Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn. E KHUSUSNYA PADA Ny. S DENGAN


MASALAH HIPERTENSI DI RT 01/ RWW 01 DUSUN KIDUL
DESA PAJAWAN KIDUL KECAMATAN LEBAKWANGI
KABUPATEN KUNINGAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Departemen Keperawatan Komunitas dan Keluarga

Disusun Oleh:
ENOK CUCU SUCIANI
JNR02000

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2020-2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama penyakit
kardiovaskular, secara global merupakan penyebab utama peningkatan
mortalitas kardiovaskular, kematian mendadak, stroke, penyakit jantung
koroner, gagal jantung, fibrilasi atrium, penyakit arteri perifer, dan
insufisiensi ginjal. Hipertensi mempengaruhi sekitar 25% orang dewasa di
seluruh dunia dan diperkirakan menyebabkan lebih dari tujuh juta kematian
setiap tahun, dan sekitar 13% dari jumlah total kematian di seluruh dunia
(Rampengan, 2015).

Menurut kemenkes RI,2013. Hipertensi adalah peningkatan tekanan


darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat atau tenang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
sering disebut-sebut sebagai sillent killer karena sesorang yang mengidap
hipertensi yang bahkan sudah bertahun-tahun seringkali tidak menyadarinya
sampai terjadi komplikasi seperti kerusakan organ vital yang cukup berat
yang bisa mengakibatkan kematian. Sebanyak 70 % penderita hipertensi tidak
menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi hingga ia memeriksakan
tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan. Hipertensi dapat menimbulkan
dampak bagi penderita yaitu sakit kepala, pegal-pegal, perasaan tidak nyaman
di tengkuk, perasaan berputar atau ingin jatuh, berdebar-debar, detak jantung
cepat, telinga berdering, gagal jantung, berkembangnya plak lemak dalam
dinding pembuluh darah (artheroclerosis) dan arteriosclerosis, stroke dan
pecahnya pembuluh darah kapiler di otak.

World Health Organization (WHO) tahun 2008 mencatat sekitar 972


juta orang atau 26,4% penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi. Angka
ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025, dari 972 juta

1
penderita hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 juta sisanya
berada di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan
prevalensi hipertensi lansia di Indonesia sebesar 45,9% untuk umur 55-64
tahun, 57,6% umur 65-74 tahun dan 63,8% umur >75 tahun. Prevalensi
hipertensi di Indonesia berdasarkan pengukuran tekanan darah pada umur ≥18
tahun adalah sebesar 25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%),
diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). (Balitbang
Kemenkes RI, 2013).

Ada banyak faktor yang menyebabkan hipertensi, faktor risiko


tersebut antara lain yaitu umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas,
kadar garam tinggi, kebiasaan merokok dan minum alkohol (Baradero, 2008).
Adapun menurut Sudoyo et al (2009) faktor-faktor risiko yang mendorong
peningkatan tekanan darah adalah faktor-faktor seperti: diet dan asupan
garam, stres, ras, obesitas, merokok dan genetis. Lansia merupakan orang
yang mempunyai faktor risiko umur dan juga mungkin di sertai faktor-faktor
risiko yang lain, yang harus diwaspadai dan benar-benar supaya
memperhatikan pola hidup yang sehat supaya tidak menimbulkan hipertensi
yang mungkin disertai dengan komplikasi yang berbahaya. Hal ini sejalan
dengan Arista (2013) yang mengemukakan bahwa bagi individu yang
mempunyai faktor risiko hipertensi tersebut harus waspada serta melakukan
upaya pencegahan sedini mungkin contoh yang sederhana yaitu dengan rutin
kontrol tekanan darah lebih dari satu kali, dan juga berusaha untuk
menghindari faktor pencetus seperti pola makan dan gaya hidup (live style)
yang baik. Penderita hipertensi yang tidak menjaga pola makan dan gaya
hidup yang sehat mempunyai risiko mengalami hipertensi berulang atau
kekambuhan hipertensi. Berdasarkan hasil pemaparan tersebut penulis tertarik
untuk melakukan penelitian asuhan keperawatan dengan diagnosa hipertensi
pada lansia.

2
B. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya140 mmHg atau tekanandarah diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price
& Wilson, 2006).
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu
lamadapat menyebabkan kerusakan pada ginja, jantung, dan otak bila tidak
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai (Faqih, 2006).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukupistirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).

C. Anatomi fisiologi
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan
tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi
regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.
Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada
organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

3
1) Anatomi Jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik
dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis
(anterior-inferior ICS – V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat
aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh
balik. Jantung sebagai pusat system kardiovaskuler terletak di sebelah
rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita
dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada
orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat
sekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis
setinggi kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta
pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes,
vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah
tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari
samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar
masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Faktor yang
mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
a) Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung
b) agak turun kebawah
c) Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC)
menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar
dan membulat
d) Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung ke atas

4
e) Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh
posisi tubuh.

Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:

a) Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di
belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2
lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican
untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu
jantung.
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
 Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk
lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
 Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
 Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik(
atrium dan ventrikel).
c) Dalam / Endokardium

5
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat
yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium
kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.

Bagian- bagian dari jantung:


a) Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan
dengan pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan
sebagian oleh atrium dekstra.
b) Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut
tumpul.

Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:


a) Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan
dengan dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra,
ventrikel dekstra dan sedikit ventrikel sinistra.
b) Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang
berbentuk segiempat berbatas dengan mediastinum posterior,
dibentuk oleh dinding atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan
sebgain kecil dinding ventrikel sinistra.
c) Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang
bebatas dengan stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh
dinding ventrikel sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.

Tepi jantung( margo kordis) yaitu:


a) Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari
vena kava superior sampai ke apeks kordis
b) Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari
bawah muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks
kordis.
Ruang-ruang jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:

6
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar,
bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
− Vena cava superior
− Vena cava inferior
− Sinus koronarius
− Osteum atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
c. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui
osteum atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis
melalui osteum pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih
tebal dari atrium kanan terdiri dari:
− Valvula triskuspidal
− Valvula pulmonalis
2. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
3. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui
osteum atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum
aorta terdiri dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta
Peredaran darah jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke
atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis
membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara
ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris
arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk
ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar) membawa darah dari
ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup valvulasemilunaris aorta.
Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:
1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan
kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-
cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan.

7
2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra
3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang
sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.

