Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi penyelenggaraan pendidikan inklusif di SD
Negeri Bangunrejo 2 Yogyakarta, mencakup (1) mendeskripsikan penyelenggaraan pendidikan inklusif di SD
Negeri Bangunrejo 2 Yogyakarta sesuai atau tidak dengan delapan standar pendidikan inklusif yaitu standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar penilaian, standar kompetensi guru dan tenaga kependidikan,
standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan, (2) mendeskripsikan berbagai hambatan
dalam implementasi pendidikan inklusif di SD Negeri Bangunrejo 2 Yogyakarta, dan (3) solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kendala saat penyelenggaraan pendidikan inklusif. Penelitian ini merupakan penelitian
jenis evaluasi program dengan pendekatan model Discrepancy (kesenjangan). Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
Bangunrejo 2 Yogyakarta. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru kelas 1-6, dan guru pembimbing khusus
di SD Negeri Bangunrejo 2 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penyelenggaraan pendidikan inklusif di SD Negeri
Bangunrejo 2 Yogyakarta belum sesuai dengan delapan standar pendidikan inklusif, yaitu standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar penilaian, standar kompetensi guru dan tenaga kependidikan, standar
sarana prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan, (2) hambatan yang dihadapi adalah jumlah Guru
Pembimbing Khusus (GPK) yang tersedia masih kurang dan minimnya pemahaman guru reguler tentang
pendidikan inklusif, dan (3) solusi yang dapat dilakukan guna mengatasi kendala tersebut adalah GPK memberikan
dampingan konsultatif kepada guru reguler, serta GPK dan guru reguler melakukan kerjasama dalam
menyelenggarakan pendidikan inklusif.
begitu besar, hanya sebatas mendampingi atau implementasi penyelenggaraan sekolah inklusif di SD
Negeri Bangunrejo 2 dengan kriteria standar
mengakomodasi anak dalam pembelajaran.
pelayanan minimum sekolah inklusif. Berangkat dari
Ketiga, program evaluasi tidak mengukur
pemikiran ini maka evaluasi terhadap
kemampuan siswa ABK dengan tepat karena
penyelenggaraan pendidikan inklusif di SD Negeri
penilaian akhir hanya berdasarkan KKM.
Bangunrejo 2 menjadi penting untuk dilakukan guna
Keempat, sesuai dengan pernyataan di atas bahwa
memperoleh gambaran perbandingan pencapaian
guru tidak melakukan modifikasi dalam program dengan standar mengenai penyelenggaraan
pelaksanaan pembelajaran, berarti bahwa guru pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus di
juga tidak menggunakan media ataupun metode sekolah inklusi SD Negeri Bangunrejo 2 sesuai
pembelajaran yang dapat mengakomodasi anak dengan standar pelayanan minimum sekolah inklusif.
berkebutuhan khusus. Kelima, tidak imbangnya METODE PENELITIAN
jumlah peserta didik berkebutuhan khusus dengan Jenis Penelitian
jumlah guru pembimbing khusus. Keenam, Penelitian ini merupakan penelitian
ketersediaan sarana prasarana yang aksesibel di evaluasi yang dilakukan untuk mendapatkan
sekolah inklusif SD Negeri Bangunrejo 2 masih informasi menyeluruh tentang penyelenggaraan
minim. pendidikan inklusif di SD Negeri Bangunrejo 2.
Melihat banyaknya masalah dan Model evaluasi yang digunakan adalah model
ketidaksesuaian yang muncul dalam evaluasi descrepancy yang dikembangkan oleh
penyelenggaraan sistem pendidikan inklusif di Provus. Alasan peneliti menggunakan model
SD Negeri Bangunrejo 2, di mana perlu dikaji evaluasi descrepancy adalah untuk mengetahui,
kembali standar penyelenggaraan pendidikan mendeskripsikan dan menginterpretasikan data
inklusif dari sekolah tersebut. Serta melihat secara jelas dan rinci tentang implementasi
954 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 9 Tahun 2016
penyelenggaraan pendidikan inklusif, faktor subjek yang menjadi sumber dalam penelitian ini
penghambat penyelenggaraan, dan bagaimana adalah pihak-pihak yang berada di SD Negeri
Bangunrejo 2 yang terdiri dari kepala sekolah,
upaya dalam mengatasi hambatan
guru dan guru pembimbing khusus (GPK).
penyelenggaraan pendidikan inklusif di SD
Prosedur
Negeri Bangunrejo 2.
Penelitian evaluasi standar pelayanan
Model ini merupakan suatu prosedur
minimum pendidikan inklusi dilakukan melalui
problem-solving untuk mengidentifikasi
beberapa tahap sesuai dengan evaluasi model
kelemahan dan untuk mengambil tindakan
kesenjangan. Tahapan-tahapannya yaitu :
korektif. Dengan model ini, proses evaluasi pada
1) Mengembangkan suatu desain dan standar-
langkah-langkah dan isi kategori sebagai cara
standar yang menspesifikasi karakteristik
memfasilitasi perbandingan capaian program
implementasi. Kriteria standar nasional
dengan standar untuk digunakan sebagai
penyelenggaraan pendidikan inklusif yang
kebijakan di masa depan. Argumentasi Provus,
digunakan disusun dengan
bahwa semua program memiliki daur hidup (life
mempertimbangkan kajian teori, karakteristik
cycle). Karena program terdiri atas langkah-
program yang dievaluasi, dan standar
langkah pengembangan, aktivitas evaluasi banyak
pelayanan minimum pendidikan nasional
diartikan adanya integrasi pada masing-masing
yang terdiri dari 30 indikator.
komponennya.
2) Model evaluasi yang digunakan adalah
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SD evaluasi model kesenjangan (dyscrepancy).
yang dipilih sebagai tempat penelitian, karena 3) Menjaring kinerja objek evaluasi meliputi
pelaksanaan dan hasil penelitian.
lokasi sekolah yang mudah dijangkau dan SD
Penyelenggaraan pendidikan inklusif ini
Negeri Bangunrejo 2 yang sudah 4 tahun menjadi
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, dilihat dari 8 Standar Nasional Pendidikan
namun belum pernah dilakukan evaluasi yang terdiri dari standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar
penyelenggaraan pendidikan inklusif. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. penilaian, standar kompetensi guru dan
tenaga kependidikan, standar sarana
Subjek Penelitian
prasarana, standar pengelolaan, dan standar
Subjek dalam penelitian ini adalah sumber
tempat diperolehnya data dan keterangan pembiayaan.
penelitian. Yang dimaksud dengan subjek 4) Mengidentifikasi ketimpangan-ketimpangan
menurut Spradley (dalam Basrowi dan Suwandi, atau kesenjangan-kesenjangan antara kriteria
2008 : 188) adalah sumber informasi. Maka
Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan … (Latifa Garnisti Rifani) 955
Standar Pelayanan Minimum Sekolah kompetensi guru dan tenaga kependidikan,
Inklusif dengan hasil pelaksanaan program sarana prasarana, pengelolaan, dan
pendidikan inklusif oleh SD Negeri pembiayaan. Sumber informasinya adalah
Bangunrejo 2 Yogyakarta kemudian kepala sekolah, guru wali kelas 1-6 dan guru
menentukan rasio kesenjangannya. pembimbing khusus (GPK) di SD Negeri
5) Menentukan penyebab kesenjangan antara Bangunrejo 2.
kriteria standar pendidikan inklusif dengan 2. Observasi
implementasi penyelenggaraan pendidikan Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013 :
inklusif di SD Negeri Bangunrejo 2 203) mengemukakan bahwa observasi
Yogyakarta. merupakan suatu proses yang kompleks,
6) Menghilangkan kesenjangan dengan suatu proses yang tersusun dari pelbagai
membuat perubahan-perubahan terhadap proses biologis dan psikologis. Observasi
pelaksanaan program pendidikan inklusif di dilaksanakan untuk mengetahui proses
SD Negeri Bangunrejo 2 Yogyakarta. pembelajaran yang dilakukan oleh guru wali
Perubahan yang dimaksud adalah solusi yang kelas dan GPK, serta untuk mengetahui
dapat dilakukan oleh sekolah agar mencapai ketersediaan sarana prasarana yang
kriteria Standar Pelayanan Minimum Sekolah menunjang aksesibilitas ABK. Observasi
Inklusif. dilakukan dengan mengamati secara
Teknik Pengumpulan Data langsung proses pembelajaran di dalam kelas
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan
ketika guru sedang mengajar dan mengamati
data dilakukan dengan: 1) Kuesioner, 2)
secara langsung ketersediaan dan
Wawancara, 3) Observasi, dan 4) Dokumentasi.
penggunaan sarana prasarana yang
1. Kuesioner
menunjang aksesibilitas ABK.
Kuesioner merupakan teknik
3. Wawancara
pengumpulan data yang dilakukan dengan
Wawancara digunakan sebagai teknik
cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pengumpulan data apabila peneliti ingin
pertanyaan tertulis kepada responden untuk
melakukan studi pendahuluan untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2013 : 199).
menemukan permasalahan yang harus
Kuesioner menjadi teknik pengumpulan data
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
yang utama berupa pertanyaan yang terdiri
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
dari 42 pertanyaan tentang penyelenggaraan
mendalam dan jumlah respondennya
pendidikan inklusif. Pertanyaan kuesioner ini
sedikit/kecil (Sugiyono, 2013 : 194).
merupakan penjabaran dari Standar
Wawancara dilakukan bertujuan untuk
Pelayanan Minimum (SPM) sekolah inklusif
memperoleh informasi tambahan mengenai
yang terdiri dari 30 indikator yang mencakup
pelaksanaan pendidikan inklusif di SD
8 Standar Nasional Pendidikan, yaitu standar
Negeri Bangunrejo 2 Yogyakarta dan cross
isi, proses, kompetensi lulusan, penilaian,
check kesesuaian data yang telah didapat.
956 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 9 Tahun 2016
4. Dokumentasi menggunakan metode analisis deskriptif
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008 : presentase. Tujuan penggunaan metode analisis
158), metode dokumentasi merupakan suatu deskriptif presentase adalah untuk memberikan
cara pengumpulan data yang menghasilkan gambaran ketercapaian pelaksanaan pendidikan
catatan-catatan penting yang berhubungan inklusif di SD Negeri Bangunrejo 2. Rumus
dengan masalah yang akan diteliti, sehingga deskriptif presentase (kuantitatif) adalah sebagai
akan diperoleh data yang lengkap, sah dan berikut :
bukan berdasarkan pekiraan. Metode ini 𝑛
DP = 𝑁 𝑥 100%
digunakan untuk mengumpulkan data dari Keterangan :
sumber-sumber dokumen yang mendukung DP = Deskriptif Presentase
dalam penelitian. Metode dokumentasi ini n = Skor empiric (skor yang diperoleh)
digunakan untuk meneliti benda-benda N = Skor ideal
tertulis, arsip-arsip, dokumen-dokumen yang Tabel 1. Kriteria Pencapaian
dimiliki SD Negeri Bangunrejo 2 meliputi No. Rentang Keterangan
dokumen sekolah mengenai sejarah
berdirinya sekolah, RPS, RAPBS/RAKS, 1. 76 – 100% Sangat Baik