Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316734367

FILSAFAT, SEBUAH PENGANTAR

Working Paper · August 2015


DOI: 10.13140/RG.2.2.13691.92960

CITATION READS

1 60,736

1 author:

Handoko Handoko
Universitas Andalas
38 PUBLICATIONS 44 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Students Competence Toward Macrostructure Aspect of Language Perception and Expression View project

Speech Disorder View project

All content following this page was uploaded by Handoko Handoko on 07 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


FILSAFAT, SEBUAH PENGANTAR

Oleh
Handoko, S.S, M.Hum

1. Pendahuluan

Jauh sebelum istilah filsafat itu ada, manusia telah lebih dahulu berfilsafat.

Hal ini dapat dilihat dari majunya peradaban manusia dan berbagai temuan-

temuan sejarah tentang peradaban manusia. Mesir, misalnya telah

mengembangkan peradabannya jauh sebelum Pythagoras menjelaskan konsep

trigonometrinya. Piramida yang begitu megah dan tersusun rapi tidaklah dapat

bangun kecuali dengan perhitungan dan logika yang cermat. Bangsa Saba di

Yaman telah mengembangkan sistem irigasi yang mampu mengantarkannya

menjadi bangsa yang makmur. Jauh sebelum Aristoteles mendirikan Lyceum,

peradaban-peradaban di berbagai belahan dunia telah mengenal aksara dan

perhitungan, bahkan beberapa peradaban telah memiliki sistem penanggalan

dan ilmu falak. Semua peradaban manusia yang menakjupkan itu tidaklah ada

begitu saja melainkan hasil dari pemikiran dan perenungan manusia akan alam

dan sistem yang ada padanya. Proses kontemplasi ini muncul dari dorongan

dalam diri manusia yang terwujud dalam bentuk rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu

inilah yang kemudian dirumuskan dan menjadi disiplin yang dikenal dengan

filsafat.

1
2. Definisi Filsafat

Secara bahasa, kata filsafat berasal dari kata philo dan sofia. Philo artinya

cinta, sophia artinya hikmah, kebijakan1. Jadi filsafat dapat diartikan sebagai

cinta kebijakan (the love of wisdom).

Banyak filosof yang telah mendefenisikan filsafat, diantaranya:

1. Plato (427–347 S.M) mendefinisikan filsafat sebagai penemuan

kenyataan atau kebenaran mutlak2.

2. Aristoteles (384-322 S.M) menyatakan filsafat menyelidiki sebab dan

asas segala benda3.

3. Neoplatoisme berpendapat bahwa filsafat adalah bersekutu dengan

ilahi.4

4. Hegel (1770–1831) berpendapat bahwa filsafat bertugas untuk

mendeduksi kategori-kategori untuk menemukan hakikat semua hal5.

Dalam Kamus Filsafat (Bagus, 2005: 242) secara istilah filsafat dapat

diartaikan sebagai:

1. Upaya spekulatif untuk mengkaji suatu pandangan sistematik serta

lengkap tentang seluruh realitas.

2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.

3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan;

sumbernya, hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.

4. Penyelidikan kritis tentang pengandaian-pengandaian dan peryataan-

pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang.

1
A. Pablo Iannone, Dictionary of World Philosophy, Routledge: New York (2001) hal. 396
2
Loren Bagus. Kamus FilsafatI. Gramedia:Jakarta (2005), hal. 244
3
Ibid. hal. 245
4
Ibid.
5
Ibid.

2
5. Disiplin ilmu yang membantu anda melihat apa yang Anda katakana dan

untuk mengatakan apa yang Anda lihat.

Dalam tulisan ini, penulis mengutip pendapat Blocker (1999:3)

menggunakan pendekatan teknis yang mendefenisikan filsafat sebagai refleksi

kritis tentang pertanyaan-pertanyaan normatif dasar dan umum yang dapat

dipertahankan secara logis dan sistematis untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan mendasar. (Philosophy is critical reflection on basic and general

normative questions with the aim to providing defensible and systematic answers

to some very fundamental questions).

Dari defenisi diatas terdapat 5 sifat penting, yaitu refleksif (reflective),

normatif (normative), kritis (critical), rasional (rational), sistematis (systematic).

Refleksif berarti filsafat menelaah asumsi dasar tentang budaya. Normatif berarti

filsafat berhubungan dengan muatan nilai, seperti benar dan salah, baik dan

buruk, dan sebagainya. Filsafat bersifat kritis maksudnya adalah filsafat tidak

didapat begitu saja, namun melalui tantangan terhadap kepercayaan-

kepercayaan tradisional. Filsafat adalah sesuatu yang rational maksudnya filsafat

membutuhkan alasan-alasan untuk mempercayai sebuah teori dari teori lainnya.

Terakhir, filsafat bersifat bersifat sistematis yaitu bagaimana melihat segala

sesuatu saling berhubungan.

3. Sejarah dan Perkembangan Filsafat

Filsafat, terutama Filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad

ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi

akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak lagi

menggantungkan diri kepada dogma agama untuk mencari jawaban atas yang

pertanyaan-pertanyaan yang muncul .

3
Phytagoras dianggap sebagai orang pertama yang membawa filsafat ke

Yunani. Namun demikian, orang pertama yang digelari filosof adalah Thales

(sekitar abad ke-6 S.M) dari Mileta karena dia-lah yang pertama kali menjelaskan

asal-usul dunia yang terlepas dari kepercayaan akan mitos-mitos kuno.

Kemudian, muridnya Aneximander (610-546 S.M) menjelaskan lebih dalam

tentang asal-usul dunia dan alam semesta yang kemudian dikenal dengan teori

kosmologi. Selain itu juga ada beberapa filosof lain seperti Xenophanes dari

Colophon (560-478 S.M) yang berargumentasi tentang satu tuhan sebagai

penguasa alam semesta yang kekal, Permenides dari Elea (lahir sekitar tahun

515 S.M), Heraklitus dari Ephesus (540-480 S.M), Anaxagoras dari Clazomenae

(500–428 S.M), dan Democritus (460–370 S.M). Dalam banyak literatur filsafat

para filosof ini dikelompokkan sebagai filosof pra-Sokrates.

Fase berikutnya dalam filsafat barat adalah fase Sokrates (470-399 S.M).

Pemikirannya telah mempengaruhi filsafat barat dari dahulu sampai sekarang.

Walaupun Socrates tidak menulis apapun, namun dia melakukan dialog-dialog

dengan di kumpulan-kumpulan kecil orang-orang yang mengaguminya seperti

Plato dan Xenophon. Diskusi-diskusinya membahas topik-topik kritis seperti

mitos-mitos klasik, pemerintahan dan kehidupan sosial, Dia dianggap sebagai

pembangkang dan kemudian dihukum dengan meminum racun. Pemikiran-

pemikirannya kemudian dilanjutkan oleh murid-muridnya, salah satunya adalah

Plato (427-347 S.M) yang mebahas tentang estetika, politik, teologi,

epeistimologi, dan filsafat bahasa. Pemikiran-pemikirannya tertuang dalam buku-

buku seperti Phaedo dan Repblic. Muridnya yang paling terkenal adalah

Aristoteles (384-322) yang mendirikan sekolah Lyceum sebagai pusat penelitian

dan pengembangan ilmu pengetahuan. Bersama gurunya Plato, Aristotels

menjadi figur yang paling berpengaruh dalam filsafat barat. Setelah Aristotels,

4
filsafat berkembang pesat sehingga menghasilkan berbagai penemuan-penmuan

dan pengembangan-pengembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang.

Walaupun kata filsafat berasal dari bahasa Yunani dan telah menjadi tradisi

bangsa Yunani kuno sejak abad ke-7 S.M, tidak berarti hanya bangsa Yunani-lah

yang berfilsafat. Di berbagai belahan dunia lain juga telah berkembang berbagai

pemikiran-pemikiran falsafi. Di Cina muncul filosof seperti Konfusius (551 – 479

S.M), Lao Tse (sekitar abad ke-6 S.M), Mau Tsu (497 – 438 S.M). Di India sejak

1000 tahun sebelum masehi muncul pemikir-pemikir yang disebut sebagai

Brahmana, kemudian pada abad ke-6 muncul Sidharta Gautama dengan

membawa ajaran Budha. Di Persia juga telah ada ajaran Zoroaster yang muncul

pada abad ke-7 sebelum masehi.

Setelah kematian Aristoteles, filsafat menyebar luas diberbagai penjuru

dunia. Filsafat yunani kemudian berbenturan dengan sistem pemikiran yang

berbeda, seperti di timur filsafat yunani berbenturan dengan agama Budha, di

Persia filsafat Yunani berbenturan dengan Zoroaster, dan di Palestina mereka

berhadapan dengan Yahudi, Dari benturan-benturan pemikiran ini, maka

terjadilah asimilasi pemikiran yang kemudian memunculkan pemikiran-pemikiran

baru hasil sintesa filsafat yunani dengan filsafat lain.

Perkembangan filsafat barat juga tidak bisa dilepaskan dari perkembangan

peradaban Islam yang member kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan

ilmu pengetahuan. Islam yang berkembang pada abad ke 7 di jazirah arab

menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru. Pada masa awal perkembangan

islam belum dikenal istilah filsafat islam. Namun, seiring dengan perkebangan

islam dan kebutuhan akan pemahaman keislaman, banyak ulama-ulama islam

yang mulai menggali aspek-aspek filsafat, terutama filsafat Plato dan Aristoteles.

5
Diatara filosof islam generasi awal seperti Al-Kindi (800-870 M), Al-Farabi (870-

950 M), Ar-Razi (925 M). Kemudian muncul filosof generasi berikutnya seperti

Ibnu Sina (980-1037 M), Ibnu Miskawayh (w. 1030), Al-Ghazali (w. 1111), Ibnu

Rushd (1126-1198), Fakhruddin Ar-Razi (w.1209), Suhrawardi (w.1193), Ibnu

Arabi (w.1240).

Sejarah Filsafat Barat bisa dibagi menurut pembagian berikut: Filsafat

Klasik, Abad Pertengahan, Modern dan Kontemporer.

a. Klasik (600 S.M – 500 M)

Pra Sokrates”: Thales, Anaximander, Anaximenes, Pythagoras,

Xenophanes, Parmenides, Zeno, Herakleitus, Empedocles, Democritus,

Anaxagoras.

Zaman Keemasan: Sokrates, Plato, Aristoteles

Helenisme: Epecureanisme, Stoikisme, dan Skeptisisme.

b. Abad pertengahan (500-1500)

Pada abad pertengahan filsafat yang berkembang banyak membicarakan

permasalahan teologis dan alam. Diatara filosof abad pertengahan

adalah: Boethius, Maximus, Peter Damian, Thomas Aquinas

c. Moderen

Filsafat barat modern dimulai pada tahun 1500 yang dapat dikelompokkan

kedalam beberapa periode, yaitu:

Renaisans (1500–1600):pada periode ini tema-tema pemikiran para

filosof pada saat itu berkisar pada masalah humanisme, sosial dan politik.

Diantara filosof pada fase ini adalah: Niccòlo Machiavelli, Sir Francis

Bacon, Thomas Hobbes,

6
Periode modern awal (1600–1700):, Pada periode ini didominasi oleh

pemikiran empiris dan rational. Filosof pada periode ini diantaranya: René

Descartes, Nicolaus Copernicus, Johannes Kepler, Galileo Galilei,

Leonardo da Vinci, Jean-Jacques Rousseau, Benedict de Spinoza,

Immanuel Kant

Periode Pencerahan (1700-1900): Pada periode ini filsafat didominasi

pemikiran bertemakan Tuhan, Akal, Alam dan kemanusiaan. Diantara

filosof periode ini adalah: John Locke, George Berkeley, David Hume,

John Stuart Mill, Henry Sidgwick, Karl Marx, Charles Darwin, Georg

Wilhelm Friedrich Hegel, Auguste Comte, Charles Sanders Peirce,

Friedrich Nietzsche.

d. Kontemporer (1900–present).

