370.000.000
Tn. Bayu 2/1/21 Rp. 25.000.000 5 Bulan Rp. 125.000.000
7/6/21 Rp. 55.000.000 3 Bulan Rp. 165.000.000
9/9/21 Rp. 5.000.000 4 Bulan Rp. 20.000.000
Total 12 Bulan Rp. 310.000.000
Ket:
Bunga Modal Tn. Ahmad = 7% x Rp. 370.000.000/12 = 2.158.000
Bunga Modal Tn. Beni = 7% x Rp. 310.000.000/12 = 1.808.000
Total = 3.966.000
Sisa Laba = Rp. 50.000.000 – 3.966.000 = Rp. 46.034.000
Ket:
Sisa Laba = Rp. 50.000.000 – 25.000.000 = Rp. 25.000.000
Pembagian laba (Modal Akhir)
c. Laba dibagi dengan memperhitungkan Bunga modal, Gaji dan/ atau Bonus
Mula-mula ditentukan bunga 7% per tahun dari modal rata-rata masing-masing anggota,
sisanya dibagi sama. Kemudian bonus untuk Tn Ahmad 25% (Pemimpin) dari
keuntungan, sisanya dibagi berdasarkan modal awal.
Laba Rp. 50.000.000
Modal Tn. Ahmad Rp. 29.250.000
Modal Tn. Beni Rp. 20.750.000
Ket:
Misal bonus = Z
Z = 25 % X Rp. 50.000.000
= Rp.12.500.000
2.3 RANGKUMAN
Karakteristik dari persekutuan (participation in partnership profit) dimana laba rugi
persekutuan harus dibagi kepada para sekutu/anggota secara adil, artinya adil dalam
pembagian laba kepada masing-masing sekutu disesuaikan dengan kontribusinya baik
berupa waktu, modal dan kemampuan pribadi dalam menghasilkan laba.
Macam-macam metode pembagian laba yang digunakan untuk dasar penghitungan
pembagian laba yaitu dibagi dengan rasio yang sama, dibagi dengan rasio yang telah
dispakati, dibagi dengan rasio modal, ditentukan bunga atas modal dari masing-masing
anggota, diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada yang aktifMula-mula ditentukan
bunga atas modal dari masing-masing anggota, kemudian gaji sebagai pemilik dan bonus
kepada anggota yang aktif.
c. Modal Rata-Rata
4 ) Memperhitungkan bunga modal untuk masing-masing penyertaan dan sisanya dibagi
dengan perbandingan = 3 : 2 : 3 : 2 dan bunga modal sebesar 5% setahun dari modal
rata-rata.
5 ) Berdasarkan Gaji Pemilik Tuan A : Rp. 25.000.000. Tuan B : Rp. 23.000.000, Tuan C :
Rp. 30.000.000 dan Tuan D : 23.000.000
6 ) Apabila Pembagian Keuntungan disetujui dilakukan dengan ketentuan sbb:
a. Bunga Modal diterapkan sebesar 5% setahun dari modal rata-rata.
b. Untuk Tuan C sebagaai anggota yang memimpin diberikan bonus 15 % dari
keuntungan sesudah dikurangi bonus untuknya terlebih dahulu, sedangkan Tuan
A dan D yang membantu diberikan bonus sebesar 1/8 dari bonus Tuan C.
c. Sisanya dengan perbandingan 2 : 1 : 2 : 1
PEMBUBARAN PERSEKUTUAN
3.2 PENDAHULUAN
Salah satu karakteristik persekutuan adalah umur yang terbatas (limited life). Oleh
karena itu sesuai karakteristik tersebut maka persekutuan sebagai asosiasi awal yang
didirikan dengan tujuan tertentu, kegiatannya dapat berakhir
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu antara lain:
Pembubaran karena sesuai dengan perjanjian persekutuan, misal: jangka waktu
persekutuan telah habis, tujuan persekutuan telah tercapai, masuknya sekutu baru,
pengunduran diri sekutu (disertai penjualan hak sekutu yang bersangkutan kepada sekutu
baru), dan persekutuan dilikuidasi.
Pembubaran karena berdasarkan UU yang berlaku sehingga secara otomatis
persekutuan bubar, misal: sekutu meninggal dunia, persekutuan dilikuidasi sesuai KUHD
pasal 47.
Pembubaran karena putusan pengadilan, misal perselisihan antar sekutu maupun sekutu
dengan pihak luar, perusahaan mengalami pailit dan lain-lain.
3.2.1 PENGERTIAN
Salah satu hal yang dapat membubarkan persekutuan adalah adanya perubahan anggota
dalam persekutuan tersebut. Perubahan anggota ini terjadi antara lain disebabkan
karena:
1. Terdapat anggota baru yang masuk
2. Terdapat pengunduran diri seorang anggota atau lebih
3. Terdapat kematian seorang anggota atau lebih
Contoh 1:
Persekutuan “Sukses” yang anggota-nya terdiri dari Tn. Iki dan Tn. Hardi, Pada tanggal 2
Januari 2020 tuan Tito ingin masuk menjadi anggota persekutuan “Sukses” dengan
menyetor uang tunai melalui pembelian 30% modal Tn. Iki dan modal Tn Hardi. Berikut
adalah laporan posisi keuangan persekutuan Sukses per 31 Desember 2011 sebelum Tn
Tito masuk.
Persekutuan Sukses
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2019
Aset Liabilitas & Ekuitas
Aset Lancar Rp. 50.000.000 Utang Usaha Rp. 15.000.000
Aset Tetap Rp 30.000.000 Modal Tn. Iki Rp. 40.000.000
Modal Tn. Hardi Rp. 25.000.000
Total Rp. 80.000.000 Rp. 80.000.000
Perhitungan:
Modal Tn. Iki = 30% x RP 40.000.000 = RP 12.000.000
Modal Tn. Hardi = 30% x RP 25.000.000 = RP 7.500.000
Laporan posisi keuangan pembukaan per 2 Januari 2020 setelah Tn. Tito masuk nampak
sebagai berikut:
Persekutuan Sukses
Laporan Posisi Keuangan
Per 2 Januari 2020
Aset Liabilitas & Ekuitas
Aset Lancar Rp. 50.000.000 Utang Usaha Rp. 15.000.000
Aset Tetap Rp 30.000.000 Modal Tn. Iki Rp. 28.000.000
Modal Tn. Hardi Rp. 17.500.000
Modal Tn. Tito Rp. 19.500.000
Total Rp. 80.000.000 Rp. 80.000.000
Apabila suatu persekutuan telah berjalan dengan sukses, kemudian ada anggota
baru yang akan masuk, maka kepada anggota baru tersebut biasanya dibebani hal-hal
sebagai berikut:
1. Bonus diberikan kepada anggota persekutuan lama, sehingga jumlah penyertaan
anggota baru berkurang sejumlah tertentu sebagai bonus anggota persekutuan lama.
2. Goodwill diberikan kepada anggota persekutuan lama, sehingga jumlah modal
anggota lama bertambah sejumlah goodwill tersebut dikalikan rasio pembagian laba-
ruginya.
Pada saat itu, Tn. Edo ingin masuk menjadi anggota persekutuan dan diterima oleh
anggota sekutu lainnya. Untuk masuk menjadi anggota persekutuanuan, maka ada
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu Tn. Edo harus menyetorkan uang tunai sebesar
Rp 490.000.000 yang akan diperhitungkan sebesar 35% dari modal persekutuan yang
baru.
Ket:
Modal persekutuan baru = Rp. 1.190.000.000
Kuntungan diperhitungkan = 35% x Rp. 1.190.000.000 = Rp. 416.500.000
Modal yang disetor Tn. Edo = Rp. 490.000.000
Bonus untuk sekutu lama = Rp. 73.500.000
Pembagian bonus sekutu lama sesuai dengan presentanse rasio laba/rugi
Berdasarkan pada contoh diatas, diketahui bahwa Tn. Edo harus menyetorkan uang
tunai sebesar Rp. 490.000.000 yang akan diperhitungkan sebesar 35% untuk modal
persekutuan yang baru.
Masuknya sekutu baru dengan memberikan bonus atau goodwill kepada sekutu
baru.
Hal ini terjadi, mungkin sekutu baru mempunyai nilai tambah lebih dari sekutu
lama, misalnya sekutu baru ahli dibidang pemasaran. Metode bonus dengan memberikan
tambahan modal kepada sekutu baru dan mengurangi modal sekutu lama. Bonus
ditentukan selisih kepentingan dengan modal sekutu baru yang disetor, dan total modal
sekutu lama dan baru yang disetor tidak berubah. Metode goodwill, ditetapkan sebesar
selisih kepentingan dan modal sekutu baru yang disetor, dan total modal sekutu lama dan
baru berubah (atau bertambah sebesar goodwill). Pencatatan goodwill dengan mendebet
kas (aktiva non kas), goodwill dan mengkredit modal sekutu baru. Ketentuan bonus atau
goodwill untuk sekutu lama tidak berlaku bila ada ketentuan modal persekutuan.
Ket:
Modal persekutuan baru = Rp. 1.190.000.000
Kuntungan diperhitungkan = 45% x Rp. 1.190.000.000 = Rp. 535.500.000
Modal yang disetor Tn. Edo = Rp. 490.000.000
Bonus untuk sekutu lama = Rp. 45.500.000
Terjadi pengurangan modal sekutu lama sesuai dengan presentanse rasio laba/rugi
Apabila terhadap masuknya anggota baru tersebut tidak ada pernyataan yang
tegas tentang ada tidaknya bonus atau goodwill, maka rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Bagian Hak setoran Modal X Saldo Modal Anggota X Setoran Modal Anggota
penyertaan Lama Baru
Ket:
Jika hasilnya lebih kecil dari setoran modal anggota baru, berarti ada goodwill atau
bonus diberikan kepada anggota lama.
Jika hasilnya sama dengan setoran modal anggota baru, berarti tidak ada goodwill
atau bonus yang diberikan.
Jika hasilnya lebih besar dari setoran modal anggota baru, berarti ada goodwill atau
bonus diberikan kepada anggota baru.
Contoh 4:
Persekutuan JAYA kepemilikan modalnya terdiri dari Tn. Andara, Tn. Yudi dan Andika
dengan komposisi modal anggota sebagai berikut:
Ket:
Modal Tn. Andara = 50/80 x Rp 20.000.000 = Rp 12. 500.000
Modal Tn. Yudi = 30/80 x Rp 20.000.000 = Rp 7.500.000
Contoh 5.
Berdasarkan pada contoh 5 diatas, Laba persekutuan selama 6 bulan (Jan-Juni) sebesar
Rp. 50.000.000. Pada awal bulan Juli 2021 Tn. Yudi mengundurkan diri. Buatlah jurnal
untuk mencatat hal tersebut, dengan asumsi:
1. Hak Tn. Yudi di.hitung berdasarkan saldo modal dan laba yang berhak diterimanya
2. Hak Tn. Yudi dihitung berdasarkan saldo modal dan laba yang berhak diterimanya
ditambah bonus Rp. 5.000.000.
Ket:
Modal Tn. Andara = 50/70 x Rp 5.000.000 = Rp 3. 571.000
Modal Tn. Andika = 20/70 x Rp 5.000.000 = Rp 1. 429.000
Contoh 6 :
Tn. Ary, Bista, dan Cahya adalah anggota persekutuan dengan saldo modal masing-
masing sebesar Rp 5.000.000 dengan rasio pembagian laba-rugi 50% : 25% : 25%.
1. Misalnya tuan Cahya meninggal dunia dan disepakati bahwa modalnya dikembalikan
kepada ahli warisnya sebesar Rp 4.250.000, dan penilaian kembali atas aset persekutuan
hasilnya lebih rendah dari nilai bukunya. Buatlah jurnalnya.
2. Misalnya tuan Cahya meninggal dunia dan disepakati bahwa modalnya dikembalikan
kepada ahli warisnya sebesar Rp 5.750.000, dan penilaian kembali atas aset persekutuan
hasilnya lebih tinggi dari nilai bukunya.
Ket:
3.4 RANGKUMAN
Salah satu karakteristik persekutuan adalah umur yang terbatas (limited life). Oleh
karena itu sesuai karakteristik tersebut maka persekutuan sebagai asosiasi awal yang
didirikan dengan tujuan tertentu. Salah satu hal yang dapat membubarkan persekutuan
adalah adanya perubahan anggota dalam persekutuan tersebut. Perubahan anggota ini
terjadi antara lain disebabkan karena 1. Terdapat anggota baru yang masuk, 2. Terdapat
pengunduran diri seorang anggota atau lebih dan 3. Terdapat kematian seorang anggota
atau lebih.
LIKUIDITAS
4.2 PENDAHULUAN
Menurut Baker (2011) bahwa likuidasi adalah berhentinya kegiatan operasional
perusahaan (pembubaran usaha) secara keseluruhan dengan menjual sebagian atau
seluruh aset perusahaan, membayar semua utang pajak, melunasi kewajiban kepada pihak
ketiga, dan sisanya dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan rasio laba/rugi.
Menurut Beams (1988) bahwa likuidasi adalah proses merealisasikan asset non
kas menjadi uang kas, menyelesaikan dengan para kreditur dan pembagian sisa aset
kepada setiap anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya. Berhentinya persekutuan
sebagai bisnis mencakup penghentian aktivitas bisnis persekutuan disebut entitas likuidasi
persekutuan.Pencairan aset menjadi kas disebut realisasi, sedangkan pembayaran atas
klaim disebut likuidasi.
Likuidasi adalah suatu keadaan dimana baik persekutuan maupun usaha
perusahaannya dibubarkan semua. Pengunduran diri atau disasosiasi (disasosiation)
adalah konsep hukum untuk pengunduran diri sekutu karena:
1. Sekutu meninggal.
2. Sekutu secara sukarela mengundurkan diri.
3. Keputusan pengadilan.
Tidak seluruh disasosiasi menimbulkan pembubaran persekutuan. Banyak
disasosiasi hanya melibatkan pembelian kepemilikan sekutu yang mengundurkan diri
dibandingkan melakukan terminasi dan pembubaran bisnis persekutuan.
Contoh 1:
Aldi, Banu dan Cinta pada tahun 2020 melakukan penyesuaian persentase distribusi laba
rugi berdasarkan besarnya peran masing-masing sekutu. Hasil penyesuaian distribusi laba
rugi tersebut adalah: Aldi 40%; Banu, 40% dan Cinta 20%. Ringkasan neraca saldo
perusahaan per tanggal 1 April 2020, pada saat para sekutu memutuskan untuk melikuidasi
usaha, adalah sebagai berikut:
Persekutuan ABC
Laporan Posisi Keuangan
Per 1 April 2020
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas Rp. 20.000.000 Utang Usaha Rp. 20.000.000
Aset Lain-Lain Rp 80.000.000 Modal Tn. Aldi Rp. 30.000.000
Modal Tn. Banu Rp. 30.000.000
Modal Tn. Cinta Rp. 20.000.000
Berdasarkan data diatas, siapkan laporan likuidasi dan jurnal dengan asumsi sebagai
berikut.
Asumsi 1: Persekutuan masih solven dan tidak terdapat defisit dalam akun modal
sekutu.
Persekutuan ABC
Laporan likuidasi dan realisasi persekutuan
Per 1 April 2020
Keterangan Kas Aset Utang Saldo Modal
Lain-lain Usaha
Aldi 40% Banu 40% Cinta 20%
Jurnal realisasi seluruh nonkas persekutuan ABC dan distribusi kerugian sebesar Rp
10.000.000 dengan menggunakan rasio laba dan rugi.
Kas Rp. 80.000.000
Modal Aldi Rp. 4.000.000
Modal Banu Rp. 4.000.000
Modal Cinta Rp. 2.000.000
Aset Lain-Lain Rp. 90.000.000
Asumsi 2: Persekutuan masih solven dan terdapat defisit dalam akun modal
sekutu.
Defisit akun modal sekutu dapat terjadi jika saldo kredit akun modal sekutu
terlampau rendah untuk dapat menanggung bagian kerugian yang ditentukan. Defisit
modal dapat terjadi kapan saja selama proses likuidasi. Defisit tersebut dapat dihilangkan
melalui salah satu dari dua cara berikut:
1. Para sekutu menginvestasikan kas atau asset lain untuk mengeliminasikan deficit
modal
2. Defisit modal sekutu didistribusikan kepada sekutu yang lain berdasarkan rasio
pembagian laba dan rugi yang terjadi.
Contoh 2:
1. Laporan keuangan sekutu “ABC” sebagai berikut:
Persekutuan ABC
Laporan Posisi Keuangan
Per 1 April 2020
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas Rp. 20.000.000 Utang Usaha Rp. 30.000.000
Aset Lain-Lain Rp 80.000.000 Modal Tn. Ali Rp. 40.000.000
Modal Tn. Banu Rp. 10.000.000
Modal Tn. Citra Rp. 20.000.000
2. Aset nonkas persekutuan dijual seharga Rp 25.000.000 pada tanggal 15 April 2020,
dan kerugian sebesar Rp 55.000.000 dialokasikan kepada akun modal para sekutu.
Rasio pembagian laba/rugi sekutu 50%, 20% dan 30%
3. Kreditor eksternal dibayar sebesar Rp 30.000.000 pada tanggal 20 April 2020
4. Oleh karena Banu secara pribadi tidak solven, maka deficit modal Banu sebesar Rp
1.000.000 dialokasikan kepada sekutu lainnya.
5. Sisa kas sebesar Rp 45.000.000 didistribusikan kepada para sekutu sebagai
pembayaran sekaligus pada tanggal 30 April 2020.
Jurnal Realisasi seluruh nonkas persekutuan ABC dan distribusi kerugian sebesar
Rp.55.000.000 dengan menggunakan rasio laba dan rugi.
Kas Rp. 25.000.000
Modal Aldi Rp. 27.500.000
Modal Banu Rp. 11.000.000
Modal Cinta Rp. 16.500.000
Aset Lain-Lain Rp. 80.000.000
Contoh 3:
Aldi, Banu dan Cinta pada tahun 2020 melakukan penyesuaian persentase distribusi laba
rugi berdasarkan besarnya peran masing-masing sekutu. Hasil penyesuaian distribusi laba
rugi tersebut adalah: Aldi 40%, Banu, 40% dan Cinta 20%. Ringkasan neraca saldo
perusahaan per tanggal 1 April 2020, pada saat para sekutu memutuskan untuk melikuidasi
usaha, adalah sebagai berikut:
Persekutuan ABC
Laporan Posisi Keuangan
Per 1 April 2020
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas Rp. 20.000.000 Utang Usaha Rp. 30.000.000
Aset Lain-Lain Rp 80.000.000 Modal Tn. Ali Rp. 40.000.000
Modal Tn. Banu Rp. 10.000.000
Modal Tn. Citra Rp. 20.000.000
Persekutuan ABC
Laporan Posisi Keuangan
Per April – Oktober 2020
4.3 RANGKUMAN
Likuidasi adalah suatu keadaan dimana baik persekutuan maupun usaha
perusahaannya dibubarkan semua. Pengunduran diri atau disasosiasi (disasosiation)
adalah konsep hukum untuk pengunduran diri sekutu karena sekutu meninggal, sekutu
secara sukarela mengundurkan diri dan keputusan pengadilan.
