2 - Rukun Dan Syarat Perkawinan
2 - Rukun Dan Syarat Perkawinan
Checkbox
Rukun
calon mempelai
syarat hukum:
1. memenuhi batas umur minimal → dengan perubahan UUP baik wanita dan pria
minimal berumur 19 tahun, kecuali dalam kasus dispensasi kawin
persetujuan formil
persetujuan materil
→
larangan mutlak → larangan yang tidak pernah berubah dan tidak ada cara atau
syarat apapun yang dapat mengubah larangan tersebut
hubungan nasab: (1) orang tua, kakek-nenek garis lurus ke atas, (2) anak, cucu,
dst garis lurus ke bawah, (3) saudara, baik kandung, seayah, maupun seibu, (4)
dengan seorang wanita bekas isteri orang yang menurunkannya (ibu tiri)
boleh anak tiri apabila isterinya sudah diceraikan dan sebelum menikah
anak tirinya belum berhubungan suami isteri
hubungan sesusuan
dilarang menikah antara seorang pria dengan:
seorang wanita yang menyusui dan seterusnya menurut garis lurus ke atas
(yaitu ibu sesusuan, nenek sesusuan);
4. berpoligami dengan wanita yang memiliki hubungan nasab dan sesusuan dengan
istrinya (kandung, seayah, seibu)
1. muslim
2. laki-laki
3. baligh
4. akil (berakal, bisa membedakan mana benar dan salah, cakap hukum)
wali hakim
wali nikah yang ditunjuk oleh menteri agama atau pejabat yang ditunjuk oleh
yang diberi hak dan kewenangan untuk bertindak sebagai wali nikah
1) ayah
2) kakek
1) wali nasab tidak ada → anak luar kawin, mualaf sendiri dalam keluarganya, sebatang
kara
2) wali nasab tidak mungkin dihadirkan → sakit, sedang dipenjara, sedang menjalankan
tugas negara
3) wali nasab ghaib → mirip dengan pengertian mafqud→ orang yang hilang, terputus
kabar, tidak diketahui tempat tinggal, tidak diketahui hidup/mati
4) wali nasab adlal → wali nasab yang enggan menikahkan anak perempuannya atau
yang dibawah pengampuannya kepada lelaki pilihannya padahal si anak sudah
berkeinginan kuat untuk menikahi pilihannya
untuk ayah dari anak yang tidak dinasabkan apakah boleh menikahkan (anak dari
pernikahan siri)?
boleh asalkan pernikahan tsb diitsbatkan terlebih dahulu, kalau tidak maka harus
memakai wali hakim
saksi
syarat hukum:
laki-laki
muslim
adil
akil baligh
kewajiban:
2. menandatangani akta nikah pada waktu dan tempat akad nikah dilangsungkan
selain itu ia juga harus memastikan lafal yang diucapkan wali dan mempelai
laki2 benar
dilakukan oleh → wali nikah (atau wakilnya) dan mempelai pria (atau wakilnya)
→ apakah mempelai pria bisa diwakilkan? menurut KHI boleh dengan syarat mempelai
wanita dan wali setuju
KETENTUAN MAHAR
definisi: pemberian dari mempelai pria ke mempelai wanita berbentuk barang, uang,
atau jasa yang tidak bertentangan dgn hukum islam
kedudukan:
kalau lupa disebut di ijab kobul tidak menunjukkan bahwa pernikahan itu tidak
sah
penyerahan:
cerai mati dan cerai hidup qobla ad dukhul atau bada ad dukhul → mahar mitsil:
mahar yang disesuaikan dengan statusnya si istri atau melihat mahar yang
diterima saudara di perempuan, kalau tidak ada persetujuan bisa melakukan
penetapan di pengadilan agama
b. alasan hukum:
a. keluarga
b. saudara
c. wali nikah
d. wali pengampu
e. pejabat yang mengawasi (PPN atau Jaksa) → jaksa bisa membataslakn karena
dianggap pengacara negara, apabila ada pemalsuan
d. prosedur
saat tidak ada permohonan pencegahan, harus juga diberi tahu ke kedua mempelai
agar tidak miskom
gugur apabila:
1. ditolak pengadilan
2. dicabut permohonan
📖 PENCEGAHAN V. PENOLAKAN
pencegahan → banyak pihak yang dapat mengajukan permohonan
penolakan → hak prerogratif PPN KUA, bisa dilaksanakan tanpa
permohonan
Pembatalan Perkawinan
1. perkawinan batal apabila:
seorang suami poligami lebih dr 4 istri, meskipun salah satu sengah dalam masa
iddah
perempuan yang ternyata masih jadi istri pria yang mafqud/ghaib → istri
mengajukan rafa’ (suami meninggalkan dan meminta cerai) agar terbebas dari
3. proses pembatalan
a. keluarga
b. suami/istri
c. PPN
d. Jaksa
b. tempat pembatalan: PA tempat tinggal suami atau istri atau tempat perkawinan
dilangsungkan