Anda di halaman 1dari 9

2 - Rukun dan Syarat Perkawinan

Tags lecture notes

Checkbox

Date @February 21, 2023

Lecturer Dr. Muhaimin S.H., M.Kn

menurut KHI pernikahan sah apabila memenuhi rukun dan syarat.


rukun → unsur, sesuatu yang harus ada, apabila tidak memenuhi salah satu maka tidak bisa ada
kata rukun tidak ditemukan di dalam UUP, perkawinan sah apabila dilakukan di hadapan
hukum

Rukun
calon mempelai
syarat hukum:

1. memenuhi batas umur minimal → dengan perubahan UUP baik wanita dan pria
minimal berumur 19 tahun, kecuali dalam kasus dispensasi kawin

2. persetujuan kedua pihak

persetujuan formil

persetujuan materil

3. Tidak ada larangan di antara keduanya


tidak ada “larangan perkawinan” di antara keduanya


larangan mutlak → larangan yang tidak pernah berubah dan tidak ada cara atau
syarat apapun yang dapat mengubah larangan tersebut

hubungan nasab: (1) orang tua, kakek-nenek garis lurus ke atas, (2) anak, cucu,
dst garis lurus ke bawah, (3) saudara, baik kandung, seayah, maupun seibu, (4)

2 - Rukun dan Syarat Perkawinan 1


saudara ayah, saudara ibu dst dalam garis lurus ke atas, (5) anak saudara, baik
kandung, seayah, seibu, dst dalam garis lurus ke bawah

hubungan semenda: dilarang menikah antara seorang pria dengan →

seorang wanita yang melahirkan isterinya atau bekas isterinya (mertua)

dengan seorang wanita bekas isteri orang yang menurunkannya (ibu tiri)

dengan seorang wanita keturunan isteri atau bekas isterinya, kecuali


putusnya hubungan perkawinan dengan bekas isteri qobla al dukhul (anak
tiri, bila bakda ad dukhul)

boleh anak tiri apabila isterinya sudah diceraikan dan sebelum menikah
anak tirinya belum berhubungan suami isteri

dengan seorang wanita bekas isteri keturunannya (menantu)

hubungan sesusuan
dilarang menikah antara seorang pria dengan:

seorang wanita yang menyusui dan seterusnya menurut garis lurus ke atas
(yaitu ibu sesusuan, nenek sesusuan);

seorang wanita sesusuan dan setersunya menurut garis lurus ke bawah


(yaitu saudara sesusuan dan keponakan sesusuan)

seorang wanita saudara sesusuan, dan kemenakan sesusuan ke bawah,

seorang wanita bibi sesusuan dan nenek bibi sesusuan ke atas

anak yang disusui oleh isterinya dan keturunannya

akibat putusnya perkawinan akibat sumpah li’an

📝 sumpah li’an adalah sumpah yang diucapkan oleh suami yang


menuduh isteri berbuat zina dan/atau mengingkari anak dalam
kandungan atau yang sudah lahir dari isterinya, sedangkan isteri
menolah tuduhan dan atau pengingkaran tersebut.

sebab & akibat li’an

2 - Rukun dan Syarat Perkawinan 2


1. suami menuduh istri telah berzina namun tidak dapat mengajukan bukti
(4 orang saksi)

2. suami mengingkari anak-anak dalam kandungan atau yang sudah lahir


dari istrinya

akibat sumpah lian:

1. perkawinan putus selama-lamanya

2. anak yang dikandung hanya dinasabkan kepada ibunya

3. suami terbebas dari pemberian nafkah

→ larangan relatif/sementara → larangan yang dapat berubah apabila masa


relatifnya hilang

1. dgn wanita yang masih terikat perkawinan

2. dengan wanita yang masih dalam masa iddah

3. dengan wanita yang tidak beragama isl

4. berpoligami dengan wanita yang memiliki hubungan nasab dan sesusuan dengan
istrinya (kandung, seayah, seibu)

5. berpoligami dengan bibi atau kemenakan dari istrinya

6. poligami di luar batas (lebih dari 4)

7. menikahi wanita bekas istri yang ditalak 3

8. larangan karena ihram


wali nikah
syarat:

1. muslim

2. laki-laki

3. baligh

4. akil (berakal, bisa membedakan mana benar dan salah, cakap hukum)

wali → wali nasab & wali hakim

2 - Rukun dan Syarat Perkawinan 3


kedua wali ini tidak mungkin tampil bersama karena wali hakim baru bisa ada ketika
tidak ada wali nasab
wali nasab

kerabat laki-laki dari garis ayah dalam garis lurus ke atas

kerabat saudara laki-laki kandung atau seayah dan keturunannya

paman, dari garis ayah dan keturunan laki-lakinya

saudara kandung atau seayah dari kakek dan keturunan laki-lakinya

wali hakim

wali nikah yang ditunjuk oleh menteri agama atau pejabat yang ditunjuk oleh
yang diberi hak dan kewenangan untuk bertindak sebagai wali nikah

urutan penggolongan wali nikah

1) ayah

2) kakek

3) saudara laki-laki (kandung>seayah)


4) paman (kandung>seayah)

5) saudara kakek (kandung>seayah)

lalu wali hakim, dalam kondisi:

1) wali nasab tidak ada → anak luar kawin, mualaf sendiri dalam keluarganya, sebatang
kara

2) wali nasab tidak mungkin dihadirkan → sakit, sedang dipenjara, sedang menjalankan
tugas negara

3) wali nasab ghaib → mirip dengan pengertian mafqud→ orang yang hilang, terputus
kabar, tidak diketahui tempat tinggal, tidak diketahui hidup/mati

4) wali nasab adlal → wali nasab yang enggan menikahkan anak perempuannya atau
yang dibawah pengampuannya kepada lelaki pilihannya padahal si anak sudah
berkeinginan kuat untuk menikahi pilihannya

2 - Rukun dan Syarat Perkawinan 4


📖 permenag no 30 tahun 2005 → anak mengajukan permohonan penetapan wali
hakim ke pengadilan agama dimana dia berdomisili
→ pengadilan agama akan memanggil ayah(nasab) untuk dimintai keterangan
kenapa tidak ingin menikahkan
→ 2 ketetapan → menetapkan si ayah dalam kondisi adlal dan menetapkan
wali hakim

untuk ayah dari anak yang tidak dinasabkan apakah boleh menikahkan (anak dari
pernikahan siri)?

boleh asalkan pernikahan tsb diitsbatkan terlebih dahulu, kalau tidak maka harus
memakai wali hakim
saksi
syarat hukum:

laki-laki

muslim

adil

akil baligh

tidak terganggu ingatan dan tidak tuna rungu atau tuli

kewajiban:

1. hadir dan menyaksikan langsung akad nikah

2. menandatangani akta nikah pada waktu dan tempat akad nikah dilangsungkan

selain itu ia juga harus memastikan lafal yang diucapkan wali dan mempelai
laki2 benar

ijab kabul/ akad nikah


definisi → rangkaian ijab (yang diucapkan oleh wali atau wakilnya) dan kabul yang
diucapkan oleh mempelai pria atau wakilnya disaksikan oleh dua orang saksi

syarat → jelas, beruntun, dan tidak berselang waktu

dilakukan oleh → wali nikah (atau wakilnya) dan mempelai pria (atau wakilnya)

2 - Rukun dan Syarat Perkawinan 5


→ dalam tambahan definisi terkadang dimungkinkan wali nasab diwakilkan oleh
penghulu dan dalam kasus ini penghulu menjadi wakil dari wali nasab.

→ apakah mempelai pria bisa diwakilkan? menurut KHI boleh dengan syarat mempelai
wanita dan wali setuju

KETENTUAN MAHAR

definisi: pemberian dari mempelai pria ke mempelai wanita berbentuk barang, uang,
atau jasa yang tidak bertentangan dgn hukum islam

hukum: wajib bagi mempelai pria

kedudukan:

bukan merupakan rukun dalam perkawinan

kelalaian penyebutan jenis dan jumlah tidak akan membatalkan perkawinan

mahar yang masih terutang tidak mengnurangi sahnya perkawinan

kalau lupa disebut di ijab kobul tidak menunjukkan bahwa pernikahan itu tidak
sah

penyerahan:

tunai atau pun ditangguhkan atas persetujuan wanita

diberikan langsung kepada mempelai wanit adan menjadi hak pribadinya

mahar yang telah ditentukan namun ditangguhkan:

cerai: qobla ad dukhul: 1/2

suami meninggal qobla ad dukhul: seluruh

mahar yang berlum ditentukan dan penyerahannya ditangguhkan

cerai mati dan cerai hidup qobla ad dukhul atau bada ad dukhul → mahar mitsil:
mahar yang disesuaikan dengan statusnya si istri atau melihat mahar yang
diterima saudara di perempuan, kalau tidak ada persetujuan bisa melakukan
penetapan di pengadilan agama

Pencegahan dan Pembatalan Perkawinan


Pencegahan Perkawinan

2 - Rukun dan Syarat Perkawinan 6


a. tujuan: menghindari terjadinya perkawinan yang dilarang oleh Hukum Islam dan
perUU

b. alasan hukum:

calon mempelai tidak memenuhi syariat islam

tidak sekufu karena perbedaan agama

c. yang dapat mencegah:

a. keluarga

b. saudara

c. wali nikah

d. wali pengampu

e. pejabat yang mengawasi (PPN atau Jaksa) → jaksa bisa membataslakn karena
dianggap pengacara negara, apabila ada pemalsuan

f. suami/istri dari calon mempelai

d. prosedur

a. permohonan pencegahan diberitahukan kepada PPN setempat

b. PA setempat memberikan salinan putusan ke KUA

c. putusan diberikan ke KUA

saat tidak ada permohonan pencegahan, harus juga diberi tahu ke kedua mempelai
agar tidak miskom
gugur apabila:

1. ditolak pengadilan

2. dicabut permohonan

3. alasan sudah tidak relevan

e. PPN wajib mencegah walaupun tidak ada permohonan apabila:


pasal 7 → belum cukup umur

pasal 8 → larangan perkawinan

2 - Rukun dan Syarat Perkawinan 7


pasal 9 → sudah ada perkawinan sebelumnya (poliandri atay poligami tanpa
persetujuan

pasal 10 → talak dalam islam 3 kali

📖 PENCEGAHAN V. PENOLAKAN
pencegahan → banyak pihak yang dapat mengajukan permohonan
penolakan → hak prerogratif PPN KUA, bisa dilaksanakan tanpa
permohonan

f. akibat hukum: perkawinan tidak dapat dilangsungkan seacar hukum apabila


pencegahan belum dicabut

Pembatalan Perkawinan
1. perkawinan batal apabila:

seorang suami poligami lebih dr 4 istri, meskipun salah satu sengah dalam masa
iddah

menikahi kembali istri yang ditalak lian

menikahi bekas istri yg ditalak 3 kali

perkawinan dgn yang dilarang mutlak

2. dapat dibatalkan apabila:

suami poligami tanpa izin PA, jika istri tidak terima

perempuan yang ternyata masih jadi istri pria yang mafqud/ghaib → istri
mengajukan rafa’ (suami meninggalkan dan meminta cerai) agar terbebas dari

perempuan masih masa iddah

perempuan melanggar batas umur

perkawinan dengan paksaan dan atau penipuan (jangka waktu 6 bulan)

3. proses pembatalan

2 - Rukun dan Syarat Perkawinan 8


a. yang dapat mengajukan:

a. keluarga

b. suami/istri

c. PPN

d. Jaksa

e. Para pihak yang berkepentingan

b. tempat pembatalan: PA tempat tinggal suami atau istri atau tempat perkawinan
dilangsungkan

2 - Rukun dan Syarat Perkawinan 9

Anda mungkin juga menyukai