Filsafat pada abad ke-20 di tandai dengan pemisahan dua tradisi

pemikiran, yaitu, analisa logis yang di perkenalkan oleh Locke and Hume,

dengan analisa Spekulatif oleh Heggel. Para filosof pada periode ini

seperti; Michel Foucault, Martin Heidegger, Karl Popper, Bertrand Russell,

Jean-Paul Sartre, Albert Camus, Jurgen Habermas, Richard Rotry,

Feyerabend, Jacques Derrida, Mahzab Frankfurt

Seriing dengan sejarah panjang filsafat, muncul banyak filosof-filosof dari

berbagai penjuru dunia. Baik filsafat barat ataupun filsafat timur saling mengisi

dan saling menkoreksi satu sama lain yang menghasilkan sintesa dan

pemahaman baru bagi manusia dalam memahami diri dan alam sekitaranya.

Selama manusia masih berfikir, maka selama itulah filsafat itu ada.

4. Objek dan Landasan Filsafat

Objek dalam kajian filsafat adalah Tuhan, alam, manusia, segala yang ada

dan yang mungkin ada. Plato membagi objek filsafat menjadi 2 yaitu:

7
1. Objek Materia: segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat, segala

sesuatu yang dimasalahkan oleh atau dalam filsafat; yakni segala

yang ada yang meliputi hakikat Tuhan, alam dan manusia.

2. Objek Forma: mencari keterangan yang sedalam-dalamnya (radikal)

tentang objek materia filsafat (yakni segala sesuatu yang ada dan

yang mungkn ada).

Ada 3 landasan yang digunakan filsafat untuk menjelaskan hakikat ilmu:

Ontologi : membahas tentang hakikat objek. Landasan ini menjadi sentral

dalam filsafat metafisika.

Epistemologi : disebut juga sebagai teori ilmu, membahas bagaimana

pengetahuan itu diperoleh. Hal ini mencakup bagaimana

prosedur memperoleh pengetahuan, apa yang harus

diperhatikan untuk memperoleh pengetahuan yang benar, apa itu

kebenaran, apa criteria kebenaran, bagaimana cara dan teknik

memperoleh pengetahuan, dan sarana apa saja yang dibutuhkan

untuk memperoleh kebenaran.

Aksiologi : landasan filsafat yang membahas tentang nilai-nilai, yaitu untuk

apa pengatahuan itu digunakan.

Ketiga landasan filsafat menjadi dasar perkembangan cabang-cabang dan aliran-

aliran filsafat.

5. Cabang-cabang Filsafat

Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, filsafat berkebang

luas dan mencakup hamper seluruh sendi-sendi kehidupan. Aristoteles membagi

filsafat menjadi, logika, etika, estetika, psikologi, politik, fisika, dan metafisika.

8
Cristian Wolff membagi bidang filsafat menjadi: logika, filsafat pertama, ontologi,

teologi, kosmologi, psikologi rasional, etika dan teiri pengetahuan. Ia kemudian

mengelompokkan bidangi-bidang tersebut menjadi 3 bagian, yaitu teoritis, praktis

dan kriteriologis.6 Secara umum maka filsafat dapat dikelompokkan menjadi:

1. Metafisika: filsafat tentang hakekat yang ada di balik fisika, tentang

hakekat yang bersifat transenden, di luar atau di atas jangkauan

pengalaman manusia.

2. Logika: filsafat tentang pikiran benar dan salah

3. Etika: filsafat tentang perilaku baik dan buruk

4. Estetika: filsafat tentang kreasi indah dan jelek

5. Epistemologi: filsafat tentang ilmu pengetahuan.

Sedangkan aliran filsafat pada awal hanya dikenal 3 aliran, yaitu:

1. Metafisika: mengkaji hakikat dibalik fisik. Beberapa objek kajiannya

adalah, realitas benda, kosmologi, antropologi, dan teologi.

2. Rasionalis: filsafat yang bersumberkan pada rasio/akal.

3. Empiris: Filsafat yang bersumberkan pada pengalaman yang ditangkap

oleh indra manusia.

