com
e-ISSN : 2615-868X
Artikel Penelitian
Setiyowati1
Hanna Sundari2
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
surel:setiyowatilaharto82@gmail.com 1
surel:hanna.sundari@gmail.com 2
Abstrak. Studi yang disajikan di sini mencakup makalah penelitian yang dipilih secara kolektif yang menekankan umpan balik korektif tertulis, khususnya Umpan Balik
Korektif Tertulis Langsung dan Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung. Menulis dianggap sebagai tugas yang paling menantang bagi siswa karena menulis
memerlukan kreativitas siswa untuk membentuk ide-ide pikirannya ke dalam bentuk sebuah teks. Beberapa kesulitan yang biasanya ditemukan oleh siswa EFL dalam
menulis adalah kurangnya pengetahuan untuk memilih kosakata yang sesuai, dan mereka juga memiliki beberapa masalah dalam tata bahasa dan sintaksis. Untuk
mengatasinya, Umpan Balik Korektif Tertulis (WCF) telah digunakan secara luas untuk menunjukkan kesalahan tata bahasa siswa dalam karya tulis siswa EFL dan
membantu siswa EFL meminimalkan kesalahan mereka. Umpan Balik Korektif Tertulis juga menunjukkan kinerja siswa dalam meningkatkan akurasi menulis mereka.
Lima makalah penelitian terpilih telah dipilih untuk memberikan pencerahan tentang efektivitas Umpan Balik Korektif Tertulis. Umpan balik diberikan oleh guru dan
dosen EFL yang mengajar di Indonesia, China, Iran, Malaysia, dan Thailand. Metode yang digunakan dalam studi literatur review ini adalah desain analisis tematik. Ini
dibagi menjadi lima tema. Tema yang diangkat adalah Peserta, Perawatan, Durasi Perawatan, Instrumen dan Prompt Penulisan, serta Efektivitas Umpan Balik Korektif
Tertulis. Temuan mengungkapkan hasil yang berbeda-beda dalam penggunaan Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak
Langsung. Malaysia, dan Thailand. Metode yang digunakan dalam studi literatur review ini adalah desain analisis tematik. Ini dibagi menjadi lima tema. Tema yang
diangkat adalah Peserta, Perawatan, Durasi Perawatan, Instrumen dan Prompt Penulisan, serta Efektivitas Umpan Balik Korektif Tertulis. Temuan mengungkapkan hasil
yang berbeda-beda dalam penggunaan Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung. Malaysia, dan Thailand. Metode yang
digunakan dalam studi literatur review ini adalah desain analisis tematik. Ini dibagi menjadi lima tema. Tema yang diangkat adalah Peserta, Perawatan, Durasi
Perawatan, Instrumen dan Prompt Penulisan, serta Efektivitas Umpan Balik Korektif Tertulis. Temuan mengungkapkan hasil yang berbeda-beda dalam penggunaan
Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung.
Kata kunci:Umpan Balik Korektif Tertulis, Keterampilan Menulis, pembelajaran bahasa Inggris
Perkenalan
Membaca, Menulis, Mendengarkan, dan Berbicara adalah empat keterampilan dasar untuk belajar bahasa Inggris.
Menguasai keempat keterampilan tersebut bagi siswa merupakan suatu hal yang cukup menantang. Salah satu keterampilan
produktif yang dianggap paling penting untuk dikuasai dan paling sulit dikuasai oleh pelajar bahasa asing Inggris adalah menulis.
Richard dan Renandya (2002:303) mengemukakan bahwa menghasilkan tulisan adalah mendeskripsikan dan membentuk gagasan-
gagasan dalam pikiran kita serta mampu mentransformasikan gagasan-gagasan tersebut menjadi sesuatu yang dapat dibaca, yaitu
dalam bentuk teks. Jadi, berdasarkan usulan mereka, nampaknya sangat umum bahwa banyak mahasiswa L2 dan mahasiswa
bahasa asing Inggris mengalami kesulitan tertentu dalam menulis.
Beberapa kesulitan yang biasa ditemui siswa dalam menulis adalah kurangnya pengetahuan untuk memilih kosa
kata yang sesuai. Siswa juga kesulitan mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk teks. Hebatnya, mereka juga
mempunyai beberapa masalah dalam tata bahasa dan sintaksis. Karena ketidakmampuan menguasai tata bahasa dan
sintaksis, mereka masih melakukan beberapa kesalahan bahkan pada beberapa struktur kalimat dasar, seperti subjectverb
agreement, pronoun, preposition, tenses, dan article. Jadi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara mengatasi
permasalahan siswa tersebut.
