Strategies for Developing the Profile of Rahmatan Lil Alamin Students in Madrasah
July 24 2023
Nurlaila
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
nurlaila_uin@radenfatah.ac.id
Halimatussakdiah
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
halimatussakdiah_uin@radenfatah.ac.id
Novia Ballianie
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
noviaballianie_uin@radenfatah.ac.id
Mutia Dewi
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
mutiadewi_uin@radenfatah.ac.id
Syarnubi
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
syarnubi@radenfatah.ac.id
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan manusia yang
berkualitas. (Abu & Uhbiyati, 2006) Tanpa pendidikan kehidupan seseorang tidak
akan bisa berkembang secara alami. (Indy et al., 2019) Pendidikan merupakan tolak
ukur dalam menilai kredibilitas seseorang dan peradabannya. Berdasarkan Grand
Design Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia mengenai
pendidikan karakter, proses pengajaran ini merupakan bagian dari intervensi, suatu
proses yang dengan sengaja menciptakan pengajaran perspektif karakter dalam
proses belajar mengajar.
Mengajarkan nilai-nilai pendidikan karakter yang tertuang dalam naskah
"The Saga of the Wicked Pig" dapat dilakukan oleh guru, orang tua, atau
masyarakat. Dasar pendidikan karakter adalah di lingkungan keluarga. Pendidikan
45
Nasional Education Conference
Strategies for Developing the Profile of Rahmatan Lil Alamin Students in Madrasah
July 24 2023
karakter yang baik dalam keluarga akan membentuk karakter yang baik pada anak,
banyak orang tua yang hanya mementingkan aspek kecerdasan otak daripada
pendidikan karakter. Membentuk karakter seperti mengukir pada batu permata atau
permukaan besi keras. Selanjutnya, gagasan karakter dikembangkan yang
didefinisikan sebagai tanda atau pola perilaku khusus.
(Elmubarok, 2008), menyebutkan Pendidikan Karakter adalah proses
memahat atau memahat jiwa sedemikian rupa sehingga unik, menarik dan berbeda
atau dapat dibedakan dari orang lain. Pendidikan karakter dapat disebut sebagai
pendidikan moral, pendidikan nilai, pendidikan afektif, pendidikan moral. (Aeni,
2014)
Pendidikan karakter bagi anak dapat membentuk karakter anak yang
memiliki akhlak yang baik di tengah konflik dari berbagai fenomena sosial yang
saat ini meradang di masyarakat seperti kekerasan, kejahatan atas nama agama, dan
terorisme. (Dini, 2018), menyatakan bahwa Pendidikan Karakter bertujuan
menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa memiliki akhlak dan akhlak yang
baik, untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang adil, aman dan sejahtera. Ini
terkait dengan hukum. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional.
Pembentukan karakter diperkuat dengan adanya Permendikbud No. 20
Tahun 2018 tentang Pendidikan Karakter. Dalam Permendikbud tersebut
ditegaskan bahwa Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan sekolah
untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi latihan hati, latihan
rasa, latihan berpikir dan latihan. Dengan dukungan keterlibatan publik dan
kolaborasi antara sekolah, keluarga dan masyarakat. Penguatan pendidikan karakter
dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter
khususnya meliputi nilai-nilai agama, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, suka membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial dan bertanggung jawab, yang merupakan nilai perwujudan dari nilai-
nilai utama yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan
integritas yang terintegrasi dalam kurikulum.
Penguatan Pendidikan Karakter juga menjadi dasar penerapan kurikulum
2013. Hal ini dapat dilihat pada implementasi kurikulum 2013 yang memberikan
pergeseran paradigma, dimana pada hasil akhir pembelajaran mahasiswa tidak
hanya menguasai pengetahuan tetapi juga menguasai sikap dan keterampilan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, tujuan pembelajaran meliputi
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Hal ini ditegaskan dalam Permendikbud No. 20 Tahun
2016 yang menyatakan bahwa setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan
menengah memiliki kompetensi dalam tiga dimensi, yaitu sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Internalisasi atau apresiasi terhadap nilai-nilai moderasi dalam
penyampaian pendidikan atau pengajaran kepada anak. Moderasi beragama adalah
sikap, pola atau metode yang memposisikan diri di antara dua kutub yang
berlawanan dengan tetap berpegang pada teks-teks agama. Wawasan tentang
moderasi beragama perlu digali dan dikembangkan secara berkelanjutan
Moderasi beragama adalah istilah yang dikemukakan oleh Kementerian
Agama Republik Indonesia. Moderasi beragama adalah perspektif, sikap, dan
perilaku yang selalu mengambil posisi tengah, selalu bertindak adil, dan tidak
46
Nasional Education Conference
Strategies for Developing the Profile of Rahmatan Lil Alamin Students in Madrasah
July 24 2023
ekstrem dalam beragama. (Mhd. Abror, 2020) Paham radikal cenderung berperan
sebagai teroris yang dapat diartikan sebagai tindakan kekerasan yang tidak diakui
oleh pemerintah dimana tindakan ini dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang yang ingin mendapatkan kekuasaan dan pengaruh di masyarakat.
