Disusun Oleh:
ENOK CUCU SUCIANI
JNR02000
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama penyakit
kardiovaskular, secara global merupakan penyebab utama peningkatan
mortalitas kardiovaskular, kematian mendadak, stroke, penyakit jantung
koroner, gagal jantung, fibrilasi atrium, penyakit arteri perifer, dan
insufisiensi ginjal. Hipertensi mempengaruhi sekitar 25% orang dewasa di
seluruh dunia dan diperkirakan menyebabkan lebih dari tujuh juta kematian
setiap tahun, dan sekitar 13% dari jumlah total kematian di seluruh dunia
(Rampengan, 2015).
1
penderita hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 juta sisanya
berada di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan
prevalensi hipertensi lansia di Indonesia sebesar 45,9% untuk umur 55-64
tahun, 57,6% umur 65-74 tahun dan 63,8% umur >75 tahun. Prevalensi
hipertensi di Indonesia berdasarkan pengukuran tekanan darah pada umur ≥18
tahun adalah sebesar 25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%),
diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). (Balitbang
Kemenkes RI, 2013).
2
B. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya140 mmHg atau tekanandarah diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price
& Wilson, 2006).
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu
lamadapat menyebabkan kerusakan pada ginja, jantung, dan otak bila tidak
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai (Faqih, 2006).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukupistirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).
C. Anatomi fisiologi
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan
tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi
regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.
Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada
organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
3
1) Anatomi Jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik
dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis
(anterior-inferior ICS – V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat
aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh
balik. Jantung sebagai pusat system kardiovaskuler terletak di sebelah
rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita
dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada
orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat
sekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis
setinggi kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta
pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes,
vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah
tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari
samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar
masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Faktor yang
mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
a) Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung
b) agak turun kebawah
c) Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC)
menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar
dan membulat
d) Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung ke atas
4
e) Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh
posisi tubuh.
a) Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di
belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2
lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican
untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu
jantung.
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk
lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik(
atrium dan ventrikel).
c) Dalam / Endokardium
5
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat
yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium
kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
6
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar,
bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
− Vena cava superior
− Vena cava inferior
− Sinus koronarius
− Osteum atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
c. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui
osteum atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis
melalui osteum pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih
tebal dari atrium kanan terdiri dari:
− Valvula triskuspidal
− Valvula pulmonalis
2. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
3. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui
osteum atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum
aorta terdiri dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta
Peredaran darah jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke
atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis
membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara
ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris
arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk
ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar) membawa darah dari
ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup valvulasemilunaris aorta.
Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:
1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan
kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-
cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan.
7
2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra
3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang
sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
2) Fisiologi Jantung
a. Fungsi umum otot jantung yaitu:
1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya
rangsangan dari luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai
ambang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan
berkontraksi maksimal.
3. Tidak dapat berkontraksi tetanik
4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
b. Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy
kimia untuk berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism
asam
lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama
laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah aerobic yang
membutuhkan oksigen.
c. Pengaruh Ion Pada Jantung
1. Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan
jantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
2. Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung
berkontraksi spastis.
3. Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.
d. Elektrofisiologi Sel Otot jantung
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas
membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung dinamakan
potensial aksi yang disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia,
mekanika, dan termis. Lima fase aksi potensial yaitu:
8
1. Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan
bagian luar bermuatan positif.
2. Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas
membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke
dalam.
3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit
perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan
positif dalam sel menjadi berkurang.
4. Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil
agak lama sesuai masa refraktor absolute miokard.
5. Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur
tidak mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.
e. Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung meliputi:
1. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di
dalam dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam
septum atrium dekat muara sinus koronari.
3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada
tepi posterior dan tepi bawah pars membranasea septum
interventrikulare.
4. Serabut penghubung terminal (purkinje): Anyaman yang berada pada
endokardium menyebar pada kedua ventrikel.
f. Siklus Jantung
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua
pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai
kontraksi berikutnya disebut siklus jantung.
g. Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung:
1. Bunyi pertama: lup
2. Bunyi kedua : Dup
9
3. Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda
4. Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum
bunyi pertama
D. Klasifikasi
Adapun klasifikasi hipertensi terbagi menjadi; (Kemenkes RI, 2013)
1. Berdasarkan bentuk hipertensi
Hipertensi diastolik (diastolic hypertensio), hipertensi campuran(sistol dan
diastol yang meninggi). Hipertensi sistolik (isolatedsystolic hypertension).