Ada penelitian lain yang diterapkan untuk menemukan cara terbaik untuk mengajar menulis dengan lebih baik. Miftah (2015:17)
menemukan bahwa penerapan Pendekatan Proses Penulisan (WPA) dapat meningkatkan pembelajar L2, khususnya dalam menulis
esai deskriptif. Ia menguraikan, WPA terdiri dari lima tahap. Yang pertama adalah pramenulis, yang dimaksudkan untuk membantu
peserta didik dalam mengumpulkan ide dan sudut pandang yang berkaitan dengan tema yang dibicarakan. Kedua, drafting yang
dimaksudkan sebagai pemetaan pikiran atas gagasan peserta didik. Ketiga, revisi yang dimaksudkan agar peserta didik merevisi
dengan menekankan pada isi dan pengorganisasian. Keempat, mengajarkan peserta didik untuk
208
Lisensi Internasional Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Tanpa Derivatif 4.0
INFERENSI: Jurnal Pengajaran Bahasa Inggris Jil.
4, No.2, Agustus – November 2021 p-ISSN:
2615-8671
e-ISSN : 2615-868X
mengedit dan mengoreksi keakuratan dan kebenaran ejaan, penggunaan huruf besar, tanda baca, dan tata bahasa. Yang terakhir adalah penerbitan
yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempublikasikan tulisan akhirnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa upaya untuk mengatasi atau bahkan
meningkatkan keterampilan menulis peserta didik. Telah banyak upaya untuk meningkatkan
keterampilan menulis peserta didik. Tidak hanya peneliti tetapi juga guru telah mencari beberapa
cara untuk melakukan hal tersebut. Mereka menyelidiki dan mempraktekkan metode demi metode,
pendekatan pengajaran satu demi satu. Sabarun (2011:46) melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas. Strategi Pembelajaran Kooperatif digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis
siswa, dan hasilnya memuaskan. Beliau juga menekankan bahwa guru harus mengoreksi karya tulis
siswa dengan cara menandai kesalahan tata bahasa, memberikan umpan balik, dan menilai karya
tulis siswa. Praktik yang paling umum biasanya dilakukan di kelas L2 atau menulis bahasa asing di
Written Corrective Feedback (WCF).
Beberapa strategi umpan balik korektif tertulis dapat diterapkan di kelas. Menurut Ellis (2009:98-99), ada enam strategi yang dapat diterapkan guru di kelas, sehingga strategi tersebut bermanfaat. Yang
pertama adalah Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung; strateginya adalah guru menandai kesalahan dan membekali siswa dengan bentuk yang benar. Yang kedua adalah Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung
dengan menunjukkan dan menemukan kesalahan; strategi guru menunjukkan adanya kesalahan tetapi tidak memberikan koreksi. Hal ini memerlukan menggarisbawahi, menandai, melingkari, menyilang, dan
menggunakan kursor untuk menunjukkan kelalaian dalam teks siswa. Yang ketiga adalah Umpan Balik Korektif Tertulis Metalinguistik dengan menggunakan kode kesalahan; strateginya adalah dengan menggunakan
petunjuk metalinguistik mengenai sifat kesalahannya. Guru menulis kode di pinggir (mis. G. ww= kata salah; seni= artikel; v= kesalahan kata kerja). Guru memberi nomor kesalahan dalam teks dan menulis deskripsi tata
bahasa untuk setiap kesalahan bernomor di bagian bawah teks. Yang keempat adalah Fokus umpan balik; strateginya menyangkut apakah guru berupaya memperbaiki semua (atau sebagian besar) kesalahan siswa atau
memilih satu atau dua jenis kesalahan tertentu untuk diperbaiki. Yang kelima adalah Umpan Balik Korektif Tertulis Secara Elektronik; guru menunjukkan kesalahan dan memberikan hyperlink ke file penyesuaian yang
