Anda di halaman 1dari 11

MODEL JAMINAN SOSIAL MASYARAKAT

“JIMPITAN” RW 04 DUSUN POPONGAN DESA GEMPOLAN KEDIRI

Disusum untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah


Praktik Jaminan Sosial Masyarakat

Dosen Pengampu:
Dr. Decky irianti, M.P
Fachry Arsyad M. Kesos

Oleh:

AKHMAD SULTHON IMAN NAUFAL


NRP. 20.02.025

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL


BANDUNG
2023
1. Identifikasi Masalah Sosial dan Analisis Kebutuhan Masyarakat
A. Identifikasi Masalah Sosial
Dalam menyusun model jaminan sosial berbasis masyarakat perlu adanya
identifikasi masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini dapat dilakukakn
dengan survei atau studi lapangan untuk mengetahui masalah yang paling mendesak
dan membutuhkan perhatian.
Dusun Popongan Desa Gempolan, Kec. Gurah, Kab. Kediri, Jawa Timur
memiliki 4 RW dengan 4 RT. Dusun Popongan memiliki kawasan sawah yang lebih
luas dibandingkan dengan luas pemukiman warga. Dalam RW 04 Dusun Popongan
memiliki sistem jaminan sosial berbasis masyarakat yang diinisiasi oleh Ketua RW
yang dalam pelaksanaannya dikelola langsung oleh Ketua RW baik penarikan dan
pengelolaannya. Kegiatan tersebut memiliki nama jimpitan dengan sistem iuran tiap
rumah di setiap bulannya. Besaran iuran ditentukan oleh Ketua RW tersebut yaitu
sebesar Rp. 10.000,00. Dalam pemanfaatannya penyampaian dari Ketua RW
dikhususkan untuk kegiatan sosial, perbaikan lingkungan seperti lampu penerangan
jalan, dan kegiatan sosial lainnya.
Pemanfaatan Jimpitan ini berdasarkan pendapat masyarakat kurang dirasakan
dan dirasa memberatkan karena tidak adanya realisasi yang jelas mengenai
pemanfaatannya. Adapun untuk kegiatan sosial sendiri yang dimaksud adalah untuk
memberikan bantuan uang tunai ketika ada penduduk yang meninggal dunia, atau
dapat dikategorikan sebagai Jaminan Kematian besarannya tidak ada ketentuan
khusus. Adapun beberapa kategori pemanfaatannya sebagai berikut :
a. Jaminan Kematian
Dalam realisasi ini berbentuk sebagai dana sosial uang tunai yang besarannya
tidak ada ketentuannya.
b. Sarana dan prasarana
Realisasi ini berbentuk pengadaan umbul-umbul dan perbaikan penerangan jalan.
c. Kegiatan Sosial dan Hari Besar
Realisasi ini berbentuk pengadaan unsur penunjang dalam kegiatan seperti
konsumsi dalam kegiatan bersih desa dan peringatan hari besar seperti 17
Agustus.
Dalam pelaksanaan ketiga kategori tersebut terkhusus pada Jaminan
Kematian ini perlu adanya optimalisasi kembali, mengingat untuk realisasi besaran
santunan belum ada kesepakatan dan ketentuan. Kemudian terkait dengan
pelaksanaan dari pengumpulan dan pengelolaan Jimpitan ini hanya Ketua RW tanpa
melibatkan unsur masyarakat yang lain. Terlebih tidak adanya bentuk
pertanggungjawaban kepada masyarakat, berdasarkan penyampaian dari masyarakat
dan penulis sebagai warga asli dari Dusun Popongan.
Melalui identifikasi yang ada dapat disimpulkan bahwa jaminan sosial yang ada
di masyarakat Dusun Popongan berjalan kurang optimal dan perlu adanya optimalisasi
untuk terselenggaranya jaminan sosial berbasis masyarakat yang baik di RW 04
Dusun Popongan yakni terkhusus pada Jaminan Kematian.
B. Analisis Kebutuhan Masyarakat
Analaisis kebutuhan dapat dilanjutkan apabila telah mendapatkan hasil dari
identifikasi masalah sosial yang ada. Selanjutnya akan dianalisis terkait hal yang
menjadi kebutuhan masyarakat.
Dari hasil identifikasi masalah sosial ditemukan bahwa jaminan sosial yang ada
di masyarakat Dusun Popongan berjalan kurang optimal dan perlu adanya optimalisasi
untuk terselenggaranya jaminan sosial berbasis masyarakat yang baik di RW 04
Dusun Popongan yakni terkhusus pada Jaminan Kematian.
Berdasarkan analisis masalah yang dilakukan, terdapat beberapa hal yang
menjadi kebutuhan di masyarakat terkait dengan pelaksanaan sistem jaminan sosial
“Jimpitan” yaitu :
a. Terselenggaranya jaminan sosial masyarakat yang transparan
b. Adanya kesepakatan besaran iuran jaminan sosial masyarakat
c. Adanya kesepakatan pemanfaatan jaminan sosial masyarakat