2. Berdasarkan Penyebab
a. Hipertensi Primer atau Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik),walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidupseperti kurang bergerak
(inaktivas) dan pola makan. Hipertensijenis ini terjadi pada sekitar 90%
pada semua kasus hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekiar 5-10%penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal, sekitar 1-2%
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu,
misalnya pil KB.
Jenis hipertensi yang lain, adalah sebagai berikut; (Kemenkes RI, 2013)
1. Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanandarah pada
pembuluh darah arteri paru-paru yangmenyebabkan sesak nafas, pusing
dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.
Berdasar penyebabnya hipertensipulmonal dapat menjadi penyakit berat
yang ditandai denganpenurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan
gagaljantung kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkanpada
usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkanpada perempuan
dengan perbandingan 2:1, angka kejadianpertahun sekitar 2-3 kasus per 1
juta penduduk, dengan meansurvival/sampai timbulnya gejala penyakit
10
sekitar 2-3 tahun.Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk
padaNational Institute of Health; bila tekanan sistolik arteripulmonalis
lebih dari 35 mmHg atau "mean"tekanan arteripulmonalis lebih dari 25
mmHg pada saat istirahat atau lebih30 mmHg pada aktifitas dan tidak
didapatkan adanya kelainankatup pada jantung kiri, penyakit myokardium,
penyakitjantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru.
2. Hipertensi Pada Kehamilan
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnyaterdapat pada saat
kehamilan, yaitu:
a. Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensiyang
diakibatkan kehamilan/keracunan kehamilan (selaintekanan darah yang
meninggi, juga didapatkan kelainan pada air kencingnya). Preeklamsi
adalah penyakit yang timbuldengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yangtimbul karena kehamilan.
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejaksebelum ibu
mengandung janin.
c. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang
merupakangabunganpreeklampsia dengan hipertensi kronik.
d. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat. Penyebab hipertensi
dalam kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada yang mengatakan bahwa
hal tersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada yang
mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan
disebabkan faktor keturunan, dan lain sebagainya.
Klasifikasi Hipertensi
Tekanan Darah Tekanan Darah
Kategori
Sistolik Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmH
11
(Hipertensi sedang)
Stadium 3 180-209 mmHg 110-119 mmHg
(Hipertensi berat)
Stadium 4 210 mmHg atau lebih 120 Hg atau lebih
(Hipertensi maligna)
E. Etiologi
Menurut (Widjadja,2009) penyebab hipertensi dapat dikelompokan menjadi
dua yaitu:
a. Hipertensi primer atau essensial
Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebab
dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab
hipertensi primer, seperti bertambahnya usia, sters psikologis, pola
konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90% pasien
hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui, umumnya berupa
penyakit atau kerusakan organ yang berhubungan dengan cairan tubuh,
misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaiyan kontrasepsi oral, dan
terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur
tekanan darah. Dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin,
dan penyakit jantung.
F. Manifestasi Klinis
Menurut (Ahmad, 2011) sebagian besar penderita tekanan darah tinggi
umumnya tidak menyadari kehadirannya. Bila ada gejala, penderita darah
tinggi mungkin merasakan keluhan-keluhan berupa : kelelahan, bingung,
perut mual, masalah pengelihatan, keringat berlebihan, kulit pucat atau
merah, mimisan, cemas atau gelisah, detak jantung keras atau tidak beraturan
(palpasi), suaraberdenging di telinga, disfungsi ereksi, sakit kepala, pusing.