memberikan contoh penggunaan yang benar. Keenam adalah Reformulasi; strateginya terdiri dari pengerjaan ulang seluruh teks oleh penutur asli untuk menghasilkan bahasa yang tampak semirip mungkin dengan tetap
menjaga isi koherensi aslinya. Guru memberi nomor kesalahan dalam teks dan menulis deskripsi tata bahasa untuk setiap kesalahan bernomor di bagian bawah teks. Yang keempat adalah Fokus umpan balik; strateginya
menyangkut apakah guru berupaya memperbaiki semua (atau sebagian besar) kesalahan siswa atau memilih satu atau dua jenis kesalahan tertentu untuk diperbaiki. Yang kelima adalah Umpan Balik Korektif Tertulis
Secara Elektronik; guru menunjukkan kesalahan dan memberikan hyperlink ke file penyesuaian yang memberikan contoh penggunaan yang benar. Keenam adalah Reformulasi; strateginya terdiri dari pengerjaan ulang
seluruh teks oleh penutur asli untuk menghasilkan bahasa yang tampak semirip mungkin dengan tetap menjaga isi koherensi aslinya. Guru memberi nomor kesalahan dalam teks dan menulis deskripsi tata bahasa untuk
setiap kesalahan bernomor di bagian bawah teks. Yang keempat adalah Fokus umpan balik; strateginya menyangkut apakah guru berupaya memperbaiki semua (atau sebagian besar) kesalahan siswa atau memilih satu
atau dua jenis kesalahan tertentu untuk diperbaiki. Yang kelima adalah Umpan Balik Korektif Tertulis Secara Elektronik; guru menunjukkan kesalahan dan memberikan hyperlink ke file penyesuaian yang memberikan
contoh penggunaan yang benar. Keenam adalah Reformulasi; strateginya terdiri dari pengerjaan ulang seluruh teks oleh penutur asli untuk menghasilkan bahasa yang tampak semirip mungkin dengan tetap menjaga isi
koherensi aslinya. Yang keempat adalah Fokus umpan balik; strateginya menyangkut apakah guru berupaya memperbaiki semua (atau sebagian besar) kesalahan siswa atau memilih satu atau dua jenis kesalahan tertentu untuk diperbaiki. Yang keli
Akibatnya, berdasarkan temuan dalam Umpan Balik Korektif Tertulis, banyaknya pilihan membuat guru L2
kewalahan dalam memilih opsi terbaik untuk diterapkan di kelas bahasa mereka. Karena jika kita melihat umpan balik
Metalinguistik, seharusnya baik pembelajar maupun guru harus banyak menguasai ilmu metalinguistik. Umpan balik
elektronik mengharuskan guru dan siswa bekerja dengan komputer yang tidak semua siswa mampu memiliki komputernya
atau bahkan tidak semua sekolah dapat menyediakan komputer tersebut untuk semua siswa. Lebih jauh lagi, sebuah
reformulasi membutuhkan orang asli yang menjadi analisnya.
Karena pihak lain yang telah menulis umpan balik korektif memiliki beberapa kelemahan dalam penerapannya, maka ada beberapa kelemahan
dua kemungkinan strategi: Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan Tidak Langsung. Umpan balik korektif tertulis
langsung berarti guru menandai kesalahan dan memberikan formulir yang benar. Ada banyak bentuk umpan balik korektif
tertulis langsung ini (Ellis, 2008, hal. 99). Mereka mencoret kata, frasa, atau morfem yang tidak perlu, menyisipkan kata atau
morfem, dan menuliskan bentuk yang benar di atas atau di dekat kata yang salah. Namun, umpan balik korektif tertulis
langsung menghambat pembelajaran mandiri siswa dan mungkin tidak berkontribusi pada pembelajaran jangka panjang.
Sebaliknya, umpan balik korektif tertulis tidak langsung mengharuskan guru menandai kesalahan yang tidak dapat dihindari tanpa
memberikan bentuk yang benar. Penandaan kesalahan dapat dilakukan dalam bentuk melingkari, menggaris bawahi, dan menyilang.
