Anda di halaman 1dari 16

HATI NURANI

RM. DMT Andi Wibowo, Pr


• Dibandingkan ciptaan lainnya, hanya manusia
memiliki “hati nurani” karena sejak penciptaan dia
diciptakan serupa/segambar/secitra dengan
Penciptanya sendiri ((Kej 1:27)
Keistimewaan sebagai citra Allah (Imago Dei)
• Mampu mengenal dan mencintai Penciptanya agar
mamu mengambil bagian dalam kehidupan Allah
sendiri.
• Itulah martabat sejati manusia. Dia bukan
someTHING yang setara dengan benda-benda
ciptaan lainnya tetapi someONE yg dalam
kebebasannya mampu menentukan diri sendiri dan
kehidupannya termasuk dalam memberi jawaban
• Seluruh umat manusia sama
iman dan cinta kepada Penciptanya.
martabatnya karena semuanya
adalah keturunan Adam (Kis 17:26)
• Oleh karena itu seluruh umat
manusia sebenarnya adalah satu
saudara, satu darah, satu Bapa (Mal.
2:10) yang dipanggil untuk saling
• Martabat sbg citra Allah membuat manusia di
dalam kodratnya terdapat persatuan antara dunia
rohani (jiwa) dan dunia jasmani (tubuh). Jiwa
diciptakan Allah dan tidak dapat mati, sedangkan
tubuh berasal dari dunia jasmani yang dapat mati,
namun Allah menghendaki bahwa jiwa akan
bersatu kembali dengan tubuh pada hari
Kebangkitan Badan.
• Di dalam jiwa manusia, manusia
memutuskan untuk berpihak pada
Allah atau melawan Allah, untuk
mengasihi Allah atau berpaling dari
Allah, untuk bersama Allah atau
memisahkan diri dari Allah
• Di dalam jiwa/hati/rohani inilah, hati
nurani manusia bermuara.
ISTILAH “HATI NURANI”
hati nurani atau suara hati atau suara batin?

HATI NURANI • St. Thomas membedakan antara “Synderesis (synteresis) “ dengan


“Conscientia”
• Synderesis (συντήρησις = syn + terein = memperhatikan secara
menyeluruh)= kecenderungan kodrati manusia yang selalu terarah
kepada apa yang baik. Allah sendiri yang menanamkan
kecenderungan kepada kebaikan ini di dalam hati manusia.
• Maka, dalam hal ini, hati nurani manusia tidak pernah bisa salah.
SUARA HATI • Conscience/conscientia {con + scientia (scire)} = dengan pengetahuan
atau pengetahuan menyeluruh dan mendalam. Disebut juga syneidesis
(συνείδησις = syn+ eidenai = memahami secara menyeluruh/komplit)
• Hati nurani sebagai daya kodrati tidak otomatis bersifat konkret
dalam menyikapi kompleksitas kehidupan. Diperlukan pertimbangan
rasional yang mendalam dalam situasi tertentu dan spesifik agar
manusia dalam hatinya mampu mengambil keputusan moral yang
sejalan/berpihak pada apa yang baik. Pertimbangan –pertimbangan
ini menggema dalam hatinya. Itulah “suara hati”.
• Suara hati ini bisa keliru karena tergantung dari sejauh mana manusia
melatih dan mempertajam kepekaan hatinya kepada kebaikan.
SUARA • Suara batin adalah salah satu unsur dari suara hati. Di sini muara dari
BATIN pembatinan norma-norma yang diterima dari masyarakat, keluarga,
sekolah atau agama. Ini tempat “Superego” dalam psikoanalisa
Sigmund Freud.
Allah menuliskan dalam hati manusia
Rm 2:15; 2Kor 3:3; Ibr 8:10

HATI
NURANI
synteresi
s
SUARA
SUARA HATI
BATIN
dalam berbagai situasi tertentu
Pembatinan
/ spesifik
norma-norma
syneideis
sosial
Superego
(Uber ich)
Akal budi/logika, Perasaan,
Ekonomi, Budaya, Kepribadian,
Masyaraka Keluarg
Pengalaman hidup, Politik, t
Sekolah Agama
a
Hukum, Basic needs, dsb
KGK 1776:
Di lubuk hati nuraninya, manusia menemukan
hukum yang tidak diterimanya dari dirinya
sendiri, tetapi harus ditaatinya. Suara hati itu
selalu menyerukan kepadanya untuk
mencintai dan melaksanakan apa yang baik
dan untuk menghindari apa yang jahat.

Hati nurani ialah inti manusia yang paling


rahasia, sanggar sucinya, di situ ia seorang
diri bersama Allah, yang sapaan-Nya
menggema dalam batinnya.
HATI
NURANI

IMPERATIF JATI DIRI/INTI MANUSIA:


Harus ditaati Sanggar suci manusia
Perjumpaan pribadi dengan Allah

HUKUM/PERINTAH:
Melakukan yang baik
Menghindari yang jahat/buruk

Mengarahkan/memandu kita ke apa yang


baik
HATI
NURANI SYNEIDESIS/ Pikiran2,
SYNTERESIS perbuatan2 dan
CONSCIENTIA
keputusan-
keputusan2
beserta dengan
SUARA persoalan-
HATI persoalannya
yang konkret
dalam
AKAL kehidupan yang
terjadi di masa
BUDI lampau, masa
sekarang dan di
masa
mendatang
Introspeksi/ Memutuskan
Merenung Bersikap/Bersuara/
Menimbang- Berpendapat
nimbang Mengantisipasi/Planning
Menganalisis Memilih solusi dan strategi
Memilah-milah Menyesal/bertobat/minta
Menyusun prioritas maaf dsb
dsb
KEPUTUSAN AKAL
Ditetapkan oleh Allah
BUDI MANUSIA,
sendiri; merupakan
yang olehnya
hukum ilahi, bisikan
manusia mengerti
langsung dari Allah
apakah satu
sendiri.
perbuatan konkret
Hati nurani = wakil
yang ia rencanakan,
Kristus yang asli dalam
sedang laksanakan
hati kita.
atau sudah
KGK 1749
laksanakan, BAIK MAKA: tidak pernah
atau BURUK, secara bisa salah
moral atau
mengikuti apa yang
baik dan benar
sesuai dengan
penetapan hukum
ilahi atau
MAKA: tidak.
bisa salah
Tergantung dari
apakah dalam
keputusan itu
manusia mengikuti
hukum Allah atau
tidak. Jika pertimbangan akal budi tersebut benar dan tepat maka
orang yang mendengarkan suara hati tersebut disebut
BIJAKSANA
FUNGSI HN • Norma/Hukum subyektif (bukan norma obyektif) untuk
menilai suatu perbuatan itu baik apa buruk
• Pegangan konkrit untuk kehidupan sehari-hari
SIFAT HN Personal/kodrati dan adi personal/adi kodrati
Personal/kodrati = berasal dari diri pribadi masing-masing
Adi personal/adi kodrati= berasal dari Allah sendiri
BENTUK HN • Bersifat perintah: “Jangan” atau “Kerjakan/Lakukan”
EFEK HN Penyesalan jika salah
Bahagia/kedamaian jika benar
PENILAIAN HN • Benar jika apa yang dipikirkan dan diputuskan sesuai
dengan hukum Tuhan sendiri (norma obyektif)
• Salah jika bertentangan dengan itu atau tidak
melaksanakan suara hati yang benar
TINGKATAN HN • Benar
• Ragu-ragu/bimbang
• Salah
SIKAP thd HN • Mendengarkan
• Tidak mendengarkan/Menolak
• Acuh tak acuh/Pura-pura tidak mendengar
SUARA HATI
YANG KELIRU
SUARA HATI YANG SALAH AKAN MEMBUAT
KEPUTUSAN MORAL JUGA SALAH

MENGAPA SUARA HATI BISA SALAH?


1. Karena ketidaktahuan atau ketidakpedulian akan apa yang
baik dan benar
2. Kebiasaan berdosa sehingga suara hatinya buta atau tidak
lagi peka pada apa yang baik dan benar
3. Ketidakpahaman akan Kristus dan GerejaNya
4. Contoh hidup yang buruk dari orang lain
5. Perbudakan oleh nafsu
6. Otonomi diri yang kebablasan
7. Penolakan otoritas Gereja dan ajarannya
8. Enggan bertobat dan hidup dalam kasih
9. Hidup ceroboh/tanpa pertimbangan
10. Hidup dalam ketakutan, keraguan, kebingungan
BEBERAPA PRINSIP HATI NURANI:

1. Dilarang melakukan kejahatan dengan tujuan baik


2. Kaidah emas: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki
supaya orang lain perbuat kepadamu, berbuatlah
demikian juga kepada mereka (Mat 7:21)
3. “Jika engkau berdosa terhadap saudara-saudaramu …
dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau
pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus (1 Kor 8:12)
4. “Tidak baik … melakukan sesuatu yang menjadi batu
sandungan bagi saudaramu” (Rm 14:21)
5. Minus Malum: lakukanlah perbuatan yang memiliki
keburukan terkecil.
6. Dalam kebimbangan/keraguan: bebas memilih atau
tidak wajib bertindak atau berpihak pada yang didakwa
salah atau berpihak pada apa yang lazim dilakukan.
PEMBENTUKAN HATI NURANI:
1. Tugas seumur hidup
2. Introspeksi diri agar mengenal hatinya
sendiri
3. Bertanggungjawab atas perbuatannya
sendiri
4. Mendidik diri berorientasi pada kebaikan/
kebajikan
5. Membebaskan diri dari rasa takut, sikap
selfish, sombong, rasa bersalah yang
palsu, puas dengan diri sendiri
6. Mendengarkan Sabda Allah sebagai
penerang jalan hidup kita
7. Belajar dari Salib Tuhan
8. Mendengarkan kesaksian dan nasehat
orang lain
9. Mendengarkan ajaran Gereja
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai