Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Meningkatkan Daya Apresiasi Siswa Terhadap Novel Laskar Pelangi Dan


Rumah Kecil di Bukit Sunyi

DISISUN OLEH

1. Kiki Aliya
2. Dea Devianti
3. Muhammad Renaldi
4. Muhammad Artahman
5. Muhammad Riski Ramadhani

PEMERINTAH PROVINSI Kalimantan TIMUR


DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 4 SAMARINDA
TAHUN 2024
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Masalah..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
A. Apresiasi Novel..................................................................................
B. Pengertian Apresiasi Novel.................................................................
C. Pendekatan Dalam Mengapresiasi Novel.............................................
D. Menganalisis Unsur Intrinsik dan Ektrinsik Novel................................

A. Unsur Instrinsik..................................................................................
A. Tema..................................................................................................
B . Alur/Plot............................................................................................
C. Tokoh dan Penokohan........................................................................
D. Sudut Pandang (Point Of View)...........................................................
E .Gaya Bahasa.... ..................................................................................
F. Latar/Setting......................................................................................
G. Amanat............................................................................................
B. Unsur Ekstrinsik
A. Nilai Adat Istiadat, Budaya...................................................................
B. Nilai Agama.........................................................................................
C. Nilai Pendidikan..................................................................................
D. Nilai Moral..........................................................................................
E. Nilai Kepahlawanan.............................................................................
F. Nilai Ekonomi.......................................................................................

BAB lll PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah - Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul Apresiasi Siswa Terhadap Meningkatkan Daya Novel
Laskar Pelangi dan Rumah kecil di Bukit sunyi

Makalah ini bertujuan untuk mengapresiasi isi novel Laskar pelangi dan Rumah Kecil di Bukit
Sunyi. Apresiasi secara etimoragis berasal dari Kosakata Apreciatio yang berarti menghargai
Dalam makalah ini penulis ingin mengemukakan berupa tanggapan yaitu, cerita dari novel
laskar pelangi dan Novel Rumah kecil di Bukit Sunyi Cerita dari novel laskar pelangi Sangat
bagus dan mendidik juga banyak memberi motivasi kepada para pembaca novel tersebut
dan kita dapat belajarr banyak untuk menjalani hidup ini dengan lebih baik lagi demikian
juga dengan novel di bukit sunyi menggambarkan kehidupan di rumah kecil di bukitt sunyi
dengan indah dan Penuh untuk makna Setiap cerita mengajak Pembaca merenungkan nilai
Keberanian, persahabatan, nilai kehidupan dan cinta melalui petualangan dan kenangan
yang tak terlupakan

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. M. Idar, M. Pd Selaku kepala Sekolah SMA Megeri 4 Samarinda

2. Pausta situmorang S. PD Selaku guru pembimbing

3. Orangtua Penulis banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil

4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
BAB l

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Apresiasi sastra dapat dipertimbangkan sebagai upaya pembaca untuk memahami makna
karya sastra tertentu. Selain itu, pembaca juga dapat melakukan penafsiran dan tanggapan
terhadap karya sastra yang bertujuan agar pembaca memberikan penilaian secara tepat.
Sebagaimana yang diungkapkan Junus (1985: 1) pembaca memberikan makna terhadap
karya sastra yang dibacanya.
Tanggapan pembaca dapat bersifat aktif dan pasif. Para pembaca yang aktif senantiasa
memberikan tanggapannya terhadap cerita yang dibaca. Berdasarkan cerita itu pula
biasanya orang menanggapi karya sastra dengan komentar yang beragam, misalnya:
menyedihkan, menyenangkan, menarik, mengesankan, atau membosankan. Ada juga
pembaca yang menerima atau kurang menerima terhadap isi cerita (Pradopo, 2005: 122).
Semakin banyak karya sastra yang dibaca siswa, semakin banyak pula inspirasi dan
pengetahuan yang didapatkan.
Memahami novel merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan pada siswa kelas XI.
Materi tersebut berkenaan dengan unsur-unsur pembangun novel, amanat dan
menceritakan kembali (retelling). Hasil pemahaman dan tanggapan terhadap novel tentu
tidak sama antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Hal tersebut diduga tidak terlepas
dari faktor-faktor yang memengaruhinya. Secara umum terdapat tiga faktor yang
memengaruhi horison harapan siswa, yaitu norma-norma yang dari teks, pengetahuan dan
pengalaman atas semua teks yang telah dibaca, dan pertentangan antara fiksi dan
kenyataan.
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, menarik untuk diteliti guna mengetahui
tingkat tanggapan siswa terhadap novel Laskar Pelangi dan horison harapan yang
melatarbelakangi tanggapannya.
Manfaat yang diharapkan, yaitu dapat mengembangkan disiplin ilmu, khususnya bidang
resepsi sastra, sebagai bahan referensi untuk mahasiswa atau peneliti yang mengkaji resepsi
sastra. Selain itu, menjadi gambaran bagi guru tentang pengembangan pembelajaran sastra
dan sebagai bahan alternatif penelitian untuk evaluasi pembelajaran sastra.

Cerpen memiliki unsur fiksi seperti halnya novel. Cerpen yang dikemukakan oleh Sumardjo
(dalam, Djojosuroto. 2000:24) adalah cerita yang membatasi pembahasannya pada satu
unsur terkecil dari aspeknya. Dengan pembatasan ini menjadikan masalah tergambarkan
jauh lebih jelas. Cerpen juga dianggap sebagai bahan bacaan yang mewakili konflik
kehidupan manusia. Konflik biasanya direkam dan diwarnai berdasarkan keadaan realitas
langsung manusia atau dapat dilihat oleh pembaca melalui lingkungan alam atau
sekelilingnya dalam bentuk paparan verbal.

Cerpen "Rumah Kecil di Bukit Sunyi" merupakan salah satu cerpen yang termasuk dalam
kumpulan cerpen Tri Astoto Kodarie yang berjudul "Ladang Sastra". Kumpulan cerpen ini
pernah dipublikasikan oleh Wordpress, Ruang Guru, Brainly, dan Academia. Sehingganya
cerpen ini dianggap sebagai karya yang hanya disuplai untuk konsumsi para siswa sebagai
referensi belajar.
B. Rumusan Masalah

Dalam rangka meningkatkan daya apresiasi siswa terhadap novel “ Laskar Pelangi” beberapa
rumusan masalah perlu diidentifikasi:
1. Unsur intrinsik apa saja yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi?
2. Unsur Ekstrinsik apa saja yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi?

“Makna Hidup dalam Novel Rumah Kecil di Bukit Sunyi”. beberapa masalah perlu
diindetifikasi:
1. Unsur intrinsik apa saja yang terdapat dalam novel Rumah Kecil di Bukit Sunyi

C. Tujuan Masalah

1. mengapresiasi kemampuan siswa terhadap novel “Laskar Pelangi” dan novel “Rumah
Kecil di Bukit Sunyi”
2. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap novel “Laskar Pelangi” dan “Rumah Kecil
di Bukit Sunyi”
BAB ll

PEMBAHASAN
A. Apresiasi Novel

1. Pengertian Apresiasi Novel

Apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yang berarti 'mengindahkan' atau 'menghargai'
(Aminuddin, 1995: 34). Sedangkan menurut Depdiknas, apresiasi diartikan sebagai penilaian
(penghargaan) terhadap sesuatu (2008: 82). Dari dua pernyataan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa istilah apresiasi mengandung gambaran sikap yang dimiliki seseorang
dalam menghargai ataupun menilai suatu hasil karya sastra.
Para pakar sastra juga telah banyak mengungkapkan pendapatnya tentang definisi apresiasi
sastra. Beberapa diantaranya akan diuraikan sebagai berikut. Menurut Gove (dalam
Aminuddin, 1995: 34) merinci dua kandungan apresiasi sastra, yaitu: *