Menurut Lalande (1982:141), Umpan Balik Korektif Tertulis secara tidak langsung mengarah pada pembelajaran terbimbing dan pemecahan
masalah. Hal ini juga mendorong pelajar L2 untuk merefleksikan bentuk linguistik mereka. Selain itu, ini mengarah pada pembelajaran jangka
panjang. Kisah sukses lain dari Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung dikemukakan oleh Ferris (2011:94). Umpan Balik Korektif Tertulis
Tidak Langsung mendorong pelajar L2 untuk lebih reflektif dan analitis terhadap kesalahan mereka. Pembelajar L2 harus belajar dari proses
tersebut, yang mengarah pada pembelajaran mandiri, yang bermanfaat bagi pembelajaran jangka panjang mereka. Jika tujuannya adalah
untuk mempertahankan peningkatan dalam menulis pembelajar L2, umpan balik korektif tertulis tidak langsung adalah strategi terbaik. Lebih
lanjut Ferris (2010:190) menyatakan bahwa pembelajar L2 lebih menyukai umpan balik korektif tertulis tidak langsung. Penelitian lain
menyusul tentang definisi Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan Tidak Langsung; Menurut Van Beuningen (2010), umpan balik korektif
tertulis langsung adalah ketika guru menunjukkan kesalahan dengan memberikan bentuk linguistik yang benar dan siswa merespons umpan
balik tersebut dengan mengoreksi kesalahan tersebut, sedangkan umpan balik korektif tertulis tidak langsung adalah ketika guru
209
Lisensi Internasional Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Tanpa Derivatif 4.0
INFERENSI: Jurnal Pengajaran Bahasa Inggris
Jil. 4, No. 2, Agustus - November 2021
p-ISSN: 2615-8671
e-ISSN : 2615-868X
memberikan beberapa petunjuk untuk membimbing siswa menghasilkan bentuk yang benar alih-alih memberikan bentuk target secara
eksplisit.
Makalah ini mengintegrasikan makalah penelitian yang dipilih secara kolektif sebagai referensi terhadap penelitian terkini
dan pandangan dari Umpan Balik Korektif Tertulis. Hal ini menentukan efektivitas Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan
Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung untuk mencapai kompetensi bahasa Inggris pembelajar L2.
metode
Memberikan pandangan mengenai Umpan Balik Korektif Tertulis dan mengetahui keefektifan Umpan
Balik Korektif Tertulis serta cara mencapai kompetensi bahasa Inggris siswa dengan menerapkan Umpan Balik
Korektif Tertulis Tidak Langsung dan Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung. Studi kasus kolektif diwakili
dalam makalah penelitian ini. Makalah yang berkaitan dengan Umpan Balik Korektif Tertulis, Umpan Balik
Korektif Tertulis Tidak Langsung, dan Umpan Balik Korektif Langsung telah dicari dan dianalisis. Dengan kata
kunci fenomena pembelajaran menulis EFL, fenomena feedback guru, konsep Written Corrective Feedback,
pengertian Indirect Written Corrective Feedback, dan Direct Written Corrective Feedback, telah terkumpul lima
makalah dari tahun 2011 hingga 2017. Untuk menganalisis makalah, desain analisis tematik dipilih.
1. Sasan Baleghizadeh, Pengaruh Umpan Balik Korektif Langsung dan Tidak Langsung pada
Mehdi Dadashi Kesalahan Ejaan Siswa
2. kamu Han Efektivitas Intra dan Antar Tugas Langsung dan Tidak Langsung
Umpan Balik Korektif Tertulis
3. Fastha Bagus Shirotha Pengaruh Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung pada
Akurasi Tulisan Siswa
4. Fatemeh Poorebrahim Umpan Balik Korektif, Revisi, dan Pembelajaran Tertulis Tidak Langsung
5. Kok Eng Tan, Apinya Meningkatkan Akurasi Tata Bahasa dalam Tulisan Pelajar Bahasa Thailand:
Manochfinyo Membandingkan Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan Tidak Langsung
Peserta
Peserta dalam sebagian besar studi adalah mahasiswa dengan berbagai latar belakang kemahiran bahasa Inggris dan berada dalam konteks bahasa
asing dimana paparan bahasa Inggris mungkin lebih terbatas. Siswa tersebut adalah dua belas pelajar EFL dengan kemampuan bahasa Inggris menengah rendah
dari kelas Bahasa Inggris Chinese University (Ye Han,2012), seratus dua puluh siswa mahasiswa Sarjana EFL Thailand dari dua Universitas negeri Thailand (Kok Eng
Tan & Apinya Manochphinyo,2017), tiga puluh lima mahasiswa Indonesia jurusan non-Bahasa Inggris (Fastha Bagus Shirotha,2016). Namun, meskipun paparan
bahasa Inggris terbatas, mahasiswa telah mempelajari beberapa mekanisme dasar menulis bahasa Inggris dan mengalami berbagai tahapan proses menulis. Pada
dua penelitian lainnya, partisipan masih bersekolah di bangku SMP. Para peserta dipilih dari dua desa berbeda di distrik Znjonrood di Iran, yang terdiri dari dua puluh
dua siswa laki-laki. Masing-masing merupakan siswa kelas III SMP (Sasan Baleghizadeh & Mehdi Dadashi, 2011), dan satu lagi merupakan siswa SMA. Pesertanya
terdiri dari dua puluh siswa EFL, sepuluh laki-laki, dan sepuluh perempuan, yang telah mendaftar untuk kursus bahasa Inggris umum di sekolah bahasa Inggris
swasta di Maragheh, Iran (Fatemeh Poorebrahim,2017). Penting untuk menginformasikan bahwa peserta penelitian yang belajar di SMA adalah bilingual. Mereka
berbicara Pesertanya terdiri dari dua puluh siswa EFL, sepuluh laki-laki, dan sepuluh perempuan, yang telah mendaftar untuk kursus bahasa Inggris umum di sekolah
bahasa Inggris swasta di Maragheh, Iran (Fatemeh Poorebrahim,2017). Penting untuk menginformasikan bahwa peserta penelitian yang belajar di SMA adalah
bilingual. Mereka berbicara Pesertanya terdiri dari dua puluh siswa EFL, sepuluh laki-laki, dan sepuluh perempuan, yang telah mendaftar untuk kursus bahasa Inggris
umum di sekolah bahasa Inggris swasta di Maragheh, Iran (Fatemeh Poorebrahim,2017). Penting untuk menginformasikan bahwa peserta penelitian yang belajar di
210
Lisensi Internasional Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Tanpa Derivatif 4.0
INFERENSI: Jurnal Pengajaran Bahasa Inggris Jil.
4, No.2, Agustus – November 2021 p-ISSN:
2615-8671
e-ISSN : 2615-868X
Bahasa Turki sebagai bahasa pertama mereka dan bahasa Persia sebagai bahasa kedua mereka, dan para siswa belajar bahasa Inggris
sebagai bahasa ketiga mereka.
Perlakuan
Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian adalah Umpan Balik Korektif Tertulis dengan dua jenis Umpan
Balik Korektif; Umpan Balik Korektif Tidak Langsung dan Umpan Balik Korektif Langsung. Umpan Balik Korektif
Tertulis Langsung melibatkan guru atau dosen yang mengoreksi kesalahan siswa dan membantu siswa dengan
memberikan bentuk tata bahasa dan bentuk bahasa yang benar. Dalam Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak
Langsung, guru menunjukkan kesalahan siswa menggunakan daftar kode yang diketahui oleh guru dan siswa.
Umpan balik beberapa penelitian diberikan melalui Direct Written Corrective Feedback dan Indirect Corrective
Feedback (Kok Eng Tan & Apinya Manochphinyo,2017; Sasan Baleghizadeh & Mehdi Dadashi,2011; Ye Han,2012).
Meskipun perlakuan yang sama telah diterapkan pada penelitian sebelumnya, jenis dan frekuensinya berbeda.
Namun demikian, yang paling penting dari penelitian ini adalah umpan balik yang dipupuk; Hal itu dilakukan dengan
memberikan beberapa buah tulisan dalam kurun waktu tertentu. Dua penelitian lainnya dilaksanakan dengan
Indirect Written Corrective Feedback (Fatemeh Poorebrahim,2017; Fastha Bagus Shirotha,2016).
Berdasarkan perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini, beberapa pertimbangannya adalah apakah
Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung lebih efektif dibandingkan Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung.
Yang pasti, baik Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung maupun Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung
efektif ketika siswa perlu merevisi teks tulisan. Sedangkan perbedaan antara Indirect Written Corrective Feedback
dan Direct Written Corrective Feedback adalah pada Indirect Written Corrective Feedback, siswa diasumsikan telah
memahami dan menguasai tata bahasa atau struktur pada Direct Written Corrective Feedback siswa diperlakukan
oleh guru yang memberikan petunjuk untuk membimbing siswa.
Durasi Perawatan
Lamanya pengobatan Umpan Balik Korektif Tertulis telah menjadi pertimbangan dalam penelitian. Sanggahan
yang paling meyakinkan terhadap Umpan Balik Korektif Tertulis yang diajukan oleh Truscott (1996:354) mengacu pada
penelitian yang terdiri dari pengobatan jangka pendek. Karena dianggap sebagai one-shot treatment, maka juga
menggunakan desain one-shot dengan feedback yang diberikan hanya pada satu kesempatan dan hanya pada satu teks
saja. Ia juga berpendapat sebaiknya Written Corrective Feedback dilarang karena dapat merugikan tulisan siswa.
Sebaliknya, menurut Mitchener dan Knoch (2009:208), umpan balik yang benar secara tertulis akan terus
memberikan efek selama lebih dari sepuluh bulan. Mereka menemukan bahwa siswa yang mempelajari dan diberi
perlakuan dengan Umpan Balik Korektif Tertulis memiliki kinerja lebih baik daripada siswa yang tidak diberi Umpan Balik
Korektif Tertulis, dan efeknya dapat berlanjut selama lebih dari sepuluh bulan. Studi tersebut menyiratkan bahwa Umpan
Balik Korektif Tertulis memiliki efek jangka panjang. Dalam makalah penelitian yang dipilih, sebagian besar peneliti
menyebutkan efek pengobatan yang terbatas pada sebagian besar siswa EFL. Sebagian besar peneliti menerapkan
pengobatan selama sekitar empat hingga lima minggu. Perlakuan diberikan dalam lima pertemuan. Pertemuan pertama
digunakan sebagai pre-test. Pertemuan kedua, ketiga, dan keempat bertujuan untuk melaksanakan perlakuan. Pertemuan
terakhir digunakan sebagai pertemuan post-test. Sebagian besar penelitian memberikan hasil yang baik; bahkan
pengobatannya dilaksanakan dalam jangka waktu yang terbatas. Penelitian dan penyelidikan lebih lanjut sebaiknya
dilakukan dalam waktu yang lebih lama; Hal ini akan membuat hasil temuan menjadi lebih persuasif dan meyakinkan.
211
Lisensi Internasional Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Tanpa Derivatif 4.0
INFERENSI: Jurnal Pengajaran Bahasa Inggris
Jil. 4, No. 2, Agustus - November 2021
p-ISSN: 2615-8671
e-ISSN : 2615-868X
yang perlu memenuhi berbagai tugas tertulis dan mengikuti ujian tertulis. Mahasiswa universitas menganggap tugas
menulis itu menantang karena mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif. Pada saat yang sama, siswa EFL
mengalami beberapa kesulitan dalam menghasilkan kalimat yang secara tata bahasa benar dan akurat untuk
menyampaikan pemikiran siswa. Dua makalah penelitian terpilih dari mahasiswa EFL Universitas menggunakan esai
Narasi (Fastha Bagus Shirotha,2016; Ye Han,2012). Lainnya terdiri dari mahasiswa EFL universitas, dan siswa sekolah
menengah EFL menggunakan esai Argumentatif (Fatemeh,2017; Kok Eng Tan & Apinya Manochphinyo,2017).
Makalah penelitian terpilih lainnya menekankan dikte (Sasan Baleghizadeh & Mehdi Dadashi, 2011).
Dalam studi Han (2012), Efektivitas Intra dan Antar Tugas dari Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan Tidak
Langsung, hasilnya menunjukkan bahwa Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung secara efektif meningkatkan dan
mempertahankan akurasi yang tinggi dalam penggunaan simple past tense. Sebaliknya, Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak
Langsung telah membaik dalam waktu singkat. Dia juga menyebutkan efektivitas Direct Written Corrective Feedback yang
ditemukan dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya bahwa Direct Written Corrective Feedback dapat
meningkatkan akurasi menulis siswa dengan teks yang sama dalam waktu singkat (Ashwell, 2000; Fathman & Walley, 1990 ;
Ferris, 1999; 2004; 2006; Ferris & Roberts, 2001)
Sasan Baleghizadeh dan Mehdi Dadashi (2011) meneliti pengaruh Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan
Tidak Langsung terhadap kesalahan ejaan siswa. Studi yang disajikan dalam penelitian mereka adalah eksperimen untuk
menguji peran Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung dalam meningkatkan akurasi ejaan bahasa Inggris siswa
sekolah menengah pertama. Studi ini menunjukkan perbandingan antara pengaruh Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung
dan Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung terhadap karya tulis siswa yang didiktekan oleh gurunya yang
mendiktekan dari buku teksnya. Studi mereka menunjukkan bahwa dengan mendapatkan Umpan Balik Tertulis Tidak
Langsung dari guru, siswa dapat mengambil inisiatif dalam produksi. Sebaliknya, ketika mendapatkan Umpan Balik Korektif
Tertulis Langsung, formulir yang benar disediakan oleh guru untuk disalin kepada siswa. Tindakan ini dapat memimpin
212
Lisensi Internasional Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Tanpa Derivatif 4.0
INFERENSI: Jurnal Pengajaran Bahasa Inggris Jil.
4, No.2, Agustus – November 2021 p-ISSN:
2615-8671
e-ISSN : 2615-868X
siswa menjadi bergantung pada gurunya. Studi mereka juga mengungkapkan bahwa menerima Umpan
Balik Korektif Tertulis Langsung tanpa siswa dilibatkan dalam revisi tugas tertulis dan proses koreksi
tidaklah efektif dan diinginkan dalam meningkatkan akurasi ejaan siswa di kelas seperti itu. Oleh karena
itu, bermanfaat untuk membangun kegiatan kelas tambahan dimana siswa dapat melibatkan dan
melibatkan diri dalam proses revisi dan koreksi diri.
Kesimpulan
Makalah penelitian yang dipilih secara kolektif memberikan pemahaman yang lebih transparan tentang apa
itu Umpan Balik Korektif Tertulis. Berdasarkan temuan penelitian ini, terdapat beberapa pencerahan bagi para guru,
khususnya bagi guru yang mengajar siswa EFL. Studi menunjukkan bahwa guru harus memilih jenis umpan balik
korektif tertulis yang sesuai tergantung pada tujuan umpan balik tersebut. Khusus untuk menggunakan dua jenis
umpan balik: Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung dan Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung. Apabila
tujuan guru adalah membantu siswa melakukan revisi dan koreksi terhadap karya tulisnya, guru dapat membantu
siswa memberi dan menjelaskan secara eksplisit. Bagi beberapa siswa, opsi umpan balik yang lebih eksplisit lebih
menguntungkan. Namun, jika tujuan guru adalah membantu siswa meningkatkan dan meningkatkan
pengetahuannya, guru dapat membantu mereka menjelaskan secara implisit—manfaat menggunakan umpan balik
yang lebih implisit ketika tujuannya memiliki dua sisi. Bagi guru, dengan memberikan feedback secara implisit,
feedback menjadi lebih hemat waktu. Proses koreksi dan revisi lebih menjadi tugas pemecahan masalah bagi siswa,
yang mendorong siswa untuk belajar secara mandiri. Oleh karena itu, penting untuk merancang kegiatan menulis
untuk melibatkan dan melibatkan diri dalam proses pembelajaran.
Meskipun demikian, sebagian besar penelitian yang dipilih memiliki beberapa keterbatasan. Pertama,
ukuran sampel yang kecil dari universitas atau sekolah tertentu kemungkinan besar hanya memberikan nilai
yang terbatas ketika diperlukan populasi siswa yang lebih besar. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam
menggeneralisasi temuan ini ke departemen atau institusi pendidikan lain di negara terkait. Penelitian
selanjutnya sebaiknya melibatkan lebih banyak partisipan karena akan membuat hasil temuan menjadi lebih
persuasif dan meyakinkan. Kedua, variabel lama dan frekuensi penelitian harus dilakukan penelitian lebih
lanjut.
Berikut beberapa solusi terhadap kendala yang teridentifikasi yang dapat dieksplorasi. Studi Umpan Balik Korektif
Tertulis mungkin memberikan solusi bermanfaat yang akan menyelidiki faktor-faktor berpengaruh yang mempengaruhi
siswa EFL, terutama dalam kinerja menulis mereka. Dengan cara ini, perlakuan umpan balik korektif dapat ditingkatkan, dan
bahkan teknik umpan balik baru dapat dirancang. Oleh karena itu, makalah ini mencoba menyajikan beberapa makalah
penelitian terkait dan menyajikan secara singkat pendekatan tematik dan hasil penelitian sebelumnya. Harapannya adalah
untuk membantu peneliti menetapkan landasan untuk penelitian masa depan mengenai umpan balik korektif tertulis untuk
meningkatkan kinerja menulis siswa.
Referensi
Baleghizadeh, S., & Dadashi, M. (2011). Pengaruh Umpan Balik Korektif Langsung dan Tidak Langsung pada
Kesalahan Ejaan Siswa.PROFIL Jil. 13(1). 129-137.
Bitchener, J., & Knoch, U. (2009). Kontribusi umpan balik korektif tertulis terhadap bahasa
pengembangan: penyelidikan sepuluh bulan.Jurnal Linguistik Terapan, 31(2), 193-214.
Ellis, R. (2009). Tipologi umpan balik korektif tertulis.Jurnal ELT,63(2), 97-107.
Ellis, R., Sheen, Y., Murakami, M., & Takashima, H. (2008). Dampak tulisan fokus dan tidak fokus
umpan balik korektif dalam konteks bahasa Inggris sebagai bahasa asing.Sistem, 36, 353-371.
Ferris, DR (2010). Penelitian penulisan bahasa kedua dan umpan balik korektif tertulis di SLA:
Persimpangan dan aplikasi praktis.Studi dalam Akuisisi Bahasa Kedua, 32, 181-201. Ferris, DR (2011).
Pengobatan kesalahan dalam tulisan siswa bahasa kedua(2daned.). Ann Arbor: Michigan. Han, Y. (2012).
Efektivitas Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan Tidak Langsung Intra dan Antar Tugas.
Jurnal Asia TEFL Vol.9(2), 71-96.
Lalande, JF (1982). Mengurangi kesalahan komposisi: sebuah eksperimen.Jurnal Bahasa Modern, 66(2),
140-149.
Miftah, MZ (2015a). Meningkatkan keterampilan menulis melalui pendekatan proses menulis.Jurnal bahasa Inggris sebagai
Bahasa Asing, 5(1), 9-24.
213
Lisensi Internasional Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Tanpa Derivatif 4.0
INFERENSI: Jurnal Pengajaran Bahasa Inggris
Jil. 4, No. 2, Agustus - November 2021
p-ISSN: 2615-8671
e-ISSN : 2615-868X
Miskinebrahim, F. (2017). Umpan balik korektif tertulis tidak langsung, Revisi, dan Pembelajaran. Jurnal Indonesia
Linguistik Terapan, Vol.6(2), 184-192.
Putra, MS (2011). Penilaian tulisan yang tepat, bagaimana cara melakukannya dengan benar?Jurnal Bahasa Inggris sebagai a
Bahasa Asing, 1(1), 9-16.
Richard, JC & Renandya, WA (2002). Metodologi dalam Pengajaran Bahasa. Inggris Raya: Itu
Sindikat Pers Universitas Cambridge.
Sabarun. (2011). Meningkatkan kemampuan menulis melalui strategi pembelajaran kooperatif.Jurnal Bahasa Inggris sebagai a
Bahasa Asing, 1(1), 41-48.
Shirotha, FB (2016). Pengaruh Umpan Balik Korektif Tertulis Tidak Langsung terhadap Akurasi Menulis Siswa.
Jurnal Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing, 6(2), 101-118.
Tan, KE, & Manochphinyo, A. (2017). Meningkatkan Akurasi Tata Bahasa dalam Tulisan Pelajar Bahasa Thailand:
Membandingkan Umpan Balik Korektif Tertulis Langsung dan Tidak Langsung.Jurnal Asia TEFL, Vol. 14(3),
430-442.
Truscott, J. (1996). Kasus koreksi tata bahasa di kelas menulis L2. Pembelajaran Bahasa, 46(2),
327-369.
Van Beuningen, C. (2010). Umpan balik korektif dalam penulisan L2: Perspektif teoretis, wawasan empiris,
dan arah masa depan. Jurnal Internasional Studi Bahasa Inggris, 10(2), 1-27.
Van, B., Catherine, G., DeJong, NH, & Kuiken, F. (2012). Bukti efektivitas yang komprehensif
koreksi kesalahan pada penulisan bahasa kedua. Pembelajaran Bahasa, 62(1), 1-41.
214
Lisensi Internasional Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Tanpa Derivatif 4.0