BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoretis
landasan berpikir untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan kata lain
mengkaji permasalahan.
agama Islam di sekolah menengah atas negeri 1 Dumai kota dumai. Untuk
beradab dan sopan, tidak melecehkan dan menghina orang lain, tidak
14
Muchlas Samani dan Hariyanto, Loc.Cit.
15
Zubaedi, Loc.Cit.
11
12
Sedangkan santun adalah sifat yang baik dan halus dari sudut
Santun secara etimologi ialah, halus dan baik (budi bahasanya, tingkah
yang kemudian disebut sebagai sembilan pilar yang berasal dari nilai-nilai
and enthusiasm)
unity).19
adat sopan santun dan mendengarkan serta mematuhi nasehat yang baik dari
orang tua dan guru. Anak yang patuh tidak melanggar aturan-aturan yang
diberikan oleh orang tua dan guru, baik di rumah, di sekolah maupun di
masyarakat.
megawangi adalah:
(akhlak) melalui proses knowing the good, loving the good,acting the good
19
Zaim Elmubarok, Op.Cit., h.h.111-112.
20
http://keyanaku.Blogspot.com/2007-09-23 archive.html, Diakses Tanggal 15 april 2013
14
menanamkan nilai karakter hormat dan santun sehingga akhlak mulia bisa
Dapat dipahami hormat dan santun adalah, suatu sikap atau tingkah
laku yang menghargai tuhan, diri sendiri serta ramah kepada lingkungan dan
dirinya lebih tinggi dari pada orang lain, melainkan menganggap orang lain
Dalam menanamkan nilai hormat dan santun tidak terlepas dari pada
peranan orang tua dan guru, yang dalam hal ini mereka adalah model atau
anak, menurut Joseph Joubert, “Children need models more than they need
21
http://keyanaku.Blogspot.com/2007-09-23 archive.html, Diakses Tanggal 15 april 2013
22
Muchlas Samani dan Hariyanto, Op.Cit. h. 55
15
kritikan.23
hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Pada ribuan tahun
dahulu, bahwa beliau sukses menjadi teladan bagi umatnya yang dalam hal
ini kita pandang sebagai peserta didik, sehingga teladan Rasulullah Saw.
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-
Ahzab:21).24
nilai hormat dan santun merupakan hal yang semakin sulit diajarkan. Untuk
itu, ada baiknya sejak dini anak mulai diperkenalkan dengan perilaku hormat
dan santun ini. Adapun, beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik dalam
23
Ida S. Widayanti, Mendidik Karakter dengan Karakter, Jakarta: PT Arga Tilanta, 2012,
h. 136
24
Mahmud yunus, Tafsir Qur’anul Karim, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1993, h. 616
16
3) Beri pujian.
Bila anak telah bersikap sopan, tak ada salahnya memberi pujian.
Bila Anda berharap terlalu banyak dari anak, bisa-bisa yang terjadi
perkembangan anak.
Salah adalah hal biasa. Begitu pula jika anak melakukan kekeliruan
beberapa hal yang sebaiknya tidak di lakukan oleh seorang guru sebagai figur
siswa)
25
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011 h. 202
17
4) pemarah
Tindakan ini jauh dari sikap hormat dan santun kepada siswa, bahkan
akan memberikan jarak antara siswa dan gurunya, serta dapat memojokan
siswa secara mental. Karakter-karakter guru yang jauh dari keteladanan ini
beliau adalah guru teladan yang berkarakter mulia sepanjang zaman, hadist-
ﺼَﺮ َﻋ ِﺔ
ْﺲ اﻟ ﱠﺸﺪِﻳ ُﺪ ﺑِﺎﻟ ﱡ
َ َﺎل ﻟَﻴ
َ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻗَ ُﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪَ َﻋ ْﻦ أَِﰊ ُﻫَﺮﻳْـَﺮةَ أَ ﱠن َرﺳ
َﺐ ِ ِﻚ ﻧـَ ْﻔ َﺴﻪُ ِﻋْﻨ َﺪ اﻟْﻐَﻀ
ُ إِﳕﱠَﺎ اﻟ ﱠﺸﺪِﻳ ُﺪ اﻟﱠﺬِي ﳝَْﻠ
Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah.Saw bersabda,orang
yang kuat bukanlah yang tidak dapat dikalahkan oleh orang lain, tetapi
orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika
26
Nurlela Isnawati, Guru Positif Motivatif, Yogyakarta: Laksana, 2010, h.h. 51-71
27
M.Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, Jakarta: Gema Insani, 2005, h.
909
28
M.Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Jakarta: Gema Insani, 2008, h.
911
18
ُوف
ِ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻻ َْﲢ ِﻘَﺮ ﱠن ِﻣ ْﻦ اﻟْ َﻤ ْﻌﺮ َ ﱠﱯ ﱄ اﻟﻨِ ﱡ َ ِ َﺎل
َ َﺎل ﻗ
َ َﻋ ْﻦ أَِﰊ ذَ ﱟر ﻗ
َﺎك ﺑَِﻮ ْﺟ ٍﻪ ﻃَﻠ ٍْﻖ
َ َﺷْﻴﺌًﺎ َوﻟ َْﻮ أَ ْن ﺗَـ ْﻠﻘَﻰ أَﺧ
Artinya: “Dari Abu Dzar ia berkata Rasulullah Saw berkata kepadaku,
Muslim)29
diri sendiri, orang lain, dan lingkungan, memperlakukan orang lain seperti
menghina orang lain, tidak menilai orang lain sebelum mengenalinya dengan
baik.30
Sedangkan santun adalah sifat yang baik dan halus dari sudut
pandang tata bahasa maupun tata perilakunya kepada semua orang. 31 santun
secara etimologi ialah, halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya) Atau
rangka menghormati serta santun terhadap anak didiknya, yang kelak sikap-
29
M.Nashiruddin Al-Albani, Op.Cit., h. 908
30
Muchlas Samani dan Hariyanto, Op. Cit., h.128
31
Heri Gunawan, Op.Cit., h. 34
32
http://inunk2609.multiply.com/journal/item/49 Diakses tanggal 15 april 2013.
19
sikap itu akan diikuti atau di teladani, sehingga pada akhirnya di harapkan
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Karakter
kekuatan moral, nama, atau reputasi (Hornby dan pornwell dalam Adi
yang ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran
bahwa karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri
khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan
kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi
pemikiran.
33
Muchlas Samani, Op.Cit., h. 41.
20
gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-
seseorang berlaku tidak jujur, kejam dan rakus, tetntulah orang itu
Dari sekian banyak pendapat para ahli tersebut, maka penulis dapat
34
Barnawi dan M.Arifin, Strategi & Kebijakan Pemebelajaran Pendidikan Karakter,
Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012, h. 21.
21
b. Pendidikan Karakter
inti, seperti rasa hormat, keadilan, kebajikan warga negara yang baik,
35
Ibid., h.h. 22-24
22
lingkungannya.
positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter
siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah usaha yang sadar dan
para siswanya.36
dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat
36
Muchlas Samani dan Hariyanto, Op.Cit., h. 43.
23
karakter.37
bahwa kebebasan itu satu paket dengan tanggung jawab yang harus di
diterimanya dengan lapang dada, harus gentle. Peserta didik harus berani
mengakui dan meminta maaf atas kesalahan dalam memilih tindakan dan
berkehendak. 38
37
Barnawi dan M.Arifin, Op Cit., h. 28
38
Ibid., h. 28.
24
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, standar
hari.39
39
E. Mulyasa, Op Cit., h. 9
25
Bahwa moral, akhlak, atau karakter adalah tujuan yang tak terhindarkan
yang disepakati di setiap zaman, pada setiap kawasan, dan dalam semua
keterampilan.
40
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2011, h. 30
26
gurunya.41
Oleh Karena itu apabila ditanya siapakah guru besar yang paling
berkarakter dan yang paling pertama untuk di tiru jawaban yang paling
tepat adalah Nabi Muhammad Saw. Keluhuran budi dan sifat keteladanan
yang beliau miliki difirmankan secara jelas oleh Allah Swt. Dalam Q.S.
Al-Ahzab: 21:
baik bagimu (yaitu) bagi norang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(Q.S. Al-Ahzab:21).42
lainnya. Akan tetapi sebagai seorang guru harus memiliki sifat-sifat yang
41
E.Mulyasa, Op.Cit., h. 31.
42
Mahmud Yunus, Loc.Cit.
27
penghormatan.
2) Kasih Sayang, Implikasi sifat ini adalah pendidik menolak untuk tidak
spiritual.
6) pemberi maaf. Anak didik yang ditangani oleh pendidk tentunya tidak
meskipun ada sanksi yang diberikan kepada anak didik yang menjadi
dan akhlak yang terpuji baru boleh menjadi guru. Selain itu guru juga
daripada muridnya.
43
Barnawi dan M.Arifin, Op.Cit., h. 95.
44
Imam Al-Ghazali, Ringkasan Ihya Ulumuddin, Jakarta: Pustaka Amani, 1995, h.h. 8-9
29
menghina ilmu lain seperti ilmu hadis, dan tafsir yang tidak ia ajarkan.
pikirnya.”
bagaimana pula tanah liat itu bisa terukir indah, padahal ia material
yang sedia kala tidak berukir, dan bagaimana pula bayang-bayang itu
dimulai oleh guru-gurunya yang baik. Untuk itu, terdapat beberapa hal
30
yang harus guru pahami dari peserta didik, antara lain kemampuan,
berkarakter
sebagai berikut:
kepada peserta didik tentang nilai yang baik dan yang buruk.
45
E. Mulyasa, Op.Cit., h. 64
31
mengambil keputusan.
perkembangan karakter
ada disiplin ilmu yang terpisahkan dari etika-etika Islam, dan didalam
Islam terdapat tiga nilai utama, yaitu akhlak, adab, dan keteladanan.
dan ajaran Islam secara umum. Sedangakan term adab merujuk kepada
Saw. Ketiga inilah yang menjadi pilar pendidikan karakter dalam Islam.46
daripada perbedaan ini ialah keberadaan wahyu Ilahi sebagai sumber dan
karakter dalam Islam lebih sering dilakukan secara doktrin dan dogmatis,
karakter dalam Islam lebih cenderung pada teaching right and wrong.
Muhammad Iqbal, sayyed Hosen nasr, Naquib Al-Attas dan Wan Daud,
46
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op.Cit., h. 58
33
aspek secara terpadu, yaitu: (1) Knowing, yakni agar peserta didik dapat
agama; dan (3) being, yakni agar peserta didik dapat menjalani hidup
tujuan yang luas, dalam, dan komplek. Namun Keluasan dan, kedalaman,
Pendidikan Karakter
tersebut.
membangun karakter peserta didik yang kuat, baik, dan positif secara
konsisten.
4) Faktor fasilitas
perbaikan, hal ini didasari dari kenyataan bahwa sekolah yang paling
bertahap.
6) Faktor guru
karakter.49
berikut:
2) Faktor lingkungan
49
E.Mulyasa, Op.Cit., h.h. 14-37
37
acuh tak acuh, serta lingkungan yang tidak kondusif bagi pertumbuhan
karakter.50
B. Penelitian Relevan
baik , hal ini dapat dilihat dari hasil akhir observasi 56,23% yang berarti
cukup baik. Hal ini sesuai dengan ukuran persentase yang telah ditetapkan
penelitian ini adalah, penelitian ini sama-sama mengkaji tentang sikap serta
umum yakni mencakup semua nilai-nilai yang ada di dalam ranah afektif,
seperti sopan santun, disiplin, tanggung jawab, dan sebagainya selain itu
yang menjadi subyek dalam penelitian ini ialah siswa yang ada di sekolah
dua nilai yang terdapat pada ranah afektif itu saja yakni, nilai Hormat dan
Santun dan subyeknya adalah para guru agama Islam di SMAN 1 Dumai.
50
Barnawi dan M.Arifin, Op.Cit. h.h. 31-32
38
Tsanawiyah Negeri (Mtsn) Bukit Raya Pekanbaru, oleh Rindu ila dinil fitri
cukup baik, hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata akhir anketnya ialah
79.13%. Hal ini sesuai dengan ukuran persentase yang telah ditetapkan
baik yang akhirnya akan di contoh oleh siswa dan menyebabkan perubahan
dari sikap siswa. Perbedaanya adalah penelitian yang penulis lakukan lebih
seluruh sikap guru baik yang bagus maupun yang tidak bagus atau tidak
C. Konsep Operasional
berbobot.
3. Guru tidak mudah marah atau cenderung tenang (tidak dalam keadaan
siswanya pekak.