Anda di halaman 1dari 18

Indonesian Journal of

Mathematics and Natural Sciences Education


p-ISSN: 2721-172X e-ISSN: 2721-1746
Vol. 1 No. 3 Th 2020; Hal 215-232
http://mass.iain-jember.ac.id

Inventarisasi dan Identifikasi Problem Pembelajaran Matematika Siswa


di Sekolah Inklusi Kabupaten Jember

Fikri Apriyono 1 *
1
Tadris Matematika, FTIK, Institut Agama Islam Negeri Jember,
* E-mail: fikrimath@gmail.com1

Abstrak
Inklusi adalah sebuah filosofi pendidikan dan sosial, dimana inklusi meyakini bahwa semua orang
adalah bagian yang berharga dalam kebersamaan masyarakat, apapun perbedaan yang ada. di dalam Al-
Qur`an disebutkan bahwa hakikat manusia adalah makhluk yang satu sama lain berbeda (individual
differences). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif
atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian
dilaksanakan di SMP Inklusi TPA Jember berdasarkan pertimbangan bahwa peneliti sudah melakukan
observasi awal dan tertarik untuk meneliti di SMP TPA Jember. Subjek penelitian ini adalah guru dan
siswa di SMP Inklusi TPA Jember yang merupakan informan utama. Di dalam penelitin ini disimpulkan
bahwa hasil inventarisasi problem- problem pembelajaran matematika siswa di SMP Inklusi TPA Jember
menunjukkan bahwa terdapat problem internal dan eksternal pembelajaran matematika siswa di SMP
Inklusi TPA Jember yaitu: Problematika terkait siswa, Problematika faktor guru, Problematika terkait
Sarana dan Prasarana, Problematika terkait Lingkungan Keluarga Siswa, Problematika terkait
Kurikulum, Peneliti juga mendeskripsikan solusi pembelajaran matematika siswa di SMP Inklusi TPA
Jember yaitu Solusi terhadap problematika faktor guru, Solusi terhadap problematika terkait Sarana dan
Prasarana, Solusi terhadap problematika terkait Lingkungan Keluarga Siswa, Solusi t erhadap
problematika terkait Kurikulum, Solusi terhadap problematika terkait Siswa. Dengan adanya solusi yang
direkomendasikan oleh peneliti, sekolah dan guru sebaiknya segera menyelenggarakan berbagai
kegiatan pelatihan agar dapat memajukan sekolah inklus i yang ada di Kabupaten Jember. Sekolah dapat
bekerja sama dengan pemerhati pendidikan agar dapat tercapai sekolah yang baik dan layak bagi siswa
ABK dan Non ABK ketika belajar di sekolah inklusi.
Kata Kunci: Inklusi, pembelajaran matematika, inventarisasi, problematika .

Salah satu upaya pembangunan di


PENDAHULUAN
bidang pendidikan dilakukan melalui
Kabupaten Jember menerima peningkatan aksesibilitas masyarakat
penghargaan sebagai kabupaten terbaik terhadap layanan pendidikan yang
dalam acara penganugerahan berkualitas dan terjangkau. Salah satu
Indonesia’s Attractiveness Award di poin dalam upaya peningkatan
Westin Hotel Jakarta pada hari Jum’at aksesibilitas masyarakat terhadap
tanggal 29 September 2017 (Jatimtimes, layanan pendidikan dilakukan melalui
2017). Hal ini dikarenakan adanya peningkatkan akses layanan
upaya pembangunan di berbagai pendidikan bagi anak berkebutuhan
bidang termasuk di bidang pendidikan. khusus melalui pendidikan inklusi.

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 215


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

Salah satu sekolah yang menjadi kecerdasan dan/atau bakat istimewa


pelopor pendidikan inklusi di untuk memperoleh pendidikan yang
Kabupaten Jember adalah SMP Inklusi bermutu sesuai dengan kebutuhan dan
Taman Pendidikan dan Asuhan (TPA) kemampuannya. Tujuan kedua adalah
Jember. Saat ini juga dikembangkan mewujudkan penyelenggaraan
SMK Inklusi TPA Jember. pendidikan yang menghargai
Inklusi adalah sebuah filosofi keanekaragaman, dan tidak
pendidikan dan sosial, dimana inklusi diskriminatif bagi semua peserta didik.4
meyakini bahwa semua orang adalah Meski undang-undang telah secara
bagian yang berharga dalam tegas mengatur pemerataan hak dan
kebersamaan masyarakat, apapun kewajiban bagi setiap warga negara
perbedaan yang ada. Di dalam Al- untuk mengakses pendidikan, kasus
Qur‟an disebutkan bahwa hakikat diskriminasi dalam bidang pendidikan
manusia adalah makhluk yang satu masih kerap terjadi khususnya terhadap
sama lain berbeda (individual anak berkebutuhan khusus. Contoh
differences). Tuhan menciptakan kasus diskriminasi di Indonesia salah
manusia berbeda satu sama lain dengan satunya terdapat di Sumatera Utara,
maksud agar dapat saling berhubungan setidaknya terdapat 15 kasus
dalam rangka saling membutuhkan. diskriminasi terhadap anak di dunia
2Adanya siswa yang membutuhkan pendidikan. Kasus-kasus diskriminasi
layanan pendidikan khusus pada dalam bidang pendidikan tersebut
hakikatnya adalah manifestasi dari terutama berkaitan dengan penerimaan
hakikat manusia sebagai individual siswa baru maupun akses untuk
differences tersebut. Interaksi manusia bersekolah, salah satunya seperti yang
harus dikaitkan dengan upaya dijelaskan oleh Jailani (2011 dalam
pembuatan kebajikan. Ada dua jenis Ikhwan, 2011), dalam diskusi refleksi
interaksi antar manusia, yaitu Hari Anak Nasional, bahwa di Kota
kooperatif dan kompetitif. 3 Begitu pula Padang Sidempuan terdapat anak yang
dengan pendidikan, yang juga harus ditolak mendaftar di sekolah menengah
menggunakan keduanya dalam rangka kejuruan karena memiliki
mencapai tujuan pendidikan dan keterhambatan fisik. Pihak sekolah
pembelajaran. menyatakan, penolakan tersebut
Dalam UU Nomor 70 Tahun 2009 berdasarkan pada surat keputusan
Tentang Pendidikan Inklusif bagi Walikota. Jailani juga menjelaskan
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan bahwa diskriminasi dalam bidang
dan Memiliki Potensi Kecerdasan pendidikan di Sumatera Utara tidak
dan/atau Bakat Istimewa dijelaskan hanya terjadi terhadap anak
bahwa pendidikan inklusif memberikan berkebutuhan khusus, tetapi juga
kesempatan yang seluas-luasnya terhadap orang yang memiliki ekonomi
kepada semua peserta didik yang lemah yang tidak bisa mengakses
memiliki kelainan fisik, emosional, pendidikan karena mahalnya biaya,
mental, dan sosial atau memiliki potensi terlebih untuk mengakses sekolah-