2) Fisiologi Jantung
a. Fungsi umum otot jantung yaitu:
1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya
rangsangan dari luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai
ambang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan
berkontraksi maksimal.
3. Tidak dapat berkontraksi tetanik
4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
b. Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy
kimia untuk berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism
asam
lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama
laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah aerobic yang
membutuhkan oksigen.
c. Pengaruh Ion Pada Jantung
1. Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan
jantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
2. Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung
berkontraksi spastis.
3. Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.
d. Elektrofisiologi Sel Otot jantung
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas
membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung dinamakan
potensial aksi yang disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia,
mekanika, dan termis. Lima fase aksi potensial yaitu:

8
1. Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan
bagian luar bermuatan positif.
2. Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas
membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke
dalam.
3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit
perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan
positif dalam sel menjadi berkurang.
4. Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil
agak lama sesuai masa refraktor absolute miokard.
5. Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur
tidak mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.
e. Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung meliputi:
1. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di
dalam dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam
septum atrium dekat muara sinus koronari.
3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada
tepi posterior dan tepi bawah pars membranasea septum
interventrikulare.
4. Serabut penghubung terminal (purkinje): Anyaman yang berada pada
endokardium menyebar pada kedua ventrikel.

f. Siklus Jantung
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua
pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai
kontraksi berikutnya disebut siklus jantung.

g. Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung:
1. Bunyi pertama: lup
2. Bunyi kedua : Dup

9
3. Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda
4. Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum
bunyi pertama

D. Klasifikasi
Adapun klasifikasi hipertensi terbagi menjadi; (Kemenkes RI, 2013)
1. Berdasarkan bentuk hipertensi
Hipertensi diastolik (diastolic hypertensio), hipertensi campuran(sistol dan
diastol yang meninggi). Hipertensi sistolik (isolatedsystolic hypertension).
2. Berdasarkan Penyebab
a. Hipertensi Primer atau Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik),walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidupseperti kurang bergerak
(inaktivas) dan pola makan. Hipertensijenis ini terjadi pada sekitar 90%
pada semua kasus hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekiar 5-10%penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal, sekitar 1-2%
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu,
misalnya pil KB.
Jenis hipertensi yang lain, adalah sebagai berikut; (Kemenkes RI, 2013)
1. Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanandarah pada
pembuluh darah arteri paru-paru yangmenyebabkan sesak nafas, pusing
dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.
Berdasar penyebabnya hipertensipulmonal dapat menjadi penyakit berat
yang ditandai denganpenurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan
gagaljantung kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkanpada
usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkanpada perempuan
dengan perbandingan 2:1, angka kejadianpertahun sekitar 2-3 kasus per 1
juta penduduk, dengan meansurvival/sampai timbulnya gejala penyakit

10
sekitar 2-3 tahun.Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk
padaNational Institute of Health; bila tekanan sistolik arteripulmonalis
lebih dari 35 mmHg atau "mean"tekanan arteripulmonalis lebih dari 25
mmHg pada saat istirahat atau lebih30 mmHg pada aktifitas dan tidak
didapatkan adanya kelainankatup pada jantung kiri, penyakit myokardium,
penyakitjantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru.
2. Hipertensi Pada Kehamilan
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnyaterdapat pada saat
kehamilan, yaitu:
a. Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensiyang
diakibatkan kehamilan/keracunan kehamilan (selaintekanan darah yang
meninggi, juga didapatkan kelainan pada air kencingnya). Preeklamsi
adalah penyakit yang timbuldengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yangtimbul karena kehamilan.
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejaksebelum ibu
mengandung janin.
c. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang
merupakangabunganpreeklampsia dengan hipertensi kronik.
d. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat. Penyebab hipertensi
dalam kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada yang mengatakan bahwa
hal tersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada yang
mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan
disebabkan faktor keturunan, dan lain sebagainya.

Klasifikasi Hipertensi
Tekanan Darah Tekanan Darah
Kategori
Sistolik Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmH

Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg


(Hipertensi ringan)
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg

11
(Hipertensi sedang)
Stadium 3 180-209 mmHg 110-119 mmHg
(Hipertensi berat)
Stadium 4 210 mmHg atau lebih 120 Hg atau lebih
(Hipertensi maligna)

E. Etiologi
Menurut (Widjadja,2009) penyebab hipertensi dapat dikelompokan menjadi
dua yaitu:
a. Hipertensi primer atau essensial
Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebab
dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab
hipertensi primer, seperti bertambahnya usia, sters psikologis, pola
konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90% pasien
hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui, umumnya berupa
penyakit atau kerusakan organ yang berhubungan dengan cairan tubuh,
misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaiyan kontrasepsi oral, dan
terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur
tekanan darah. Dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin,
dan penyakit jantung.

F. Manifestasi Klinis
Menurut (Ahmad, 2011) sebagian besar penderita tekanan darah tinggi
umumnya tidak menyadari kehadirannya. Bila ada gejala, penderita darah
tinggi mungkin merasakan keluhan-keluhan berupa : kelelahan, bingung,
perut mual, masalah pengelihatan, keringat berlebihan, kulit pucat atau
merah, mimisan, cemas atau gelisah, detak jantung keras atau tidak beraturan
(palpasi), suaraberdenging di telinga, disfungsi ereksi, sakit kepala, pusing.
Sedangkan menurut (Pudiastuti,2011) gejala klinis yang dialami oleh para
penderita hipertensi biasanya berupa : pengelihatan kabur karena kerusakan

12
retina, nyeri pada kepala, mual dan muntah akibatnya tekanan kranial, edema
dependen dan adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
− Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasi faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas dan anemia
− BUN/kretinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
− Glucosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
− Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM
2. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan
ginjal
5. Photo dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung

H. Patofisiologi
Menurut (Triyanto,2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri
bisa rerjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar
kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Darah di setiap denyutan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga
meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola)

13
untuk sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau
hormon didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap
kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan
air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri
mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan
darah akan menurun.Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut
dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom
(bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara
otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah
melalui beberapa cara: jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
mengeluarkan garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya volume
darah dan mengembalikan tekanan darah normal. Jika tekanan darah
menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga
volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa
meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin,
yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan
memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ peting dalam
mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan
pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya
penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis)
bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu atau
kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah (Triyanto 2014).

Pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional pada


system pembuluh perifer bertanggung pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekwensinya , aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh

14
jantung (volume secukupnya), mengakibatkan penurunan curah jantunng dan
meningkatkan tahanan perifer (Prima,2015).

I. Komplikasi

Menurut (Triyanto,2014) komplikasi hipertensi dapat menyebabkan sebaga


berikut :
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekananan tinggi diotak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran
darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak
mengalami arterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentukya aneurisma. Gejala tekena struke adalah sakit
kepala secara tiba-tiba, seperti orang binggung atau bertingkah laku seperti
orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan

15
(misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara
secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak.
b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah
tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan
oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infrak. Demikian juga hipertropi
ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal. Glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus,
darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan
terganggudan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan
rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga
tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang
sering di jumpai pada hipertensi kronik.
d. Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya
kejantung dengan cepat dengan mengakibatkan cairan terkumpul diparu,
kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-paru
menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki
bengkak atau sering dikatakan edema. Ensefolopati dapat terjadi terutama
pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan kedalam ruangan intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-
neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma.
Sedangkan menurut Menurut (Ahmad,2011) Hipertensi dapat diketahui
dengan mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita hipertensi, apabila
tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal
karena komplikasi kardiovaskular seperti stoke, serangan jantung, gagal
jantung, dan gagal ginjal, target kerusakan akibat hipertensi antara lain :

16
a. Otak : Menyebabkan stroke
b. Mata : Menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan
kebutaan
c. Jantung : Menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark
jantung)
d. Ginjal : Menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal

J. Penatalaksanaan
Menurut (Junaedi,Sufrida,&Gusti,2013) dalam penatalaksanaan hipertensi
berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
a. Terapi non-farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa obat-
obatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan
tekanan darah diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani perilaku
hidup sehat seperti :
1. Pembatasan asupan garam dan natrium
2. Menurunkan berat badan sampai batas ideal
3. Olahraga secara teratur
4. Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol
5. Mengurangi/ tidak merokok
6. menghindari stres
7. menghindari obesitas

b. Terapi farmakologi (terapi dengan obat)


Selain cara terapi non-farmakologi, terapi dalam obat menjadi hal yang
utama. Obat-obatan anti hipertensi yang sering digunakan dalam
pegobatan, antara lain obat-obatan golongan diuretik, beta bloker,
antagonis kalsium, dan penghambat konfersi enzim angiotensin.
1. Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran
garam dan air. Dengan mengonsumsi diuretik akan terjadi pengurangan
jumlah cairan dalam pembuluh darah dan menurunkan tekanan pada
dinding pembuluh darah.

17
2. Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa
darah dan mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung.

3. ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh darah


sehingga bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan
menurunkan tekanan darah.

4. Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan


pembuluh darah.

c. Terapi herbal
Banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi dimanfaatkan sebagai
obat hipertensi sebai berikut :
1. Daun seledri
Seledri (Apium graveolens, Linn.) merupakan tanaman terna tegak
dengan ketinggian dari 50 cm. Semua bagian tanaman seledri memiliki
bau yang khas, identik dengan sayur sub.Bentung batangnya bersegi,
bercabang, memiliki ruas, dan tidak berambut.bunganya berwarna
putih, kecil, menyerupai payung, dan majemuk.Buahnya berwarna hijau
kekuningan berbentuk kerucut.Daunnya memiliki pertulangan yang
menyirip, berwarna hijau, dan bertangkai.Tangkai daun yang berair
dapat dimakan mentah sebagai lalapan dan daunnya digunakan sebagai
penyedap masakan, seperti sayur sop.
Contoh ramuan seledri secara sederhana sebagai berikut:
a.) Bahan : 15 batang seledri utuh, cuci bersih dan 3 gelas air

b.) Cara membuat dan aturan pemakai : potong seledri secara kasar,
rebus seledri hingga mendidih dan tinggal setengahnya, minum air
rebusannya sehari dua kali setelah makan.

Hubungan dengan hipertensi, seledri berkasiat menurunkan


tekanan darah (hipotensis atau anti hipertensi).Sebuah cobaan perfusi
pembuluh darah menunjukan bahwa apigenin mempunyai efek
sebagaivasodilator perifer yang berhubungan dengan efek hipotensifnya.

18
Percobaan lain menunjukkan efek hipotensif herbal seledri berhubungan
dengan integritas sistem saraf simpatik (Mun’im dan hanani, 2011).

19
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA Tn. E KHUSUSNYA PADA Ny. S DENGAN
MASALAH HIPERTENSI DI RT 01/ RWW 01 DUSUN KIDUL
DESA PAJAWAN KIDUL KECAMATAN LEBAKWANGI
KABUPATEN KUNINGAN

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS UMUM

1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. E

Umur : 50 tahun

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : RT 01/ RW 01 Dusun Kidul Desa Pajawan Kidul Kecamatan

Lebakwangi Kabupaten Kuningan

No. Telpon : (tidak ada)

2. Daftar Anggota Keluarga

L Hub.
Pendidi Imunisa
No Nama / Dg Umur KB Kesehatan
kan si
P KK
1 Ny. S P Isteri 41 SD Tidak Saat ini Sehat
tahun ada tidak di jasmani.
KB
2 Sdr. A L Anak 23 SMK Lengkap Tidak ada Sehat
tahun jasmani.
3 Nn. S P Anak 19 SMA Lengkap Tidak Sedang
tahun Ada dalam
pemulihan
pasca
kecelakaan
motor.

20
4 An. A P Anak 10 Sedang Lengkap Tidak Sehat
tahun menem Ada jasmani
puh SD

3. Genogram

Keterangan

: Laki – laki

: Perempuan

: Garis Pernikahan

: Garis Keturunan

: Tinggal Serumah

4. Type Keluarga

a. Jenis Type Keluarga

21
Tipe keluarga Tn. E adalah tipe keluarga inti atau nuclear

family yang terdiri ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu

rumah. Klien yaitu Ny. S memiliki tiga orang anak, anak pertama

dan keduanya telah memasuki masa remaja akhir, dan anak

bungsunya sedang dalam masa kanak-kanak.

b. Masalah yang Terjadi Dilihat dari Type Keluarga

Klien mengatakan tidak ada masalah yang terjadi (jika

dilihat dari tipe keluarga), klien merasa bahagia karena anaknya

sudah dapat bekerja dan membantu kebutuhan finansial keluarga.

5. Suku bangsa (etnis)

a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota keluarga

Ny.S adalah penduduk asli Desa Pajawan Kidul setelah

menikah dengan Tn. E yang notabene Suku Sunda dan suaminya

pun berasal dari desa yang sama dengan suku yang sama. Oleh

sebab itu, ketiga anaknya pun mengikuti suku orang tuanya yaitu

suku Sunda.

b. Tempat Tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang

secara etnis bersifat homogen)

Keluarga tinggal di sebuah perkampungan yang setiap

penduduknya sangat bersosialisasi, berhubungan baik dengan

tetangga dan selalu mengadakan makan bersama di teras rumah

apabila hari libur.

c. Kegiatan Keagamaan, Sosial, Budaya

22
Ny. S selalu mengikuti pengajian rutin yang diadakan oleh

DKM Masjid, selalu mengikuti kegiatan yasinan setiap satu

minggu sekali sekaligus mengadakan acara arisan dengan warga

sekitar RT dan dusun, selain itu Ny. S selalu menghadiri undangan

setiap dilaksanakannya acara, baik hajatan maupun acara yang

diselenggarakan oleh Desa, seperti senam dan lain-lain.

Tn. E merupakan warga desa yang merantau ke luar kota,

apabila Tn. E mudik, Tn. E selalu aktif berkegiatan dengan warga

sekitar, serta selalu melakukan sholat berjamaah di masjid.

d. Kebiasaan Berbusana Sehari-hari

Saat dilakukan pengkahian, klien mengenakan pakaian

sopan dan berjilbab. Begitupun dalam kesehariannya, klien

mengatakan bahwa ia dan sekeluarga apabila dirumah selalu

mengenakan pakaian santai, seperti kaos dan celana pendek/

panjang utuk ayah dan anak pertamanya, serta mengenakan hijab

untuk anak keduanya.

e. Struktur Kekuasaan Keluarga

Tn. E sebagai suami Ny, S (kepala keluarga klien)

bertanggugjawab penuh atas kekuasaan dalam keluarganya, Ny. S

memandang suaminya sebagai kepala keluarga yang berkewajiban

memberi kekuasaan sebagai bentuk keseharusan sebuah kedudukan

didalam keluarga.

f. Bahasa yang digunakan di rumah

23
Bahasa yang digunakan oleh klien dan keluarga dalam

kesehariannya di rumah adalah bahasa Sunda.

g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi

Klien selalu kontrol ke Praktik Dokter yang berada dekat

disekitar desanya, Puskesmas Manggari, atau dirujuk untuk

menjalani medical check up ke Rumah Sakit.

6. Agama dan Kepercayaan

a. Agama yang dianut keluarga

Seluruh anggota keluarga menganut agama islam.

b. Apakah antara anggota keluarga ada yang berbeda keyakinan

keagamaan mereka?

Tidak ada anggota keluarga yang berbeda keyakinan.

c. Seberapa aktif keluarga terlibat dalam kegiatan keagamaan atau

organisasi keagamaan?

Keluarga cukup aktif dalam melakukan kegiatan

keagamaan di tempat tinggalnya. Ny. N selalu menghadiri pengjian

dan acara arisan yang diisi dengan yasinan.

d. Adakah kepercayaan dan nilai kegamaan yang berpengaruh

terhadap kesehatan keluarga?

Keluarga percaya bahwa air putih yang diberikan bacaan

ayat suci Al-Qur’an dapat membuat hati tenang dan dapat

meringankan penyakit yang kerap diderita khusunya penyakit

darah tinggi.

7. Status social ekonomi keluarga

24
a. Berapa penghasilan keluarga per bulan?

Penghasilan keluarga dalam satu bulan tidak menentu, klien

tidak menyebutkan secara pasti pendapatan yang diperoleh

perbulan. Klien mengatakan hal itu karena pekerjaan Tn. E senagai

pedagang dan Ny. N yang membuka warung didepan rumahnya.

Dengan adanya pandemi COVID-19 klien mengatakan

berpengaruh terhadap pendapatan perbulan yang menjadi menurun,

b. Apakah keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari dengan penghasilan saat ini?

Keluarga selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh

Allah SWT dan mampu mencukupi kebutuhan dengan penghasilan

yang ada.

c. Apakah keluarga memiliki tabungan untuk keperluan yang akan

datang (misalnya anak melanjutkan sekolah, dll)

Keluarga memiliki tabungan yang dikhususkan untuk

keperluan tak terduga serta pendidikan anak bungsunya yang

sedang menempuh Sekolah Dasar..

d. Apakah keluarga memiliki tunjangan kesehatan (asuransi, dll)?

Seluruh anggota keluarga memiliki kartu jaminan kesehatan

yaitu BPJS.

e. Bagaimana aktifitas rekreasi keluarga?

Kegiatan yang dilakukan oleh keluarga untuk rekreasi

adalah menonton TV, jarang melakukan rekreasi ke luar rumah.

25
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah klien sudah

menjadi nenek dan telah mempunyai 4 orang cucu dari kedua anaknya,

yaitu 3 orang dari anak pertama dan 1 orang dari anak kedua. Klien

sudah beranjak ke usia lanjut karena sudah memasuki usia 58 tahun.

Pada usianya yang menuju pensiun ini Klien lebih dekat dengan anak

bungsunya, karena Klien hanya tinggal berdua dengan anak

bungsunya, sedangkan suami masih bekerja di luar kota dan belum

pulang kampung ke kapung halaman. Alasan suami klien tidak pulang

kampung adalah karena suami klien khawatir hal tersebut akan

memberikan dampak buruk kepada keluarga, karena ditakutkan

membawa virus COVID-19, meskipun pemerintah Jawa Barat

khususnya di Kabupaten Kuningan telah menerapkan Adaptasi

Kebiasaan Baru (AKB), namun suami klien masih ingin tetap bertahan

diluar kota..

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Klien hanya ingin menyekolahkan anak bungsunya sampai

setinggi-tingginya dan berharap semua anaknya dapat menjadi anak

yang sukses

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA INTI

1. Riwayat kesehatan keluarga masa lalu (masing-masing keluarga)

a) Riwayat kesehatan masa lalu Ny. N

26
Klien Ny. S mengatakan bahwa hipertensi yang dialaminya

sudah aja sejak dirinya hamil anak ketiga, sampai melahirkan dan

berkepanjangan sampai saat ini.

b) Riwayat kesehatan masa lalu Tn. T

Riwayat kesehatan masa lalu Tn. E didapatkan berdasarkan

keterangan dari Ny.S, karena pada saat melakukan wawancara

Tn.E sedang berada di luar kota. Ny. S mengatakan bahwa Tn.E

sudah menjadi perokok aktif saat Tn.E masih duduk dibangku

Sekolah Dasar, bahkan sampai saat ini Tn.E belum lepas dari

kebiasaan merokoknya.

c) Riwayat Kesehatan Masa Lalu Sdr. A

Sdr. A mengatakan bahwa dari kecil hingga saat ini belum

pernah mengalami sakit yang parah. Sdr. A mengatakan belum

pernah di rawat inap di Rumah Sakit manapun selama masa ia

dilahirkan hingga kini sudah berusia 23 tahun. Sdr. A mengatakan

hanya mengalami sakit biasa saja, dan selalu cepat pulih kembali

setelah memeinum obat yang diberikan oleh dokter di Puskesmas.

d) Riwayat Kesehatan Masa Lalu Nn, S

Nn. S mengatakan belum pernah mengalami penyakit berat

yang mengharuskan dirawat, apabila sakit dan diperiksa ke dokter

akan sembuh dengan cepat.

e) Riwayat Kesehatan Masa Lalu An. A

Ny. S mengatakan apabila anak bungsunya belum pernah

mengalami penyakit berat yang mengharuskan dirawat, apabila

27
sakit dan diperiksa ke dokter akan sembuh dengan cepat. Biasanya

anak mengalami panas/ demam dan influenza.

2. Riwayat kesehatan keluarga saat ini (masing-masing anggota keluarga)

a) Riwayat kesehatan Ny. S saat ini

Saat ini Ny. S menderita penyakit hipertensi, pada saat

dilakukan pengkajian klien tampak dalam kondisi sedang rilex,

namun berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, didapatkan

hasil TD 150/90 mmHg. Klien mengatakan selalu membebaskan

pikiran dan membiarkannya mengalir tanpa memikirkan hal yang

membuat pusing dan tekanan vdarah menjadi sangat tinggi.

b) Riwayat kesehatan Tn. T saat ini

Ny. N selalu menyanyakan kabar suaminya di luar kota

untuk memastikan suaminya selalu dalam keadaan sehat. Pada saat

terakhir menelfon, Tn. T dalam keadaan sehat dan merasa rindu

sudah beberapa bulan ini tidak bertemu dengan keluarganya.

c) Riwayat kesehatan Sdr. A saat ini

Nn. E mengatakan sangat bersyukur selalu diberikan

kesehatan. Terakhir Nn.E merasa kurang enak badan adalah pada

bulan Februari 2020 karena kelelahan bekerja.

d) Riwayat kesehatan Nn. S saat ini

Saat dilakukan pengkajian, kondisi kesehatan Nn. S dalam

keadaan baik. Nn. S baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas

yang mengakibatkan adanya kerusakan pada gigi, sat ini sedang

dalam masa pengobatan dan check-up rutin, namun hal itu tidak

28
mengganggu kegiatan makan sehingga keseimbangan nutrisi tetap

stabil.

e) Riwayat kesehatan An. A saat ini

Saat dilakukan pengkajian kepada ibunya, mengatakan

bahwa kondisi kesehatan Nn. S dalam keadaan baik. An. A sedang

bermain dengan temannya

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan keluarga

Pelayanan Kesehatan yang digunakan oleh Ny. N ini adalah

puskesmas yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah yaitu

Puskesmas Manggari, praktik dokter umum yang juga tidak jauh dari

rumahnya yaitu dr. Deki Saepullah.

D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah Tinggal

a. Gambaran tipe rumah

Luas bangunan rumah yang ditempati adalah sekitar 70m2

(panjang 10 meter dan lebar 7 meter) yang berlantai 2. Di lantai 1

terdiri dari 2 kamar tidur, 1 dapur, 2 wc, 1 ruang keluarga dan

didepan teras terdapat taman kecil yang dipenuhi bunga-bunga

yang selalu disiram sehari sekali. Dilantai 2 terdapat 2 kamar dan

teras. Ny. N tinggal dirumah yang permanen terbuat dari semen

dan sudah memiliki ventilasi yang bagus, dan tempat pembuangan

sampah dibelakang rumah dan nantinya akan dibakar, dan rumah

tampak bersih. Rumah Ny. N hampir menempel dengan rumah-

29
rumah yalinnya, hanya berjarak beberapa centimeter saja untuk

jalan para pejalan kaki atau motor, sehinggu kepadatan hunian

menyebabkan kurangnya pencahayaan cahaya matahari langsung,

sehingga lampu rumah terlihaat gelap akibatnya harus selal

menyalakan lampu walau dalam keadaan siang hari. Selain itu,

ventilasi pun menjadi sangat terbatas, mesipun bangunan rumah

memiliki ventilasi cukup banyak, namun menurut saya, masih

belum merasa leluasa.

b. Gambaran kondisi rumah

1) Ruang tamu

Ruang tamu rumah klien tampak bersih. Ruang tamu

klien memiliki luas 8x3 meter persegi, dilengkapi dengan kursi

tamu. Pada setiap dinding terpasang foto keluraga juga terdapat

foto dari anaknya yang telah diwisuda. Anggota rumah selalu

rutin membersihkan rumah setiap hari, diantaranya setiap pagi

dan sore hari, sehingga tidak heran jika rumahnya selalu dalam

keadaan yang bersih. Penghuni rumah selalu tanggap dalam

membersihkan apabila sedikit saja bagian rumah terlihat

berantakan.

2) Kamar tidur

Kamar tidur klien kurang mendapatkan pencahayaan

sinar matahari, karena lokasinya yang tertutup dengan

bangunan rumah tetangga. Dilantai pertama terdiri dari dua

kamar, kamar utama memiliki luas sekitar 3x3 meter dan kamar

30
putrinya memiliki luas sekitar 6x3 meter. Pada saat pengkajian,

kamar terlihat berantakan dan belum sempat membereskan

tempat tidur.

3) Ruang keluarga

Ruang keluarga klien tampak kurang tertata dan terlalu

banyak barang yang disimpan di ruang keluarga sehingga

mengganggu kenyamanan.

4) Dapur

Dapur rumah klien kurang bersih. Menurut klien di

rumahnya masih terdapat tikus yang selalu melewati dapur,

tercium bau air kencing tikus.

5) Kamar mandi

Kamar mandi klien dibersihkan 2 minggu sekali, saat

dilakukan pengkajian, kamar mandi klien tampak belum

dibersihkan. Sudah terdapat jamban.

c. Pola pembersihan rumah dan lingkungan rumah

Klien selalu berbagi tugas membersihkan rumah dengan

anak bungsunya setiap hari. Rumah setiap hari selalu di sapu, tetapi

hanya 3 hari sekali di pel.

d. Perasaan subjektif keluarga terhadap rumah tempat tinggal

keluarganya

Keluarga selalu mengeluhkan tidak nyaman apabila rumah

berantakan, dan selalu ada inisiatif dari anaknya untuk

membersihkan kembali.

31
e. Tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga

Klien dan keluarga menyediakan tempat sapah didapur,

mereka selalu membuang sampah ke tempat pembuangan sampah

di desanya apabila sudah terkumpul penuh.

f. Karakteristik tetangga dan lingkungan rumah

Keluarga Ny.S tinggal di desa dengan rasa persaudaraan

antar sesama warganya tinggi, penduduk disekitar rumah adalah

penduduk asli suku Sunda Kuningan yang satu sama lain adalah

keluarga besar, umunya interaksi banyak terjadi pada sore hari

karena pada siang banyak tetangga yang sibuk bekerja.

g. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Ny.S sudah menempati rumah yang sudah

ditempati sejak beliau menikah yaitu tahun 1996 sampai sekarang,

dan tidak pernah berpindah-pindah rumah.

h. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Ny. S selalu berkumpul besama anak kedua dan bungsunya,

suami dan anak pertamanya sedang bekerja di luar kota. Waktu

terlama untuk berkumpul adalah pada hari libur dan malam hari,

apabila pagi sampai sore sedang sibuk dengan kegiatan masing-

masing.

Ny.S juga sering pergi ke mesjid mengikuti pengkajian dan

ibu ini aktif dalam anggota arisan RT didaerah tempat tinggalnya

sehingga hubungan baik di kalangan masyarakat tercipta.

i. System pendukung keluarga

32
Setiap ada anggota keluarganya yang sakit, klien selalu

menyarankan untuk menggunakan bahan –bahan tradisional.

Seperti apabila sedang demam, menggunakan bawang merah yang

diiris yang dicampur dengan minyak telon kemudian di baluran ke

punggung dan dada. Apabila ada keluarga yang batuk, selalu

menggunakan daun dangdanggenis yang direbus, kemudian

rebusannya diminum.

E. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga menggunakan Bahasa

Sunda yang jelas dan jika ada suatu masalah maka dimusyawarahkan

dengan baik dan terbuka dan didiskusikan dengan suami serta anak –

anaknya. Keluarga selalu berkomunikasi dengan nada yang

menghangatkan sehingga keharmonisan keluarga ini sangat nyata.

2. Struktur kekuatan keluarga

Sebelumnya Keluarga mampu menyelesaikan masalah jika ada

salah satu sikap anggota keluarga yang salah maka karena sikap saling

perhatian bisa diatasi, namun semenjak ibu melahirkan kami sering

bertanya dan minta bantuan dengan orang tua cara merawat anak.

3. Struktur peran

Dalam keluarga ini, peran keluarga sudah berjalan dengan baik

seperti Tn.E sebagai kepala keluaga mencari nafkah untuk membiayai

keluarga dan Ny. N sebagai ibu rumah tangga juga sudah dengan baik

33
mengajari ketiga anaknya. Ajaran yang penuh kasih sayang tersebut

telah mampu menjadikan beliau sebagai ibu yang sangat beruntung di

dunia karena memiliki anak yang sangat menyayanginya. Beliau juga

mampu mengatur keluarga dan membina hubungan baik dengan

tetangga.

4. Nilai atau norma keluarga

Nilai yang dianut dalam keluarga adalah berdasarkan

kepercayaan yang dianut yaitu islam, dan tidak ada konflik nilai yang

terjadi. begitu juga dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat

juga menjadi pedoman dalam ketentuan keluarga dan masing-masing

keluarga wajib untuk menaatinya, seperti tidak boleh pulang malam,

memakai pakaian yang sopan baik didalam maupun luar rumah, dan

juga menjaga perilaku yang tidak menyimpang.

F. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Keluarga ini harmonis, rukun dan saling menghargai dari

masing-masing peran.

2. Fungsi Sosialisasi

Keluarga sudah berperan aktif di masyarakat, ikut berperan

serta dalam kegiatan kemasyarakatan dan mentaati norma yang berlaku

dimasyarakat. Anaknya pun memiliki banyak teman dan selalu

berkunjung untuk main kerumahnya.

3. Fungsi perawatan kesehatan:

34
Keluarga Ny. S merupakan keluarga yang mampu memberikan

makanan 3 kali sehari dan berpakaian yang bagus dan semesetinya dan

sensitif terhadap anggota yang sakit, dan pola hidupnya juga sehat

seperti tidur, buang sampah, dan pola makan. Selain itu selalu menjaga

kebersihan lingkungan rumah.

4. Fungsi reproduksi:

Ny. S mengatakan setelah anak pertama lahir, dilakukan

pemsangan KB suntik, saat anak kedua lahir dilakukan pemasangan

KB implan, dan setelah kelahiran anak ketiganya dilakukan steril/

tidak dilakukan pemasangan KB, dan belum mengalami menoupos

serta selalu menstruasi lancar setiap bulannya.

