Anda di halaman 1dari 5

NASKAH PERANG PADRI

Pemeran
 Alxel : Tuanku Imam Bonjol
 Aranda : Ismi (kaum hitam)
 Dimas : Satya (kaum hitam) dan Tuan kaum hitam
 Nirel : Ningrum (kaum putih)
 Keith : Matthew (orang Belanda)
 Intan : Tiwi (kaum putih)
 Orang 1 : Anna (orang Belanda)
 Orang 2 : Ronald (orang Belanda)
Bagian 1 :
Di suatu pagi yang cerah, datanglah kaum Belanda menginjakkan kaki di tanah
Minangkabu, Sumatra Barat. Kedatangannya membuat keadaan tak lagi menyenangkan.
Suasana seketika berubah mencekam, seluruh warga merasa tak aman.
-------------- (latar menyapu halaman)
Tiwi : Katanya Belanda udah sampe di daerah kita, ya?
Ningrum : Apa iya? Wah gimana ini, hidup kita udah gak aman.
Tiwi : Nah, makanya itu. (Belanda datang) Loh, itu siapa, Ning?
Matthew : Hello everybody! Good afternoon. (Semua diem) Ini kenapa malah pada
diem? Gini cara kalian menyambut tamu?
Ningrum : Good afternoon, tuan, maaf.
Matthew : Sudah, saya udah gak mood. Anna, sekarang kamu cari informasi tentang
tempat ini.
Anna : Alright! Di sini siapa yang paling kalian hormati?
Tiwi & Ningrum : T-tuanku Imam Bonjol.
Matthew : Hmm (megang dagu, mikir)
Anna : (Bisik-bisik sm Matthew) Kayaknya ada bahan yang bisa kita adu domba.
Matthew : (Senyum iblis)

Bagian 2 :
Beberapa hari kemudian, Tiwi menciduk perbuatan kaum hitam yang melanggar
hukum Islam. Bergegaslah Tiwi memanggil Tuanku Imam Bonjol.
T.I.B. : Yang bener kamu?
Tiwi : Beneran, tuan. Tadi saya liat mereka lagi main judi, mereka nyembah –
nyembah dewa Zeus. Ngapain saya boong. Tuh liat! (nunjuk kaum hitam).
Woy!
(Mereka mendekati kaum hitam)
T.I.B. : Astafirugllahaladzim (geleng – geleng). Hentikan perbuatan kalian!
Satya : Dih ngatur, lo pikir lo siapa?
T.I.B. : Ckckck. Perbuatan kalian itu salah! Islam melarang keras perjudian!
Satya : Halah, gausah bawa – bawa Islam. Ini itu udah jadi adat – istiadat kita.
Ismi : Bener. Iri bilang bos.
T.I.B. : Hentikan sekarang juga, atau..
Satya : (tarik kerah Imam Bonjol) Atau apa?!
Tiwi : Hehh. Hentikan sekarang juga atau kalian kena Azab dari Tuhan!
(Satya & Ismi cekikikan)
Ismi : Jaman gini masih percaya azab?
Satya : Cemas kau dek. Udah sana! Gausah ke sini kalo cm buat ganggu.
Tiwi : Dasar!
T.I.B. : Sudah, tenang. Tiwi, ayo kita pergi.

Bagian 3
Melihat kejadian tersebut, Belanda memanfaatkan keadaan untuk melanjutkan aksi
devide et impera atau yang biasa dikenal dengan sistem adu domba.
Matthew : Hey, nona! Apa yang kamu jual itu?
Ningrum : Oh, tuan. Ini adalah susu angsa yang baru saya perah kemarin. Apakah
tuan berminat untuk membelinya?
Matthew : Uh… (memutar bola mata) Tidak. Saya hanya ingin memberi tahu kamu
sesuatu tentang kaum hitam.
Ningrum : Loh, memangnya ada apa dengan kaum hitam?
Matthew : Apakah selama ini kalian tidak merasa kalau kaum putih lebih sedikit di
banding kaum hitam? Kaum hitam sangat memandang rendah golongan
kaum kalian. Bahkan mereka sering mencemarkan nama baik kalian
supaya kaum putih dibenci semua orang dan jumlah kaum hitam
bertambah.
Ningrum : Dasar kaum laknat! Berani – beraninya mereka. Tapi apakah benar mereka
berani melakukan hal seperti itu?
Matthew : Melanggar aturan agama saja berani, tentunya mereka berani melakukan
lebih! Kalau kamu tidak percaya, saya beli semua daganganmu sebagai
jaminan.
Ningrum : Iya juga, ya. Tidak perlu, tuan. Saya percaya sepenuhnya pada tuan.
Matthew : Baiklah. Sampaikan pesanku ini pada pemimpin dan seluruh kaum mu.
Saya harus pergi karna ada hal penting lain.
Ningrum : Saya akan sampaikan pesan ini secepatnya. Terima kasih tuan atas
kepedulianmu pada kaum kami. Huh.. Berani sekali mereka. (kesel)

Bagian 4
Dan di sisi lain, Anna ikut menghasut kaum hitam. Mereka berdua berhasil membuat
hati kedua kaum tersebut berapi – api. Kaum putih dan kaum hitam sudah saling membenci
dan terjadilah perang saudara.
Tiwi : Itu mereka! Bisa – bisanya kalian menebarkan berita hoax tentang kami!
Ismi : Apa?!! Kalianlah yang pertama memulainya.
T.I.B. : Cukup. Wahai saudaraku, bukankah lebih baik kita bicarakan ini baik –
baik? Kita bisa buktikan kebenarannya tanpa perang.
T.K.H. : Sudahlah, tidak perlu basa basi,,, serang!!!
Perang berlanjut hingga kaum hitam merasa nasib mereka di ujung tanduk.
Ismi : Tuan, kita harus segera mundur. Banyak pasukan kita yg gugur!
T.K.H. : ARGGHHH! Baiklah, semuanya mundur!

Bagian 5
Kaum hitam mendatangi kediaman Belanda di Padang dengan maksud meminta
bantuan untuk melawan kaum putih. Tentunya Belanda amatlah senang karena keinginan
mereka untuk dapat menguasai Minangkabau akan segera tercapai.
Ismi : (mengetuk pintu) Maaf mengganggu waktunya, tuan. Saya dari kaum
hitam diperintahkan oleh Tuanku Hitam ingin menyampaikan bahwa kami
telah kalah dalam peperangan. Oleh karena itu, saya ingin meminta
bantuan untuk menghadapi kaum putih.
Matthew : (senyum licik) Boleh saja. Tapi kami tidak dapat membantu kalian lewat
peperangan. Bagaimana kalau saya membuat perjanjian antara kaummu
dan kaum putih agar kalian dapat saling hidup aman?
Ismi : Baiklah tuan. Terimakasih! Saya pamit.
Keesokan harinya diadakanlah pertemuan antara kaum hitam dan kaum putih.
Matthew : Good afternoon. Maksud saya mempertemukan kalian adalah untuk
membagi perbatasan wilayah. Nanti tentara saya akan membuat garisnya,
supaya tidak terjadi kesalah pahaman antara kalian. Ok?
T.K.H. : Oke, saya setuju. Tapi kalau sampe kaum putih menginjakan kaki di tanah
kami, mereka akan kami hukum!
T.I.B. : Tunggu. Saya sebenernya kurang setuju. Tapi kalau semua dah pada
setuju, apa boleh buat?

Bagian 6
Akan tetapi, Belanda mengingkari janji. Kaum hitam dan kaum putih menyadari
bahwa Belanda telah melakukan tindakan – tindakan kejam. Mereka dipekerjakan paksa oleh
Belanda, sehingga Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Hitam mengadakan pertemuan.
T.K.H. : Aku menyesal menyetujui perjanjian tersebut. Banyak dari kaumku
dipaksa bekerja untuk menghasilkan persediaan Belanda, namun upah yg
mereka terima tidak sebanding dengan kerja keras mereka.
T.I.B. : Dari awal aku sudah curiga dengan Belanda. Tidak mungkin mereka mau
membantu dengan cuma – cuma. Lalu apa yang harus kita lakukan?
T.K.H. : Maafkan aku karena sudah percaya dengan mereka. Tapi sekrang kita
gabisa tinggal diam. Kita harus usir mereka dari sini.
T.I.B. : Aku setuju. Kita harus bersatu untuk melawan mereka. Besok, saat fajar
tiba, aku bawa pasukanku dan kau bawa pasukanmu. Kita akan serang
tempat peristirahatan mereka.

Bagian 7
Fajar pun tiba. Kaum hitam dan kaum putih bersatu untuk mengusir Belanda dari
Minagkau.
T.I.B. : Apakah sudah kumpul semua?
T.K.H. : Sudah
T.I.B. : Apakah kalian semua siap?
Kaum P & H : SIAP!
T.K.H. : Serang!!!!
(Peperangan pun terjadi)
Matthew : Ronald, apa yang terjadi di luar?
Ronald : Gawat tuan. Kita diserang! Sebaiknya tuan dan nona kabur sekarang juga
sebelum mereka datang dan membunuh kalian.
Matthew : ARGHHH! Kau juga ikut denganku.
Ronald : Baik tuan.

Bagian 8
Setelah lama bersembunyi, Matthew mengirim Ronald ke tanah Jawa untuk meminta
bantuan dari pihak Belanda di tanah Jawa.
Matthew : 2 kaum tersebut sangatlah kuat jika bersatu. Ronald, cepat kau pergi ke
pulau Jawa. Mintalah bantuan dari saudara kita di sana. Cepat, kita sudah
tidak punya banyak waktu!
Ronald : Baik tuan.
Ronald pun berhasil membawa 500 pasukan dari tanah Jawa.
Ronald : Tuan, saya sudah menyiapkan 500 pasukan dari pulau Jawa.
Matthew : Bagus! Besok kita akan menyerang mereka tanpa ampun.

Keesokan harinya.
Matthew : Pasukan, serang semua rakyat yang ada di Minangkabau!
Belanda : SIAP!
(Peperangan kembali terjadi)
Anna : Matthew, Tuanku Imam Bonjol berhasil kabur.
Matthew : Kurang ajar! Apakah Tuanku Hitam ikut bersamanya?
Anna : Sepertinya tidak. Kemarin aku lihat dia sudah gugur dalam peperangan.
Matthew : Baguslah. KITA MENANG!!!! HAHAHAHAHA

Setelah mendapat bantuan dari pihak Belanda di tanah Jawa, Belanda berhasil
menguasai Sumatra Barat. Namun, Tuanku Imam Bonjol dan pasukannya berhasil melarikan
diri dan melanjutkan perjuangan mereka.
Pada bulan Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol di-undang ke Palupuh untuk
berunding. Akan tetapi, dirinya berhasil ditangkap Belanda dan diasingkan ke Cianjur,
kemudian ke Ambon, lalu ke Lotak, Minahasa, Manado dan pada akhirnya meninggal pada 6
November 1864. Dan Sumatra Barat jatuh ke tangan Belanda.

Anda mungkin juga menyukai