Proses likuidasi persekutuan meliputi proses perhitungan laba/rugi sampai saat
likuidasi, proses realisasi dan proses likuidasi. Prioritas urutan pembayaran likuidasi.
persekutuan adalah pembayaran utang kepada kreditur eksternal selain anggota sekutu.
pembayaran utang kepada anggota sekutu selain untuk modal,dan pembagian laba,
pembayaran untuk modal anggota sekut, pembayaran kepada anggota sekutu sebagai
refleksi laba. proses pencatatan likuidasi dapat dilakukan sekaligus dan secara bertahap.
Persekutuan WXYZ
Laporan Posisi Keuangan
Per 01 juli 2021 ( dalam ribuan rupiah)
Ekuitas
Modal Tn W 150
Modal Tn X 275
Modal Tn Y 220
Modal Tn Z 125
Pertanyaan :
Siapkan laporan likuidasi beserta daftar pendukungnya ( bila diperlukan ) dan buatlah
jurnalnya, dengan asumsi sbb:
a. Realisasi asset lain-lain sebesar Rp. 800.000
b. Realisasi asset lain-lain sebesar Rp. 400.000
PENJUALAN ANGSURAN
5.2 PENDAHULUAN
Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah pada
perusahaan real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode ini telah
berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan
(seperti mobil, motor), mesin, alat-alat rumah tangga (seperti kulkas, mesin cuci, ac, tv, dsb)
dan lainnya. Bahkan pada beberapa jenis industri metode penjualan angsuran ini telah
menjadi kunci utama dalam mencapai operasi skala besar.
Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan
usahawan dan juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan
jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih
ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yang dicicil tersebut. Meskipun
dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat, tetapi kelemahan
metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan perusahaan.
5.2.1 PENGERTIAN
Penjualan angsuran adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan
dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur.
Biasanya pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang
muka (down payment) sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan
beberapa kali angsuran. Karena penjualan harus menunggu beberapa periode untuk
menagih seluruh piutang penjulannya, maka biasanya pihak penjual akan membebankan
bunga atas saldo yang belum diterimanya.
Contoh 1:
PT. Mitra Jaya telah membeli sebuah tanah di daerah Surabaya dengan harga perolehan
Rp. 250.000.000. di samping itu PT. Mitra Jaya juga membayar biaya-biaya lainnya seharga
Rp. 30.000.000.
Pada tanggal 1 mei 2021, PT Ranss membeli tanah tersebut seharga Rp. 280.000.000. PT
Ranss membayar uang muka sebesar Rp. 50.000.000. dan sisanya akan dibayar angsuran
sebanyak 10 kali setengah tahunan, setiap kali angsuran Rp. 20.000.000. PT Mitra Jaya
mengenakan bunga 18% pertahun terhadap sisa angsuran. Komisi dan beban penjualan
dibayar tunai sebesar 2% dari harga jual. Periode akuntansi perusahaan sama dengan
tahun fiskal.
Diminta: Catatlah transaksi-transasksi tersebut ke dalam jurnal untuk tahun 2021 dan 2022
dengan menggunakan metode:
a. Laba kotor diakui pada saat penjualan
b. Laba kotor diakui sejalan dengan realisasi penerimaan kas
Laba kotor diakui pada saat penjualan Laba kotor diakui sejalan dengan realisasi
penerimaan kas
1 Mei 2021 1 Mei 2021
P.usaha ang Rp. 280 P.usaha ang Rp. 280
Tanah Rp. 210 Tanah Rp. 210
Laba Penj tanah Rp. 70 Laba kotor blm Rp. 70
realisasi
(Jurnal penjualan tanah dengan harga jual) Penjualan tanah seharga Rp. 280.000.000,00
Kas Kas
P. Usaha ang Rp. 50 P. Usaha ang Rp. 50
Rp. 50 Rp. 50
(Jurnal penerimaan uang muka) (Jurnal penerimaan uang muka)
B. Komisi dan Penj. Rp. 5.6 B.Komisi dan Penj. Rp. 5.6
Kas Rp, 5,6 Kas Rp, 5,6
Dibayar komisi dan beban penjualan (2% x Rp. 280.000.000) Dibayar komisi dan beban penjualan (2%x Rp. 280.000.000)
Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 210.000.000 Penerimaan angsuran dan bunga (6/12x18% x Rp. 210.000.000
Pada penjualan angsuran dengan metode pengakuan laba kotor dilakukan pada
saat penjualan terjadi maka laba kotor yang diakui adalah sebesar Rp. 70.000.000,00 pada
tahun 2021, yaitu pada saat penjualan terjadi (jurnal tanggal 1 mei 2021) dan tidak diakui
lagi pada tahun-tahun berikutnya. Sedangkan pada metode pengakuan laba kotor sejalan
dengan penerimaan kas (metode proporsional) juga akan mengakui laba kotor sebesar Rp.
70.000.000,00 pula. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
Contoh 2:
PT Bahagia menjual barang dagangannya secara angsuran. Pada tahun 2019 terjadi
pembatalan atas penjualan angsuran yang terjadi pada akhir periode sebelumnya.
Informasi penjualan angsuran yang dibatalkan adalah sebagai berikut:
Penjualan semula Rp. 35.000.000.
Beban pokok penjualan angsuran Rp 27.500.000.
Tingkat laba kotor 25% dari harga jual.
Piutang penjualan angsuran yang sudah terkumpul Rp. 15.000.000.
Taksiran nilai realisasi bersih atas harga yang diterima kembali Rp 14.000.000
Perhitungan
Harga Jual Rp. 35.000.000
P. yang sdh ditagih Rp. 20.000.000
P. yang belum ditagih Rp. 15.000.000
Taksiran nilai realisasi bersih Rp. 14.000.000
Rugi Pembatalan Penj Angs Rp 1.000.000
( Laba Kotor diakui saat penjualan )
Jurnal
Persd. Barang Dagangan Rp. 14.000.000
Rugi Pembatalan Penj Rp. 1.000.000
P. Penju Angs Rp. 15.000.000
Laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas
Perhitungan
Harga Jual Rp. 35.000.000
P. yang sdh ditagih Rp. 20.000.000
P. yang belum ditagih Rp. 15.000.000
Laba kotor belum realisasi Rp. 3.750.000
bersih 25% x 15.000.000
B. Pokok Penj yg blm dibayar Rp. 11.250.000
Taksiran nilai realisasi bersih Rp. 14.000.000
Laba Pembatalan Penj Angs Rp. 2.750.000
Jurnal
Persd. Barang Dagangan Rp. 14.000.000
Laba kotor blm realisasi Rp. 3.750.000
P. Penju Angs Rp. 15.000.000
Perhitungan
Harga kesepakatan Rp. 2.500.000
Harga Jual Rp. 2.900.000
B. Perbaikan Rp. 900.000
Laba 10%x 2.900.000 Rp. ( 290.000)
Taksiran nilai realisasi Rp. 1.710.000
bersih
Kelebihan harga Rp. 790.000
Jurnal
P. Penju Angs Rp. 5.900.000
Persd. Barang Dagangan Rp. 1.310.000
Cad. kelebihan harga Rp. 790.000
Penj. Angs Rp. 8.000.000
Untuk mencatat penjualan
B. Pokok Penj. Angs Rp. 6.100.000
Persd. Barang dag Rp. 6.100.000
Untuk mencatat beban pokok penjualan angsuran
Long-end interest adalah bunga dihitung dari saldo piutang sebagai pinjaman pokok
oleh pembeli.
b. Short-end interest
Short-end interest adalah bunga dihitung dari tiap angsuran masing – masing
sejak tanggal penjualan sampai tanggal pembayaran.
c. Pembayaran periodik yang sama besarnya
Dalam setiap pembayaran, terdiri dari bunga yang dihitung dari saldo pokok
pinjaman dan periodik dari pokok yang terutang.
d. Pembayaran secara periodic dan bunga dihitung dari pokok pinjaman
Contoh 4:
Pada tanggal 30 Mei 2019 dijual peralatan secara angsuran dengan harga Rp. 15.000.000.
Pembayaran uang muka sebesar Rp. 3.000.000. Sisanya dibayar 6 kali angsuran bulanan
dengan tingkat bunga 12% setahun.
Berikut ini adalah ilustrasi dari keempat cara pembayaran dan pencatatan atas bunga
seperti di atas :
Harga jual Rp 10.000.000.
Uang muka Rp 3.000.000.
Piutang angsuran Rp 12.000.000.
Angsuran (diangsur 6 kali angsuran) Rp. 2.000.000
Jurnal
30 Mei
P. angs Rp. 15.000.000
P. angs Rp. 15.000.000
31 Mei
Kas Rp. 3.000.000
P. angs Rp. 3.000.000
30 Juni
Kas Rp. 2.120.000
P. angs RP. 2.000.000
Pend. Bunga Rp. 120.000
Dan seterusnya.
Jurnal
30 Juni Tanggal 31 Juni 2019 bunga yang masih ahrus diperhitungakan selama
6 bulan.
Bunga 6/12 x 12% x Rp. 2.000.000 = 120.000
P. bunga angs Rp. 120.000
Pend. Bunga Rp. 120.000
31 Juni
Kas Rp. 2.020.000
P. angs Rp. 2.000.000
P. bunga angs Rp. 20.000
30 Juni
Kas Rp. 2.120.000
P. angs RP. 2.000.000
Pend. Bunga Rp. 120.000
30 Juni Tanggal 31 Juli 2019 bunga yang masih harus diperhitungakan selama
6 bulan.
Bunga 5/12 x 12% x Rp. 2.000.000 = 100.000
P. bunga angs Rp. 100.000
Pend. Bunga Rp. 100.000
31 Juli
Kas Rp. 2.040.000
P. angs Rp. 2.000.000
P. bunga angs Rp. 40.000
Dan seterusnya.
Contoh :
Misal untuk soal diatas, apabila pembayaran angsuran sama besar, yaitu sebesar Rp.
12.000.000, maka besar anuitas adalah :
A = 12.000.000 X 0.172548368 = Rp. 2.070.580,42
= Rp. 2.070.000 (dibulatkan ke bawah)
Jurnal
31 Mei
Kas Rp. 2.070.000
Pend. Bunga RP. 120.000
P. Angs Rp. 1.950.000
Dan seterusnya.
Asumsi 3: Pembayaran secara periodic dan bunga dihitung dari pokok pinjaman
Bunga tiap bulan 1/12 x 12% x Rp. 12.000.000 = Rp. 120.000
Tabel pembayaran secara periodiknya adalah sebagai berikut :
Tanggal Bunga 1% per Pembayaran Jumlah pembayaran Saldo pokok
(1) bulan (2) pokok angsuran (2+3) pinjaman
(3)
2019 Mei 31 - - - Rp. 15.000.000
Mei 31 - Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 12.000.000
Juni 30 Rp. 120.000 RP. 2.000.000 Rp. 2.120.000 Rp. 10.000.000
Juli 31 Rp. 120.000 RP. 2.000.000 Rp. 2.120.000 Rp. 8.000.000
Agust 31 Rp. 120.000 RP. 2.000.000 Rp. 2.120.000 Rp. 6.000.000
Sept 30 Rp. 120.000 RP. 2.000.000 Rp. 2.120.000 Rp. 4.000.000
Okt 31 Rp. 120.000 RP. 2.000.000 Rp. 2.120.000 Rp. 2.000.000
Nov 31 Rp. 120.000 RP. 2.000.000 Rp. 2.120.000
Rp. 720.000 RP. 15.000.000
Jurnal
31 Mei
Kas Rp. 2.120.000
Pend. Bunga RP. 120.000
P. Angs Rp. 2.000.000
Dan seterusnya.
5.3 RANGKUMAN
Penjualan angsuran adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan
dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur.
Perlakuan akuntansi penjualan angsuran yang lain kecuali masalah penentuan bunga
adalah pengakuan laba kotor, tukar-tambah dan pembatalan penjualan angsuran.
Untuk menghitung laba kotor dalam penjualan angsuran pada prakteknya dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan
angsuran dan pengakuan laba kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas. Penjualan
angsuran kadangkala pembeli tidak dapat melunasi angsurannya sehingga terjadi
pembatalan penjualan angsuran. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh penjual adalah
barang yang sudah dijual dimiliki kembali, Piutang penjualan angsuran yang belum dibayar
dibatalkan dan mencatat laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran. Tukar tambah
(Trade In) adalah penjualan di mana pembeli menyerahkan barangnya sebagai uang muka
(down payment/DP) kekurangannya dibayar secara angsuran.
Dalam penjualan angsuran, biasanya diperhitungkan bunga yang dibayar
Bersama-sama dengan angsuran pokok. Bunga ini dapat dihitung dengan empat metode,
antara lain: Long-end interest, Short-end interest, pembayaran periodic yang sama
besarnya dan pembayaran secara periodik dan bunga dihitung dari pokok pinjaman.
6.2 PENDAHULUAN
Dalam bisnis modern banyak strategi yang digunakan untuk memasarkan barang
dagangan. Mencari cara bagaimana supaya barang yang telah diproduksi atau dibeli bisa
segera terjual dan dan memberi manfaat bagi pembeli. Hal yang perlu diperhatikan dalam
bisnis sekarang adalah bagaimana cara memperluas pemasaran dan memperoleh konsumen
fanatik serta menghemat biaya. Dalam praktiknya ternyata cara yang banyak digunakan
adalah penjualan konsinyasi.
Pengertian Konsinyasi
Penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan dua pihak, dimana satu pihak selaku
pemilik barang atau pengamanat atau consignor dan satu pihak sebagai komisioner atau
penerima amanat atau consignee yang kemudian penerima amanat berkewajiban untuk
menjualkan barang dari pengamanat dengan imbalan berupa komisi yang telah disepakati.
Bagi pengamanat atau consignor barang yang telah dikirim kepada penerima amanat disebut
sebagai barang konsinyasi (consignment out) dan bagi penerima amanat atau consignee
disebut barang komisi (consignment in).
Contoh 1:
Jurnal yang dibuat consignee baik secara terpisah maupun tidak terpisah dari
penjualan regular.
Pembelian/HPP 199.800.000
H. Kpd consignor 199.800.000
Perhitungan Komisi
Barang Tidak Dijurnal
komisi
Pend 50.000.000 50.000.000
Komisi
Jurnal yang dibuat consignor baik secara terpisah maupun tidak terpisah dari
penjualan regular.
6.2.3 Akuntansi Penjualan Konsinyasi Bagi Barang-Barang Yang Belum Laku Terjual
Dalam prakteknya, terkadang barang tersebut belum laku terjual semuanya sampai
pada pembuatan laporan kepada pihak consignor. Apabila hal ini terjadi, maka pihak
consignor harus melakukan penyesuaian terhadap semua beban yang telah
dikeluarkan yang melekat pada barang tersebut. Sehingga nilai persediaan akhir
barang tersebut adalah sebesar harga pokok ditambah dengan beban-beban yang
terjadi dan menjadi hak/bagian persediaan akhir barang tersebut.
Contoh 2:
Berdasarkan pada contoh 1. Transaksi-transaksi tambahan selama bulan maret 2020
adalah:
Selama sebulan dapat terjual sebanyak 75 unit TV
Tanggal 31 maret uang hasil penjualan oleh consignor dilaporkan dan dikirim
kepada consignor.
Jurnal yang dibuat consignor maupun consignee baik secara terpisah maupun tidak
terpisah dari penjualan regular.
Penjualan 75 Unit
Tidak dijurnal Kas 187.500.000
Penj 187.500.000
Konsinyasi
Perhitungan Komisi
Tidak dijurnal Barang 37.500.000
Komisi
Pend Komisi 37.500.000
Penjualan 75 Unit
Tidak dijurnal Kas 187.500.000
Penj 187.500.000
Konsinyasi
HPP/Pemb 150.000.000
Hutang Kpd 150.000.000
Consgnor
Perhitungan Komisi
Tidak dijurnal Tidak dijurnal
6.3 RANGKUMAN
Penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan dua pihak, dimana satu
pihak selaku pemilik barang atau pengamanat atau consignor dan satu pihak sebagai
komisioner atau penerima amanat atau consignee yang kemudian penerima amanat
berkewajiban untuk menjualkan barang dari pengamanat dengan imbalan berupa komisi yang
telah disepakati.
Dalam mencatat penjualan konsinyasi oleh consignee maka digunakan dua cara
yaitu pencatatan transaksi consignor dicatat secara terpisah dari penjualan regular dan
pencatatan transaksi tidak dicatat secara terpisah dari transaksi penjualan reguler
perusahaan komisioner.
Dalam mencatat penjualan konsinyasi oleh consignee maka digunakan dua cara
yaitu pencatatan transaksi consignor dicatat secara terpisah dari penjualan regular dan
pencatatan transaksi tidak dicatat secara terpisah dari transaksi penjualan reguler
perusahaan komisioner. Ada dua cara yang dapat digunakan consignor untuk mencatat
persediaannya, yaitu dengan metode phisik dan metode perpetual.
Barang yang belum laku terjual semuanya sampai pada pembuatan laporan
kepada pihak consignor. Apabila hal ini terjadi, maka pihak consignor harus melakukan
penyesuaian terhadap semua beban yang telah dikeluarkan yang melekat pada barang
tersebut.
Semua harga yang dikeluarkan untuk menjual barang ditanggung oleh consignor
Pihak consignee diberi kebebasan untuk melakukan cara penjualan, yaitu tunai
dan kredit. Namun tanggung jawab pengumpulan piutang sepenuhnya di
tanggung pihak Consignee.
Setiap akhir bulam, Consignee harus membuat laporan dan mengirimkan uangnya
kepada Consignor
Transaksi yang terjadi selama bulan januari 2019 sebagai berikut:
1. Tanggal 02 januari 2018 dikirim barang konsinyansi berupa 110 unit televisi dengan
HPP Rp. 450.000, Beban pengiriman Rp. 300.000
2. Selama bulan januari dapat terjual secara tunai 110 unit
3. Ongkos angkut penjulan lokal sebulan sebesar Rp. 350.000
2. PT Surya Jaya mengadakan perjanjian konsinyasi dengan Toko Jaya Baya. untuk menjual
barangnya. Perjanjian tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:
Toko Surya Jaya bertindak sebagai consignor dan Toko Setia Budi bertindak
sebagai consignee.
Selama 2 bulan, consignee harus mampu menjualkan barangnya minimal 17 buah
dengan komisi sebesar 35% dari hasil penjualannya.
HPP barang sebesar Rp. 700.000 per buah dan dijual seharga Rp. 1.000.000 per
buah.
Consignee harus menyerahkan uang muka sebesar Rp. 250.000 per buah pada
saat barang terima.
Beban pengiriman barang sebesar Rp. 850.000 sementara ditanggung consignee,
tetapi nantinya akan diganti oleh consignor dan uang muka nantinya akan
dikembalikan oleh consignor saat perhitungan laba rugi.
Transaksi yang terjadi sebagai berikut:
1. Consignor mengirimkan barangnya sebanyak 34 buah.
2. Consignee berhasil menjual secara tunai barang tersebut sebanyak 29 buah selama
2 bulan.
3. Terdapat 4 buah barang yang rusak dan telah dikembalikan ke consignor dengan
beban pengiriman Rp.120.000.
Diminta:
1. Hitunglah jumlah uang hasil penjualan yang harus dilaporkan Consignee kepada
Consignor.
2. Buat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut oleh Consignor yang diselenggarakan
secara terpisah, dimana metode pencatatanya mengunakan metode perpetual.
3. Buat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut oleh Consignee yang diselenggrakan
secara tidak terpisah.