Sedangkan menurut (Pudiastuti,2011) gejala klinis yang dialami oleh para
penderita hipertensi biasanya berupa : pengelihatan kabur karena kerusakan
12
retina, nyeri pada kepala, mual dan muntah akibatnya tekanan kranial, edema
dependen dan adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
− Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasi faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas dan anemia
− BUN/kretinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
− Glucosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
− Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM
2. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan
ginjal
5. Photo dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung
H. Patofisiologi
Menurut (Triyanto,2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri
bisa rerjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar
kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Darah di setiap denyutan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga
meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola)
13
untuk sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau
hormon didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap
kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan
air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri
mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan
darah akan menurun.Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut
dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom
(bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara
otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah
melalui beberapa cara: jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
mengeluarkan garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya volume
darah dan mengembalikan tekanan darah normal. Jika tekanan darah
menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga
volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa
meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin,
yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan
memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ peting dalam
mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan
pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya
penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis)
bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu atau
kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah (Triyanto 2014).
14
jantung (volume secukupnya), mengakibatkan penurunan curah jantunng dan
meningkatkan tahanan perifer (Prima,2015).
I. Komplikasi
15
(misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara
secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak.
b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah
tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan
oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infrak. Demikian juga hipertropi
ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal. Glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus,
darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan
terganggudan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan
rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga
tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang
sering di jumpai pada hipertensi kronik.
d. Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya
kejantung dengan cepat dengan mengakibatkan cairan terkumpul diparu,
kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-paru
menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki
bengkak atau sering dikatakan edema. Ensefolopati dapat terjadi terutama
pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan kedalam ruangan intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-
neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma.
Sedangkan menurut Menurut (Ahmad,2011) Hipertensi dapat diketahui
dengan mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita hipertensi, apabila
tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal
karena komplikasi kardiovaskular seperti stoke, serangan jantung, gagal
jantung, dan gagal ginjal, target kerusakan akibat hipertensi antara lain :
16
a. Otak : Menyebabkan stroke
b. Mata : Menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan
kebutaan
c. Jantung : Menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark
jantung)
d. Ginjal : Menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal
J. Penatalaksanaan
Menurut (Junaedi,Sufrida,&Gusti,2013) dalam penatalaksanaan hipertensi
berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
a. Terapi non-farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa obat-
obatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan
tekanan darah diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani perilaku
hidup sehat seperti :
1. Pembatasan asupan garam dan natrium
2. Menurunkan berat badan sampai batas ideal
3. Olahraga secara teratur
4. Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol
5. Mengurangi/ tidak merokok
6. menghindari stres
7. menghindari obesitas
17
2. Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa
darah dan mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung.
c. Terapi herbal
Banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi dimanfaatkan sebagai
obat hipertensi sebai berikut :
1. Daun seledri
Seledri (Apium graveolens, Linn.) merupakan tanaman terna tegak
dengan ketinggian dari 50 cm. Semua bagian tanaman seledri memiliki
bau yang khas, identik dengan sayur sub.Bentung batangnya bersegi,
bercabang, memiliki ruas, dan tidak berambut.bunganya berwarna
putih, kecil, menyerupai payung, dan majemuk.Buahnya berwarna hijau
kekuningan berbentuk kerucut.Daunnya memiliki pertulangan yang
menyirip, berwarna hijau, dan bertangkai.Tangkai daun yang berair
dapat dimakan mentah sebagai lalapan dan daunnya digunakan sebagai
penyedap masakan, seperti sayur sop.
Contoh ramuan seledri secara sederhana sebagai berikut:
a.) Bahan : 15 batang seledri utuh, cuci bersih dan 3 gelas air
b.) Cara membuat dan aturan pemakai : potong seledri secara kasar,
rebus seledri hingga mendidih dan tinggal setengahnya, minum air
rebusannya sehari dua kali setelah makan.
18
Percobaan lain menunjukkan efek hipotensif herbal seledri berhubungan
dengan integritas sistem saraf simpatik (Mun’im dan hanani, 2011).
19
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA Tn. E KHUSUSNYA PADA Ny. S DENGAN
MASALAH HIPERTENSI DI RT 01/ RWW 01 DUSUN KIDUL
DESA PAJAWAN KIDUL KECAMATAN LEBAKWANGI
KABUPATEN KUNINGAN
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS UMUM
Nama : Tn. E
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
L Hub.
Pendidi Imunisa
No Nama / Dg Umur KB Kesehatan
kan si
P KK
1 Ny. S P Isteri 41 SD Tidak Saat ini Sehat
tahun ada tidak di jasmani.
KB
2 Sdr. A L Anak 23 SMK Lengkap Tidak ada Sehat
tahun jasmani.
3 Nn. S P Anak 19 SMA Lengkap Tidak Sedang
tahun Ada dalam
pemulihan
pasca
kecelakaan
motor.
20
4 An. A P Anak 10 Sedang Lengkap Tidak Sehat
tahun menem Ada jasmani
puh SD
3. Genogram
Keterangan
: Laki – laki
: Perempuan
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
4. Type Keluarga
21
Tipe keluarga Tn. E adalah tipe keluarga inti atau nuclear
family yang terdiri ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu
rumah. Klien yaitu Ny. S memiliki tiga orang anak, anak pertama
pun berasal dari desa yang sama dengan suku yang sama. Oleh
sebab itu, ketiga anaknya pun mengikuti suku orang tuanya yaitu
suku Sunda.
22
Ny. S selalu mengikuti pengajian rutin yang diadakan oleh
didalam keluarga.
23
Bahasa yang digunakan oleh klien dan keluarga dalam
keagamaan mereka?
organisasi keagamaan?
darah tinggi.
24
a. Berapa penghasilan keluarga per bulan?
yang ada.
yaitu BPJS.
25
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
menjadi nenek dan telah mempunyai 4 orang cucu dari kedua anaknya,
yaitu 3 orang dari anak pertama dan 1 orang dari anak kedua. Klien
Pada usianya yang menuju pensiun ini Klien lebih dekat dengan anak
Kebiasaan Baru (AKB), namun suami klien masih ingin tetap bertahan
diluar kota..
yang sukses
26
Klien Ny. S mengatakan bahwa hipertensi yang dialaminya
sudah aja sejak dirinya hamil anak ketiga, sampai melahirkan dan
Sekolah Dasar, bahkan sampai saat ini Tn.E belum lepas dari
kebiasaan merokoknya.
hanya mengalami sakit biasa saja, dan selalu cepat pulih kembali
27
sakit dan diperiksa ke dokter akan sembuh dengan cepat. Biasanya
dalam masa pengobatan dan check-up rutin, namun hal itu tidak
28
mengganggu kegiatan makan sehingga keseimbangan nutrisi tetap
stabil.
Puskesmas Manggari, praktik dokter umum yang juga tidak jauh dari
D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
29
rumah yalinnya, hanya berjarak beberapa centimeter saja untuk
1) Ruang tamu
dan sore hari, sehingga tidak heran jika rumahnya selalu dalam
berantakan.
2) Kamar tidur
kamar, kamar utama memiliki luas sekitar 3x3 meter dan kamar
30
putrinya memiliki luas sekitar 6x3 meter. Pada saat pengkajian,
tempat tidur.
3) Ruang keluarga
mengganggu kenyamanan.
4) Dapur
5) Kamar mandi
anak bungsunya setiap hari. Rumah setiap hari selalu di sapu, tetapi
keluarganya
membersihkan kembali.
31
e. Tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga
penduduk asli suku Sunda Kuningan yang satu sama lain adalah
terlama untuk berkumpul adalah pada hari libur dan malam hari,
masing.
32
Setiap ada anggota keluarganya yang sakit, klien selalu
rebusannya diminum.
E. STRUKTUR KELUARGA
Sunda yang jelas dan jika ada suatu masalah maka dimusyawarahkan
dengan baik dan terbuka dan didiskusikan dengan suami serta anak –
salah satu sikap anggota keluarga yang salah maka karena sikap saling
bertanya dan minta bantuan dengan orang tua cara merawat anak.
3. Struktur peran
keluarga dan Ny. N sebagai ibu rumah tangga juga sudah dengan baik
33
mengajari ketiga anaknya. Ajaran yang penuh kasih sayang tersebut
tetangga.
kepercayaan yang dianut yaitu islam, dan tidak ada konflik nilai yang
terjadi. begitu juga dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat
memakai pakaian yang sopan baik didalam maupun luar rumah, dan
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
masing-masing peran.
2. Fungsi Sosialisasi
34
Keluarga Ny. S merupakan keluarga yang mampu memberikan
makanan 3 kali sehari dan berpakaian yang bagus dan semesetinya dan
sensitif terhadap anggota yang sakit, dan pola hidupnya juga sehat
seperti tidur, buang sampah, dan pola makan. Selain itu selalu menjaga
4. Fungsi reproduksi:
5. Fungsi ekonomi:
menurut klien pada saat masa pandemi saat ini harus lebih bersyukur
dialaminya.
1. Stress
35
kesehatan anaknya. Selain itu khawatirr juga dengan keadaan
suami dan anaknya yang sedang berada diluar kota karena jauh dan
oleh Ny.S.
keluarga selalu meyakinkan klien bahwa selalu ada hikmah dari setiap
H. PEMERIKSAAN FISIK
1) Biodata
Nama : Ny. S
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
36
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 100xpm
Respirasi : 18xpm
Suhu : 36,2oC
5) Sistem cardivaskular
37
Hasil pemeriksaan sistem cardiovaskular menunjukan
6) Sistem respirasi
per menit.
7) Sistem gastrointestinal
kuadran
8) Sistem persyarafan
38
Tidak ada keluhan dan kelainan.
1) Biodata
Nama : Tn.E
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
5) Sistem cardivaskular
39
Tidak dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
6) Sistem respirasi
7) Sistem gastrointestinal
8) Sistem persyarafan
1) Biodata
Nama : Sdr.A
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
No. Telpon : -
40
Saat dilakukan pengkajian, Sdr.A sedang bekerja diluar
sehat.
5) Sistem cardivaskular
6) Sistem respirasi
7) Sistem gastrointestinal
8) Sistem persyarafan
1) Biodata
Nama : Nn. S
Umur : 41 tahun
41
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 100xpm
Respirasi : 18xpm
42
Suhu : 36,2oC
5) Sistem cardivaskular
6) Sistem respirasi
per menit.
7) Sistem gastrointestinal
kuadran
8) Sistem persyarafan
43
menurun, Ny. N selalu merasa cepat pegal dan sulit untuk
1) Biodata
Nama : Ny. S
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
44
3) Riwayat penyakit sebelumnya
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 100xpm
Respirasi : 18xpm
Suhu : 36,2oC
5) Sistem cardivaskular
6) Sistem respirasi
per menit.
7) Sistem gastrointestinal
kuadran
45
8) Sistem persyarafan
I. HARAPAN KELUARGA
46
kesehatan dengan sepenuh hati tanpa memandang suku, ras ataupun
menjalankan tugasnya.
47
3. Ds: Intoleransi aktivitas Kelemahan yang
Ny. J mengeluh lemas dirasakan Ny. J
Ny. J mengeluh tidak dikarenakan
nyaman setelah beraktivitas hipertensi yang
dialaminya
Do:
Ny. J tampak pucat
Ny. J tampak sering
berbaring
TD : 180/130 mmHg
N : 90x/mnt
RR : 21 x/mnt
48
dicegah cukup 2 meluli pengobatan dan
perawatan yang tepat
d. Menonjolnya masalah-masalah 2 x1 =1 Keluarga menyadari Ny.
2
berat harus segera ditangani J mempunyai masalah
dampak dari hipertensi
maka segera mengatasi
masalah tersebut
Jumlah 5
Dx. a. Sifat masalah keadaan masalah Rasa takut menyebabkan
2 2 x1=2
penigkatan TD yang dapat
3 3
memperburuk keadaan
b. Kemungkinan masalah dapat 1 x1=1 Pemberian penjelasan yang
diubah sebagian 2 2
tepat dapat membantu
menurunkan rasa takut
c. Potensial masalah untuk Penjelasan dapat
dicegah cukup 2 x1=2
membantu mengurangi
3 3
rasa takut
d. Menonjolnya masalah-masalah Keluarag menyadari
tidak perlu ditangani 1 x1=1
dengan mematuhi diet
2 2
yang dianjurkan dapat
mengurangi rasa khawatir
Ny. J
Jumlah 14
3
3. a. Sifat masalah : 2x1=2 Karena Ny. J sering
Ancaman Kesehatan 3 3 mengalami sakit kepala. Ia
mengalami kesulitan untuk
b. Kemungkinan masalah dapat 2x2=2 melakukan aktivitas sehari-
diubah sebagian 2 hari.