216 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

sekolah yang mengubah statusnya keterbatasan yang dimiliki oleh siswa


menjadi Rintisan Sekolah Berstatus berkebutuhan khusus tersebut.
Internasional (RSBI). Permasalahan yang muncul lagi adalah
Praktek inklusi merupakan ketika guru harus membagi perhatian
tantangan baru bagi pengelola sekolah. dan kemampuan untuk mengelola kelas
Taylor dan Ringlaben (2012) karena pada sekolah inklusi siswa yang
menyatakan bahwa dengan adanya berada di dalam kelas akan sangat
pendidikan inklusi menyebabkan banyak macamnya. Masih ada banyak
tantangan baru pada guru, yaitu dalam permasalahan lain yang dialami oleh
hal melakukan perubahan yang guru SMP Inklusi TPA Jember dalam
signifikan terdapat program pendidikan membelajarkan matematika.
dan mempersiapkan guru-guru untuk Berdasarkan permasalahan
menghadapi. Semua kebutuhan siswa tersebut peneliti mengkaji lebih dalam
baik siswa berkebutuhan khusus tentang problem pembelajaran
maupun non berkebutuhan khusus. matematika di SMP Inklusi TPA Jember.
Taylor dan Ringlaben juga menjelaskan Penelitian juga dilakukan di SMK
mengenai pentingnya sikap guru Inklusi TPA Jember untuk
terhadap inklusi, yaitu guru dengan mendapatkan komparasi problem
sikap yang lebih positif terhadap inklusi pembelajaran matematika di dua
akan lebih mampu untuk mengatur jenjang pendidikan inklusi ini.
instruksi dan kurikulum yang Tujuan dari penelitian ini adalah
digunakan untuk siswa bekebutuhan (1) Menginventarisasi problem-problem
khusus, serta guru dengan sikap yang pembelajaran matematika siswa di SMP
lebih positif ini dapat memiliki Inklusi TPA Jember; (2)
pendekatan yang lebih positif untuk Mengidentifikasi problem pembelajaran
inklusi. matematika siswa di SMP Inklusi TPA
Konsep pendidikan inklusi Jember; (3) Mendeskripsikan solusi
tersebut rupanya belum terwujud pembelajaran matematika siswa di SMP
sebagaimana mestinya di kondisi nyata Inklusi TPA Jember.
lapangan. Berdasarkan hasil penggalian
METODE
data awal di SMP Inklusi TPA Jember,
didapatkan bahwa masih terdapat Dalam penelitian deskriptif kerja
kesenjangan antara siswa normal dan peneliti bukan hanya memberikan
berkebutuhan khusus dalam beberapa gambaran-gambaran atau fenomena
pelaksanaan pembelajaran, salah sosial secara menyeluruh dan
satunya pembelajaran matematika. mendalam, tetapi juga menerangkan
Tantangan guru dalam memberikan hubungan, membandingkan antara
pembelajaran matematika pada anak konteks sosial atau dominan satu
berkebutuhan khusus diperlukan dengan yang lain, membuat prediksi,
kesabaran yang ekstra dan kemampuan serta mendapatkan implikasi dari suatu
pendekatan khusus lebih memahami masalah yang ingin dipecahkan.
kelebihan dan kekurangan atau Penelitian ini juga dinamakan penelitian
kualitatif, karena penelitian ini
Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 217
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

menggunakan dan memahami 2. Melakukan wawancara dengan


fenomena yang terjadi dari peran guru Kepala Sekolah, guru dan responden
pembimbing khusus dalam melatih lain sesuai pedoman wawancara
kemampuan berhitung penjumlahan yang telah dibuat;
bilangan bulat pada anak berkebutuhan 3. Melakukan wawancara dengan
khusus di SMPS Inklusi TPA Jember. siswa berkaitan dengan perilaku
Penelitian ini menggunakan siswa saat berbelanja di kantin
metode penelitian deskriptif kualitatif, kejujuran sesuai dengan pedoman
dimana peneliti adalah sebagai wawancara yang telah dibuat;
instrumen kunci, teknik pengumpulan 4. Membaca dan menjabarkan
data dengan triangulasi, analisis data pernyataan dari guru dan siswa,
bersifat induktif atau kualitatif, dan mencari definisi dan postulat yang
hasil penelitian kualitatif lebih cocok, dengan mencatat hal-hal
menekankan makna daripada penting yang berkaitan dengan
generalisasi. konsep-konsep kunci yang telah
Penelitian dilaksanakan di SMP ditetapkan baik berupa pernyataan,
Inklusi TPA Jember berdasarkan definisi, unsur- unsur dan
pertimbangan bahwa peneliti sudah sebagainya;
melakukan observasi awal dan tertarik 5. Mengkategorikan catatan-catatan
untuk meneliti di SMP TPA Jember. yang diambil dari sumber data lalu
Penelitian ini rencanyan akan mengklasifikasikannya ke dalam
dilaksanakan pada bulan April sampai kategori yang sama;
dengan bulan Mei 2019. Subjek 6. Mengkategorikan kategori yang
penelitian ini adalah guru dan siswa di telah disusun dan dihubungkan
SMP Inklusi TPA Jember yang dengan kategori lainnya sehingga
merupakan informan utama. Sebagai hasilnya akan diperoleh susunan
triangulasi, peneliti memanfaatkan yang sistematis dan berhubungan
Kepala Sekolah di SMP Inklusi TPA satu sama lain;
Jember, pakar pendidikan matematika 7. Menelaah relevansi data dengan cara
dan pendidikan Inklusi. mengkaji susunan pembicaraan
Teknik pengumpulan data yang yang sitematik dan relevansinya
dilakukan adalah observasi, serta tujuan penelitian;
wawancara, dokumentasidan FGD. 8. Melengkapi data dengan cara
Teknis analisis data dalam penelitian ini mengkaji isi data baik berupa hasil
menggunakan pendekatan Miles dan observasi dan hasil wawancara serta
Huberman. Adapun langkah-langkah hasil dokumentasi dilapangan;
yang ditempuh oleh peneliti dengan 9. Menjadikan jawaban, maksudnya
menggunakan analisis kualitatif model adalah hasil kajian data kemudian
interaktif adalah sebagai berikut: dijadikan jawaban setelah dianalisis;
1. Mengobservasi perilaku siswa pada 10. Menyusun laporan, setelah
saat pembelajaran matematika di menjabarkan jawaban secara
SMP Inklusi TPA Jember;

218 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

terperinci, kemudian menyusunnya Inklusi TPA Jember yaitu Bu Wahyu


dalam bentuk laporan. dan Bu Sriatin.
Pemeriksaan Keabsahan Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan teknik pemeriksaan
keabsahan data dalam penelitian ini Penelitian ini dilakukan di sekolah
didasarkan pada kriterium tertentu. yang menyelenggarakan pembelajaran
Menurut Lexy J. Moleong untuk inklusi di Kabupaten Jember. Peneliti
menetapkan keabsahan data diperlukan menemukan dua sekolah yang
teknik pemeriksaan yang didasarakan menyelenggaran pendidikan inklusi
pada sejumlah kriteria tertentu. Ada yaitu SMPS Inklusi TPA Jember yang
empat kriteria yang digunakan, yaitu berada pada satu kompleks sekolah
kredibilitas (derajat kepercayaan), yang berada di Jalan Branjangan
keteralihan (tranferbility), Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang
kebergantungan (dependenbility), Kabupaten Jember.
kepastian (conformability).
Teknik pemeriksaan keabsahan
data dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan triangulasi. Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data dengan memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan
dua jenis triangulasi yaitu triangulasi Gambar 1. Peneliti wawancara guru
sumber dan triangulasi teknik. matematika SMPS Inklusi
Imam mengungkapkan dalam Berdasarkan hasil observasi di
bukunya tiga prinsip dalam penelitian lapangan, diketahui bahwa model kelas
kualitatif, meliputi: (1) menggunakan yang diterapkan di SMPS Inklusi TPA
multisumber bukti, menggunakan Jember adalah model kelas regular
banyak informan dan memerhatikan (inklusi penuh), dimana anak
sumber-sumber bukti lainnya; (2) berkebutuhan khusus belajar bersama
menciptakan data dasar studi kasus, anak non berkebutuhan khusus
mengorganisir dan mengoordinasikan sepanjang hari di kelas regular dengan
data yang telah terkumpul; (3) menggunakan kurikulum yang sama.
memelihara rangkaian bukti, tujuannya SMPS Inklusi TPA Jember memiliki dua
agar bisa ditelusuri dari bukti-bukti lokasi pembelajaran yaitu di Jalan
yang ada berkenaan dengan studi kasus Branjangan dan Jalan Jawa Kabupaten
yang sedang dijalankan, penting ketika Jember. Berdasarkan hasil pengamatan
menelusuri kekurangan data lapangan. di lapangan, letak SMPS Inklusi TPA
Subjek penelitian ini adalah guru Jember yang di Jalan Jawa kurang
mata pelajaran matematika SMPS kondusif. Sekolah ini terletak di

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 219


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

belakang kantor PMI Kabupaten Jember problem pembelajaran matematika bagi


dan untuk menuju lokasi sekolah harus siswa di SMP inklusi TPA Jember
lewat gang sempit. adalah sebagai berikut.
a. Problematika dari Sisi Guru
Pemerintah melalui PP. No. 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 41 (1) telah
mendorong terwujudnya sistem
pendidikan inklusi dengan menyatakan
bahwa setiap satuan pendidikan yang
melaksanakan pendidikan inklusi harus
memiliki tenaga kependidikan yang
mempunyai kompetensi
menyelenggarakan pembelajaran bagi
Gambar 2. Peneliti mengobservasi guru
Ketika dalam proses pembelajaran peserta didik dengan kebutuhan
khusus. Pendidikan inklusi adalah
Peneliti berkesempatan
penempatan anak luar biasa tingkat
melakukan observasi pembelajaran
ringan, sedang, dan berat secara penuh
matematika kelas VIII SMPS Inklusi
di kelas biasa. Pendidikan inklusi
TPA yang berada di Jalan Jawa ketika
adalah pendidikan yang tidak
pembelajaran Bu Wahyu. Bu Wahyu
diskriminatif terhadap kondisi
adalah guru matematika SMP Inklusi
perbedaan anak, pendidikan yang
TPA Jember. Berdasarkan pemaparan
ramah terhadap semua perbedaan anak,
Bu Wahyu dan hasil observasi
pendidikan yang merangkul semua
lapangan, diperoleh data bahwa Kelas
perbedaan untuk belajar dalam
VII memiliki delapan siswa yang terdiri
komunitasnya (Rusyani, 2009).
dari satu autis, dua tuna grahita ringan
dan lima siswa non ABK. Kelas VII Di dalam penyelenggaraan
pembelajaran di sekolah inklusi, guru
memiliki sepuluh siswa yang terdiri
mata pelajaran dan Guru Pendamping
dari enam siswa non ABK, tiga tuna
Khusus (GPK) merupakan komponen
grahita ringan dan satu autis. Kelas IX
penting dalam mengoptimalkan proses
memiliki sembilan siswa terdiri dari
pembelajaran. GPK sesuai dengan buku
enam siswa non ABK dan tiga siswa
pedoman penyelanggara pendidikan
tuna grahita ringan.
inklusif tahun 2007 adalah guru yang
A. Inventarisasi Problem-Problem
mempunyai latar belakang pendidikan
Pembelajaran Matematika Siswa
khusus/ pendidikan luar biasa atau
di SMP TPA Jember
yang pernah mendapat pelatihan
Inventarisasi problem-problem
tentang pendidikan khusus/luar biasa,
pembelajaran matematika di SMP
yang ditugaskan di sekolah inklusif.
Inklusi TPA Jember, pertama dilakukan
Pada penyelengggaraan sekolah inklusi
dengan mengobservasi pembelajaran
dibutuhkan insrument input memadai
matematika di kelas VIII. Adapun hasil
sebagai penunjang keberhasilan
temuan di lapangan, diperoleh bahwa
220 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

program inklusifitas. Salah satu agar pembelajaran dapat berjalan


diantaranya adalah peran dari GPK dengan efektif. Guru pendamping
yang dikenal saat ini. GPK adalah guru khusus lebih menyederhakan
yang bertugas mendampingi anak penjelasan dari guru kelas. Hal ini
berkebutuhan khusus dalam proses seperti yang dijelaskan, baik yang
belajar mengajar di kelas reguler yang mengajar mata pelajaran pokok ataupun
berkualifikasi Pendidikan Luar Biasa pelajaran lainya, akan bekerja dengan
(PLB) atau yang pernah mendapatkan tenaga pendidikan khusus untuk
pelatihan tentang penyelenggaraan memastikan bahwa siswa ABK
sekolah inklusi. GPK adalah guru yang menerima pembelajaran yang dirancang
memiliki kualifikasi/ latar belakang khusus yang memang menjadi hak
Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang mereka. Ketika anak berkebutuhan
bertugas menjembatani kesulitan Anak khusus mengikuti pembelajaran di kelas
Berkebutuhan Khusus (ABK) dan guru reguler maka guru mata pelajaran wajib
kelas/mapel dalam proses pembelajaran memberikan bantuan maksimal, jika
serta melakukan tugas khusus yang pembelajaran di kelas inklusi, maka
tidak dilakukan oleh guru pada guru pendamping memberikan bantuan
umumnya. penuh. Berdasarkan kondisi lapangan
Di SMPS Inklusi TPA Jember, dan juga standard ideal GPK untuk
guru mata pelajaran direkrut seperti pendidikan inklusif, dapat disimpulkan
pada sekolah pada umumnya, tidak ada bahwa kualifikasi dari GPK di SMPS
criteria khusus, sementara untuk GPK Inklusi TPA Jember belum memenuhi
dipersyaratkan harus menguasai bahasa standard.
siswa. Seperti yang dipaparkan oleh Bu Problematika terkait pembelajaran
Wahyu berikut ini. matematika di SMPS Inklusi TPA
“Di sekolah ini tidak ada Jember adalah terbatasnya jumlah GPK,
kualifikasi khusus ketika ingin dimana hanya terdapat 1 GPK untuk
mengajar di sekolah inklusi, karena tiap jenjang kelas. Guru mata pelajaran
sekolah inklusi sama dengan sekolah matematika memaparkan bahwa, dalam
umum. Jadi guru matematika maka proses pembelajaran guru merasa
kualifikasinya guru matematika Syarat kewalahan menjawab pertanyaan dari
mereka harus bisa menguasai beberapa siswa, terutama siswa ABK. Hal ini
Bahasa siswa ABK” berdampak pada tidak efektifnya proses
Bentuk proses pembelajaran pencapaian tujuan pembelajaran
matematika yang dilakukan di SMPS sehingga penuntasan materi pada setiap
Inklusi TPA Jember adalah guru mata kali pertemuan juga terhambat. Namun
pelajaran menjelaskan materi di depan demikian, dalam proses pembelajaran
kelas secara klasikal, sedangkan guru yang dilakukan nampak adanya hal
pendamping khusus tidak bertugas positif, dimana guru melakukan
menjelaskan materi didepan kelas, keadilan dalam merespon baik siswa
melainkan sebagai pendamping ABK maupun Non ABK.
terhadap anak berkebutuhan khusus

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 221


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

b. Guru mengajarkan materi dikelas inklusi saya menggunakan


matematika yang tergolong materi yang tipe matematika dasar dan
mendasar mudah dipahami oleh siswa. Karena
Pembelajaran matematika di SMPS kita dituntut untuk menyelesaikan
Inklusi TPA Jember berlangsung seperti banyak KD tetapi waktu yang
pembelajaran matematika pada disediakan hanya sedikit”
umumnya. Kurikulum yang digunakan c. Guru mata pelajaran matematika
juga Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil mengalami kesulitan mengajar
observasi, peneliti melihat proses ketika ada siswa ABK yang
pembelajaran materi fungsi. Selama membutuhkan perhatian khusus
proses pembelajaran terlihat bahwa Terbatasnya jumlah guru
guru mengajarkan materi yang cukup pendamping khusus di SMPS Inklusi
dasar, namun siswa ABK sudah TPA Jember memicu permasalahan lain
kesulitan memahami materi tersebut terkait pembelajaran matematika. Guru
sehingga muncul banyak pertanyaan. mata pelajaran mengaku bahwa pada
Setelah proses pembelajaran saat proses pembelajaran, sering merasa
selesai, peneliti mengkonfirmasi hal kesulitan dalam menampung seluruh
tersebut kepada guru mata pelajaran pertanyaan dari masing-masing siswa
matematika. Guru memaparkan bahwa dengan kondisi yang berbeda-beda.
kondisi pembelajaran memang Kondisi tersebut diperumit oleh kondisi
berlangsung demikian, dimana siswa ABK yang butuh perhatian
penerapan Kurikulum 2013 terkait khusus. Dimana seharusnya siswa
pembelajaran matematika tidak dapat dilayani oleh seorang guru pendamping
dilakukan dengan maksimal. Untuk yang dapat menterjemahkan materi
materi yang rumit, seperti soal-soal yang sudah dijelaskan oleh guru.
berbasis HOTS sendiri juga jarang Kondisi ini dijelaskan oleh Bu Wahyu
dibahas di dalam kelas. Kondisi kelas sebagai berikut.
yang terdiri dari ABK dan Non ABK, “Guru akan kesulitan mengajar
membuat guru membahas materi- ketika siswa ABK membutuhkan
materi tingkat mendasar agar tidak perhatian yang khusus ketika
terjadi kesenjangan antara yang ABK mempelajari materi matematika,
dan Non ABK. Siswa yang Non ABK misalnya siswa tuna netra mereka akan
pun tergolong siswa dengan kesulitan untuk menyampaikan hasil
kemampuan yang rendah. Maka dari itu yang dikerjakan oleh siswa untuk
guru mengakui bahwa materi-materi dikomunikasikan dengan guru”
yang disampaikan memang hanya 1. Problematika terkait Sarana dan
materi dasar demi memenuhi tuntutan Prasarana
untuk menyelesaikan seluruh KD. Hal a. Belum ada media pembelajaran
tersebut seperti pemaparan Bu Wahyu matematika bagi siswa ABK
berikut ini. maupun NonABK
“Ada beberapa materi yang dirasa Media pembelajaran adalah segala
sangat sulit bagi siswa, tetapi untuk sesuatu yang dapat digunakan untuk

222 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

menyalurkan pesan dari pengirim ke sebagai komponen yang penting dari


penerima sehingga dapat merangsang sistem pendidikan yang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat diselenggarakannya.
siswa sedemikian rupa sehingga proses Memang selama ini media
belajar terjadi secara efektif dan efisien. pendidikan telah diperkaya dengan
Media adalah alat yang dapat sumber dan media pembelajaran,
membantu proses belajar mengajar yang seperti buku teks, modul, overhead
berfungsi memperjelas makna pesan transparansi, film, vidio, televisi, slide,
yang disampaikan sehingga tujuan dan lain sebagainya. Tetapi media itu
proses belajar mengajar dapat tercapai tampaknya belum cukup untuk
dengan sempurna. Media pembelajaran memotivasi sekaligus mengembangkan
juga berperan sebagai perangsang sikap dan kemampuan kepribadian
belajar dan dapat menumbuhkan anak, bakat, kemampuan mental sampai
motivasi belajar sehingga peserta didik mencapai potensi mereka yang optimal.
tidak merasa bosan dalam meraih Di sinilah diperlukan modifikasi media
tujuan-tujuan belajar. Media pendidikan yang sesuai dengan tingkat
pembelajaran sangat penting bagi guru kebutuhan para peserta didik.
dan peserta didik. Hal ini karena Pengembangan media pendidikan
apapun materi ajar yang disampaikan hendaknya diupayakan untuk
oleh guru mesti menggunakan media, memanfaatkan kelebihan-kelebihan
paling tidak yang digunakannya adalah yang dimiliki oleh media tersebut dan
media verbal yaitu berupa kata-kata berusaha menghindari hambatan-
yang diucapkan di hadapan peserta hambatan yang mungkin muncul dalam
didik. proses pembelajaran.
Seiring peran media pendidikan Di SMPS Inklusi TPA Jember, guru
yang semakin meningkat maka guru memaparkan bahwa tidak ada media
dan media pendidikan harus saling pembelajaran khusus bagi siswa ABK,
terkait satu sama lain dalam media yang dimiliki digunakan oleh
memberikan kemudahan belajar bagi siswa ABK maupun siswa non ABK.
peserta didik. Dalam arti, bahwa guru Hal ini tentu menjadi sebuah problem
sebagai fasilitator diharapkan mampu dalam pelaksanaan proses pembelajaran
untuk memfungsikan media matematika yang efektif.
pendidikan seoptimal mungkin sesuai b. Ruang kelas belum ramah untuk
dengan tujuan yang diharapkan. siswa ABK dan mudah terganggu
Perhatian dan bimbingan secara kondisi luar kelas
individual dapat dilaksanakan oleh Hasil observasi di lapangan
guru dengan baik sementara media menunjukkan bahwa ruang kelas di
pendidikan dapat pula disajikan secara SMPS Inklusi TPA Jember secara garis
jelas, menarik, dan teliti. Oleh karena besar sama seperti kelas sekolah pada
itu, menjadi suatu keharusan bagi setiap umumnya. Pengaturan ruang kelas
penyelenggara pendidikan inklusi yang terdiri dari anak ABK dan Non
untuk menempatkan media pendidikan ABK harus diperhatikan dapat

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 223


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

mendukung keefektifan pembelajaran. Di SMPS TPA Inklusi Jember


Berdasarkan standar sarana dan untuk aspek standard ruangan baik
prasarana untuk sekolah kebutuhan ukuran dan kapasitas cukup memenuhi
khusus dari peraturan Menteri syarat, hanya saja untuk jumlah
Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun pengawas ruangan kurang, yaitu hanya
2008 Tanggal 23 Juni 2008, sebagai ada 1 guru dan 1 guru pendamping.
berikut : Jendela dan pencahayaan juga sudah
1) Jumlah minimum ruang kelas sama cukup bagus, namun dari jendela guru
dengan banyak rombongan belajar. mengaku terganggu saat proses
2) Kapasitas maksimum ruang kelas pembelajaran berlangsung di saat teman
adalah 5 sampai 8 peserta didik dari siswa memanggil siswa yang
untuk ruang kelas. sedang belajar di kelas. Siswa yang autis
3) Rasio minimum luas ruang kelas ringan dengan ketidakstabilan emosi
adalah 3 m2 /peserta didik. Untuk sering berteriak-teriak saat merespon
rombongan belajar dengan peserta panggilan teman lain kelas. Hal ini
didik kurang dari 5 orang, luas menjadi problem dalam pembelajaran
minimum ruang kelas adalah 15 m2 . matematika, dikarenakan siswa harus
4) Satu ruang kelas memiliki 2 berkonsentrasi saat proses pembelajaran
pengawasan guru untuk maksimal 4 berlangsung. Seperti pemaparan guru
peserta didik. sebagai berikut.
5) Lebar minimum ruang kelas adalah Kalau secara jumlah siwa ukuran
3 m. kelas sudah memenuhi syarat cuman
6) Ruang kelas memiliki jendela yang beberapa jendela masih belum memiliki
memungkinkan pencahayaan yang peneutup sehingga siswa dari luar kelas
memadai untuk membaca buku dan bisa terlihat dan mengganggu siswa
untuk memberikan pandangan ke yang sedang belajar
luar ruangan. 2. Problematika terkait Lingkungan
7) Salah satu dinding ruang kelas dapat Keluarga Siswa
berupa dinding semi permanen agar Peran partisipasi orang tua dalam
pada suatu saat dua ruang kelas pendidikan inklusi dijelaskan lebih
yang bersebelahan dapat digabung lanjut dalam Individuals with
menjadi satu ruangan. Disabilities Education Act (IDEA) tahun
8) Luas minimum ruang kelas sama 1990 dan otorisasi resminya pada tahun
dengan luas satu ruang kelas, lebar 1997. Kebijakan tersebut mengesahkan
minimum ruang adalah 5 m. peran orang tua sebagai kolaborator
9) Akses masuk ruang kelas harus dan merekomendasikan agar para
mudah dan terjangkau untuk anak profesional menggabungkan
kebutuhan khusus. pengetahuan orang tua tentang anak
10) Sirkulasi gerak dalam ruang kelas mereka saat memutuskan masalah
minimal 1,5 m – 2 m dengan pendidikan dan mereka juga harus
ketinggian ruang kelas minimum 2,5 memberi tahu orang tua tentang hak
m mereka. Demikian juga di Afrika

224 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

Selatan, para orang tua menjadi bisa hidup didalam kalangan yang
advokad dari gerakan inklusi pada lebih umum
tahun 1990an. Mendukung penempatan d. Membantu memberikan keputusan
anak-anak mereka yang memiliki mengenai penempatan sekolah dan
disabilitas di sekolah umum. program dukungan belajar untuk
Keterlibatan orang tua dalam sistem anak-anak mereka.
pendidikan Afrika Selatan telah diakui e. Melibatkan diri kedalam proses
dan telah diberikan izin dalam belajar mengajar anak secara aktif,
mengambil bagian untuk memutuskan guna memberikan dukungan bagi
pendidikan anak-anak mereka. Peran pembelajaran dan pengembangan
advokasi yang dilakukan oleh orang tua yang efektif bagi anak. Demikian
penyandang disabillitas dalam gerakan pula, isu pernyataan untuk
menuju pendidikan inklusi di Afrika 'kebutuhan khusus' atau anak- anak
Selatan adalah suatu terobosan penting penyandang disabilitas, juga
dalam sejarah. Hal ini membuka jalan mendorong lebih banyak kemitraan
bagi orang tua untuk terlibat dalam antara orang tua dan sekolah.
proses pembuatan keputusan mengenai Lebih lanjut lagi, Sue Stubss dalam
penempatan sekolah dan program bukunya Inclusive Education (2002)
dukungan belajar untuk anak-anak menjelaskan bahwa kolaborasi antara
mereka. Oleh sebab itu sudah banyak orang tua dan guru dalam
kebijakan yang memberi hak kepada mengembangkan program pendidikan
orang tua untuk berbagi dengan para inklusif, dianggap sebagai mitra kerja
profesional dalam pengambilan yang setara dan terbukti memberikan
keputusan tentang pendidikan anak kontribusi yang signifikan untuk anak
mereka yang memiliki kebutuhan mereka, kontribusi tersebut meliputi:
khusus. a. Membantu dan memberikan
Dari gambaran di diatas dapat kita pengetahuan dan pengalaman
pahami bahwa peran orang tua dalam kepada guru tentang cara
pendidikan inklusi adalah : menangani anaknya
a. Advokasi bagi pendidikan anak b. Menjadi pembicara dan berbagi
mereka. pengalaman dalam seminar yang
b. Sebagai kolaborator dan dilaksanakan guru dan in-service
rekomendator bagi para profesional training lainnya.
untuk memberikan pengetahuan c. Para orang tua dapat bekerja sama
dan pengalaman tentang cara dengan sekolah lain untuk
mereka menangani anak mereka membantu mengembangkan
dirumah agar mudah dalam pendidikan inklusif.
memutuskan masalah pendidikan d. Bekerjasama dan membuat
bagi anak perencanaan bersama dengan
c. Memberikan sebuah pengakuan kelompok-kelompok stakeholder
terhadap eksistensi anak, dengan utama lainnya: Federasi Nasional
memberikan mereka akses untuk

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 225


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

Organisasi Penyandang disabilitas peserta didik tunanetra, tunarungu


dan organisasi lainnya. wicara, tunadaksa, dan tunalaras.
Berdasarkan dari pemaparan Alasannya peserta didik tersebut tidak
diatas dapat diartikan bahwa peran mengalami hambatan intelegensi.
orang tua dalam pendidikan inklusif Namun demikian perlu memodifikasi
sangatlah mempunyai pengaruh yang proses, yakni peserta didik tunanetra
sangat signifikan, karena berangkat dari menggunkan huruf Braille, dan
pemahaman bahwa orang tua lah yang tunarungu wicara menggunakan bahasa
paling mengerti karakteristik anak isyarat dalam penyampaiannya.
mereka, yang mana catatan-catatan b. Modifikasi Kurikulum
harian orang tua mengenai Yakni kurikulum siswa rata-
karakteristik, kebiasaan dan kebutuhan rata/regular disesuaikan dengan
anak mereka dapat di informasikan kebutuhan dan kemampuan/potensi
kepada pihak sekolah agar guru dan ABK. Modifikasi kurikulum ke bawah
profesional lainnya dapat memfasilitasi diberikan kepada peserta didik
dan membuat program pendidikan tunagrahita dan modifikasi kurikulum
sesuai dengan kebutuhan anak mereka. ke atas (eskalasi) untuk peserta didik
Apa yang peneliti dapatkan di gifted and talented.
SMPS Inklusi TPA Jember, jauh dari c. Substitusi Kurikulum
peran orang tua seperti pemaparan di Yakni beberapa bagian kurikulum
atas. Menurut guru, sejauh ini peran anak rata-rata ditiadakan dan diganti
orang tua siswa terbatas pada peran dengan yang kurang lebih setara. Model
untuk membantu belajar dan kurikulum ini untuk ABK dengan
memberikan jam tambahan di rumah. melihat situasi dan kondisinya.
Secara umum orang tua siswa memiliki d. Omisi Kurikulum
keinginan sebagai berikut: Yaitu bagian dari kurikulum
1) Mayoritas keluarga siswa ABK umum untuk mata pelajaran tertentu
menginginkan mereka tidak ditiadakan total, karena tidak
dibedakan dengan siswa pada memungkinkan bagi ABK untuk dapat
umumnya berfikir setara dengan anak rata-rata.
2) Mayoritas keluarga memiliki Adapun model kurikulum pada
motivasi agar mereka menguasai pendidikan inklusi dapat dibagi tiga,
materi sekolah yaitu :
3. Problematika terkait Kurikulum 1) Model kurikulum reguler, yaitu
Dalam pembelajaran inklusif, kurikulum yang mengikutsertakan
model kurikulum bagi ABK dapat peserta didik berkebutuhan khusus
dikelompokan menjadi empat, yakni: untuk mengikuti kurikulum reguler
a. Duplikasi Kurikulum sama seperti kawan-kawan lainnya
Yakni ABK menggunakan di dalam kelas yang sama.
kurikulum yang tingkat kesulitannya 2) Model kurikulum reguler dengan
sama dengan siswa rata-rata/regular. modifikasi, yaitu kurikulum yang
Model kurikulum ini cocok untuk dimodifikasi oleh guru pada strategi

226 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

pembelajaran, jenis penilaian, meliputi enam komponen, yaitu


maupun pada program tambahan elicitors, behaviors, reinforcers,
lainnya dengan tetap mengacu pada entering behavior, terminal
kebutuhan peserta didik objective, dan enroute. Secara
berkebutuhan khusus. Di dalam terperinci, keenam komponen
model ini bisa terdapat siswa tersebut yaitu:
berkebutuhan khusus yang memiliki a) Elicitors, yaitu peristiwa atau
PPI. kejadian yang dapat
3) Model kurikulum PPI yaitu menimbulkan atau menyebabkan
kurikulum yang dipersiapkan guru perilaku
program PPI yang dikembangkan b) Behaviors, merupakan kegiatan
bersama tim pengembang yang peserta didik terhadap sesuatu
melibatkan guru kelas, guru yang dapat ia lakukan
pendidikan khusus, kepala sekolah, c) Reinforcers, suatu kejadian atau
orang tua, dan tenaga ahli lain yang peristiwa yang muncul sebagai
terkait. Kurikulum PPI atau dalam akibat dari perilaku dan dapat
bahasa Inggris Individualized menguatkan perilaku tertentu
Education Program (IEP) merupakan yang dianggap baik
karakteristik paling kentara dari d) Entering behavior, kesiapan
pendidikan inklusif. Konsep menerima pelajaran
pendidikan inklusif yang berprinsip e) Terminal objective, sasaran
adanya persamaan mensyaratkan antara dari pencapaian suatu
adanya penyesuaian model tujuan pembelajaran yang
pembelajaran yang tanggap bersifat tahunan
terhadap perbedaan individu. Maka f) Enroute, langkah dari entering
PPI atau IEP menjadi hal yang perlu behavior menujut ke terminal
mendapat penekanan lebih. Thomas objective
M. Stephens menyatakan bahwa IEP Model pembelajaran bagi anak
merupakan pengelolaan yang berkebutuhan khusus harus
melayani kebutuhan unik peserta memperhatikan prinsip umum dan
didik dan merupakan layanan yang prinsip khusus. Prinsip umum
disediakan dalam rangka pembelajaran meliputi motivasi,
pencapaian tujuan yang diinginkan konteks, keterarahan, hubungan sosial,
serta bagaimana efektivitas program belajar sambil bekerja, individualisasi,
tersebut akan ditentukan. Pola menemukan, dan prinsip memecahkan
pembelajaran yang harus masalah. Prinsip umum ini dijalankan
disesuaikan dengan anak ketika anak berkebutuhan khusus
berkebutuhan khusus biasa disebut belajar bersama-sama dengan anak
dengan Individualized Education reguler dalam satu kelas. Baik anak
Program (IEP) atau Program reguler maupun anak berkebutuhan
Pembelajaran Individual (PPI). khusus mendapatkan program
Program Pembelajaran Individual pembelajaran yang sama. Prinsip

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 227


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

khusus disesuaikan dengan Dari beberapa hal di atas, dapat


karakteristik masing-masing peserta dianalisis bahwa problem pembelajaran
didik berkebutuhan khusus. Prinsip terjadi di kalangan siswa ABK maupun
khusus ini dijalankan ketika peserta non ABK. Dari temuan tersebut dan
didik berkebutuhan khusus juga hasil wawancara dengan guru
membutuhkan pembelajaran individual didapatkan bahwa secara intelegensi
melalui Program Pembelajaran kemampuan siswa ada pada kategori
Individual (IEP). Berdasarkan jenis dan kurang. Namun demikian, siswa di
model kurikulum tersebut, SMPS kelas memiliki motivasi yang tinggi
Inklusi TPA Jember menerapkan model untuk memahami materi. Guru
kurikulum regular dengan modifikasi. memaparkan sebagai berikut.
Adapun beberapa temuan di lapangan Materi yang berhubungan dengan
terkait problematika kurikulum adalah variable, siswa ABK mengalami
sebagai berikut. kesulitan, yang siswa non ABK juga
1) Sekolah menerapkan kurikulum kesulitan jadi guru hanya
2013 tetapi dalam pembelajaran memperkenalkan matematika yang
belum menerapkan kurikulum 2013 dasar juga. Dan siswa autis lebih sulit
2) Materi yang diajarkan masih ruang untuk mempelajari materi tentang
lingkup dasar urutan dan juga akan terganggu suara
3) RPP sama dengan sekolah umum, keras.
dimodifikasi untuk siswa ABK Pada saat peneliti melakukan
(belum ada standarisasi) observasi, Bu Wahyu dengan penuh
4) Ada seleksi siswa ABK yang masuk semangat sedang menjelaskan materi
ke sekolah inklusi 4 tahun yang lalu, fungsi di kelas. Seperti telah dipaparkan
sekarang sudah tidak ada pada pembahasan sebelumnya, bahwa
5) Guru dituntut untuk menuntaskan di kelas ketika Bu Wahyu menjelaskan
KD, tetapi menjelaskan materi beberapa siswa memperhatikan
membutuhkan waktu yang lama penjelasan guru, sedangkan siswa lain
4. Problematika terkait Siswa sibuk menulis soal yang ada pada LKS.
Di SMPS Inklusi TPA Jember, Beberapa siswa Non ABK dapat secara
siswa ABK dan siswa Non ABK langsung mengerti apa yang dijelaskan
melakukan proses pembelajaran secara oleh Bu Wahyu, tetapi ada juga yang
bersama-sama. Berdasarkan hasil masih kebingungan hal tersebut terlihat
observasi di lapangan ada beberapa ketika siswa menanyakan ulang apa
temuan sebagai berikut. yang dijelaskan oleh guru. Sedangkan
a. Siswa ABK masih sekedar menulis siswa ABK lebih sibuk dalam menulis
penjelasan guru di papan tulis apa yang sudah dijelaskan oleh guru.
b. Siswa non ABK juga kesulitan
mempelajari beberapa materi
c. Siswa ABK memiliki motivasi
menguasai materi

228 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

B. Identifikasi Problem dialami oleh siswa inklusi di SMPS


Pembelajaran Matematika Siswa Inklusi TPA Jember. Penulis
di SMP dan SMK Inklusi TPA mengidentifikasi problematika tersebut
Jember ke dalam dua kategori yaitu problem
Menurut teori Gestalt belajar internal dan eksternal siswa dalam
merupakan suatu proses belajar matematika.
perkembangan, artinya bahwa secara Bagan 1. Perbedaan factor eksternal dan
kodrati jiwa raga anak mengalami internal
perkembangan. Perkembangan sendiri Faktor Internal Faktor Eksternal
memerlukan sesuatu yang berasal dari
•kecerdasan •keluarga
diri siswa sendiri maupun pengaruh
•minat dan •sekolah
dari lingkungannya. Berdasarkan teori perhatian •masyarakat
ini , hasil belajar siswa dipengaruhi oleh •motivasi belajar
•ketekunan
dua hal, siswa itu sendiri dan
•sikap
lingkungannya. Pertama ,siswa dalam •kebiasaan belajar
arti kemampuan berpikir atau tingkah •kondisi fisik
laku intelektual , motivasi, minat, dan •kesehatan
kesiapan siswa baik jasmani maupun
rohani. Kedua, lingkungan yaitu sarana
Bagan 2. Faktor eksternal siswa
dan prasarana, kompetensi guru,
kreativitas guru, sumber-sumber sarana keluarga
prasarana siswa
belajar, metode serta dukungan
lingkungan, keluarga, dan lingkungan.
faktor
Menurut Wasliman, hasil belajar yang guru
kurikulum
dicapai oleh peserta didik antara Eks ternal
s i swa
berbagai faktor yang memengaruhi baik
faktor internal maupun eksternal. Bagan 3. Faktor internal siswa
1. Faktor internal : faktor yang Siswa non ABK juga
bersumber dari daalam peserta didik kesulitan
mempelajari
beberapa materi
yang memengaruhi kemampuan
Siswa ABK sekedar Siswa ABK memiliki
belajarnya. Faktor internal meliputi menulis penjelasan
guru di papan tulis
motivasi menguasai
materi
kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, internal
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan siswa
kesehatan.
2. Faktor eksternal: faktor yang Hasil temuan menunjukkan bahwa
berasal dari luar peserta didik yang problem pembelajaran matematika di
memengaruhi hasil belajar yaitu SMPS Inklusi TPA Jember adalah
keluarga, sekolah dan masyarakat. sebagai berikut.
Berdasar dari uraian di atas, penulis 2. Problematika faktor guru
berusaha mengidentifikasi berbagai a. Keterbatasan jumlah guru
problem pembelajaran matematika yang pendamping ABK

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 229


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

b. Guru mengajarkan materi 6. Problematika terkait Siswa


matematika yang tergolong a. Siswa ABK masih sekedar
mendasar menulis penjelasan guru di
c. Guru mata pelajaran matematika papan tulis
mengalami kesulitan mengajar b. Siswa non ABK juga kesulitan
ketika ada siswa ABK yang mempelajari beberapa materi
membutuhkan perhatian khusus c. Siswa ABK memiliki motivasi
3. Problematika terkait Sarana dan menguasai materi
Prasarana Berdasarkan usulan solusi yang
a. Belum ada media pembelajaran ditawarkan oleh peneliti dapat
matematika bagi siswa ABK memajukan sekolah inklusi pada
maupun Non ABK umumnya dan dapat memperlancar
b. Ruang kelas belum ramah untuk proses pembelajaran matematika secara
siswa ABK dan mudah khusus.
terganggu kondisi luar kelas
4. Problematika terkait Lingkungan
SIMPULAN
Keluarga Siswa
a. Mayoritas keluarga siswa ABK Di dalam penelitin ini disimpulkan
menginginkan mereka tidak bahwa hasil inventarisasi problem-
dibedakan dengan siswa pada problem pembelajaran matematika
umumnya siswa di SMP Inklusi TPA Jember
b. Mayoritas keluarga memiliki menunjukkan bahwa terdapat problem
motivasi agar mereka menguasai internal dan eksternal pembelajaran
materi sekolah matematika siswa di SMP Inklusi TPA
5. Problematika terkait Kurikulum Jember yaitu: Problematika terkait
a. Sekolah menerapkan kurikulum siswa, Problematika faktor guru,
2013 tetapi dalam pembelajaran Problematika terkait Sarana dan
belum menerapkan kurikulum Prasarana, Problematika terkait
2013 Lingkungan Keluarga Siswa,
b. Materi yang diajarkan masih Problematika terkait Kurikulum,
ruang lingkup dasar Peneliti juga mendeskripsikan
c. RPP sama dengan sekolah solusi pembelajaran matematika siswa
umum, dimodifikasi untuk siswa di SMP Inklusi TPA Jember yaitu Solusi
ABK (belum ada standarisasi) terhadap problematika faktor guru,
d. Ada seleksi siswa ABK yang Solusi terhadap problematika terkait
masuk ke sekolah inklusi 4 tahun Sarana dan Prasarana, Solusi terhadap
yang lalu, sekarang sudah tidak problematika terkait Lingkungan
ada Keluarga Siswa, Solusi terhadap
e. Guru dituntut untuk problematika terkait Kurikulum, Solusi
menuntaskan KD, tetapi terhadap problematika terkait Siswa.
menjelaskan materi Dengan adanya solusi yang
membutuhkan waktu yang lama direkomendasikan oleh peneliti, sekolah

230 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

dan guru sebaiknya segera VIII. Jurnal Elektronik


menyelenggarakan berbagai kegiatan Pembelajaran Matematika No.7,
pelatihan agar dapat memajukan hal 777-786
sekolah inklusi yang ada di Kabupaten
Moleong, Lexy.2007. Metodologi
Jember. Sekolah dapat bekerja sama Penelitian Kualitatif. Bandung:
dengan pemerhati pendidikan agar
Remaja Karya
dapat tercapai sekolah yang baik dan
layak bagi siswa ABK dan Non ABK Nofiana Ika Rahmawati.2013. Sistem
ketika belajar di sekolah inklusi. Pembelajaran Matematika di
Sekolah Inklusi di SMA
Muhammadiyah 6 Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA (online),
Fiyana, Risti. Tanpa Tahun. Analisis (http://eprints.ums.ac.id/24626/9/0
Proses Pembelajaran Matematika 2.Naskah_Publikasi.pdf, 2013),
Pada Anak Berkebutuhan Khusus diakses 20 Juli 2018
(ABK) Tunanetra Kelas X Inklusi Olsen, G. & Fuller, M. 2003. Home
SMA Muhammadiyah 4 School Relation. Working
Florida State University Center for Sucessfully with Parents and
Prevention & Early Intervention Families.Boston: Allyn and Bacon
Policy.2002. What is Rachmaningtyas, Nur Anisyah dan
Inclusion?,(Online), Sunaryo. 2018. Profil Cara Belajar
(http://www.pdfgeni.com/ref/Wha Matematika Anak Berkebutuhan
t-isInclusion- pdf.html, diakses 01
Khusus (ABK) Tunanetra dalam
Juli 2018. Pembelajaran Matematika Kelas X
Freeman, S. & Alkin, M. 2000. Academic Di SMA Negeri 1
and Social Attainments of
Bambanglipuro Kabupaten Bantul.
Children with Mental Retardation Prosiding Seminar Nasional
in General Education and Special Matematika dan Pendidikan
Education Settings. Remedial and Matematika Pendidikan
Special Education, 2 (1): 3-18 Matematika Universitas
Indikator Online. 2017. Jember Meraih Muhammadiyah Purworejo,
Penghargaan Kabupaten Terbaik. Ruang Seminar UMP. (online)
(online), (http://eproceedings.
(http://indikatoronline.com/2017/0 umpwr.ac.id/index.php/sendika/ar
9/29/jember-meraih- penghargaan- ticle/download/322/299)
kabupaten terbaik), diakses 20 Juli
Rindi Lelly Anggraini.2014. Proses
2018 Proses Pembelajaran Inklusi untuk
Karina Pramitasari, Dkk. 2015. Proses Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Pembelajaran Matematika untuk Kelas V SD Negeri Giwangan
SIswa Slow Learner di Kelas Yogyakarta. (Online),
Inklusi SMP Negeri 7 Klaten Kelas

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 231


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (3), 2020
Fikri Apriyono

(http://digilib.uin-suka.ac.id/, (Online)(http://eprints.uny.ac.id/73
2014), diakses 20 Juli 2018 92/1/p-37.pdf ), diakses 18 Juli2018
Skjorten, M. 2003. Menuju Inklusi dan
Pengayaan, (Online), PROFIL SINGKAT
(http://ocw.usu.ac.id/course/downl
oad/1270000036-pend- anak-luar- Fikri Apriyono lahir di Jember
biasa/pal_142_slide_menuju_inklu tanggal 1 April 1988. Memualai
si_dan_pengayaan.pdf)diakses 19 Pendidikan S1 setelah lulus dari SMAN
Juli 2018 2 Jember, kemudian melanjurkan S1
pendidikan matematika di Universitas
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Jember pada tahun 2006-2011,
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, kemudian menajutkan S2 pendidikan
(Bandung: Alfabeta matematika di Universitas Negeri
UU Nomor 70 Tahun 2009 Tentang Surabaya pada tahun 2013-2015. Penulis
Pendidikan Inklusif bagi Peserta memulai karir sebagai guru matematika
Didik yang Memiliki Kelainan dan di SMPN Satu Atap Darsono yang
Memiliki Potensi Kecerdasan sekarang menjadi SMPN 3 Arjasa pada
dan/atau Bakat Istimewa tahun 2007-2015, kemudian
melanjutkan karir sebagai dosen di
Watterdal, T. 2002. Inclusive Education
program studi tadris matematika IAIN
in Indonesia. Jakarta: Braillo
Jember pada tahun 2016 sampai saat ini.
Norway Yogyakarta,

232 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746

Anda mungkin juga menyukai