5. Fungsi ekonomi:

Perekonomian keluarga Ny. S selalu bejalan tidak menentu,

menurut klien pada saat masa pandemi saat ini harus lebih bersyukur

dengan apa yang didapat. Meskipun terjadi inflasi pada perekonomian,

namun hal itu masih dapat mencukupi kebutuhan dengan layak.

Walaupun terkagang keadaan ekonomi menjadi salah satu stress yang

dialaminya.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stress

a. Stres jangka pendek:

Stress jangka pendek yang dihadapi oleh Ny. S saat ini

adalah selalu khawatir dengan kondisi kesehatannya, serta kondisi

35
kesehatan anaknya. Selain itu khawatirr juga dengan keadaan

suami dan anaknya yang sedang berada diluar kota karena jauh dan

tidak dapat mengontrol setiap saat.

b. Stres jangka panjang:

Tidak ada masalah jangka panjang yang akan dipikirkan

oleh Ny.S.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadan stressor

Keluarga selalu mendukung setiap masalah yang terjadi,

keluarga selalu meyakinkan klien bahwa selalu ada hikmah dari setiap

kejadian yang telah Tuhan tuliskan..

3. Strategi koping yang digunakan

Strategi koping keluarga dalam menghadapi masalah ini

dengan cara memusyawarakan dengan anggota keluarga yang lain dan

dapat beradaptasi dengan masalah yang ada.

H. PEMERIKSAAN FISIK

1. Identitas masing-masing anggota keluarga

a. Identitas Lengkap Ny. S

1) Biodata

Nama : Ny. S

Umur : 41 tahun

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SD

36
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : RT 01/ RW 01 Dusun Kidul Desa Pajawan Kidul

Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan

No. Telpon : (tidak ada)

2) Keluhan utama/ riwayat penyakit masa ini

Saat ini Ny. S menderita penyakit hipertensi, pada saat

dilakukan pengkajian klien tampak dalam kondisi sedang rilex,

namun berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah,

didapatkan hasil TD 150/90 mmHg. Klien mengatakan selalu

membebaskan pikiran dan membiarkannya mengalir tanpa

memikirkan hal yang membuat pusing dan tekanan vdarah

menjadi sangat tinggi.

3) Riwayat penyakit sebelumnya

Ny. S mengatakan sudah menderita hipertensi sejak

kehamilan anak ketiganya, terakhir kali di lakukan pemeriksaan

tekanan darah adalah 190/110 mmHg.

4) Pemeriksaan tanda-tanda vital

TD : 150/90 mmHg

Nadi : 100xpm

Respirasi : 18xpm

Suhu : 36,2oC

5) Sistem cardivaskular

37
Hasil pemeriksaan sistem cardiovaskular menunjukan

tidak ada keluhan yang dirasakan oleh klien. Saat dilakukan

inspeksi tidak terlihat adanya pembengkakan pada area jantung,

saat dipalpasi tidak teraba adanya cardiomegali dan dilakukan

auskultasi jantung didapatkan hasil bunyi S1 S2 “lub dub”.

6) Sistem respirasi

Pergerakan paru terlihat normal, tidak terlihat luka atau

lesi pada area dada. Saat dilakukan auskultasi terdengar bunyi

nafas vesikuler dan frekuensi pernapasan normal yaitu 18 kali

per menit.

7) Sistem gastrointestinal

Pada bagian perut tampak tidak terdapat bengkak,

lebam ataupun lesi. Tidak terdapat nyeri tekan pada setiap

kuadran

8) Sistem persyarafan

Pada sistem persyarafan Ny. N sedikit mengalami

gangguan dimana Ny. N selalu merasa kesemutan.

9) Sistem musculo skeletal

Pengkajian sistem muskuloskeletal didapatkan pada

ekstremitas atas dan bawah bagian kanan dan kiri saat

dilakukan inspeksi tidak terdapat lesi. Kekuatan otot sudah

menurun, Ny. N selalu merasa cepat pegal dan sulit untuk

berdiri terlalu lama.

10) Sistem genetalia

38
Tidak ada keluhan dan kelainan.

b. Identitas Lengkap Tn.E

1) Biodata

Nama : Tn.E

Umur : 50 Tahun

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : RT 01/ RW 01 Dusun Kidul Desa Pajawan Kidul

Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan

No. Telpon : (tidak ada)

2) Keluhan utama/ riwayat penyakit masa ini

Saat dilakukan pengkajian, Tn. E sedang bekerja diluar

kota. Menurut penjelasan isterinya, saat ini kondisi kesehatan

Tn. E dalam kondisi sehat.

3) Riwayat penyakit sebelumnya

Menurut penjelasan Ny. S, suamionya memiliki

penyakit darah tinggi sejak usia 40 tahun. Selain itu, tidak

memiliki penyakit menular.

4) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

5) Sistem cardivaskular

39
Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

6) Sistem respirasi

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

7) Sistem gastrointestinal

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

8) Sistem persyarafan

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

9) Sistem musculo skeletal

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tyanda vital.

10) Sistem genetalia

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tyanda vital.

c. Identitas Lengkap Sdr.A

1) Biodata

Nama : Sdr.A

Umur : 23 tahun

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : RT 01/ RW 01 Dusun Kidul Desa Pajawan Kidul

Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan

No. Telpon : -

2) Keluhan utama/ riwayat penyakit masa ini

40
Saat dilakukan pengkajian, Sdr.A sedang bekerja diluar

kota. Menurut penjelasan ibunya, saat ini Sdr. A dalam kondisi

sehat.

3) Riwayat penyakit sebelumnya

Menurut Ny.S, Sdr. A pernah mengalami demam

thypoid, cacar dan flu biasa.

4) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

5) Sistem cardivaskular

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

6) Sistem respirasi

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

7) Sistem gastrointestinal

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

8) Sistem persyarafan

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

9) Sistem musculo skeletal

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tyanda vital.

10) Sistem genetalia

Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tyanda vital.

d. Identitas Lengkap Nn. S

1) Biodata

Nama : Nn. S

Umur : 41 tahun

41
Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : RT 01/ RW 01 Dusun Kidul Desa Pajawan Kidul

Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan

No. Telpon : (tidak ada)

2) Keluhan utama/ riwayat penyakit masa ini

Saat ini Ny. S menderita penyakit hipertensi, pada saat

dilakukan pengkajian klien tampak dalam kondisi sedang rilex,

namun berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah,

didapatkan hasil TD 150/90 mmHg. Klien mengatakan selalu

membebaskan pikiran dan membiarkannya mengalir tanpa

memikirkan hal yang membuat pusing dan tekanan vdarah

menjadi sangat tinggi.

3) Riwayat penyakit sebelumnya

Ny. S mengatakan sudah menderita hipertensi sejak

kehamilan anak ketiganya, terakhir kali di lakukan pemeriksaan

tekanan darah adalah 190/110 mmHg.

4) Pemeriksaan tanda-tanda vital

TD : 150/90 mmHg

Nadi : 100xpm

Respirasi : 18xpm

42
Suhu : 36,2oC

5) Sistem cardivaskular

Hasil pemeriksaan sistem cardiovaskular menunjukan

tidak ada keluhan yang dirasakan oleh klien. Saat dilakukan

inspeksi tidak terlihat adanya pembengkakan pada area jantung,

saat dipalpasi tidak teraba adanya cardiomegali dan dilakukan

auskultasi jantung didapatkan hasil bunyi S1 S2 “lub dub”.