BAB 7
Akuntansi Transaksi Mata Uang Asing
7.1 CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP):
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar akuntansi transaksi mata uang asing
2. Mahasiswa mampu memahami nilai tukar mata uang asing
3. Mahasiswa mampu memahami pembelian dan penjualan dalam mata uang asing
7.2 PENDAHULUAN
Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing
(Foreign activities) dalam dua cara yakni melakukan transaksi dalam mata uang asing atau
memiliki kegiatan usaha luar negeri ( foreign operations). Untuk memasukkan transaksi asing
pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi tersebut harus dinyatakan dalam mata
uang pelaporan perusahaan.
Pernyataan ini mengatur akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing yang meliputi
penentuan kurs yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan dari perubahan kurs
vauta asing dalam laporan keuangan.
PENGERTIAN
Berikut ini beberapa pengertian yang digunakan dalam transaksi mata uang asing:
a. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan
keuangan.
Pada umumnya laporan keuangan dilaporkan dalam mata uang lokal. Namun
demikian,apabila perusahaan menggunakan mata uang selain mata uang lokal
(misalnya dolar Amerika) sebagai mata uang pelaporan, maka mata uang pelaporan
tersebut harus merupakan mata uang fungsional. Mata uang fungsional dapat
merupakan mata uang rupiah atau mata uang selain rupiah (misalnya dolar Amerika),
tergantung pada fakta substansi ekonominya.
b. Mata uang fungsional adalah mata uang yang berlaku di wilayah operasi utama
perusahaan.
Suatu mata uang merupakan mata uang fungsional apabila memenuhi indikator berikut
ini secara menyeluruh (kumulatif):
1. Indikator arus kas: arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan
didominasi oleh mata uang tertentu,
2. Indikator harga jual: harga jual produk perusahaan dalam periode jangka pendek
sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang tertentu atau produk
perusahaan secara dominan dipasarkan untuk ekspor, dan
3. Indikator biaya: biaya-biaya perusahaan secara dominan sangat dipengaruhi oleh
pergerakan mata uang tertentu.
c. Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan suatu perusahaan.
Tujuan dari suatu mata uang asing (MUA) adalah menyediakan suatu standar nilai, alat
pertukaran, serta unit pengukuran. Suatu transaksi dikatakan dinilai dengan mata uang
tertentu jika besarnya dinyatakan dalam mata uang tersebut.
utang dagang $1 = Rp16.500,00. Jika mata uang yang tertera pada faktur adalah rupiah
(Indonesia), maka transaksi-transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:
Jika harga yang tertera pada faktur adalah $ (US Dollar), maka transaksi-transaksi
tersebut dicatat sebagai berikut:
Jika mata uang yang tertera pada faktur adalah $ (US Dollar), maka transaksi-
transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:
Untuk mencatat pembelian dari Amerika Serikat $10.000 ($10.000 x Rp15.300) = Rp.
153.000.000)
Jurnal mencatat pada saat pelunasan utang dagang
Kas Rp. 140.000.000
Rugi Selisih Kurs Rp. 13.000.000
Piutang Dagang Rp. 153.000.000
Jika transaksi impor atau ekspor selesainya melampaui tanggal 31 Desember atau
tanggal tutup buku suatu perusahaan, apabila pada tanggal 31 Desember kurs mata uang
tidak sama dengan kurs pada saat terjadinya transaksi, maka diperlukan jurnal
penyesuaian.
7.3 RANGKUMAN
Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing
(Foreign activities) dalam dua cara yakni melakukan transaksi dalam mata uang asing atau
memiliki kegiatan usaha luar negeri (foreign operations).
Dalam transaksi jual beli dengan luar negeri, harga beli atau harga jual bisa
dinyatakan dalam mata uang dalam negeri atau dalam mata uang luar negeri. Tetapi dalam
catatan atau laporan keuangan harus dinyatakan dalam mata uang dalam negeri. Sehingga
transaksi yang dinyatakan dalam mata uang asing terlebih dahulu harus dijabarkan dalam
mata uang dalam negeri.
BAB 8
8.2 PENDAHULUAN
Perusahaan-perusahaan yang berkembang atau perusahaan yang maju
biasanya membutuhkan beberapa lokasi pemasaran untuk meningkatkan volume
penjualannya. Karena banyaknya pelanggan di berbagai lokasi tersebut, setiap lokasi
dibuka kantor cabangnya atau hanya berupa kantor agen. Sedangkan perusahaan yang
membuka lokasi pemasaran adalah kantor pusat. Kantor agen hanya berfungsi mencarikan
pembeli atau memperoleh order. Penjualan kepada konsumen dilakukan langsung oleh
kantor pusat. Pembayarannya juga diterima langsung dari konsumen kepada kantor pusat.
Sedangkan kantor cabang selain berfungsi mencari pembeli juga bisa menjual langsung
kepada konsumen. Sehingga pembayarannya juga langsung dari konsumen ke kantor
cabang. Bahkan kantor cabang juga mempunyai wewenang untuk membeli barang
dagangan dari luar.
Pencapaian tujuan pemasaran Agen (Agency) atau Cabang (Branch)
8.2.1 Karakteristik Kantor Agen dan cabang:
Agen Cabang
Kas Kas
(Misal: Rp. 50.000)
6. Gaji & Komisi Agen Gaji & Komisi Agen Gaji & Komisi
Kas Kas
R/L Agen
Kas
Piutang Dagang
Penjualan
Kredit 400.000)
Piutang Dagang
6. Biaya-biaya Biaya
Kas
R/L
10. Penutup :
a) Pendapatan Penjualan
R/L
b) Biaya-biaya R/L
Bi. Depresiasi
Biaya Usaha
Pengir. dr Pusat
R/K Pusat
R/L Cabang
R/L
Transaksi Khusus:
Pengiriman alat dr Pusat Alat-alat Kantor Invest. tetap Cabang
L/R :
mengeliminasi Pengiriman brg Pusat dan Pengiriman brg Cabang dan rekening
pendapatan dan biaya-biaya pusat cabang
menjumlahkan saldo pendapatan dan biaya
HPP :
Pembelian 7.595.000 -
8.345.000 -
6.750.000 345.000
1.100.000 205.000
Aktiva :
HPP :
8.345.000 -
Debet :
6712.500 830.000
Kredit :
PT. Z
Laporan R/L Gabungan
Periode X0
Penjualan Rp. 9.650.000
Rp. 7.095.000
PT. Z
Neraca Gabungan
Periode X0
Aktiva : Hutang&Modal :
Masalah-masalah Khusus:
Transaksi Pusat Cabang A Cabang B
8.3 RANGKUMAN
Perusahaan yang membuka lokasi pemasaran adalah kantor pusat. Kantor agen
hanya berfungsi mencarikan pembeli atau memperoleh order. Penjualan kepada konsumen
dilakukan langsung oleh kantor pusat. Pembayarannya juga diterima langsung dari konsumen
kepada kantor pusat. Sedangkan kantor cabang selain berfungsi mencari pembeli juga bisa
menjual langsung kepada konsumen. Sehingga pembayarannya juga langsung dari konsumen
ke kantor cabang.
Kantor agen tidak melakukan pencatatan akuntansi. Pencatatan akuntansi hany6a
dilakukan oleh kantor pusat. Memcatat kegiatan kantor agen tersebut, kantor pusat dapat
melakukan dengan dua metode yaitu: 1. Laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba
atau rugi kantor pusat. 2. Laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi kantor
pusat.
Kantor pusat maupun kantor cabang melakukan pencatatan akuntansi. Jadi ada
laporan keuangan khusus kantor pusat juga kantor cabang. Untuk keperluan pihak ekstern
perusahaan hanya perlu dibutuhkan laporan konsolidasi (laporan keuangan yang berisi informasi
kantor pusat dan kantor cabang). Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang dicatat baik
di kantor pusat maupun cabang. Bagi kantor pusat dicatat dalam rekening kantor cabang. Bagi
kantor cabang dicatat dalam rekening kantor pusat.
dengan nilai buku Rp.120.000.000 dan persediaan Rp.70.000.000 ditransfer dari cabang
Cikarang ke Tangerang, cabang baru tersebut segera menggunakan uang kas yang diperoleh
sebesar Rp. 22.000.000 untuk membeli tambahan persediaan.
Diminta: Buatlah ayat jurnal untuk kantor pusat dan setiap cabang selama tahun 2005.
BAB 9
PENGGABUNGAN USAHA
9.2 PENDAHULUAN
Penggabungan Usaha (Business combination) adalah Penyatuan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain.
Penggabungan usaha
Merger konsolidasi
usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu
perusahaan baru. Untuk memperjelas perbedaan antara merger dan konsolidasi, kita
cermati gambar berikut ini:
c. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung.
Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima
perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill
pada kelompok aktiva.
9.3 RANGKUMAN
Penggabungan Usaha (Business combination) adalah Penyatuan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain.
Ada dua macam penggabungan usaha yaitu merger dan konsolidasi. Merger, yaitu
penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang
kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan.
Dan yang kedua adalah Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan
usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu
perusahaan baru.
Ada dua metode akuntansi untuk penggabungan usaha yang diterima secara umum
yaitu metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest) dan petode pembelian (purchase
method). Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK no. 22 untuk penyatuan
kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai metode penyatuan (pooling of method).
Dan semua penggabungan usaha yang lain harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan
metode pembelian (purchase method).
Berikut ini disajikan Laporan Keuangan PT. Selfianus dan PT. Alfons Per 31 Des 2018
Pada tanggal 02 januari 2018 kedua sepakat untuk mengadakan business combination
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. PT. Alfons bersedia membeli asset bersih PT. Selfianus sehingga PT. Alfons
melanjutakan usahanya.
