Anda di halaman 1dari 18

PEMBIMBING: NS. HARIANTI, S.

KEP

ANGGOTA KELOMPOK:
DORTI
EVI
ROHMAT
ADE
SILVIA
RINI
DIDIN
PERA
ASKEP DI ICU DEWASA RSCM

Identitas pasien

Nama : tn. S
Jenis kelamin : laki laki
Umur : 62 tahun
NRM : 4651943
Tgl masuk RS : 2 november 2022
Masuk ICU : 13 november 2022
Hari rawat ICU : 12 hari
Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien mengeluh nyeri pada gigi rahang bawah kanan


dan kiri 4 hari SMRS. Sejak 3 hari SMRS , muncul
pembengkakan pada rahang bawah kanan dan kiri di
sertai nyeri saat menelan . Terdapat demam dengan
kesulitan menelan makanan , sulit bicara, dan terdapat
hot potato voice . Saat di terima di RSCM, pasien masih
mengeluh nyeri pada rahang bawah kanan dan kiri,
sulit menelan , dan keluar cairan asin dari dalam mulut.
Pasien sebelum nya berobat di RSUD tanjung periuk
kemudian di rujuk ke RS pelabuhan, dan untuk
tatalaksana lebih lanjut di rujuk ke RSCM .
Perjalanan penyakit Tn , S

12/11/2022
02/11/2022
Broncoscopy di Icu Covid , 21/11/2022
Masuk Rumah sakit
di lakuakn swab PCR Broncoscopy ulang hasil
nya Inflasmasi kronik
saluran nafas bawah
03/11/2022
13/11/2022 Dilakukan pemeriksaan
*Confirmasi covid 19 kultur MOR, pulasan
Swab PCR hasil
*Tindakan insisi negatrif , pindah Gram , BTA , Gen expert ,
drainase post op icu rawat ICU dewasa citologi BAL ( bronco
covid alveolar Lavage )

15/11/2022 Saran : follow up hasil


07/11/2022 Broncoscopy dan pemeriksaan BAL
Ekstubasi  eksplorasi abses ,
Reintubasi Dilakukan tindakan
traceostomy
Pengkajian keperawatan

Airway
Pola nafas paten dengan traceostomy , sputum banyak purulen,
terpasang ventilator dengan mode PSV , Ps 6 peep 5 , fio2 : 40%
Breating
Pernafasan On Ventilator 23 x/menit, pergerakan dinding dada
simetris , suara nafas vesikuler kedua lapang paru , saturasi : 100% ,
reflek batuk ada , penggunaan otot bantu nafas tidak ada, cuping
hidung tidak ada
Circulasi
Hemodinamik cukup stabil tanpa topangan , Tds 144/82 mmhg , hr :
103 x/ menit , suhu : 36 C, CRT < 2 dtk , akral hangat , produksi
urine : 4200 ml / 24 jam , Diuresis : 2,9 ml, balance 24 jam – 560,1
ml , balance komulatif – 665,7 ml , ( tgl 23/11/2022 )
Cont..

Disability
Kesadaran DPO , dengan E3M6Vtraceostomy dengan
midazolam 2 mg/jam , propofol 20 mg/jam . Pupil isokor 2/2
, reakasi cahaya (+) kiri kanan , pasien ada nyeri dengan skala
nyeri BPS 4 dengan drip morfin 1 mg/jam .

Exposure
Trakeostomy Tube : Hari 9
CVC : hari 5 ( jugular dextra )
Folley cateter no 16 : hari 13
NGT no 16: hari 5
Cont..
GV luka abses 1 x/ 24 jam
Cek GDS / 6 jam , drip insulin 1u/ jam
Tgl 23/11/2022 elektrolit . N (129) koreksi nacl 0,9% 30-50 ml /jam , K 4,2 clorida 93,3 magnesium 1,75 kal 8,3 , pct 0,14 Crp 110,3

Therapy
Ciprofloxacin 2 x 400 mg iv (D4]
Insulin drip
Dexmetomidine 0,2-0,4 mcg/kgbb/jam
Morfin 1-3 mg/jam
Paracetamol 4 x 1 gr iv
Omeprazole 2 x 40 mg iv
Metocoperamide 3 x 10 mg iv
Asam tranexamat 3 x 500 mg iv
Flumucyl 3 x 300 mg iv
NaCl kapsul 3 x 1 gr per NGT
Vip albumin 3 x 1 gr per NGT
Vit B compleks 3 x 2 mg
Vit C 2 x 250 mg
Vid D 1 x 1000 unit
Zink 2 x 20 mg
Asam folat 1 x 1 mg per NGT
Fluconazole 1 x 400 mg iv hari 12/14
Bisoprolol 1 x 5 mg per NGT
Drip propofol 20-50 mg / jam
Drip midazolam 1-3 mg jam
Amlodipin 1 x 5 mg po
continue

 Ivfd nacl 30 – 50 ml /jam


 Jumlah kalori : 1700 kall / 24 jam , protein 74gr , lemak 53gr , karbohidrat 227 gr
 Diet : Enteral MC DM 70 ml - 13 kali, suffortan 70 ml - 3 kali
 Hasil Lab terbaru