2. Pemetaan Sumber Daya Masyarakat
Pemetaan sumber daya masyarakat ini dilakukan dengan memetakan sumber sumber
yang ada di masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan program jaminan
sosial. Sumber daya masyarkat ini mencakup potensi manusia, organisasi lokal, dan
sumber daya alam yang ada di sekitar wilayah tersebut.
Sumber Daya Masyarakat (SDM) mengacu pada kumpulan keterampilan,
pengetahuan, dan potensi yang dimiliki oleh individu, kelompok, atau masyarakat secara
keseluruhan. SDM masyarakat dapat meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti
pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Sumber Daya Manusia (SDM)
adalah elemen penting dalam pembangunan suatu negara atau masyarakat. SDM yang
berkualitas dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi, serta mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengelola
dan mengembangkan SDM mereka dengan baik. Beberapa contoh sumber daya
masyarakat yang penting meliputi:
a. Pengetahuan dan keterampilan: Ini termasuk pendidikan formal, keterampilan teknis,
pengetahuan tentang pertanian, kerajinan, atau industri lokal, dan pengetahuan
tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.
b. Kesehatan: Kesehatan masyarakat adalah aspek penting dalam pengembangan
masyarakat. Sumber daya kesehatan meliputi fasilitas kesehatan, tenaga medis,
pengetahuan tentang kesehatan dan sanitasi, serta kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pola hidup sehat.
c. Keuangan dan ekonomi: Ini melibatkan akses ke modal, layanan perbankan, pelatihan
kewirausahaan, pasar kerja yang adil, serta kemampuan untuk mengelola keuangan
pribadi atau bisnis.
d. Infrastruktur: Infrastruktur fisik seperti jalan, jembatan, listrik, air bersih, dan sanitasi
yang memadai adalah sumber daya masyarakat yang penting untuk pengembangan
ekonomi dan kualitas hidup yang baik.
e. Partisipasi masyarakat: Kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan, organisasi sosial, dan kegiatan masyarakat lokal juga
merupakan sumber daya yang berharga. Partisipasi aktif masyarakat dapat
memperkuat solidaritas sosial, mempromosikan nilai-nilai demokrasi, dan
memperbaiki kondisi sosial.
Pemetaan sumber daya masyarakat yang ada di Dusun Popongan sebagai berikut :
a. Potensi Manusia
Sebagian besar masyarakat usia produktif yang memiliki kesehatan dan kesadaran
sosial yang tinggi. Adapun terkait dengan ekonomi bervariatif dari pekerja informal dan
formal, namun sebagian besar berprofesi sebagai pekerja informal yaitu petani. Terkait
dengan pekerja formal diantaranya guru, pejabat pemerintah desa, TNI, Polisi, dokter,
dan lain lain. Kehidupan sosial di Dusun Popongan sangat harmonis karena sebagian
besar penduduk adalah keluarga atau masih dalam satu garis keturunan yang sama.
b. Organisasi Lokal
Adapun terkait dengan organisasi lokal yang ada yaitu Ta’mir Masjid Al-Abror dan
Karang Taruna. Kedua organisasi ini sangat aktif dan berperan penting bagi Dusun
Popongan. Adapun organisasi lokal yang lain yaitu Poktan yang hanya aktif apabila
ada kegiatan.
c. Sumber Daya Alam
Terkait dengan sumber daya alam yang ada di Dusun Popongan sangat melimpah,
dimana sebagian besar wilayah dusun merupakan kawasan sawah dan kebun milik
masyarakat. Kondisi tanah yang subur serta mudahnya akses terhadap air bersih
gratis memudahkan masyarakat dalam menanam atau berkebun dengan bebas.
3. Pembentukan Komite atau Tim Penyusunan
Membentuk tim atau komite yang terdiri dari berbagai pihak terkait, seperti
masyarakat, pemerintah, lembaga sosial, dan ahli bidang jaminan sosial. Tim ini akan
bertugas merancang dan menyusun model jaminan sosial berbasis masyarakat. Dalam
perencanaan model jaminan sosial masyarakat ini akan dibentuk sebuah tim penyusun
yang terdiri dari :
TIM PENYUSUN
No Jabatan Nama
1. Ketua RW : Bpk. Poniman Purbowo
2. Pekerja Sosial : Akhmad Sulthon
3. Forum RT : - Bpk. An
- Bpk. Dalari
- Bpk. Mas’ud
- Bpk. Kamim
4. Takmir Masjid Al-Abror : - Bpk. Jazuli
- Bpk. Arief