2. Aset PT. Selfianus dinilai dengan rincian sbb:
a. Piutang : Rp. 3.500.000,00
b. Persediaan : Rp. 7.500.000,00
c. Macam-macam Aset : Rp. 12.000.000,00
3. Sebagian Alat pembayaran PT. Alfons menerbitkan saham sebanyak 20.000 lembar
saham dengan asumsi bahwa harga pasarnya saat itu adalah:
a. Rp. 1.400 per lembar
b. Rp. 1.000 per lembar
c. Rp. 1.050 per lembar
BAB 10
LAPORAN KONSOLIDASI
HUBUNGAN PERUSAHAAN INDUK DAN ANAK
10.2 PENDAHULUAN
Laporan keuangan konsolidasi adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan posisi
keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih
anak perusahaan (entitas yang dikendalikan), seakan-akan entitas-entitas individual tersebut
merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan. Laporan keuangan
konsolidasi biasanya terdapat pada laporan tahunan, yang merupakan gabungan dari laporan
keuangan perusahaan induk serta anak.
Gabungan dari laporan keuangan perusahaan induk dan anak tersebut akan menjadi suatu
kesatuan entitas tunggal, yang tidak akan terpisah. Dengan begitu, diharapkan informasi yang
ada di dalamnya bisa disampaikan secara objektif, sesuai dengan ketentuan aktivitas
perusahaan, dan yang paling penting adalah tidak boleh menyesatkan pihak berkepentingan,
seperti pemegang saham, kreditor dan penyedia dana lainnya.
Secara sederhana, bisa diartikan bahwa laporan keuangan konsolidasi merupakan akun dari
perusahaan yang berbeda milik manajemen atau pemilik yang sama, lalu dikonsolidasikan untuk
menyajikan posisi keuangan grup secara keseluruhan. Umumnya, laporan tersebut terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas konsolidasian.
Contoh 1 :
PT. X bertempat kedudukan di Yogjakarta, bermaksud untuk membuka sebuah kantor cabangnya
di Jakarta pada tanggal 1 Januari 2020. Untuk meksud tersebut PT. X telah mengirim uang tunai
dan barang dagangan masing – masing sebesar Rp. 100.000,- dan Rp. 400.000,-. Berikut ini
Neraca PT. X dan Kantor Cabang Jakarta, sesaat setelah terjadinya transaksi tersebut :
PT. X
Kantor Pusat Yogyakarta
Neraca per 1 Januari 2020
200.000 300.000
- Kas - Utang Dagang
400.000 3.000.000
- Piutang Dagang - Modal Saham
- Persediaan Barang
1.500.000 - Agio Saham 1.000.000
Dagangan
PT. X
Kantor Cabang Jakarta
Neraca, per 1 Januari 2020
Debit :
- Kas 200.000 100.000 300.000
Kredit :
- Utang Dagang 300.000
300.000
PT. X
Neraca Gabungan Kantor Pusat dan Cabang
Per 1 Januari 2020
AKTIVA
Aktiva Lancar :
- Kas 300.000
- Piutang Dagang 400.000
- Persediaan Barang 1.900.000 2.600.000
Ekuitas :
- Modal Saham 3.000.000
- Agio Saham 1.000.000
- Laba Yang Ditahan 700.000
4.700.000
5.000.000
Jumlah Kewajiban & Ekuitas
Contoh 2 :
Penyusunan Neraca Konsolidasi, jika perusahaan induk memiliki 100% saham – saham
perusahaan anak sebesar/sesuai dengan nilai bukunya, perusahaan anak dalam keadaan
surplus.
PT. Dani membeli 250 lembar saham – saham PT. Prambini pada tanggal 1 Januari 2021 di
pasar modal dengan harga persis sama dengan nilai bukunya yaitu sebesar Rp. 150.000,- /
lembar. Adapun kekayaan bersih PT. Prambini pada tanggal tersebut terdiri dari : Aktiva Rp.
45.000.000,- dan hutang – hutang Rp. 7.500.000,-. Sedangkan perincian Hak – hak para
pemegang saham pada saat tersebut, sesuai dengan neraca pada tanggal yang sama adalah
:
Jika pada tanggal yang sama (sesaat setelah terjadinya pemilikan saham PT. Prambini oleh
PT. Dani), disusun Neraca Konsolidasi, maka daftar lajur untuk penyusunan Neraca Konsolidasi
pada tanggal 1 Januari 2021 adalah sebagai berikut :
Debit :
Investasi saham
PT.Prambini 37.500.000 - - - -
Elim 100% Modal
-
Saham - - 25.000.000 -
Elim 100% Laba
-
Ditahan - - 12.500.000 -
Macam-macam
Aktiva 50.000.000 45.000.000 - - 95.000.000
87.500.000 45.000.000
20.000.000
Kredit : -
Macam-macam - -
Utang
12.500.000 7.500.000
Contoh 3 :
Penyusunan Neraca Konsolidasi, jika perusahaan induk memiliki 100% saham-saham
perusahaan anak sebesar / sesuai dengan nilai bukunya. Perusahaan anak dalam keadaan
deficit. Jika diperhatikan dari contoh 2, khususnya mengenai komposisi hak-hak pemegang
saham PT. Prambini (perusahaan anak), maka kekayaan bersih PT. Prambini sebesar Rp.
37.500.000,- dapat pula terjadi dengan komposisi dimana perusahaan tersebut dalam keadaan
deficit. Misal : komposisi hak-hak pemegang saham PT. Prambini pada tanggal 1 Januari 2001
tersebut adalah sebagai berikut :
Debit :
Investasi saham -
37.500.000 -
PT.Prambini - -
Elim 100% Modal Saham - -
- - 50.000.000
Elim 100% Laba Ditahan - -
- 12.500.000 -
Macam-macam Aktiva 50.000.000 45.000.000 - 95.000.000
-
87.500.000 45.000.000
-
Kredit : -
Macam-macam Utang 12.500.000 7.500.000 -
20.000.000
Modal Saham PT. Dani 50.000.000 -
- - - 50.000.000
Laba Ditahan PT. Dani 25.000.000 -
- - - 25.000.000
Modal Saham PT. Prambini - 50.000.000 -
- - -
Elim 100% - -
- 50.000.000 - -
Defisit PT. Prambini - (12.500.000) -
- - -
Contoh 4 :
Penyusunan Neraca Konsolidasi, jika perusahaan induk memiliki sebagian besar (kurang dari
100%) saham-saham perusahaan anak sebesar / sesuai nilai bukunya.Perusahaan anak
dalam keadaan surplus.
Jika pada contoh nomor 2 di atas, PT. Dani membeli 200 lembar saham PT. Prambini dengan
harga Rp. 30.000.000,- dan pada tanggal 1 Januari 2001, setelah terjadinya transaksi
tersebut disusun neraca konsolidasi, naka daftar lajur untuk penyusunan Neraca Konsolidasi
adalah :
Debit :
Investasi saham - - -
PT.Prambini 30.000.000 -
Elim 80% Modal -
Saham - - 20.000.000 -
Elim 80% Laba Ditahan -
- - 10.000.000 -
87.500.000 45.000.000
Kredit :
Macam-macam Utang - - -
20.000.000
12.500.000 7.500.000
Modal Saham PT. Dani
50.000.000 - - - - 50.000.000
Laba Ditahan PT. Dani
25.000.000 - - - - 25.000.000
Modal Saham PT. - -
Prambini 25.000.000 - - -
Elim 80% - -
- 20.000.000 - -
Pemilikan saham
minor. 20% 5.000.000
Laba Ditahan PT. - -
Prambini 12.500.000 - - -
Elim 80%
10.000.000
Pemilikan saham -
minor. 20% - - - - 2.500.000
AKTIVA
Rp. 82.500.000,-
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp.102.500.000,-
Contoh 5 :
Penyusunan Neraca Konsolidasi, jika pemilikan saham-saham perusahaan anak kurang dari
100% sebesar/sesuai dengan nilai bukunya. Perusahaan anak dalam keadaan deficit).
Jika dari contoh 4 di atas, hak-hak para pemegang saham PT. Prambini sebesar Rp. 37.500.000,-
tersebut terdiri dari Modal Saham (250 lbr @ Rp. 200.000,-) atau sebesar Rp. 50.000.000,- dan
deficit sebesar Rp. 12.500.000,-. PT. Dani membeli 200 lembar saham PT. Prambini dengan
harga seluruhnya Rp. 30.000.000,-.
Debit :
Investasi saham
PT.Prambini 30.000.000 -
- - -
Elim 80% Modal
-
Saham - - 40.000.000 -
Elim 80% Defisit -
- 10.000.000 - -
Macam-macam 45.000.000
Aktiva 57.500.000 102.500.000
- -
87.500.000 45.000.000
Kredit :
Macam-macam -
Utang 20.000.000
12.500.000 7.500.000
- -
Modal Saham 50.000.000
-
PT. Dani - - - 50.000.000
Laba Ditahan PT.
Dani 25.000.000 - - - - 25.000.000
Modal Saham
PT.
Prambini - 50.000.000 - - - -
AKTIVA
Contoh 6 :
Penyusunan Neraca Konsolidasi, apabila saham-saham perusahaan anak dibeli dengan
harga di atas nilai bukunya (Perusahaan anak dalam keadaan surplus) Berikut ini adalah
saldo rekening-rekening neraca dari PT. A dan PT. B per tanggal 1 Januari 2021 :
Pada saat posisi keuangan seperti tersebut di atas PT. A membeli secara tunai 75 lembar
saham – saham PT. B, dari para pemegang sahamnya dengan harga @ Rp.
10.000,/lembar.
Perhitungan :
Untuk 75 lbr saham yang dibeli, jumlah selisih lebih harga perolehan di atas nilai bukunya adalah
: 75 x Rp. 1.000,- = Rp. 75.000,-
Aktiva :
50.000 100.000
Kas 50.000
2.500.000 1.000.000
Kredit :
100.000
Macam-macam Utang 250.000 350.000
Aktiva
- Utang Dagang
Rp. 350.000,-
- Hak-hak pemegang saham minoritas :
- Modal saham (25 lbr) Rp. 187.500,-
- Laba Ditahan Rp. 37.500,-
Rp. 225.000,-
- Perusahaan Induk :
- Modal Saham (200 lbr) Rp. 2.000.000,-
- Laba Ditahan Rp. 250.000,-
Rp. 2.250.000,-
Rp. 2.475.000,-
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp. 2.825.000,-
Penyusunan Neraca Konsolidasi, apabila saham perusahaan anak dibeli dengan harga di atas
nilai bukunya.(Perusahaan anak dalam keadaan deficit). Jika pada contoh nomor 6, Hak-hak
para pemegang saham PT.B sebesar Rp. 900.000,- tersebut terdiri atas :
- Modal saham 100 lembar nominal @Rp. 10.000,- Rp. 1.000.000,-
Pembelian 75 lembar saham oleh PT. A dengan harga @ Rp. 10.000,- per lembar,
mengakibatkan terjadinya Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku sebesar Rp.
75.000,- (= Rp. 750.000 – 75% X Rp. 900.000,-)
Aktiva :
Aktiva
Contoh 8 :
Penyusunan Neraca Konsolidasi, apabila saham-saham perusahaan anak dibeli dengan harga
di bawah nilai bukunya. (Perusahaan anak dalam keadaan surplus) Jika contoh pada no. 6,
pemilikan saham-saham PT. B sebanyak 75 lembar yang dilakukan pada tanggal 1 Januari 2001
tersebut dengan harga @ Rp. 8.000,- per lembar, maka oleh PT. A transaksi ini akan dicatat
sebagai berikut :
Aktiva :
Kas
200.000 50.000 250.000
1.250.000
Aktiva Tetap 500.000 1.750.000
2.500.000 1.000.000
Kredit :
Macam-macam Utang
250.000 100.000 350.000
Aktiva
- Perusahaan Induk :
- Modal Saham (200 lbr) Rp. 2.000.000,-
- Laba Ditahan Rp. 250.000,-
Rp. 2.250.000,-
Rp. 2.475.000,-
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp. 2.900.000
Contoh 9 :
Penyusunan neraca konsolidasi, apabila saham-saham perusahaan anak dibeli dengan harga di
bawah nilai bukunya (Perusahaan anak dalam keadaan deficit). Apabila pada contoh nomor 8
tersebut, transaksi pembelian saham-saham PT.B oleh PT. A terjadi pada saat posisi hak-hak
para pemegang saham PT.B sebesar Rp. 900.000,- terdiri dari Modal Saham (100 lembar @Rp.
10.000,-) = Rp. 1.000.000,- dan saldo Defisit sebesar Rp. 100.000,- dan kemudian disusun
neraca konsolidasi pada tanggal yang sama, maka jurnal eliminasi yang diperlukan adalah
sebagai berikut :
Aktiva :
Kas
200.000 50.000 250.000
Kredit :
Macam-macam Utang 350.000
250.000 100.000
Aktiva
Kondisi 1
PT. Anjasmara membeli 1.000 lembar saham PT. Pananggungan pada tanggal 2 Januari
2021 di pasar modal dengan harga sama dengan nilai bukunya yaitu Rp. 200.000 per lembar.
Kekayaan bersih, hutang – hutang dan ekuitas PT. Pananggungan adalah sebagai berikut :
Kondisi 3
PT. Anjasmara membeli 750 lembar saham PT. Pananggungan dengan harga Rp. 150.000.000,-
. Dimana PT. Pananggungan dalam keadaan surplus (lihat kondisi 1).
Diminta :
Buat daftar lajur untuk penyusunan Neraca Konsolidasi per Januari 2000, apabila PT. Anjasmara
membeli saham seperti pada masing-masing kondisi diatas.
Soal 1
Rekening-rekening Neraca PT. Shinta PT. Anugerah
AKTIVA
Aktiva Lancar :
- Kas dan Setara 150.000.000 50.000.000 10.000.000
Kas 25.000.000 15.000.000
- Piutang Usaha 40.000.000
- Persediaan 10.000.000
Bahan Baku 35.000.000 16.000.000
- Persediaan 21.000.000
Barang Dalam 100.000.000
Proses 200.000.000 120.000.000
- Persediaan 175.000.000
Baran Aktiva (25.000.000)
Tidak Lancar : (45.000.000) 75.000.000
- Tanah 110.000.000
- Bangunan (12.000.000)
- Akumulasi (28.000.000) 40.000.000
Bangunan 80.000.000
- Mesin (8.000.000)
- Akumulasi (15.000.000) 5.000.000
Mesin 10.000.000
- Kendaraan Depresiasi (1.500.000)
- Akumulasi Depresiasi (3.000.000)
Kendaraan Depresiasi
- Inventaris Depresiasi
- Akumulasi
Inventaris
Jumlah Aktiva 755.000.000 394.500.000
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
- Hutang Usaha 55.000.000 94.500.000
- Modal Saham
- 2.000 lembar
@ Rp. 200.000 400.000.000
- 1.000 lembar
@ Rp. 100.000 100.000.000
- Laba Ditahan 300.000.000 200.000.000
PT. Shinta membeli secara tunai 800 lembar saham PT. Anugerah dengan Harga @ Rp.
310.000 per lembar.
Soal 2
Misal Perusahaan anak defisit, dan hak-hak pemegang saham PT. Anugerah sebesar Rp.
300.000.000,- terdiri dari :
- Modal Saham 1.000 lembar @ Rp. 310.000 Rp. 310.000.000,- -
Defisit ( Rp. 10.000.000,-)
Jumlah hak pemegang saham Rp. 300.000.000,-
Soal 3
Neraca PT RIP dan PT Santoso 1 Desember 2019, yakni tanggal pemilikan saham PT Santoso
dan pemegang sahamnya adalah sebagai berikut (dalam ribuan) :
PT RIP PT Santoso
AKTIVA
Kas 105.000 50.000
Piutang Dagang 180.000 110.000
Persediaan 250.000 225.000
Tanah, Mesin dan Peralatan 600.000 260.000
Investasi dalam saham 320.000 -
Saham PT Santoso mempunyai nilai yang ditetapkan Rp. 30 / lembar, PT RIP memperoleh 12.800
lembar dengan harga Rp. 25 /lembar.
Diminta :
Susunlah kertas kerja konsolidasi dan neraca konsolidasi per 1 Desember 2019. PT. Karya
Berdikari yang berkedudukan di Surabaya, akan membuka kantor cabangnya di Pasuruan pada
tanggal 1 Maret 2021. Untuk maksud tersebut PT. Karya Berdikari telah mengirim uang tunai Rp.
200.000,-, persediaan barang dagangan Rp. 500.000,-, komputer Rp. 3.000.000,-
9.3 RANGKUMAN
Laporan keuangan konsolidasi adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan
posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau
lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan). Laporan keuangan konsolidasi biasanya
terdapat pada laporan tahunan, yang merupakan gabungan dari laporan keuangan
perusahaan induk serta anak. Pemilikan saham-saham oleh suatu perusahaan terhadap
perusahaan lain dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antara cara – cara yang paling
sering dijumpai adalah pembelian langsung (tunai), pertukaran dengan kekayaan (aktiva)
lainnya atau pertukaran dengan surat – surat berharga.
.4 LATIHAN SOAL
Berikut ini disajiakn Laporan Keuangan PT. Reymond dan PT. Edwin Per 31 Des 2018
Kepemilikan saham PT. Reymon sebeesar 48 % dan PT. Edwin sebesar 52 % . Pada
tanggal 02 januari perusahaan induk membeli saham anak perusahaan di pasar modal
secara tunai sebanyak 45.000 lembar dengan harga pasar Rp. 200, maka buatlah :
a. Jurnal Pembelian
b. Jurnal Eliminasi
Laporan posisi keuangan konsolidasi Per 02 januari 2018
11.2 PENDAHULUAN
Akuntansi metode ekuitas berdasarkan PSAK No. 4 pada dasarnya adalah akuntansi
akrual untuk investasi ekuitas yang memungkinkan perusahaan investor menggunakan pengaruh
yang signifikan terhadap perusahaan investi. Berdasarkan metode ekuitas, investasi dicatat pada
biaya perolehan dan disesuaikan dengan keuntungan, kerugian dan deviden. Perusahaan
investor melaporkan bagian miliknya yang menjadi keuntungan perusahaan investi sebagai
pendapatan investasi dan bagian bebannya dari kerugian perusahaan investi sebagai kerugian
investasi. Rekening investasi ditambah dengan pendapatan investasi dan dikurangi dengan
kerugian investasi. Dividen yang diterima dari perusahaan investi adalah disinvestasi
berdasarkan metode ekuitas, dan dividen tersebut dicatat sebagai pengurang rekening investasi.
Maka pendapatan investasi pada metode ekuitas merefleksikan bagian investor atas laba bersih
perusahaan investi, dan rekening investasi merefleksikan bagian investor atas aktiva bersih
investasi.
Metode Biaya
Berdasarkan metode biaya, investasi dalam saham biasa dicatat pada biayanya, dan
dividen dari laba berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan dividen. Ada suatu pengecualian,
dividen yang diterima melebihi bagian laba investor setelah saham diperoleh, dianggap sebagai
pengembalian modal (atau likuidasi dividen) dan dicatat sebagai pengurang terhadap rekening
investasi.
Agio Saham 20 10 20 10 20 10
Selisih HP-NB
2001 HP Rp. 140.000
NB 75% x (250-90) Rp. 120.000
Goodwill Rp. 20.000
PT.B
Modal Saham 100
Eliminasi 75% 75
Minority Int 25% 25
Agio Saham 10
Eliminasi 75% 7,5
Minority Int 25% 2,5
Agio Saham 50
Eliminasi 75% 37,5
Minority Int 25% 12,5
Total Utang & Modal 440 250 140 140 570 570
PT.B
Modal Saham 100
Eliminasi 75% 75
Minority Int 25% 25
Agio Saham 10
Eliminasi 75% 7,5
Minority Int 25% 2,5
Agio Saham 70
Eliminasi 75% 52,5
Minority Int 25% 17,5
Total Utang & Modal 500 280 156 156 644 644
PT.B
Modal Saham 100
Eliminasi 75% 75
Minority Int 25% 25
Agio Saham 10
Eliminasi 75% 7,5
Minority Int 25% 2,5
Agio Saham 60
Eliminasi 75% 45
Minority Int 25% 15
Total Utang & Modal 530 260 149,5 149,5 660,5 660,5
Neraca PT. A, PT. B dan PT. C per 31 Desember 2001 adalah sebagai berikut :
Dalam piutang wesel PT.C dan utang wesel PT.B tersebut termasuk Rp. 30.000 utang piutang
antara PT.B dan PT.C. Dalam piutang sewa PT.A dan utang wesel PT.C tersebut termasuk Rp.
10.000 utang piutang antara PT.A dan PT.C.
1. Selisih HP-NB saham PT.B Rp. 10.000 untuk penyesuaian peralatan (UE 5 tahun) sisanya
diakui sebagai goodwill (UE 10 tahun).
2. Selisih HP-NB saham PT.C untuk penyesuaian nilai gedung (UE 5 tahun).
Saham PT.C
Per 31/12/2001
HP Rp. 215.000
NB MS = 75% x Rp. 300.000 Rp. 225.000
LYD 2001 = 75% x (Rp. 40.000) (Rp. 30.000)
Rp. 195.000
Selisih lebih Rp. 20.000
Kenaikan peralatan Rp. 10.000
Goodwill Rp. 10.000
Jurnal
30/06/2000 Investasi saham PT. B 267.500
Kas 267.500
30/09/2000 Investasi saham PT. C 328.000
Kas 328.000
20/12/2000 Piutang Dividen 40.000
Investasi saham PT. C 40.000
31/12/2000 Laba Rugi 22.500
Investasi saham PT. B 22.500
Investasi saham PT. C 20.000
Laba Rugi 20.000
10/01/2001 Kas 40.000
Piutang Dividen 40.000
20/12/2001 Piutang Dividen 40.000
Investasi saham PT. C 40.000
31/12/2001 Laba Rugi 30.000
Investasi saham PT. B 30.000
Investasi saham PT. B 112.000
Laba Rugi 112.000
PT.A (80.000)
Laba Rugi 2001 PT.A
200.000
PT.B (30.000) (30.000)
PT.C 112.000 112.000
Saldo per 31/12/2001 215.000 380.000 450.000
Minority (PT.C):
Modal Saham 80.000
Laba ditahan 20.000
100.000
Mayority (PT.A):
Modal Saham 700.000
Laba ditahan 450.500
1.150.500
11.3 RANGKUMAN
Akuntansi metode ekuitas berdasarkan PSAK No. 4 pada dasarnya adalah
akuntansi akrual untuk investasi ekuitas yang memungkinkan perusahaan investor
menggunakan pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan investi. Berdasarkan
metode ekuitas, investasi dicatat pada biaya perolehan dan disesuaikan dengan
keuntungan, kerugian dan deviden.
Perbedaan pencatatan motede ekuitas dengan metode biaya. Pada metode ekuitas
laba perusahaan anak di jurnal sedangkan pada metode biaya tidak dijurnal, rugi
perusahaan anak di jurnal sedangkan metode biaya tidak dijurnal dan pencatatan deviden
perusahaan anak baik metode ekuitas maupun biaya dilakukan pencatatan.
PT. ABC membeli saham biasa PT. GIRANG pada tgl 1 Januari 2020 sebanyak 85.000
lembar dg harga pasar per lembar Rp 1.580
Neraca PT ABC dan PT GIRANG pd tgl 1 Januari 2020 adalah sbb :
Bila laba-rugi, pembagian dividen semester I dan II tahun 2020 untuk PT ABC
dan PT GIRANG adalah sbb:
Diasumsikan kewajiban kedua perusahaan tanggal 31/12/2020 sama dengan tgl 1/1/2020.
Diminta :
1. Buat jurnalnya
2. Buat kertas kerja neraca konsolidasi
3. Buat neraca konsolidasi
12.2. PENDAHULUAN
Masalah- Masalah Khusus
1. Laba antar perusahaan (intercompany profits)
2. Obligasi antar Perusahaan (intercompany bond holdings)
3. Saham prefferen dan saham biasa anak (subsidiaries with preffered and common
stock)
4. Deviden saham anak (stock deviden by subsidiary)
Debet :
Kredit :
LYD Induk 4.000
96 Wilsna Rupilu,S.E.,M.S.A.,Ak.
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan
Contoh :
Anak menjual kepada induk barang dagangan seharga Rp. 10.000 (harga perolehannya adalah
Rp. 6.000). Yang berarti labanya adalah Rp. 4.000.
97 Wilsna Rupilu,S.E.,M.S.A.,Ak.
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan
Contoh :
Induk menjual kepada anak peralatan seharga Rp. 10.000,- (harga perolehannya adalah Rp.
6.000 dan umur ekonomisnya adalah 4 tahun). Yang berarti labanya adalah Rp. 4.000 dan
penyusutan pertahunnya adalah Rp. 1.000.
98 Wilsna Rupilu,S.E.,M.S.A.,Ak.
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan
Contoh :
Anak menjual kepada induk peralatan seharga Rp. 10.000,- (harga perolehannya adalah Rp.
6.000 dan umur ekonomisnya adalah 4 tahun). Yang berarti labanya adalah Rp. 4.000 dan
penyusutan pertahunnya adalah Rp. 1.000.
99 Wilsna Rupilu,S.E.,M.S.A.,Ak.
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan
Tahun Perolehan
Ket : Utang obligasi dari 100.000, dijual sebesar Rp. 10.000 dengan harga Rp. 9.400.
Amortisasi diskonto obligasi Rp. 800 (Rp. 8.000/10 tahun). Perubahan LYD Induk Rp.
200 (Rp. 10.000 – Rp. 9.400 – Rp. 800)
Ket : Utang obligasi dari 100.000, dijual sebesar Rp. 10.000 dengan harga Rp. 11.000.
Amortisasi premium obligasi Rp. 800 (Rp. 8.000/10 tahun). Perubahan LYD Anak Rp.
200 (Rp. 11.000 – Rp. 10.000 – Rp. 800)
3. Tidak kumulatif dan berpartisipasi penuh (TKB), dimana hak atas deviden hanya
apabila perusahaan mengalami laba saja.
4. Kumulatif dan berpartisipasi penuh (KB), mencakup hak atas kekayaan bersih dan
laba.
Contoh :
Struktur modal anak adalah sebagai berikut :
6% saham preferen, 5.000 lembar @ Rp. 10 Rp. 50.000
Saham biasa, 10.000 lembar @ Rp. 10 Rp. 100.000
Agio saham biasa Rp. 5.000
Laba yang ditahan Rp. 45.000
Pada tahun tersebut, anak memperoleh laba Rp. 12.500 dan membagikan bonus 50%
dari modal yang telah beredar.
Apabila goodwill diamortisasi dalam periode 40 tahun dan aktiva (revaluasi dari
goodwill) disusutkan dalam 5 tahun, maka perhitungan selisih harga perolehan dengan
nilai buku untuk :
Pembelian 1 Januari 2001
Harga Perolehan Rp. 96.000
Nilai Buku :
Modal Saham = 80% x Rp. 100.000 = Rp. 80.000
LYD 2000 = 80% x Rp. 15.000 = Rp. 12.000
Goodwill = 80% x Rp. 2.500 = Rp. 2.000
Rp. 94.000
Goodwill Rp. 2.000
Sehingga :
Harga Perolehan Rp. 13.000
Nilai Buku (10% x Rp. 146.750) Rp. 14.675
Goodwill Rp. (1.675)
Saldo Investasi pada PT. B, LYD PT. A dan Aktiva Bersih PT. B per 31 Desember 2002
adalah :
Investasi pd B LYD A Aktiva Bersih B
342.097 220.000
Hutang 190.000
120.000 70.000
PT. A
Modal Saham 100.000 100.000
PT. B
Modal Saham 100.000
Eliminasi 90% 90.000
Minority Interest 10.000
10%
Laba yang Ditahan 50.000
18.000 18.000
PT. A 30.000 30.000
144.000 193.000 135.000 184.000
1 Juli 2002 Penjualan
Metode Equity
(16.000) 1.000
Metode Cost (15.000) 2.000
128.000 194.000 120.000 186.000
PT. B
Modal Saham 100.000
Eliminasi 80% 80.000
12.3 RANGKUMAN
Masalah Khusus dalam laporan keuangan Konsolidasi yaitu Laba antar perusahaan
(intercompany profits), Obligasi antar Perusahaan (intercompany bond holdings), Saham
prefferen dan saham biasa anak (subsidiaries with preffered and common stock) dan
Deviden saham anak (stock deviden by subsidiary).
• Keterangan :
• Nn Rp 1.000 = nilai nominal per lembar saham Rp 1.000
• Kelebihan atas harga perolehan dengan aktiva bersih perusahaan diakui sebagai goodwill
dengan umur 20 tahun atau pengurangan aktiva tetap yg tidak dapat disusutkan .
• Laba dan pembagian dividen tahun 2020 sebagai berikut :
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta
Richard E. Baker. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta: Salemba Empat.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir Abadi Yusuf,
Sylvia Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini, 2010, Akuntansi
Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced Accounting, Buku 1, Penerbit
Selemba Empat, Jakarta
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn, 2006,
Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 1, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Beams, Floyd A., Josep H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn, 2006,
Akuntansi lanjutan (Advanced Accounting), Edisi Kesembilan, Jilid 2, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Floyd A. Beams, Advance Accounting, Ninth Edition, Pearson Education.Inc, 2006.
Drebin, Alaan R. 1995. Advance Accounting, South Western Publishing Co.