  24/11/2022
  24/11/2022 23/11/2022 20/11/2022
Hb 10,9
hematokrit 33.0
natrium 132 129 132
eritrosit 4
kalium 4,5 4,2 4,7 trombosit 880
leukosit 20,9
klorida 95 93,3 92,9
neotrofil 66,4

    23/11/2022 17/11/2022

       
kalsium darah   8,3 7,7
kalsium ion   1,11 1,2

  24/11/2022 23/11/2022 19/11/2022 17/11/2022

CRP 108,1 110,3 141 242,3

PCT 0,12 0,14 0,26 0,48

Albumin 2,8 2,8 2,8 2,5


Kultur darah 14/11/2022: klebsiella pneumoniae ssp
pneumoniae
Kultur sputum 14/11/2022: klebsiella pneumoniae
ssp pneumoniae
Sensitivity: ciprofloxacime
Kultur BAL 21/11/2022 : acinetobacter baumanii
Sensitivity : tetracycline
advice: loading dose tygacile 1 x100 mg iv
maintenace: 2x 50 mg iv kombinasi ciprofloxacine
3x400 mg iv
Cont.. Tgl 21/11/2022

Hasil pemeriksaan Radiologi

1. CT scan nasofaring / orofaing / laring / leher ( Kontras)


Kes :
 Gambaran celulitis degnan formasi abses dengan obliterasi upper airway setinggi trakea
prksimal
 Mastoiditis bilateral sinusitis prontalis , sphenoidalis , ethmoidalis dan maksilaris bilateral
 Nodul hipodens lobus kanan tyroid
 Spondilosiscervicalis
2. Thorax
Kes :
 Opasitas heterogen di kedua paru kesan berkurang
 Kardiomegali
 Suspek efusi pleura kiri
 Tips kanul trakea dan CVC baik
Masalah keperawatan

Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d mokus


yang berlebih
Gangguan penyapihan ventilator b.d hipersecresi
jalan nafas
Nyeri akut b.d proses pembedahan
Intervensi

1. Bersihan jalan nafas


Manajemen jalan nafas
Observasi
1. Monitor pola nafas
2. Monitor bunyi nafas tambahan
3. Monitor sputum ( jumlah, warna, aroma )
Terapeutik
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Posisikan semi fowler/ fowler
6. Lakukan fisioterapi dada , jika perlu
7. Lakukan penghisapan lendir < 15 detik jika perlu
8. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000ml / hari jika tidak kontra indikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronchodilator,expektoran,mucolitik, jika perlu
Pemantauan respirasi
Observasi
 1 Monitoring pola nafas
 2 Monitoring frekuensi,irama,kedalaman dan upaya nafas
 3 Monitor saturasi oksigen,monitor nilai AGD
 4 Monitoring adanya sumbatan jalan nafas
 5 Monitor produksi sputum

 Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

 Edukasi
 1 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 2 infomasikan hasil pemantauan jika perlu
Intervensi

Gangguan penyapihan ventilasi mekanik


Penyapihan ventilasi mekanik
Observasi
1. Periksa kemampuan untuk disapih( meliputi : Hemodinamik
stabil,kondisi optimal,bebas infeksi)
2. monitor prediktor kemampuan untuk mentolelir penyapihan (
misalnya tingkat kemampuan bernafas,kapasitas vital,tekanan
inspirasi negatif, kekuatan inspirasi)
3. Monitor tanda-tanda kelelahan otot pernafasan ( misalnya:
nafas cepat dan dangkal, kenaikan PCO2 mendadak,gerakan
dinding abdomen paradoks )
4. Monitor status cairan dan elektrolit
Terapeutik
1. Posisikan semifowler ( 30-45 derajat )
2. Lakukan pengisapan jalan nafas,jika perlu
3. Berikan fisiotherapy dada,jika perlu
4. Lakukan uji coba penyapihan ( 30-120 menit dengan nafas spontan
yang dibantu Ventilator)
5. Gunakan teknik relaksasi,jika perlu
6. Berikan dukungan psikologis
Edukasi
7. Ajarkan cara pengontrolan nafas saat penyapihan
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian obat yang meningkatkan kepatenan jalan nafas
dan pertukaran gas
Intervensi

Nyeri akut
Manajemen nyeri
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri, faktor yang memperberat dan memperinfan nyeri
3. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
4. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri misalnya suhu ruangan ,
pencahayaan, kebisingan
6. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri misal: TENS, kompres
hangat dan dingin, aroma terapi
7. Fasilitasi istirahat dan tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
EVALUASI

S: Tidak bisa dikaji


O: kesadran DPO dengan E3 M6 Vtrakeostomi dengan drip midazolam
1 mg/jam Propofol 20 mg/jam
Pola nafas on ventilator dengan mode PSV 6 peep 5 fio2: 40 % .
Hemodinamik labil dengan terapi antihiopertensi oral, sputum banyak
purulen kental terdapat lika abses dileher dan dilakukan perawatan
luka per pagi. Pasien rencana operasi eksplorasi abses [ debridement].
Persiapan operasi sudah, pasien sulit weaning ventilator.
A : Bersihan jalan nafas belum teratasi
Gangguan penyapihan belum teratasi
Nyeri akut belum teratasi
P: lanjutkan intervensi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai