Bab2 - 202214096 - Novia Ariani
Bab2 - 202214096 - Novia Ariani
TINJAUAN LITERATUR
1. Pengertian
2. Jantung
Jantung terletak di rongga dada (thorax), dan cenderung terletak di sisi kiri.
Pada kelainan dekstrokardia jantung justru terletak di sisi sebelah kanan. Jantung
dikelilingi oleh pembuluh darah besar dan organ paru, dan timus di bagian
depannya. Jantung terdiri dari empat ruang jantung yang dipisahkan oleh sekat-
sekat jantung. Empat ruang jantung tersebut adalah : Atrium kanan, Atrium kiri,
Ventrikel kanan, Ventrikel kiri.
Ruang jantung ini terbentuk karena adanya sekat interventrikuler dan sekat
atrioventrikuler. Pada sekat atrioventrikuler terdapat dua buah katup jantung,
yaitu katup trikuspidalis dan katup bicuspidalis. Disebut trikuspidalis karena
terdiri dari tiga lempengan katup, dan disebut bicuspidalis karena terdiri dari dua
buah lempengan katup. Atrium kanan dan kiri memiliki ukuran yang sama,
demikian juga ventrikel kanan dan kiri. Atrium dibatasi oleh otot jantung dan sekat
yang tipis, sedangkan bagian ventrikel dibatasi oleh otot jantung dan sekat
interventrikuler yang tebal. Empat ruang jantung ini dilapisi oleh lapisan endotel,
endocardium, myocardium, dan dua lapisan pericardium (bagian dalam = bagian
visceral dan bagian luar = bagian parietal).
Darah yang didorong ke dalam aorta tidak hanya bergerak maju tetapi akan
mengakibatkan peregangan pembuluh darah. Peregangan ini menimbulkan
gelombang bertekanan yang akan berjalan sepanjang arteri. Gelombang
bertekanan yang meregangkan dinding arteri di sepanjang perjalanannya kita
kenal sebagai denyut. Kecepatan perjalanan gelombang ini tidak tergantung pada
kecepatan aliran darah dan memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kecepatan aliran darah. Kecepatannya kira-kira 4 m per
detik di aorta, 8 m per detik pada arteri besar, dan 16 m per detik pada arteri
kecil. Sehingga denyut yang teraba pada arteri radialis terjadi dalam waktu 0,1
detik setelah ejeksi ventrikel.
Tedapat perbedaan tekanan dan kecepatan aliran darah pada tiap bagian
pembuluh darah, baik pada sirkulasi arteri ataupun sirkulasi vena dan kapiler.
Kecepatan aliran darah berbeda-beda pada tiap fase, tinggi pada saat sistolik dan
mencapai kecepatan paling rendah pada saat diastolic. Peregangan dari dinding
pembuluh darah sewaktu sistolik akan membantu mempertahankan aliran darah
tetap maju pada saat diastolik. Kecepatan di bagian aorta tertinggi adalah 120 cm
per detik hingga kecepatan negatif pada saat diastolic. Rerata kecepatannya adalah
40 cm per detik. Tekanan pada aorta dan arteri besar lainnya meningkat pada saat
sistolik hingga 120 mmHg dan turun hingga 70 mmHg pada saat diastolic. Secara
umum tekanan arteri akan ditulis sebagai tekanan sistolik / tekanan diastolic,
missal 120 / 70 mmHg. Tekanan nadi adalah selisih dari tekanan sistolik dan
tekanan diastolic, normal sekitar 50 mmHg. Tekanan ratarata adalah tekanan rata-
rata sepanjang siklus jantung, tekanan ini sedikit lebih rendah dari nilai tengah
antara tekanan sistolik dan diastolic.
(Griadhi, 2019).
B. Konsep Lansia
1. Pengertian
Lanjut usia adalah proses natural yang tidak bisa dihindari. Terus menjadi
bertambahnya umur, guna badan hadapi kemunduran menyebabkan lanjut usia
lebih gampang tersendat kesehatannya, baik kondisi raga ataupun kesehatan jiwa
(Rohadi et al., 2019).
Lansia adalah proses alamiah yang terjadi pada seseorang karena telah
memasuki tahap akhir dari fase kehidupan, proses ini terjadi secara
berkesinambungan dimana ketika seseorang mengalami beberapa perubahan yang
mempengaruhi fungsi dan kemampuan seluruh tubuh yang disebut dengan proses
penuaan (Mawaddah, 2020).
2. Klasifikasi Lansia
d. Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
e. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada
lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan
kegiatan, maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada
juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada
lansia akan lebih lama terjadi.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia
yang lebih senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di
masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang
rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.
Proses penuaan (aging process) ialah proses yang natural yang di isyarati
dengan terdapatnya menyusutnya ataupun berubahnya keadaan raga, psikologis
ataupun social pada dikala lansia berhubungan dengan orang lain. Proses menua
bisa merendahkan keahlian kognitif serta penyusutan kognitif serta energi ingat
(Kuswati et al. 2020).
a. Perubahan fisik
Dimana banyak sistem tubuh kita yang mengalami perubahan seiring umur
kita seperti:
1) Sistem Indra Sistem pendengaran
2) Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan
berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan
glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal
dengan liver spot.
b. Perubahan Kognitif
c. Perubahan Psikososial
Sebagian orang yang akan mengalami hal ini dikarenakan berbagai masalah
hidup ataupun yang kali ini dikarenakan umur seperti:
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama
jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit
fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama
pendengaran.
2) Gangguan Cemas
3) Gangguan Tidur
C. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi merupakan suatu keadaan medis yang cukup serius dimana secara
signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, otak, ginjal, jantung, dan
penyakit lainnya. Hipertensi dapat terjadi apabila tekanan darah lebih besar dari
dinding arteri dan pembuluh darah itu sendiri (WHO, 2019).
Hipertensi adalah tekanan darah 140/90 mmHg ke atas, diukur di kedua lengan
tiga kali dalam jangka beberapa minggu (Alifariki, 2020)
Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah yang
tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler seperti stroke, gagal jantung,
serangan jantung, kerusakan ginjal (Sudayasa et al., 2020).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah
di dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan Tensi yang artinya
tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran
darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal (Musakkar
& Djafar, 2021).
2. Etiologi
a. Keturunan
b. Usia
c. Garam
d. Kolesterol
e. Obesitas/kegemukan
Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko lebih
tinggi mengidap hipertensi.
f. Stress
g. Rokok
Merokok dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi, jika merokok
dalam keadaan menderita hipertensi maka akan dapat memicu penyakit yang
berkaitan dengan jantung dan darah.
h. Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman bersoda dapat
meningkatkan tekanan darah.
i. Alkohol
j. Kurang olahraga
3. Jenis Hipertensi
a. Hipertensi esensial
b. Hipertensi sekunder
4. Klasifikasi
5. Manifestasi Klinis
c. Jantung berdebar-debar
d. Pengelihatan kabur
e. Mimisan
6. Patofisiologi
(Riski, 2020)
a. Payah jantung
b. Stroke
c. Kerusakan ginjal
d. Kerusakan pengelihatan
10. Penatalaksanaan
1. Pengaturan diet
b. Diet tinggi kalium, kandungan kalium yang tinggi dalam makanan bisa
menurunkan tekanan darah, namun mekanismenya belum jelas. Pemberian
kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang diyakini
dimediasi oleh oksidan di dinding pembuluh darah
3. Olahraga teratur
4. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok
dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka
panjang hipertensi. Karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
5. Terapi oksigen
6. Pemantauan hemodinamik
7. Pemantauan jantung
9. Terapi Relaksasi, salah satunya yaitu Hidroterapi rendam kaki air hangat.
11. Pemeriksaan
a. Sirkulasi dan jantung: Denyut nadi / ritme / karakter, denyut / tekanan vena
jugularis, denyut apeks, bunyi jantung ekstra, ronki basal, edema perifer,
bising (karotis, abdominal, femoralis), keterlambatan radio-femoralis.
1. Pengertian
2. Manfaat Terapi
Manfaat dari merendam kaki dengan air hangat memiliki manfaat untuk
meningkatkan suhu tubuh secara menyeluruh. Hal ini dapat membuat tubuh dan
pikiran menjadi rileks sehingga bisa terbebas dari stres setelah beraktivitas.
Hidroterapi mempunyai berbagai macam manfaat lain selain menurunkan
hipertensi yaitu seperti meredakan otot, menenangkan otot yang cedera, baik
untuk imunitas, hidroterapi juga berguna untuk detox dan bagus untuk kesehatan
kulit. Hidroterapi dengan air hangat merupakan salah satu jenis terapi yang
mampu menstabilkan serta menurunkan tekanan darah secara fisiologis. Manfaat
air hangat dapat melebarkan pembuluh darah kapiler (Widyaswara, et.al, 2022)
3. Tekhnik Terapi
a) Baskom
c) Kain/Handuk
d) Sphygmomanometer
e) Stetoschope
SOP :
Fase Orientasi
Fase Kerja
8. Selanjutnya masukan kaki klien ke dalam baskom yang sudah terisi air
hangat. Biarkan selama 15 menit.
9. Setelah 15 menit angkat kaki dan keringkan dengan kain atau handuk
Fase Terminasi
Fase Dokuentasi
1. Pengkajian
a. Identitas
c. Riwayat Keluarga
d. Riwayat Pekerjaan
f. Riwayat Rekreasi
Ada beberapa status kesehatan umum ketika setahun yang lalu, status
kesehatan umum ketika 5 tahun yang lalu, keluhan yang utama, serta
pendidikan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan.
j. Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik ialah suatu proses pemeriksaan tubuh pasien pada ujung
kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menentukan adanya gejala dari
sebuah penyakit dengan teknik inpeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.
1) Pada pemeriksaan kepala dan leher yaitu melihat bentuk kepala, warna
rambut, bentuk wajah, kesimetrisan mata, kelopak mata, kornea
mata,konjungtiva serta sclera, pupil serta iris, ketajaman penglihatan,
tekanan bola mata, cuping hidung, lubang hidung, tulang hidung, dan
menilai ukuran telinga, ketegangan telinga, kebersihan lubang telinga,
ketajaman pendengaran, kondisi gigi, gusi serta bibir, kondisi lidah,
palatum serta osofaring, keberadaan trakea, tiroid, kelenjar limfe, vena
jugularis serta denyut nadi karotis.
pulsasi serta ictus kordis), perkusi (tentukan batasan jantung untuk ukuran
jantung), auskultasi (mendengar suara jantung, suara jantung adanya
penambahan atau tidak bising/murmur)
a) Indeks katz .
b) Barthel indeks
l. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemerikaan Laboratorium
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut
e. Intoleransi Aktivitas
f. Nyeri dada
g. Resiko injuri
(SDKI, 2018)
a. Nyeri Akut
(SLKI, 2018)
Rencana tindakan :
Rencana Tindakan :
Rencana Tindakan :
Rencana tindakan :
e. Intoleransi Aktivitas
Rencana tindakan :
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
g. Risiko Jatuh
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
4. Implementasi
5. Evaluasi