6) Sistem respirasi

Pergerakan paru terlihat normal, tidak terlihat luka atau

lesi pada area dada. Saat dilakukan auskultasi terdengar bunyi

nafas vesikuler dan frekuensi pernapasan normal yaitu 18 kali

per menit.

7) Sistem gastrointestinal

Pada bagian perut tampak tidak terdapat bengkak,

lebam ataupun lesi. Tidak terdapat nyeri tekan pada setiap

kuadran

8) Sistem persyarafan

Pada sistem persyarafan Ny. N sedikit mengalami

gangguan dimana Ny. N selalu merasa kesemutan.

9) Sistem musculo skeletal

Pengkajian sistem muskuloskeletal didapatkan pada

ekstremitas atas dan bawah bagian kanan dan kiri saat

dilakukan inspeksi tidak terdapat lesi. Kekuatan otot sudah

43
menurun, Ny. N selalu merasa cepat pegal dan sulit untuk

berdiri terlalu lama.

10) Sistem genetalia

Tidak ada keluhan dan kelainan.

e. Identitas Lengkap Ny. S

1) Biodata

Nama : Ny. S

Umur : 41 tahun

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : RT 01/ RW 01 Dusun Kidul Desa Pajawan Kidul

Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan

No. Telpon : (tidak ada)

2) Keluhan utama/ riwayat penyakit masa ini

Saat ini Ny. S menderita penyakit hipertensi, pada saat

dilakukan pengkajian klien tampak dalam kondisi sedang rilex,

namun berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah,

didapatkan hasil TD 150/90 mmHg. Klien mengatakan selalu

membebaskan pikiran dan membiarkannya mengalir tanpa

memikirkan hal yang membuat pusing dan tekanan vdarah

menjadi sangat tinggi.

44
3) Riwayat penyakit sebelumnya

Ny. S mengatakan sudah menderita hipertensi sejak

kehamilan anak ketiganya, terakhir kali di lakukan pemeriksaan

tekanan darah adalah 190/110 mmHg.

4) Pemeriksaan tanda-tanda vital

TD : 150/90 mmHg

Nadi : 100xpm

Respirasi : 18xpm

Suhu : 36,2oC

5) Sistem cardivaskular

Hasil pemeriksaan sistem cardiovaskular menunjukan

tidak ada keluhan yang dirasakan oleh klien. Saat dilakukan

inspeksi tidak terlihat adanya pembengkakan pada area jantung,

saat dipalpasi tidak teraba adanya cardiomegali dan dilakukan

auskultasi jantung didapatkan hasil bunyi S1 S2 “lub dub”.

6) Sistem respirasi

Pergerakan paru terlihat normal, tidak terlihat luka atau

lesi pada area dada. Saat dilakukan auskultasi terdengar bunyi

nafas vesikuler dan frekuensi pernapasan normal yaitu 18 kali

per menit.

7) Sistem gastrointestinal

Pada bagian perut tampak tidak terdapat bengkak,

lebam ataupun lesi. Tidak terdapat nyeri tekan pada setiap

kuadran

45
8) Sistem persyarafan

Pada sistem persyarafan Ny. N sedikit mengalami

gangguan dimana Ny. N selalu merasa kesemutan.

9) Sistem musculo skeletal

Pengkajian sistem muskuloskeletal didapatkan pada

ekstremitas atas dan bawah bagian kanan dan kiri saat

dilakukan inspeksi tidak terdapat lesi. Kekuatan otot sudah

menurun, Ny. N selalu merasa cepat pegal dan sulit untuk

berdiri terlalu lama.

10) Sistem genetalia

Tidak ada keluhan dan kelainan.

I. HARAPAN KELUARGA

1. Apa harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang terjadi

Keluarga berharap Allah Subhanahuwata’ala selalu

memudahkan segala urusannya dan meridhoi setiap ikhtiar yang

dijalankannya dalam menghadapi masalah kesehatan keluarga.

Keluarga sangat berharap selalu diberikan nikmat sehat yang tiada

akhirnya agar selalu bisa bersama-sama serta menikmati masa tua

dengan keadaan sehat dan semangat beribadah.

2. Apa harapan keluarga terhadap petugas kesehatan keluarga

Keluarga berharap petugas kesehatan keluarga selalu menjadi

pionir utama dalam memberikan edukasi serta pemahaman kepada

seluruh keluarga mengenai cara hisup sehat. Memberikan pelayana

46
kesehatan dengan sepenuh hati tanpa memandang suku, ras ataupun

agama serta kedudukan. Keluarga berharap agar para petugas

kesehatan juga selalu diberikan kesehatan, agar tetap semangat dalam

menjalankan tugasnya.

II. Analisa Data

No. Data Masalah Penyebab


1. Ds: Nyeri akut Disebabkan
 Ny. J mengatakan bahwa ia berhubungan dengan karena gaya hidup
sering sakit kepala peningkatan tekanan yang tidak sehat.
vaskuler serebral dan
Do: iskemia
n Ny. J terlihat sering
memegangi kepala bagian
belakang
n Wajah Ny. J kadang-
kadang terlihat
menyeringai
n TD : 180/130 mmHg
n N : 90x/mnt
n RR : 21 x/mnt
2. Ds: Ansietas berhubungan Ketidakmampuan
 Ny. J mengatakan khawatir dengan penyakit yang memodifikasi
tensinya semakin tinggi di deritanya lingkungan

Do: (Hipertensi) keluarga untuk


menjamin
 Ny. J sering terlihat
bingung kesehatan
 Wajah Ny. J kadang- keluarga.
kadang terlihat pucat
 TD : 180/130 mmHg
 N : 90x/mnt
 RR: 21 x/mnt

47
3. Ds: Intoleransi aktivitas Kelemahan yang
 Ny. J mengeluh lemas dirasakan Ny. J
 Ny. J mengeluh tidak dikarenakan
nyaman setelah beraktivitas hipertensi yang
dialaminya
Do:
 Ny. J tampak pucat
 Ny. J tampak sering
berbaring
 TD : 180/130 mmHg
 N : 90x/mnt
 RR : 21 x/mnt

B.  Perumusan Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dan
iskemia
2. Ansietas berhubungan dengan penyakit yang di deritanya (Hipertensi)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

C.  Penilaian (Scoring) Diagnose Keperawatan

Dx. Kriteria Skor Pembenaran


Dx. a. Sifat masalah : 3 x1=1 Nyeri kepala yang dirasa
1 3
ancaman kesehatan karena peningkatan
b. tekanan vaskuler serebral.

b. Kemungkinan masalah dapat 2 x2 =2 Denga kontrol yang teratur


2
diubah : dapat menurunkan tekanan
sebagian darah
c. Potensial masalah untuk 2 x1 =1 Rasa nyeri dapat dikurangi

48
dicegah cukup 2 meluli pengobatan dan
perawatan yang tepat
d. Menonjolnya masalah-masalah 2 x1 =1 Keluarga menyadari Ny.
2
berat harus segera ditangani J  mempunyai masalah
dampak dari hipertensi
maka segera mengatasi
masalah tersebut
Jumlah 5
Dx. a. Sifat masalah keadaan masalah Rasa takut menyebabkan
2 2 x1=2
penigkatan TD yang dapat
3 3
memperburuk keadaan
b. Kemungkinan masalah dapat 1 x1=1 Pemberian penjelasan yang
diubah sebagian 2 2
tepat dapat membantu
menurunkan rasa takut
c. Potensial masalah untuk Penjelasan dapat
dicegah cukup 2 x1=2
membantu mengurangi
3 3
rasa takut
d. Menonjolnya masalah-masalah Keluarag menyadari
tidak perlu ditangani 1 x1=1
dengan mematuhi diet
2 2
yang dianjurkan dapat
mengurangi rasa khawatir
Ny. J

Jumlah 14
3
3. a. Sifat masalah : 2x1=2 Karena Ny. J sering
Ancaman Kesehatan 3 3 mengalami sakit kepala. Ia
mengalami kesulitan untuk
b. Kemungkinan masalah dapat 2x2=2 melakukan aktivitas sehari-
diubah sebagian 2 hari.

c. Potensial masalah untuk 1x1=1


dicegah cukup 3 3

49
d. Menonjolnya masalah : Ada 1x2=1
masalah 2
3
Jumlah 47
3

D.      Prioritas Diagnosis Keperawatan

No Diagnose keperawatan Skor


.
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler 5
serebral dan iskemia
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan 47
3
3. Ansietas berhubungan dengan penyakit yang di deritanya 14
(Hipertensi) 3

50
BAB IV
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI)

1. Diagnosa I:
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Setelah Keluarga dapat Mampu 1. Demonstrasikan pada keluarga
dilakukan mendemonstrasikan mengontrol tentang cara mengurangi nyeri
tindakan cara mengurangi nyeri (tahu 2. Berikan penjelasan pada keluarga
keperawatan dan mencegah penyebab nyeri, tentang cara mengurangi/mencegah
rasa nyeri trerjadinya nyeri mampu terjadinya nyeri
dapat dengan benar menggunakan 3. Berikan penjelasan pada keluarga
teratasi/hilang dengan teknik teknik non- tentang diet yang sesuai dengan
dan keluarga relaksasi, kompres farmakologi penderita hipertensi yaitu diet
mampu dingin pada kepala untuk rendah garam, rendah lemak dan
memberikan bagian belakang mengurangi kolesterol
perawatan dan menghindari nyeri, mencari 4. Anjurkan pada keluarga untuk
pada pasien perubahan posisi bantuan) mengkonsumsi makanan sesuai
ketika secara mendadak dengan diet hipertensi
mengalami dan pengobatan 5. Anjurkan pada keluarga

1
nyeri. secara teratur memeriksakan pasien secara teratur

   
2. Diagnosa II:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Setelah − Tanda-tanda − Mampu 1. Kaji tingkat kemampuan pasien
dilakukan vital normal melakukan untuk berpindah dari tempat
tindakan − Berpartisipasi aktivitas sehari- tidur, berdiri, dan ambulasi
keperawatan dalam hari secara 2. Bantu pasien untuk
diharapkan aktivitas fisik mandiri mengidentifikasi aktivitas yang
asien mampu yang − Status respirasi dapat ia lakukan
melakukan dibutuhkan adekuat 3. Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang dengan dan mendapatkan sumber yang
dapat ia peningkatan diperlukan untuk aktivitas yang
lakukan denyut diinginkan
sehari-hari jantung, 4. Bantu untuk mendapatkan alat
frekuensi bantuan aktivitas
pernapasan,
dan tekanan

2
darah serta
memantau
pola dalam
batas normal

3. Diagnosa III :
Ansietas berhubungan dengan penyakit yang di deritanya (Hipertensi)
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Setelah − Adanya − Pasien mampu 1. Identifikasi tingkat kecemasan
dilakukan usaha untuk mengidentifikasi 2. Dorong pasien untuk
tindakan tidur sesuai dan mengungkapkan perasaan,

keperawatan kebutuhan mengungkapkan ketakutan, persepsi

diharapkan − Periksa gejala cemas 3. Anjurkan pada keluarga untuk

rasa takut secara − Mengidentifikasi, membuat jadwal tidur pasien.

teratasi/hilang teratur ke mengungkapkan 4. Bantu pasien mengenal situasi

dan keluarga pelayanan dan menunjukan yang menimbulkan kecemasan

mampu kesehatan teknik untuk


memberikan − Wajah mengontrol cemas
perawatan pasien

3
kepada pasien. tampak
rileks

BAB V
TINDAKAN KEPERAWATAN(IMPLEMENTASI)

Tgl & waktu Diagnosa Implementasi


19 Juni 2019 Nyeri akut 1. Mendemonstrasikan pada keluarga
09.00-10.00
berhubungan tentang cara mengurangi nyeri
dengan 2. Memberikan penjelasan pada keluarga
peningkatan tentang cara mengurangi/mencegah
tekanan vaskuler terjadinya nyeri
serebral dan 3. Memberikan penjelasan pada keluarga
iskemia tentang diet yang sesuai dengan
penderita hipertensi yaitu diet rendah
garam, rendah lemak dan kolesterol
4. Menganjurkan pada keluarga untuk
mengkonsumsi makanan sesuai dengan

4
diet hipertensi
5. Menganjurkan pada keluarga
memeriksakan Ny. J secara teratur
20 Juni 2019 Intoleransi 1. Mengkaji tingkat kemampuan pasien
14.00-15.00
aktivitas untuk berpindah dari tempat tidur,
berhubungan berdiri, dan ambulasi
dengan 2. Membantu pasien untuk
kelemahan mengidentifikasi aktivitas yang dapat
ia lakukan
3. Membantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
4. Membantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas
21 Juni 2019 Ansietas 1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan
14.00-15.00
berhubungan 2. Mendorong pasien untuk
dengan penyakit mengungkapkan perasaan, ketakutan,
yang di persepsi

5
deritanya 3. Menganjurkan pada keluarga untuk
(Hipertensi) membuat jadwal tidur pasien.

BAB VI
EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

Tgl & waktu Diagnosa Evaluasi


20 Juni 2019 Nyeri akut S:
16.00
berhubungan Keluarga mengatakan sudah memahami tentang cara
dengan peningkatan mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala
tekanan vaskuler O:
serebral dan Keluarga dapat mendemonstrasikan kembali cara
iskemia mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala
A :  Tujuan tercapai
P  :  Intervensi dihentikan
21 Juni 2019 Intoleransi aktivitas S:
16.00
berhubungan  Ny. J mengatakan sudah tidak lemas
dengan kelemahan  Ny. J mengatakan sudah nyaman setelah
melakukan aktivitas

6
O:
Ny. J terlihat sudah dapat beraktivitas
A : Tujuan tercapau
P : Intervensi dihentikan
22 Juni 2019 Ansietas S  :
15.00
berhubungan Keluarga mengatakan pola tidur Ny. J sudah teratur
dengan penyakit O  :
yang di deritanya Wajah Ny. J sudah terlihat rileks dan tidak pucat
(Hipertensi) A  :  Tujuan tercapai
P   :  Intervensi dihentikan

Daftar Pustaka

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013

7
Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 volume 1. Jakarta : EGC

Ruhyanuddin, Faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem KARDIOVASKULER. Malang : UMM Press

Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta :EGC

Syaifuddin,H.2002. Anatomi fisiologi berbasis kompetensi untuk keperawatan dan


kebidanan.Jakarta: Penerbit EKG

http://stikeskusumahusada.ac.id/images/file/36.pdf

http://digilib.unila.ac.id/20717/15/BAB%20II.pdf

http://repository.ump.ac.id/722/3/BERNANDHA%20ARDHAN%20SADHEWA%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai