PTUN A
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persidangan adalah suatu proses penyelesaian masalah yang dihadiri dua atau lebih
orang untuk menyelesaikan masalah dengan cara memeriksa, mengadili dan memutus
suatu perkara yang dilakukan di pengadilan.
Peradilan Tata Usaha Negara adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah
Agung yang melaksanakan kekuasaaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan
terhadap sengketa Tata Usaha Negara.1
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) merupakan sebuah lembaga peradilan di
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau
kota. Sebagai Pengadilan tingkat Pertama, Pengadilan Tata Usaha Negara berfungsi
untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara.2
Salah satu hal yang paling penting yang harus dilakukan hakim dalam pemeriksaan
sengketa Tata Usaha Negara adalah pembuktian. Pada peradilan Tata Usaha Negara,
model pembuktiannya yakni kebenaran formil mengacu pada objek sengketa, yakni
putusan pejabat yang merugikan para pihak, dan memperhatikan kebenaran materiil,
yakni memotret dan memperhatikan proses terjadinya, atau timbulnya objek gugatan
Tata Usaha Negara.
Dengan demikian, di dalam laporan persidangan ini berisi proses berlangsungnya
sidang di Peradilan Tata Usaha Negara terkait perkara “Kepala Desa dan Perangkat
Desa” dengan agenda acara pembuktian.
1
Fajlurrahman Jurdi, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara: Edisi Revisi, Rangkang Education,
Yogyakarta: 2021, hlm. 47.
2
Ibid.
Laporan Persidangan
Peradilan Tata Usaha Negara
Perkara Nomor 104/G/2022/PTUN.MKS
Para Pihak
Penggugat
Penggugat : Khairul Anwar
Kuasa Hukum Penggugat : Mursalihin Ode Madi, S.H.
Tergugat
Tergugat I : Bupati Kabupaten Luwu
Kuasa Hukum Tergugat I
Saat Kuasa Hukum Tergugat II Intervensi mengajukan bukti kepada Hakim Anggota II,
Kuasa Hukum Penggugat bergabung dalam sidang.
Hakim Anggota I menanyakan apakah Pihak dari Penggugat ada bukti yang akan
diajukan.
Pengajuan bukti
oleh Kuasa Hukum
Penggugat kepada
Hakim Anggota I
Tidak lama setelah bergabungnya Kuasa Hukum Penggugat, Kuasa Hukum dari Pihak
Tergugat I juga bergabung dalam sidang.
Setelah pihak dari Tergugat II Intervensi dan pihak dari Penggugat selesai mengajukan
bukti kepaada Hakim, Hakim Anggota I menanyakan apakah dari pihak Tergugat I ada
bukti yang akan diajukan.
Pihak dari Tergugat I mengajukan bukti kepada Hakim Anggota II.
Pengajuan bukti
oleh Kuasa Hukum
Tergugat I kepada
Hakim Anggota II
Masing-masing pihak telah mengajukan alat bukti yang berupa surat atau tulisan.
Hakim Anggota I menanyakan kepada para pihak apakah masih ada tambahan bukti,
para pihak menjawab masih ada.
Hakim Anggota I mengatakan bahwa pengajuan bukti tambahan akan agendakan di
sidang selanjutnya.
Hakim Anggota I menanyakan kepada para pihak apakah ada yang ingin disampaikan,
para pihak menjawab “cukup” bahwa tidak ada yang ingin disampaikan.
Hakim Anggota II menambahkan bahwa Hakim Anggota I, Hakim Anggota II dan
Hakim Ketua Majelis telah bermusyawarah terkait untuk mencari kebenaran materiil.
Hakim Anggota I mengatakan, yang pertama diperiksa adalah terkait bukti-bukti
administratif, jika ada permintaan dari para pihak untuk sidang lokasi maka majelis
akan adakan sidang lokasi dalam hal ini pemeriksaan setempat.
Sidang dinyatakan ditutup dan akan dibuka Kembali pada tanggal 10 Nowember 2022
dengan agenda tambahan bukti oleh para pihak.
Kesimpulan
Dari persidangan yang saya ikuti di Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar pada
tanggal 3 November 2022 mengenai perkara “Kepala Desa dan Perangkat Desa” antara
Khairul Anwar sebagai penggugat dengan Bupati Kabupaten Luwu sebagai tergugat I
dan Tumijo sebagai tergugat II intervensi. Persidangan ini adalah sidang pembuktian.
Sidang tersebut dimaksudkan untuk memberikan bukti-bukti yang menjadi
sengketa. Sidang tersebut dilanjutkan dengan agenda memberikan bukti-bukti lainnya
yang dapat memperkuat tuntutan dari pihak penggugat pada tanggal 10 November 2022.
Foto-Foto