Dalam perkembangannya, filsafat berkembang pesat dan membentuk aliran-

aliran pemikiran,sesuai dengan instrumen dan landasan yang menjadi sarana

dalam memperoleh pengetahuan, diatara:

1. Rasionalis: René Descartes, Antoine Arnauld, Nicolas Malebranche,

Benedict de Spinoza, Gottfried von Leibniz.

6
Loren Bagus. Kamus Filsafat. Gramedia:Jakarta (2005), hal. 246-247

9
2. Empiris: John Locke, David Hume, Thomas Reid, Voltaire, Jean-Jacques

Rousseau.

3. Idealis: George Berkeley, Immanuel Kant, Johann Schiller, Frederick

Schelling, George Hegel, Arthur Schopenhauer.

4. Liberalis: Adam Smith, Mary Wollstonecraft, Thomas Paine, Jeremy

Bentham, John Stuart Mill. Auguste Comte

5. Evolusionis: Charles Darwin, Henri Louis Bergson, A.N. Whitehead.

6. Pragmatis: Ernst Mach, Charles Peirce, William James, John Dewey.

7. Materialis: Karl Marx, Friedrich Engels, Vladimir Lenin, Sigmund Freud,

Carl Jung, John Maynard Keynes.

8. Eksistensialis: Søren Kierkegaard, Friedrich Nietzsche, Edmund Husserl,

Martin Heidegger, Jean-Paul Sartre, Albert Camus, Simone de Beauvoir.

9. Linguis: Gottlob Frege, Bertrand Russell, Ludwig Wittgenstein, Ferdinand

de Saussure, George Edward Moore, Moritz Schlick, Lev Vygotsky,

Rudolph Carnap, J. L. Austin, Noam Chomsky,

10. Posmodernis: Claude Levi-Strauss, Michel Foucault, Jacques Derrida.

Sering dengan perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat menjadi dasar

pada setiap cabang-cabang ilmu pengetahuan. Konsekuensinya hampir seluruh

bidang ilmu memiliki filsafat, dan membentuk cabang filsafat tersendiri, maka

mulcullah filsafat antropologi, filsafat biologi, filsafat seni, filsafat pendidikan,

filsafat hukum, dan filsafat-filsafat lainnya.,

6. Kesimpulan

Manusia sebagai sebuah entitas dibekali akal, indra dan potensi-potensi

lainnya untuk memperoleh pengetahuan. Rasa ingin tahu menjadi daya dorong

manusia untuk berfikir dan mencari jawaban atas-pertanyaan-pertanyan yang

muncul, baik tentang dirinya, tentang masyarakat, tentang alam, bahkan tentang

10
Tuhan. Filsafat sebagai sebuah hasil pemikiran dan perenungan manusia

menjadi instrumen dalam mencari hakikat kebenaran, sedangkan filsafat sebagai

sebuah ilmu menjadi kerangka untuk mencapai kemaslahatan manusia itu

sendiri.

Referensi

Audi, Robert. 1999. The Cambridge Dictionary of Philosophy (Second Edition).


Cambridge University Press: Cambridge.

Bagus, Loren. 2005. Kamus Filsafat. Gramedia:Jakarta.

Duignan, Brian (Ed). 2011. Ancient Philosophy: from 600 BCE to 500 CE.
Britanica Educational Publisshing: New York.

______. 2011. Modern Philosophy : from 1500 CE to the Present. Britanica


Educational Publisshing: New York.

______. 2011. Medieval Philosophy : from 500 to 1500 CE. Britanica Educational
Publisshing: New York.

Ianonne, A. Pablo. 2001. Dictionary of World Philosophy. Rutledge: New York.

Kartanegara, Mulyadi. Gerbang Kearifan. Lentera hati: Jakarta. 2006.

Kenny, Anthony John Patrick. 2006. An Illustrated Brief History of Western


Philosophy. Blackwell: Australia.

Leaman, Oliver. 1999. Key Concepts of Eastern Philosophy. Rutledge: New York.

11

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai