Anda di halaman 1dari 5

Habib Ali Zaenal Abidin Al-Kaf

32 ALKISAH NO. 21/8 - 21 OKT. 2007

figur.p65 32 9/27/2007, 12:41 PM


panti asuhan, dan pesantren. Konsep pesan-
Di tengah keterpurukan umat tren yang digunakan adalah konsep terbuka:
dalam menghadapi kehidupan, anak-anak yatim dan dhu’afa dibekali dan
dididik tanpa dipungut biaya; setiap sore dan
dibutuhkan ulama yang benar- malam mereka mengikuti kegiatan pesan-
benar berempati dan menjadi tren, sedangkan untuk sekolah umum mere-
ka disekolahkan di sekitar Gang Buluh dan
penyuluh bagi kehidupan Jalan Condet.
Habib Ali lahir di Tegal pada 18 Oktober 1967
mereka. Figur kita ini adalah dari pasangan Habib Abdullah bin Ahmad Al-
salah satunya Kaf dan Umi Syarifah Gamar binti Agil Al-Atas.

Pelayan
para Dhu’afa
abib Ali Zaenal Abidin Al-Kaf adalah Semua saudaranya termasuk orang yang

H figur yang ramah, humoris, dan ren-


dah hati. Taushiyah yang diberikan-
nya sering membuat yang mende-
ngarkan menjadi tergugah dan tersentuh.
Suaranya yang empuk dengan pembawaan
berhasil dalam bidang pendidikan dan dakwah,
di antaranya adalah Habib Dr. Ahmad Al-Kaf,
M.A., Ph.D., Habib Hamid Al-Kaf, dan Habib
Thohir Al-Kaf. Habib Ali sendiri menempuh pen-
didikan di Al-Azhar, Mesir, dari tahun 1987
yang bersahaja membuat dia menjadi tokoh sampai 1993. Sebelum melanjutkan studi ke
yang cepat akrab dengan siapa saja, terma- Mesir, Habib Ali mendapat pendidikan agama
suk para santri Riyadhul Jannah. Pesantren dari ayahnya dan beberapa pesantren di Pulau
dan panti asuhan khusus untuk anak yatim Jawa, di samping sekolah umum di Tegal.
dan dhu’afa yang dipimpinnya, di Gang Buluh, Melihat kondisi sekarang ini, terutama
Condet, Jakarta Timur. rakyat kecil, Habib Ali benar-benar prihatin.
Komitmennya untuk anak yatim dan “Kalau dulu ketika awal krisis yang merasa-
dhu’afa tidak perlu diragukan lagi. Putra kan adalah para konglomerat, tapi sekarang
Habib Abdullah bin Ahmad Al-Kaf ini mem- rakyat kecil semakin terpuruk, hidup mereka
baktikan seluruh hidupnya untuk mengajar, sangat sulit. Belum pernah terjadi betapa
memberdayakan, dan melayani anak yatim rakyat susah membeli beras, minyak tanah,
dan dhu’afa. Di pesantren dan sekaligus pan- dan minyak goreng. Barang-barang kebutuh-
ti asuhan berlantai tiga itu, Habib Ali membe- an pokok sering langka,” kata ayah empat
kali anak yatim dan dhu’afa dengan ilmu yang anak ini.
bermanfaat. Mengajarkan kepada mereka Habib Ali khawatir, kalau situasi seperti
kemandirian dan tujuan kehidupan di dunia ini berlangsung terus, tentu akan menimbul-
fana ini. kan gejolak sosial yang bisa merusak ta-
Pesantren itu bermula dari majelis dzikir tanan yang ada. “Kalau orang sudah lapar
yang dipimpin oleh ayahnya, Habib Abdullah dan hidupnya sulit, apa saja bisa dilakukan
bin Ahmad Al-Kaf. Pada tahun 1996 dibentuk- untuk mempertahankan hidupnya,” tutur Ha-
lah Yayasan Riyadhul Jannah sebagai insti- bib Ali mengingatkan. Malah yang lebih meng-
tusi formal, menaungi majelis ta’lim dan dzikir, khawatirkan adalah bertukarnya iman sese-

ALKISAH NO. 21/8 - 21 OKT. 2007 33

figur.p65 33 9/27/2007, 12:41 PM


orang, karena kefakiran itu akan mendekat-sendiri. Jangan hanya mau berpikir untuk
kan seseorang pada kekafiran. mendapatkan kesenangan dan hidup berme-
wah-mewah. Kasihan masyarakat awam,
Di sinilah peran ulama, habib, dan orang-
orang berilmu sangat dibutuhkan, sebagai yang hidup mereka sudah sangat susah. Ja-
pencerah masyarakat yang terpuruk dan ngan sampai mereka kehilangan pedoman,”
berada dalam kesulitan hidup. “Masyarakat ujar suami Syarifah Ulfah Lutfiah ini.
yang terpuruk, hidup yang serba susah... Kalau bukan kita yang suka dan menye-
sehingga mereka membutuhkan ulama yang nangi orang miskin, lalu siapa lagi? Padahal
mau bergaul dengan mereka, hidup dengan Rasulullah SAW mengatakan kepada Aisyah,
mereka, yang berempati dan merasakan sen- istri beliau, “Dekatilah orang miskin, cintai
mereka, dan pergauli mereka dengan baik.”
diri kesulitan yang mereka alami. Ulama yang
tidak berjarak dengan orang miskin.” Nanti di akhirat Allah akan memuliakan me-
reka yang sangat peduli dengan orang mis-
Tentu Habib Ali tidak sekadar berwacana,
dia sendiri mencontohkan bagaimana seharus-
kin. Bahkan Allah sendiri memprioritaskan
nya bersikap kepada orang miskin, anak ya-doa-doa mereka yang dhu’afa, mereka yang
tim, dan dhu’afa. Panti asuhan dan pesantren
lemah, mereka yang tertindas.
yang dikelolanya adalah bukti komitmennya Lalu Habib Ali menceritakan pergaulan
untuk menjadi pelayan bagi orang fakir danNabi Isa dengan orang-orang miskin. Dalam
dhu’afa. suatu riwayat diceritakan, pernah suatu kali
Nabi Isa duduk-duduk dengan orang-orang
Menurut Habib Ali, ulama yang ideal itu
adalah ulama yang setia melayani umatnya, miskin. Mereka tidak mengetahui bahwa yang
tidak pernah merasa bosan untuk selalu duduk di antara mereka adalah seorang nabi
mengajak umat ke jalan yang lurus. “Harus-utusan Allah. Salah seorang lalu bertanya,
nya ulama memikirkan umat secara terus- “Anda siapa?”
menerus, seperti yang dicontohkan Rasul- Lalu Nabi Isa menjawab, “Orang miskin
ullah SAW. Jangan hanya memikirkan diri yang duduk di samping orang miskin.”
Jadi Nabi Isa pun
mengaku dirinya miskin,
karena hormatnya kepada
para orang miskin.
Sikap melayani, me-
nyayangi, dan berempati
kepada fakir miskin dan
dhu’afa merupakan prinsip
ulama dan penyebar dak-
wah. “Jangan sampai ter-
jadi mereka hanya dijadi-
kan obyek. Ketika belum
terkenal, giat melayani
umat, menyayangi orang
yang lemah, dan bergaul
dengan siapa saja. Tapi
kalau sudah terkenal, me-
reka menjadi sulit ditemui,
menghindari orang miskin
dan dhu’afa. Kalau akan
ditemui, alasannya selalu
tidak ada waktu,” katanya.
B ersama istri dalam acara pemberian santunan kepada “Tapi ironisnya, kalau
anak yatim. Empati dan perjuangan untuk yang miskin yang datang orang kaya,

34 ALKISAH NO. 21/8 - 21 OKT. 2007

figur.p65 34 9/27/2007, 12:41 PM


Biografi Al-Hasan RA,
Al-Husin RA, Imam Ali KW,
dan Sitti Fatimah RA
Al-Hasan RA dan Al-Husin RA adalah dua
dari sekian banyak imam Ahlussunnah wal
Jama’ah. Adalah suatu kesalahan besar jika
ada yang beranggapan bahwa keduanya
adalah imamnya golongan Syi’ah!

Saat diwawancarai. Jangan menjual ayat


demi kepentingan sesaat

mempunyai pengaruh, akan disambut de-


ngan terbuka dan senang hati. Karena ada
keinginan untuk juga menjadi orang kaya
dan berpengaruh. Umat, yang melihatnya,
akan bingung. Bisa saja orientasi hidup me-
reka juga akan mencari harta dan kekayaan
sebanyak-banyaknya dengan cara apa pun.”
Menurut Habib Ali, sebagai ulama harus-
nya mereka memikirkan perasaan umat.
Jangan bersenang-senang tanpa meneng-
gang perasaan umatnya.
“Walaupun banyak alasan yang diberi-
kan untuk pembenaran, tidaklah pantas
ulama hidup bermewah-mewah. Posisi se-
orang ulama adalah milik umat, jangan tun-
jukkan kepada umat hal-hal yang menyakiti
hati mereka.”
Habib Ali menceritakan, dulu datang
seorang miskin kepada seoang ulama besar.
Si miskin ini ingin memberi sebungkus gan- 00
dum, dan dengan senang hati ulama tadi
p 50.0
menerima. Lalu dipanggilnya tukang masak. R
“Masak dan tebarkan gandum ini untuk arga
H
semua hidangan kita,” katanya.
Sebagai gantinya, dan untuk menunjuk-
kan perasaan senang, si miskin tadi diberi
AL-HASAN RA & AL-HUSIN RA
gandum sebanyak satu karung penuh. Achmad Zein Alkaf
“Demikianlah seharusnya sikap seorang
ulama. Pemberian diterima, dihormati, diberi
Pesan Segera!
Bagian Sirkulasi alKisah
ALKISAH
Jalan Salemba NO. 21/8
Tengah No. - 58,
21 OKT. 200710440
Jakarta 35
Telp. 021-230 6188, 021-3989 9033

figur.p65 35 9/27/2007, 12:41 PM


saja, hidup tidak akan sejahtera.
Padahal Allah SWT sudah ber-
janji, bagi mereka yang bertaqwa
dan benar-benar berjuang di jalan
Allah, Allah-lah yang akan menja-
min kehidupan mereka.
Suatu kali Rasulullah mengan-
jurkan kepada Abu Hurairah untuk
mengajak keluarganya shalat, dan
nanti Allah-lah yang akan memberi
rizki tanpa diduga-duga. Dalam sa-
lah satu hadits qudsi, Allah juga
berfirman, “Hai dunia, perbudaklah
mereka yang mencari-cari kamu,
dan muliakanlah mereka yang
mencari Aku.”
Habib Ali mengingatkan, orang
A nak yatim dan kaum dhu’afa. yang mencari dunia saja berarti me-
Mesti berpihak pada kepentingan mereka nempuh kesulitan. “Dunia ini adalah
fasilitas untuk kepentingan kita di du-
tempat yang mulia, dan diberi balasan yang nia dan akhirat. Jangan jadikan dunia sebagai
layak.” tujuan. Hidup yang sebenarnya adalah akhirat.
Dunia bukanlah tujuan hidup, tapi alat untuk
Sungguh sangat menyakitkan mencapai tujuan hidup. Tujuan hidup yang se-
Orientasi bila ada ulama yang tidak benarnya, baik di dunia maupun akhirat, adalah
Duniawi berempati kepada fakir mis- ridha Allah. Harta, kekayaan, dan berbagai
kin. Dan yang lebih menyakitkan lagi kalau fasilitas duniawi hanyalah alat. Jangan jadikan
ia hanya berorientasi pada kekuasaan dan itu sebagai tujuan. Tanpa pernik-pernik itu pun
uang. Ia jauhi fakir miskin, dan ia dekati pe- seorang muslim bisa menggapai ridha Allah.
jabat dan konglomerat. Ia bisa tertawa dan Oleh karena itu, sesama muslim harus
gembira di tengah-tengah tangis dan kesedih- saling mengingatkan, agar tidak terjadi salah
an kaum dhu’afa. Akibatnya, umat tidak lagi tujuan,” ujarnya.
hormat kepadanya. Untuk itu diperlukan kerjasama dan keber-
Habib Ali prihatin atas semakin sedikitnya samaan semua pihak dalam menolong agama
ulama yang benar-benar menjadi suluh ke- Allah. “Umara dan ulama harus berjalan ber-
hidupan umat, yang berakibat semakin lemah- dampingan. Ulama harus memberikan nasihat
nya kondisi umat Islam. kepada umara agar berjalan lurus. Jangan sam-
“Saya perhatikan di berbagai tempat dan pai ulama menggadaikan ayat-ayat atau mem-
juga hasil pertemuan dengan banyak ulama belokkan kebenaran demi menyenangkan hati
dan habaib, mereka khawatir dengan kondisi umara, itu alamat akan celaka.”
umat Islam Indonesia. Kelihatannya umat Ulama yang berprinsip, ber-akhlaqul kari-
Islam lebih condong ke arah duniawi. mah, tidak mempan dirayu. Itulah yang diharap-
Hal itu juga menjalar ke pesantren. Orang kan, karena ia adalah pelita umat di tengah
masuk pesantren sekarang lebih tertarik untuk beban kehidupan yang semakin berat saat ini.
dapat ijazah, bukan ilmu agama. Mereka dulu “Kita semua harus mengayomi umat, agar me-
mempercayai pesantren karena pesantren reka tidak menjadi seperti pencopet, yang demi
bisa dijadikan andalan dunia wal akhirat. Kini menyambung hidup menyikat apa saja, sedang-
sudah tidak lagi,” ujar Habib Ali. kan urusan dipikirkan belakangan.”
Artinya apa? Terjadi krisis iman. Munculnya
anggapan bahwa, kalau punya ilmu agama IMR/Ft. BD & IMR*AP

36 ALKISAH NO. 21/8 - 21 OKT. 2007

figur.p65 36 9/27/2007, 12:41 PM

Anda mungkin juga menyukai