(Sumardewi, 2014)
"Pola Internalisasi Nilai Moderasi Beragama untuk Mencegah Pemahaman
Radikal di Kalangan Mahasiswa" (Sutarto, 2022) Jurnal ini bertujuan untuk
menggali pola Internalisasi Nilai Moderasi Beragama untuk mencegah
berkembangnya pemahaman radikal di kalangan mahasiswa. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu wawancara semi terstruktur dianalisis menggunakan
model analisis Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola
internalisasi nilai-nilai moderasi beragama untuk menangkal perkembangan paham
radikal di kalangan mahasiswa dilakukan dengan menginternalisasi nilai-nilai
moderasi beragama ke dalam mata kuliah.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari berbagai
sumber yang berasal dari bahan pustaka mengenai internalisasi moderasi beragama.
(Sari & Asmendri, 2020) Data sekunder diperoleh dari literatur yang mendukung
data primer. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan metode yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu melalui proses reduksi data,
penyajian data dan verifikasi data. (Sugiyono, 2015)
47
Nasional Education Conference
Strategies for Developing the Profile of Rahmatan Lil Alamin Students in Madrasah
July 24 2023
ل عَلَ ۡيكُمۡ ش َِهيدٗ ۗا َو َما َجعَ ۡلنَا ُ ٱلرسُوَّ َاس َويَكُون ِ ََّوكَ َٰذَلِكَ َجعَ ۡل َٰنَكُمۡ أُ َّم ٗة َوسَ ٗطا ِلتَكُونُواْ شُ َه َدآ َء عَلَى ٱلن
ُ ۡٱلقِ ۡبلَةَ ٱلَّتِي كُنتَ عَلَ ۡي َها ٓ إِ ََّّل لِنَ ۡعلَ َم َمن يَتَّبِ ُع ٱل َّرسُو َل ِم َّمن يَنقَل
ِب عَلَ َٰى عَقِبَ ۡي ِۚ ِه َوإِن كَانَ ۡت لَكَبِي َرةً إِ ََّّل عَلَى ٱلَّذِي َن
إلى الطريق-أيها المسلمون- وكما هديناكمٞوف َّرحِ يم ٞ اس لَ َر ُء َ َّ ٱّلل لِيُ ِضي َع إِي َٰ َمنَكُمِۡۚ إِ َّن
ِ َّٱّلل بِٱلن ُ ۗ َّ َهدَى
ُ َّ ٱّلل َو َما كَا َن
جعلناكم أمة خيا ًرا عدوَّل لتشهدوا على األمم في اآلخرة أن رسلهم بلَّغتهم رساَّلت،الصحيح في الدين
قبلة-أيها الرسول- وما جعلنا. ويكون الرسول في اآلخرة كذلك شهيدًا عليكم أنَّه بلَّغكم رسالة ربه،ربهم
إَّل ليظهر ما علمناه في األزل؛،" ثم صرفنا ك عنها إلى الكعبة بـ "مكة،"بيت المقدس" التي كنت عليها
و َمن هو ضعيف،علما يتعلق به الثواب والعقاب لنميز َمن يتبعك ويطيعك ويستقبل معك حيث توجهت
وإن هذه الحال التي هي تحول المسلم في صالته من استقبال.اإليمان فينقلب مرتدًا عن دينه لشكه ونفاقه
بيت المقدس إل ى استقبال الكعبة لثقيلة شاقة إَّل على الذين هداهم ومن عليهم باإليمان والتقوى وما كان
إنه سبحانه وتعالى. ويبطل صالتكم إلى القبلة السابقة،هللا ليضيع إيمانكم به واتباعكم لرسوله
)١٤٣( .بالناس لرءوف رحيم
Artinya: "Dan demikianlah (juga) Kami telah menjadikan kamu (Muslim),
bangsa yang adil dan terpilih[95] sehingga kamu menjadi saksi atas (tindakan)
manusia dan agar Rasulullah (Muhammad) menjadi saksi atas (tindakan) kamu.
dan Kami tidak menentukan kiblat yang merupakan kiblatmu (sekarang) tetapi
agar Kami mengetahui (agar jelas) siapa yang mengikuti Rasulullah dan siapa
yang membelot. dan sesungguhnya (perubahan kiblat) terasa sangat berat, kecuali
orang-orang yang telah dibimbing oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-
nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemurah, Maha Penyayang kepada
manusia. [95] Umat Islam dijadikan umat adil dan terpilih, karena mereka akan
menjadi saksi atas perbuatan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran baik
di dunia maupun di akhirat.
Berdasarkan ayat di atas, disebutkan bahwa umat Islam adalah masyarakat
wasathan dimana umat Islam adalah orang menengah dan merupakan manusia
terbaik dan pilihan yang seimbang dan adil baik dalam pikiran, keyakinan, maupun
dalam perilaku dan sikap. (Tim Penyusun Kementrian Agama, 2019)
Berdasarkan uraian di atas, Internalisasi Pendidikan Karakter dalam Bingkai
Moderasi Beragama adalah apresiasi terhadap nilai-nilai moderasi beragama seperti
(toleransi, tasamuh, anti kekerasan, dan akomodatif dalam tradisi) yang
48
Nasional Education Conference
Strategies for Developing the Profile of Rahmatan Lil Alamin Students in Madrasah
July 24 2023
49
Nasional Education Conference
Strategies for Developing the Profile of Rahmatan Lil Alamin Students in Madrasah
July 24 2023
KESIMPULAN
Internalisasi Pendidikan Karakter pada Anak dalam Bingkai Moderasi
Beragama dapat dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai moderasi berupa; (1)
toleransi atau tasamuh, yaitu memberi ruang kepada seseorang dalam
mengungkapkan keyakinannya; (2) non-kekerasan, yaitu dalam mendidik anak
harus lembut, bukan dengan menunjukkan kekerasan karena anak adalah peniru
terbaik; (3) Syura, yaitu mendidik anak untuk selalu berbicara atau berkonsultasi
ketika menghadapi masalah dalam hidup.
Pendidikan Karakter Anak yang mencakup lima karakter prioritas yang
ditanamkan. Pertama penanaman yang mencerminkan keimanan kepada Tuhan
50
Nasional Education Conference
Strategies for Developing the Profile of Rahmatan Lil Alamin Students in Madrasah
July 24 2023
Yang Maha Esa. Baik nilai-nilai nasionalis menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Ketiga, Gotong Royong, nilai ini
mencerminkan tindakan mengapresiasi semangat kerja sama dan bahu membahu
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama tanpa memandang perbedaan
latar belakang. Keempat, Integritas, mengajarkan upaya untuk menjadikan diri
sebagai pribadi yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan yang dilakukan. Lima nilai Kemerdekaan, poin ini mengajarkan untuk
menggunakan tenaga, pikiran dan waktu untuk mewujudkan harapan, impian dan
tujuan dengan kemampuan pribadi dan tidak bergantung pada orang lain.
Keterbatasan dalam penelitian ini Peneliti hanya menggunakan Riset
Kepustakaan (library research) untuk membahas Karakter sebagai poros
Pendidikan sehingga diharapkan pendidikan penguatan karakter akan membuat
manusia memiliki kesiapan yang cukup dalam menghadapi permasalahan yang
muncul di era yang semakin berkembang dan memiliki beragam tantangan. Ketika
masyarakat sudah memiliki karakter yang kuat, internalisasi nilai-nilai moderasi
beragama akan mudah diterapkan. Saran kepada peneliti lain diharapkan dapat
meneliti bidang mengenai tujuan moderasi beragama sehingga dapat tercapai
mereka harus meneliti kerukunan dan kedamaian dalam moderasi beragama.
51
Nasional Education Conference
Strategies for Developing the Profile of Rahmatan Lil Alamin Students in Madrasah
July 24 2023
DAFTAR PUSTAKA
52
Nasional Education Conference
Strategies for Developing the Profile of Rahmatan Lil Alamin Students in Madrasah
July 24 2023
Syarnubi, Syarnubi. "Guru yang bermoral dalam konteks sosial, budaya, ekonomi,
hukum dan agama (Kajian terhadap UU No 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Dan Dosen)." Jurnal PAI Raden Fatah 1.1 (2019): 21-40.
Syarnubi, Syarnubi, Firman Mansir, Mulyadi Eko Purnomo, Kasinyo Harto, and
Akmal Hawi. "Implementing Character Education in Madrasah." Jurnal
Pendidikan Islam 7, no. 1 (2021): 77-94
Swandy, E. (2017). Bahasa Gaul Remaja dalam Media Social Facebook. Jurnal:
Bastr, 1(4).
Wawan Setiawan. (2011). , Pengantar Teknologi Informasi. UPIPress.
Tim Penyusun Kementrian Agama. (2019). Moderasi Beragama. In Kalangwan
Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra (Vol. 12, Issue 1). Kementrian
Agama RI. https://doi.org/10.25078/kalangwan.v12i1.737
53