49
d. Menonjolnya masalah : Ada 1x2=1
masalah 2
3
Jumlah 47
3
50
BAB IV
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI)
1. Diagnosa I:
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Setelah Keluarga dapat Mampu 1. Demonstrasikan pada keluarga
dilakukan mendemonstrasikan mengontrol tentang cara mengurangi nyeri
tindakan cara mengurangi nyeri (tahu 2. Berikan penjelasan pada keluarga
keperawatan dan mencegah penyebab nyeri, tentang cara mengurangi/mencegah
rasa nyeri trerjadinya nyeri mampu terjadinya nyeri
dapat dengan benar menggunakan 3. Berikan penjelasan pada keluarga
teratasi/hilang dengan teknik teknik non- tentang diet yang sesuai dengan
dan keluarga relaksasi, kompres farmakologi penderita hipertensi yaitu diet
mampu dingin pada kepala untuk rendah garam, rendah lemak dan
memberikan bagian belakang mengurangi kolesterol
perawatan dan menghindari nyeri, mencari 4. Anjurkan pada keluarga untuk
pada pasien perubahan posisi bantuan) mengkonsumsi makanan sesuai
ketika secara mendadak dengan diet hipertensi
mengalami dan pengobatan 5. Anjurkan pada keluarga
1
nyeri. secara teratur memeriksakan pasien secara teratur
2. Diagnosa II:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Setelah − Tanda-tanda − Mampu 1. Kaji tingkat kemampuan pasien
dilakukan vital normal melakukan untuk berpindah dari tempat
tindakan − Berpartisipasi aktivitas sehari- tidur, berdiri, dan ambulasi
keperawatan dalam hari secara 2. Bantu pasien untuk
diharapkan aktivitas fisik mandiri mengidentifikasi aktivitas yang
asien mampu yang − Status respirasi dapat ia lakukan
melakukan dibutuhkan adekuat 3. Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang dengan dan mendapatkan sumber yang
dapat ia peningkatan diperlukan untuk aktivitas yang
lakukan denyut diinginkan
sehari-hari jantung, 4. Bantu untuk mendapatkan alat
frekuensi bantuan aktivitas
pernapasan,
dan tekanan
2
darah serta
memantau
pola dalam
batas normal
3. Diagnosa III :
Ansietas berhubungan dengan penyakit yang di deritanya (Hipertensi)
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Setelah − Adanya − Pasien mampu 1. Identifikasi tingkat kecemasan
dilakukan usaha untuk mengidentifikasi 2. Dorong pasien untuk
tindakan tidur sesuai dan mengungkapkan perasaan,
3
kepada pasien. tampak
rileks
BAB V
TINDAKAN KEPERAWATAN(IMPLEMENTASI)
4
diet hipertensi
5. Menganjurkan pada keluarga
memeriksakan Ny. J secara teratur
20 Juni 2019 Intoleransi 1. Mengkaji tingkat kemampuan pasien
14.00-15.00
aktivitas untuk berpindah dari tempat tidur,
berhubungan berdiri, dan ambulasi
dengan 2. Membantu pasien untuk
kelemahan mengidentifikasi aktivitas yang dapat
ia lakukan
3. Membantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
4. Membantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas
21 Juni 2019 Ansietas 1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan
14.00-15.00
berhubungan 2. Mendorong pasien untuk
dengan penyakit mengungkapkan perasaan, ketakutan,
yang di persepsi
5
deritanya 3. Menganjurkan pada keluarga untuk
(Hipertensi) membuat jadwal tidur pasien.
BAB VI
EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
6
O:
Ny. J terlihat sudah dapat beraktivitas
A : Tujuan tercapau
P : Intervensi dihentikan
22 Juni 2019 Ansietas S :
15.00
berhubungan Keluarga mengatakan pola tidur Ny. J sudah teratur
dengan penyakit O :
yang di deritanya Wajah Ny. J sudah terlihat rileks dan tidak pucat
(Hipertensi) A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
Daftar Pustaka
7
Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 volume 1. Jakarta : EGC
Ruhyanuddin, Faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem KARDIOVASKULER. Malang : UMM Press
http://stikeskusumahusada.ac.id/images/file/36.pdf
http://digilib.unila.ac.id/20717/15/BAB%20II.pdf
http://repository.ump.ac.id/722/3/BERNANDHA%20ARDHAN%20SADHEWA%20BAB%20II.pdf