File 518876
File 518876
LAPORAN KASUS
ABSTRAK
Laki-laki 52 tahun dengan penyakit paru obstruktif eksaserbasi akut dirawat selama 7 hari di ICU. Pasien
masuk dengan keluhan sesak napas, penurunan kesadaran, dan didiagnosis dengan penyakit paru obstruktif
eksaserbasi akut dengan gagal napas tipe campuran. Selama perawatan di ICU, pasien dilakukan intubasi
dan ventilasi mekanik serta diberikan terapi medikamentosa untuk PPOK. Evaluasi analisis gas darah dan
ronsen thoraks rutin dilakukan untuk mengetahui adanya perbaikan ventilasi. Penyapihan ventilator dilakukan
hingga pasien dapat bernapas adekuat dan analisis gas darah menunjukkan adanya perbaikan ventilasi.
Pasien diekstubasi pada hari ke 6 dan kembali ke bangsal pada hari ke 7 perawatan ICU.
Kata kunci : gagal napas tipe 2; unit perawatan intensif; penyakit paru obstruktif kronis
ABSTRACT
A fifty-two years old male was diagnosed COPD with acute exacerbation had care in intensive care unit for 7
days. Patient hospitalized for dyspneu, decreased consciousness and was diagnosed with acute exacerbation
of obstructive pulmonary disease with mix type of respiratory failure. Patient was intubated, mechanically
ventilated, and given COPD medical therapy during ICU treatment. Routine blood gas analysis and chest X-rays
evaluation has been done to determine the improvement of ventilation. Ventilator weaning was performed so
that the patient can breathe adequately and blood gas analysis showed improvement in ventilation. Patient
extubated on day 6 and returned to the ward on the day 7 of ICU treatment.
Keyword: type 2 respiratory failure; intensive care unit, chronic obstructive pulmonary disease
61
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 6 Nomor 2, Maret 2019
utama sesak napas. Pasien di awal perawatan terpasang pipa endotrakheal no 7 dengan cuff, level
mengeluhkan sesak napas, batuk berdahak, tanpa bibir 21 cm. Pemeriksaan pernapasan didapatkan
demam, sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. laju napas 18 kali/menit, SpO2 98%, terpasang
Sebelumnya pasien sudah sering mengeluhkan ventilator mode PSIMV Pc 14 RR 16 PEEP 5 FiO2
batuk dan sesak sejak 3 bulan sebelum masuk 90%, dengan keluaran VT 482 RR 16 MV 7.1 PPeak
rumah sakit. Sesak napas tidak dipengaruhi 21. Dari pemeriksaan sirkulasi didapatkan laju
oleh posisi, memberat dengan aktivitas, batuk nadi 102 kali/menit, tekanan darah 105/87 mmHg
memberat di malam hari. dengan topangan norepinephrine 0,1 mcg/kg/
Riwayat tekanan darah tinggi disangkal. menit. Glascow Coma Scale (GCS) tidak bisa dinilai
Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat nyeri karena pasien tersedasi dengan fentanyl 1mcg/
dada disangkal. Pasien dengan riwayat tuberkulosis kg/jam. Suhu badan terukur 360 C. Pemeriksaan
2 tahun yang lalu. Terdapat riwayat kontak dengan balance cairan -831 ml, urine output 1,56 ml/kg/jam.
pasien tuberkulosis. Pemeriksaan penunjang pasien tertera pada tabel
Pemeriksaan fisik saat masuk ICU 1 & 2.
(06/08/18 08.30) adalah jalan napas pasien bebas,
62
Tatalaksana Perawatan Intensif Pasien ..
Pasien didiagnosis dengan gagal napas dengan kondisi paru pasien. Mode ventilasi dimulai
tipe 2, PPOK eksaserbasi akut, dan hipertensi. dari PSIMV, mode PS hingga dilakukan ekstubasi
Rencana tatalaksana pasien meliputi: 1) Monitoring ketika keluaran ventilator menunjukkan napas
hemodinamik, tanda vital dengan target MAP yang adekuat dengan perbaikan eksaserbasi
60-65 mmHg, 2) Evaluasi AGD, 3) Penyapihan akut PPOK. Penyesuaian waktu inspirasi dan
ventilator sampai dengan ekstubasi. ekspirasi, ETS, serta laju napas dilakukan untuk
Terapi yang diberikan selama perawatan menurunkan angka CO2. Analisis gas darah juga
adalah levofloxacin 250 mg/24jam iv, ceftazidine digunakan sebagai acuan untuk menunjukkan
2 gr/8jam, combivent : pulmicort 2 : 2 ml/6jam, adanya perbaikan gagal napas yang disebabkan
metilprednisolon 62.5 mg/6 jam, midazolam 3-5 oleh eksaserbasi akut PPOK. Pasien diekstubasi
mg/jam, amlodipine 10 mg/24jam. pada hari keenam dan kembali kebangsal hari ke 7.
Pasien dirawat selama 7 hari di ICU Perkembangan pasien tampak pada tabel 3.
dengan ventilasi mekanik yang disesuaikan
63
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 6 Nomor 2, Maret 2019
64
Tatalaksana Perawatan Intensif Pasien ..
65
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 6 Nomor 2, Maret 2019
66
Tatalaksana Perawatan Intensif Pasien ..
67
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 6 Nomor 2, Maret 2019
Pada kasus ini, ventilasi mekanik invasif 3. Marino, Paul L. 2014. Marino’s The ICU Book
dimulai sejak awal perawatan dengan dukungan 4th ed. Philadelphia : Wolter Kluwer Lippincott
terapi medikamentosa sesuai dengan pedoman Williams & Wilkins.
yang ada. Kausa eksaserbasi PPOK diterapi 4. Kollef, Marin., Isakow, Warren. 2012. The
dengan pemberian antibiotik empiris diikuti Washington Manual of Critical Care. Washington
dengan terapi definitif setelah hasil kultur keluar. : Wolter Kluwer Lippincott Williams & Wilkins.
Penyapihan ventilator mulai dilakukan ketika 5. Immaculada, A, de la Cal MA, Esteban A,
proses eksaserbasi cenderung membaik dan et al. Efficacy of corticosteroid therapy in
kriteria penyapihan sudah terpenuhi. patient with an acute exacerbation of chronic
obstructive pulmonary disease receiving
ventilator support. Arch Intern Med. 2011; 303
DAFTAR PUSTAKA : 2359-2367
1. Schmidt, Matthieu., Demoule, Alexandre., 6. Tang, Clarice,Y., Taylor, Nicholas F., Blackstock,
Dslandes-Boutmy, Emmanuelle., Chaize, Felicity C. Chest physiotherapy for patient
Marine.,et.al. Intensive care unit admission in admitted to hospital with an acute exacerbation
chronic obstructive pulmonary diase : patient of chronic obstructive pulmonary disease
information and the physician’s decision- (COPD) : a systematic review. Physiotherapy J.
making process. Crit Care J. 2014; 18 (3) : R115. 2010; 96:1-13
2. Bersten, Andrew D., Soni,Neil. 2014. Oh’s 7. Cairo, Jimmy,M. 2016. Pilbeam’s Mechanical
Intensive Care Manual Seventh Ed. London : Ventilator – physiological and clinical
Butterworth Heinemann Elsevier. apllications. Missouri : Elsevier.
68