(1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan


(2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan

Pengenalan yang dimaksud dari uraian diatas adalah pengenalan dari dekat, bukan
pengenalan secara teoritis belaka. Proses pengenalan diri dari dekat yang dimaksud dalam
batasan apresiasi sastra mengharuskan para penikmat sastra untuk mempelajari secara
sungguh-sungguh terhadap karya sastra itu. Jadi dapat ditarik kesimpulan berdasarkan
penjelasan tersebut, bahwa apresiasi sastra dapat dilakukan melalui dua hal yaitu pertama,
apresiasi sastra dapat dilakukan melalui pengenalan dari dekat yang membutuhkan
keseriusan untuk mempelajari secara sungguh-sungguh karya sastra tersebut. Kedua,
apresiasi sastra dapat dilakukan melalui pemahaman atau pengakuan seseorang terhadap
nilai-nilai keindahan yang disampaikan pengarang dalam karya sastra tertentu. Pengenalan
serta pemahaman terhadap suatu hasil karya sastra inilah yang menunjukkan adanya
apresiasi sastra.
Sementara itu, Effendi (dalam Aminuddin, 1995: 35), menyatakan apresiasi karya sastra
adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menimbulkan
pengertian, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.
Kegiatan menggauli karya sastra dapat dilakukan dengan membaca karya sastra seperti novel
atau mempelajari teori-teori sastra. Kegiatan demikian, apabila dilakukan secara sungguh-
sungguh maka akan menumbuhkan kepekaan baik pikiran maupun perasaan yang nantinya
menimbulkan pengertian yang benar terhadap apa yang dipelajari tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa,


apresiasi karya sastra (novel) merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka
mempelajari secara sungguh-sungguh terhadap suatu hasil karya sastra (novel), sehingga
tumbuh pengertian, penilaian, penghargaan, kepekaan pikiran dan perasaan yang
menimbulkan pemahaman yang benar terhadap karya sastra (novel) tersebut, serta
menciptakan kenikmatan dan kecintaan terhadapnya yang mampu mendorong kemauan
untuk meluncurkan cipta sastra sendiri. Salah satu kegiatan apresiasi karya sastra berkaitan
dengan penelitian terhadap nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan karya
Khrisna Pabichara, maka dapat dilakukan melalui kegiatan mengkaji atau menganalisis nilai
pendidikan karakter yang terkandung dalam novel tersebut

2. Pendekatan dalam mengapresiasi novel

Kegiatan membaca atau menikmati karya sastra dengan cara seperti menonton atau
menyimak pembacaan karya sastra, hendaknya dilakukan secara sungguh-sungguh supaya
memiliki daya kepekaan pikir dan perasaan untuk dapat menghayati makna dan isi karya
sastra tersebut sehingga akan memperoleh manfaat yang besar dari kegiatan yang dilakukan.
Kegiatan memperoleh manfaat, pengalaman, serta penilaian terhadap karya sastra inilah
yang menggambarkan terjadinya kegiatan mengapresiasi sastra. Salah satu kegiatan dalam
mengapresiasi karya sastra dapat dilakukan dengan menganalisis suatu hasil karya sastra,
seperti halnya dalam penelitian ini yaitu menganalisis nilai pendidikan karakter dalam novel
Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. Dalam menganalisis suatu hasil karya sastra tentu
saja diperlukan adanya sebuah pendekatan untuk dapat menunjang keberhasilan dari tujuan
yang hedak dicapai.

Menurut Depdiknas (2008: 306), pendekatan berarti: proses, perbuatan, cara mendekati
(hendak berdamai, bersahabat, dan sebagainya). Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar
yang digunakan seseorang ketika mengapresiasi karya sastra dapat bermacam-macam.
Keanekaragaman pendekatan yang digunakan menurut Aminuddin (1995: 40) lebih banyak
ditentukan oleh, (1) tujuan, (2) kelangsungan apresiasi, dan (3) landasan teori

Bertolak dari tujuan apa yang akan diapresiasi, apresiator atau pengapresiasi karya sastra
dapat menggunakan sejumlah pendekatan yang meliputi, (1) pendekatan parafrastis, (2)
pendekatan emotif, (3) pendekatan analisis, (4) pendekatan historis, (5) pendekatan
sosiopsikologis, dan (6) pendekatan didaktis (Aminuddin, 1995: 40). Berkaitan dengan
penelitian terhadap nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna
Pabichara, maka penulis membatasi pada pengertian pendekatan didaktis. Dinyatakan lebih
lanjut oleh Aminuddin bahwa, pendekatan didaktis merupakan pendekatan yang sangat
tepat jika digunakan untuk mengapresiasi karya sastra dengan tujuan menentukan atau
memilih bahan ajar. Penerapan pendekatan didaktis dalam tingkatan pemilihan bahan yang
sesuai dengan pengetahuan maupun tingkat kematangannya akan terasa lebih
mengasyikkan. Pendekatan didaktis adalah pendekatan yang berusaha menemukan dan
memahami gagasan, tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang terhadap kehidupan.
Gagasan, tanggapan maupun sikap itu akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis,
filosofis, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai moral yang mampu
memperkaya kehidupan rohaniah pembaca. Pendekatan ini digunakan dengan maksud
untuk menentukan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra (novel), sekaligus
menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai bahan pemekarya kehidupan rohaniah para penikmat
sastranya. Berdasarkan pendapat yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa selain
untuk menyelaraskan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam karya sastra dengan
tingkat pemahaman siswa, pendekatan didaktis juga berfungsi

sebagai penyeleksi terhadap banyaknya karya sastra yang beredar di masyarakat. Oleh
karena itu dalam penerapannya apabila dikaitkan dengan pembelajaran apresiasi sastra,
pendekatan didaktis menjadi lebih bermakna khususnya dalam ketepatan hal pemilihan
bahan yang hendak diajarkan kepada siswa. Selain hal tersebut, penggunaan pendekatan
didaktis berkaitan dengan penelitian terhadap nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu
Dahlan karya Khrisna Pabichara, maka penggunaan pendekatan didaktis ini dalam penelitian
tersebut adalah sesuai karena pada dasarnya adalah untuk menunjang tujuan dari penelitian
tersebut yaitu untuk menemukan dan memahami nilai-nilai pendidikan yang terkandung
dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara

B. Menganalisis Unsur Instrinsik dan Enstrinsik novel “Laskar Pelangi” dan


“Rumah Kecil di Bukit Sunyi”

1. Unsur instrinsik Laskar Pelangi

A. Tema:
Novel laskar pelangi ini menceritakan perjuan- gan dan semangat para siswa.
Keterbatasan bukan halangan untuk tetap semangat berseko- lah dan mengejar cita-
cita. Suka, duka, kekonyolan dan haru biru turut mewarnai jalannya cerita di novel ini

B. Alur/Plot:
Alur cerita di novel “Laskar Pelangi" menggunakan jenis alur maju. Hal ini dibuktikan
dengan penulisan cerita yang menceritakan kisah awal semenjak ikal dan kawan-
kawannya bersekolah sampai mereka semua beranjak dewasa.
Meski begitu, banyak cerita yang masih menjadi misteri, dan misteri tersebut berada
pada novel sekuel tetralogi Laskar Pelangi lainnya
C. Tokoh/Penokohan:
Berikut adalah penjelasan penokohan dalam Novel laskar pelangi

1. Ikal
Ikal adalah tokoh utama dalam novel laskar pelangi. Hal ini dibuktikan adanya kata
ganti 'aku' untuk penyebutan Ikal. Tokoh ini digam- barkan sebagai siswa yang pandai
namun belum sepandai tokoh Lintang.

2. Taprani
Tokoh Taprani ini digambarkan sebagai sosok yang selalu tampil rapi dan pintar. la
sangat menghormati ibunya.

3. Sahara
Sahara adalah murid perempuan pertama yang ada di sekolah SD Muhammadiyah.
Tokoh ini digambarkan sebagai gadis dengan perawakan ramping dan mengenakan
jilbab.

4. A Kiong
Tokoh ini diceritakan sebagai satu - satunya siswa keturunan Tionghoa di SD
Muhammadiyah. Watak A Kiong ini digambarkan sebagai sosok yang sangat penurut
dan mudah percaya, terutama kepada tokoh Mahar

5. Harun
Harun adalah tokoh yang santun serta murah senyum. Ia baru masuk jenjang sekolah
SD saat usianya menginjak 15 tahun karena keterbe- lakangan mental.

6. Kucai
Kucai adalah ketua kelas yang cerewet namun sangat berbakat menjadi seorang
politikus. Meskipun awalnya ia sangat kesulitan mengatur seisi kelas namun pada
akhirnya semua bisa teratasi.

7. Lintang
Tokoh Lintang ini digambarkan sebagai sosok siswa yang sangat jenius. Tidak hanya
itu saja, ia juga sangat gigih memperjuangkan cita- citanya.

8. Mahar
Tokoh Mahar ini digambarkan sebagai sosok yang mempunyai bakat dalam bidang
kesenian. la pandai melukis, menyanyi, dan menyelesaikan seni rupa lainnya.

9. Bu Muslimah
Tokoh yang akrab dipanggil sebagai 'Bu Mus' ini merupakan figur guru yang sangat
berdedikasi mencerdaskan anak bangsa. Beliau sangat sabar dan baik hati kepada
murid – muridnya.

10. Pak Harfan


Sosok kepala sekolah ini mempunyai nama lengkap K.A Harfan Efendy Noor. Beliau
digam- barkan sebagai tokoh yang sangat peduli dan mau memperjuangkan SD
Muhammadiyah agar tetap bertahan.

D. Sudut pandang (point of view):


Sudut pandang yang di pakai dalam novel “Laskar Pelangi” adalah sudut pandang
orang pertama pelaku utama karena dalam perceritaan novel penulis memakai kata
‘Aku’. Tokoh ‘Aku’ di dalam tokoh ‘Aku’ bisa di bilang sebagai tokoh atau pelaku utama

E. Gaya bahasa
- Majas hiperbola, Kalimatnya : "kami menari seperti di rasuki roh lucifer si raja
hantu”
- Majas satire, kalimatnya : "Ampun! soali mudah kaya gini, kau tak bisa
mengerjakannya!" Bu mus Dal is menyindir
- Majas enumarasio, Kalimatnya : "Laut tenang di atas Permadanı biru itu tampak
satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhembus sepoi-
sepoi Bulan bersinar dengan terangnya dii sana-sini bintang-bintang gemerlapan
Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang harmonis itulah keindahan sejati”

E. Latar/Setting:
latar belakang novel laskar pelangi berlatar belakang pulau belitong menceritakan
tentang Kehidupan sepuluh anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sekolah
Muhammadiyah yang penuh dengan keterbatasan

~Latar tempat Terdapat beberapa latar tempat yang di gunakan di dalam cerita yaitu:
•Sekolah Muhammadiyah
• Seantero belitong
• Jalan raya di kampung tanjong pandan
•Rumah seorang majikan petinggi PN Timah

~Latar waktu, di lihat dari waktunya menggambarkan situasi di pagi hari, sore hari,
dan malam hari

~Latar suasana, dalam cerita bersuasana sedih, semangat dan bahagia

F. Amanat:
Amanat dari novel laskar pelangi yaitu kita harus giat tekun dalam belajar agar kelak
sukses di masa depan, sesulit apapun hidup kita, Seberapa berat pun cobaan dalam
hidup kita, kita tidak boleh patah Semangat dalam menuntut ilmu dan tetap berjuang
dalam Mengejar impian dan cita-cita kita. Selain itu kehadiran novel iitu mengajarkan
manusia untuk sederhana, jujur, tulus, gigih, penuh di deksi, ulet,, Sabar, tawakkal,
serta bertawakkall dalam menjalani hidup seperti yang di tuturkan oleh pak harfan
bahwa kita harus memberi sebanyak-banyaknya bukan meminta sebanyak-banyaknya
2. Unsur Ekstrinsik novel “Laskar Pelangi”

a) Nilai Sosial
Kutipan di bawah ini menunjukan sebuah kebudayaan yang kesaharianya dilakukan oleh para
warga belitong, seperti kegiatan yang setiap harinya dilakukan anggota laskar pelangi yang
melakukan aksi seni di sahkan Filicium. Hal tersebut terdapat di dalam kutipan berikut
"drama,opera, dan orkestra yang manggung di dahan Filicium sepanjang hari dengan
panggung sandiwara yang di lakoni kiomo sapiens di sebuah kelas di bawahnya

a) Nilai Adat Istiadat, Budaya


Walaupun masyarakat suda mengenal agama akan tetapi budaya adat istiadat yang
berkaitan dengan perdukunan dan kepercayaan pun masih ada bukan bukan berarti tidak
mengenal agama tetapi budaya dan agama ini terintegrasi

b) Nilai Agama
“Dalam mengejar cita-cita” selain berusaha mereka juga tidak lupa berdoa kepada tuhan
dan senantiasa melaksanakan ibadah “lalu persis di bawah matahari tadi tertera huruf " arab
gundul yang nanti setelah aku kelas dua setelah aku pandai membaca bahasa arab aku tahu
bahwa tulisanya berbunyi amar makruh naki munkar, artinya "Menyuruh kepada yang
makhruf dan mencegah dari yang munkar " "Sekolah kita adalah sekolah islam yang
mengedepankan pengajaran nilai religi, kita harus bangga dengan hal itu" “Malam minggu
ini kami menginap di masjid Al-Hikmah karena setelah sholat subuh nanti kami punya acara
seru yaitu naik gunung”

c) Nilai Pendidikan
Perjuangan untuk menempuh pendidikan dilakukan dengan kerja keras yang luar biasa
dalam keadaan apapun hari hari mereka selalu diwarnai dengan candaan Tawan maupun
tangis namun dibalik itu semua keceriaan mereka ada seseorang murid anggota dari laskar
pelangi yang bernama lintang yang perjuangannya terhadap pendidikan sangatlah luar biasa

d) Nilai Moral
“Cita cita” dapat dicapai dengan kerja keras dan kemauan yang kuat” dan teman teman
membuktikan bahwa bukan karena fasilitas yang menunjang dapat membuat seseorang
menjadi sukses maupun pintar akan tetapi, mana yang dapat setiap impian tentang lelah
menempuh perjalanan 80 km untuk pulang dan pergi mulai rumahnya ke sekolahnya selain
itu juga harus melewati sebuah danau yang ada buaya di

e) Nilai Kepahlawanan
Rela menempuh 80 km untuk pergi dan pulang dari rumahnya yang harus melewati sebuah
danau yang banyak buaya di dalam

f) Nilai Ekonomi
Novel laskar pelangi menggambarkan kehidupan masyarakat Belitong yang hidup dalam
kemiskinan novel ini menceritakan tentang 10 anak Belitong yang lahir dan tumbuh di pulau
kaya timah di Indonesia namun pulau yang semestinya kaya raya itu ternyata justru
penduduknya miskin tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga pendidikan masyarakat asli
Belitong dalam novel laskar pelangi termasuk dari kemiskinan absolut karena masyarakat
Belitong miskin dari leluhur nya dan bertahuntahun hidup dalam kemelaratan

3. Unsur Instrinsik cerita pendek “Rumah Kecil di Bukit Sunyi”

A. Tema:
Tema cerpen berjudul "Rumah Kecil di Bukit Sunyi" “Pembodohan, Kejahatan”

B. Alur/Plot:
Cerpen ini menggunakan alur maju. Terbukti dari latar waktu yang menunjukkan bahwa
terjadi dua hari yang terkesan seakan hari ini dan besok

C. Tokoh/Penokohan:
•Pak Kerto
•Juragan
•Empat orang polisi

D. Sudut Pandang (point of view):


Cerpen ini menggunakan sudut pandang pengamat (sudut pandang orang ketiga).
Terbukti dari keseluruhan kata dan kalimat dalam cerita, yaitu penulis menjadi seperti
dalang yang tahu segala-galanya

E. Latar/Setting:
~ Latar tempat, berada di sebuah rumah kecil di suatu perbukitan
~Latar waktu, terjadi di antara dua hari, yakni hari ini dan besok
~Latar suasana, di awal cerita suasana terkesan biasa saja. Namun, seiring berjalannya
cerita hingga mencapai akhir suasananya berubah menjadi tegang dan sedih

F. Amanat
Pesan yang dapat diambil dari cerita pendek “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” adalah
berhati-hatilah dalam mencari pekerjaan carilah yang benar benar terpercaya
dan terjamin jangan sampai pekerjaan itu menjadikan kita terjerumus dalam hal
yang tak diinginkan serta jangan pernah membohongi maupun berbuat licik
kepada orang line karena itu adalah perbuatan tercela dan setiap perbuatan
pasti ada balasannya
BAB lll

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam pembahasan kali ini , kita telah menganalisis dua karya novel yaitu,
"Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata dan "Rumah Kecil di Bukit Sunyi" karya Trio
Astoto Kodarie
Melalui analisis dari kedua novel tersebut , kita dapat menyimpulkan beberapa
hal penting yaitu:

.Nilai pendidikan dan


agama "Laskar Pelangi"
• Novel ini menyoroti keterbatasan dalam
meraih pendidikan , tapi di sisi lain juga
sangat menekankan keberanian dan
semangat juang sebagai kunci mengatasi
tantangan.
• Dalam karya nya Andrea Hirata memiliki
pesan yang terkandung di dalam novel
nya seperti jika seseorang menginginkan
sesuatu atau mempunyai cita cita selain
berusaha kita juga harus berdoa.

"Rumah Kecil di Bukit Sunyi"


• Pesan baik untuk para pembaca yaitu ,
carilah pekerjaan yang benar benar
terpercaya dan terjamin jangan sampai
pekerjaan itu menjerumuskan kita ke
dalam hal hal yang tidak di inginkan serta
jauh dari kata baik dan jangan pernah
berbuat licik dan berbohong kepada
orang lain.
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti dapat memberikan saran- saran


sebagai berikut

1. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia


Karya sastra berupa novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata ini dapat
digunakan sebagai salah satu bahan ajar sastra di SMA kelas XI karena sesuai
dengan kurikulum yang ada. Novel ini memiliki banyak amanat sehingga sangat
baik untuk dijadikan bahan aar dalam pembalajaran sastra. Pembelajaran ini
dapat berupa siswa diberi tugas untuk mengapresiasi unsur intrinsik dan nilai
edukatif dalam novel ini dan kemudian dibahas dan didiskusikan bersama-sama.

2. Bagi Peneliti Lain


Melihat kelebihan dari novel ini serta kualitasnya yang bermutu, peneliti
mengharapkan adanya penelitian-penelitian lain mengenai novel ini melalui
pendekatan yang berbeda dengan pendekatan sosiologi sastra yang
dipergunakan dalam penelitian ini.

3. Bagi Penikmat Sastra


Penelitian ini dapat dijadikan jembatan sebagai sarana penghubung antara
karya sastra dengan penikmatnya itu sendiri. Melalui penelitian ini diharapkan
karya sastra tidak lagi menjadi sebuah hal yang asing di mata pembaca serta
pembaca dapat lebih meresapi, menghayati dan menikmati sebuah karya sastra
DAFTAR PUSTAKA

Hirata,Andrea. 2005 . "Laskar Pelangi". Yogyakarta : Bentang pustaka

https://repository.ump.ac.id/7166/3/Dessy%20Amalia%20Saputri%20
....%20BAB%20II.pdf

https://paket-wisatabromo.com/unsur-intrinsik-cerpen-berjudul-
rumah-kecil-di-bukit-sunyi-yang-tepat

http://finatrim.blogspot.com/2015/05/rumah-kecil-di-bukit-
sunyi.html

https://id.scribd.com/document/500213531/Rumah-Kecil-Di-Bukit-
Sunyi

Anda mungkin juga menyukai