4. Penentuan Jenis Jaminan Sosial


Melihat dari Identifikasi masalah dan identifikasi kebutuhan masyarakat RW 04 Dusun
Popongan, bahwa mayoritas masyarakat adalah pekerja informal yang tidak memiliki
akses terhadap jaminan sosial ketenagakerjaan, maka masyarakat membutuhkan model
jaminan kematian untuk mengcover masyarakat dari resiko terburuk maka jenis Jaminan
sosial masyarakat yang akan disusun, yaitu Funeral Insurance.
Dimana Funeral Insurance yaitu sebuah bentuk jaminan sosial yang dirancang khusus
untuk memberikan perlindungan keuangan bagi individu dan keluarganya dalam
menghadapi biaya pemakaman dan penguburan. Funeral insurance, atau asuransi
pemakaman, bertujuan untuk mengurangi beban finansial yang dihadapi keluarga saat
mengatur pemakaman yang layak dan memenuhi tradisi atau kebutuhan budaya mereka.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait funeral insurance:
1. Perlindungan biaya pemakaman: Funeral insurance memberikan perlindungan
finansial untuk biaya pemakaman, termasuk biaya kremasi atau penguburan, peti mati,
upacara, pemakaman, dan biaya terkait lainnya. Jumlah perlindungan yang diberikan
dapat bervariasi tergantung pada polis yang dipilih dan premi yang dibayarkan.
2. Premi dan manfaat: Seperti asuransi lainnya, pemegang polis funeral insurance
membayar premi reguler sesuai dengan kesepakatan dengan perusahaan asuransi.
Manfaat yang diberikan kepada ahli waris adalah jumlah tertentu yang telah disepakati
sebelumnya. Manfaat ini dapat digunakan untuk membayar biaya pemakaman dan
penguburan, serta mungkin termasuk tambahan untuk biaya pengelolaan warisan.
3. Kualifikasi dan persyaratan: Biasanya, asuransi pemakaman memiliki persyaratan
yang cukup mudah untuk memenuhi syarat. Pemegang polis sering kali hanya perlu
memenuhi batasan usia tertentu (misalnya, antara 18-85 tahun) dan membayar premi
yang ditentukan. Tergantung pada perusahaan asuransi, pemeriksaan medis mungkin
tidak diperlukan untuk memperoleh perlindungan.
4. Fleksibilitas: Funeral insurance umumnya memberikan fleksibilitas dalam pemilihan
polis yang sesuai dengan kebutuhan individu. Pemegang polis dapat memilih jumlah
perlindungan yang diinginkan dan membayar premi yang sesuai. Beberapa polis
mungkin juga menawarkan opsi untuk menambahkan rider atau manfaat tambahan,
seperti perlindungan kecelakaan atau penyakit serius.
5. Pembayaran klaim: Ketika pemegang polis meninggal dunia, keluarga atau ahli waris
dapat mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi untuk menerima manfaat
asuransi. Proses klaim biasanya melibatkan pengajuan formulir klaim, dokumen yang
diperlukan, dan verifikasi oleh perusahaan asuransi sebelum pembayaran dilakukan.
Penting untuk memahami persyaratan, ketentuan, dan manfaat dari funeral insurance
sebelum membelinya. Membandingkan berbagai penawaran dari perusahaan asuransi
dan berkonsultasi dengan ahli keuangan atau agen asuransi dapat membantu individu
dalam membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keuangan mereka.
5. Penentuan Skema Pengelolaan Jamsos
A. Regulasi
a. Perencanaan
Dalam tahap ini akan dibuat regulasi yang berfokus pada masalah utama yaitu
belum adanya sistem yang jelas mengenai pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial
berbasis masyarakat yaitu jaminan kematian. Adapun bersama dengan tim
penyusun akan merumuskan dan mempertimbangkan model jaminan sosial
masyarakat yang tepat. Adapun hal tersebut akan mengacu beberapa aspek
seperti dasar hukum terkait pelaksanaan Jaminan Sosial, besaran iuran dan
mekanisme pengumpulan dana, besaran manfaat, mekanisme pengelolaan, hak
masyarakat, serta penanggung jawab tiap kegiatan.
b. Penyusunan
Setelah perencanaan akan masuk dalam tahapan penyusunan atau perumusan
regulasi. Dimana akan mengacu pada aspek perencanaan yang utamanya fokus
pada penyelesaian masalah dan berfokus pada kesejahteraan masyarakat Dusun
Popongan. Adapun bentuk rancangan dari regulasi Jimpitan yaitu sebagai berikut.
Rancangan Regulasi Program Jimpitan Dusun Popongan

1. Dasar Hukum
UUD 1945 Pasal 28H ayat (3) yang menyebutkan bahwa “Setiap orang
berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat”.
2. Jimpitan
1) Merupakan bentuk jaminan sosial berbasis masyarakat sebagai
upaya untuk menunjang kesejahteraan masyarakat di Dusun
Popongan atas kondisi tidak terduga dalam hal ini yaitu Jaminan
Kematian.
2) Bentuk manfaat dari kegiatan ini adalah berupa santunan kepada
keluarga yang mendapat musibah yaitu ketika meninggalnya salah
satu keluarga.
3) Kepesertaan dalam kegiatan ini bersifat wajib kepada seluruh
masyarakat Dusun Popongan yang dihitung dan dibebankan per
rumah.
4) Pengumpulan dana, besaran iuran, serta besaran manfaat akan
dijelaskan di bab berikutnya.
5) Segala bentuk kegiatan (pengumpulan dana, pengelolaan dana,
pemanfaatan dana, dan penyaluran dana) akan disusun dan
disampaikan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban yang sah
dan dapat diakses oleh masyarakat Dusun Popongan.
3. Besaran Iuran dan Manfaat
1) Besaran iuran berdasarkan kesepakatan pengurus dan disahkan
oleh Ketua RW yaitu sebesar Rp. 10.000,00 tiap Kartu Keluarga.
2) Besaran manfaat akan diberikan sejumlah Rp. 500.000,00
4. Mekanisme Pengumpulan dan Pengelolaan
1) Dana akan dihimpun oleh pengurus yang akan dihimpun setiap
bulan yaitu di tanggal 2
2) Dana yang dihimpun akan dicatat dalam buku yang dipegang oleh
pengurus yang bertugas
3) Iuran dapat dibayarkan setiap bulan atau langsung untuk beberapa
bulan kedepannya dan bersifat fleksibel
5) Pengelolaan dana akan selalu melibatkan seluruh pengurus dan
kesepakatan pengurus
6) Di setiap akhir bulan akan ada laporan berupa jumlah atau hasil
iuran yang akan dibagikan kedalam grup RW
7) Segala bentuk pengumpulan dan pengelolaan akan dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab dan transparan
5. Kewajiban dan Hak masyarakat
1) Kepersertaan bersifat wajib
2) Pembayaran iuran wajib tepat waktu dan apabila ada kendala dapat
menghubungi pengurus Jimpitan
3) Masyarakat wajib mematuhi peraturan dan ketentuan yang dibuat
oleh pengurus Jimpitan
4) Berhak mendapatkan Jaminan Kematian berbentuk dana sosial atau
santuan berupa uang tunai sejumlah yang ditetapkan
6. Kewajiban Pengurus Jimpitan
1) Wajib membayar dan menarik iuran yang telah disepakati
2) Membuat dan melaporkan pembukuan dana yang dikumpulkan
3) Bertanggung jawab atas seluruh dana yang dikumpulkan dan
dikelola

c. Penetapan
Dari hasil rancangan dan regulasi yang telah disusun, selanjutnya akan
dilaksanakan penetapan oleh tim penyusun dalam bentuk sebuah berita acara.
Penetapan ini akan dilaksanakan dan disampaikan kepada seluruh warga RW 04
Dusun Popongan Desa Gempolan dalam audiensi nantinya.
d. Audiensi, evaluasi, dan klarifikasi
Tahapan ini akan dilaksanakan melalui pertemuan yang dihadiri oleh Ketua RW
04, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda yang mampu mewakili seluruh lapisan
masyarakat. Audiensi ini akan dilaksanakan di Masjid Al-Abror dengan diawali
pengenalan secara jelas Jaminan Sosial Berbasis Masyarakat “Jimpitan”,
kemudian akan dilanjutkan dengan diskusi terkait dengan program yang mungkin
ada masukan beserta kritik dari undangan.
Adapun selanjutnya akan dilaksanakan evaluasi terkait dengan hasil diskusi
dengan tujuan meningkatkan dan mengoptimalkan rancangan program ini demi
peningkatan kesejahteraan masyarakat RW 04 Dusun Popongan. Jika terdapat
hal yang kurang jelas mengenai kesepakatan yang ada dilanjutkan dengan
klarifikasi dan pengambilan kesepakatan demi mengurangi adanya
ketidakterbukaan terkait dengan program tersebut.
B. Skema Pembiayaan/Pengelolaan Dana
Skema pembiayaan atau pengelolaan dana yang berasal dari iuran wajib
setiap keluarga di setiap bulannya akan dikelola oleh pengurus penyelenggara
program. Terkait dengan perhitungan pengeluaran beserta besaran manfaat adalah
sebagai berikut.
Biaya Operasional/Bulan
No Kebutuhan Jumlah
1 Administrasi (Buku dan ATK) 100.000
2 Insentif Pengurus 100.000
3 Jaminan Kematian (Dana Duka) 500.000
4 Saving Peringatan Hari Kemerdekaan (1 tahun 100.000
sekali)
5 Dana Perbaikan dan Kegiatan Bersih Desa 200.000
Total 1.000.000
Setelah perhitungan kebutuhan pengelolaan adapun yang disusun berikutnya
yaitu perhitungan pembagian beban dan penetapan biaya sebagai berikut.
Pendanaan Dari Masyarakat
Jumlah KK Iuran Total/Bulan
134 10.000 1.340.000
Dari hasil perhitungan yang didapatkan, pembagian beban besarannya sama
seluruh masyarakat. Adapun penetapan hal ini akan diserahkan kembali kepada
masyarakat. Terkait dengan perhitungan tersebut jumlah kebutuhan dan jumlah
pendanaan terdapat selisih yang nantinya akan menjadi dana cadangan apabila terjadi
kondisi darurat.
C. Skema Distribusi Pelayanan
Distribusi pelayanan jaminan sosial Jimpitan ini akan diserahkan dalam bentuk
uang duka yaitu uang tunai. Dengan perhitungan iuran bulanan sebesar Rp. 10.000,00
dengan besaran manfaat apabila terjadi musibah sebesar Rp. 500.000,00. Adapun
bentuk pengelolaan ini akan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan diawasi
oleh Ketua RW serta mampu dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Penyaluran dana akan dilaksanakan tepat dihari yang sama ketika mengalami
musibah agar masyarakat yang mengalami musibah tidak perlu memikirkan perihal
keuangan.
6. Pembentukan Lembaga Pengelola
Model Jaminan Sosial Jimpitan ini mencakup lingkungan RW 04 Dusun Popongan.
Pembentukan lembaga pengelola akan diserahkan kepada Ketua RW. Adapun garis
besar pembentukan Lembaga Pengelola ini akan meliputi Koordinator Pelaksana,
Sekretaris, Bendahara, serta Petugas Lapangan. Terkhusus Petugas lapangan yaitu yang
membantu mengumpulkan dana dari masyarakat tiap bulannya dengan menugaskan
pemuda sebagai pelaksananya.
7. Rencana Edukasi dan Sosialisasi
Adapun rencana Edukasi dan Sosialisasi dengan melakukan berbagai kegiatan untuk
memperkenalkan dan menjelaskan program Jaminan Sosial Jimpitan ini. Beberapa cara
yang dapat dilakukan dalam edukasi dan sosialisasi program ini antara lain:
a. Sosialisasi melalui pertemuan komunitas: Mengadakan pertemuan komunitas di
tingkat lokal atau kelompok-kelompok yang ada untuk memperkenalkan program ini
kepada masyarakat. Dalam pertemuan ini, dijelaskan tentang tujuan, manfaat, dan
cara kerja program Jaminan Sosial Jimpitan, serta mengundang diskusi dan partisipasi
aktif dari peserta.
b. Kampanye informasi melalui media: Menggunakan media massa media online untuk
menyebarkan informasi tentang program ini. Kampanye informasi dapat berupa pesan
siaran yang menggambarkan konsep mutual assistance dan mengajak masyarakat
untuk terlibat.
c. Pelatihan dan workshop: Mengadakan pelatihan dan workshop tentang konsep dan
implementasi program Jaminan Sosial Jimpitan. Pelatihan ini dapat mencakup dan
dikhususkan kepada pengelola untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam program ini, seperti manajemen keuangan,
pemahaman risiko, keterampilan komunikasi, atau penanganan darurat.
d. Media sosial dan platform online: Memanfaatkan media sosial dan platform online
untuk menyebarluaskan informasi program ini. Dapat dibuat grup atau halaman
khusus yang menyediakan informasi terbaru, diskusi, atau pertukaran pengalaman
antara anggota program. Juga bisa digunakan untuk membagikan penyerahan
manfaat.
e. Kemitraan dengan organisasi atau lembaga terkait: Bekerjasama dengan organisasi
atau lembaga lain yang memiliki minat serupa untuk mengadakan kegiatan edukasi
dan sosialisasi bersama. Misalnya, bekerjasama dengan lembaga keuangan,
komunitas lokal, lembaga pemerintah, atau lembaga swadaya masyarakat yang
mendukung program-program sosial. Diharapkan hal ini mampu diterapkan
kedepannya untuk keberlangsungan dan pengoptimalan program Jaminan Sosial
Jimpitan.
Penting untuk menjalankan edukasi dan sosialisasi ini secara terus-menerus, baik
sebelum program diluncurkan maupun selama program berlangsung. Tujuannya adalah
agar masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang program Jaminan Sosial
Jimpitan dan terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam membentuk komunitas saling
membantu yang kuat dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai