Anda di halaman 1dari 3

Perjuangan Hidup

Oleh Sukma

Penulisan essay yang berjudul “ Perjuangan Hidup” ini bertujuan untuk


pemenuhan syarat pengajuan beasiswa. Saya awali essay ini dengan
pengenalan diri saya terlebih dahulu. Nama saya Sukma lahir di
Pacongkang tepatnya pada tanggal 26 Juni 2004. Saya adalah anak
tunggal yang harus berusaha kuat dan mandiri untuk membanggakan dan
membahagiakan kedua orang tua saya. Ayah saya bekerja sebagai petani
dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga, adapun penghasilan kedua orang
tua saya tergantung dengan waktu panen, jika sesuatu yang ditanam
gagal panen maka kedua orang tua saya sering mengambil pekerjaan
tambahan sebagai buruh tani di kebun orang lain untuk mencukupi
kebutuhan sehari hari. Saya berasal dari salah satu kampung yang berada
di Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Desa
Mariorilau, Kecematan Marioriwawo.

Riwayat pendidikan saya dimulai dari RA Nurul Ilmi dilanjutkan ke MI DDI


MALONGKA pada tahun 2011 dan dilanjutkan ke MTs DDI MALONGKA
pada tahun 2017, setelah lulus saya melanjutkan ke salah satu sekolah
ter-favorit yang ada di Kabupaten Soppeng yaitu SMA NEGERI 2
SOPPENG pada tahun 2020, dan sekarang saya merantau untuk
menempuh Pendidikan saya selanjutnya di Universitas Muslim Indonesia
dengan Program Studi Sarjana Farmasi.

Seperti yang diketahui oleh banyak orang dimana ketika kita mampu untuk
bisa berkuliah di perguruan tinggi negeri itu adalah sesuatu hal yang luar
biasa karena kita biasa dianggap sebagai orang pintar. Tetapi takdir saya
berbeda dengan harapan saya yang ingin kuliah di perguruang tinggi
Negeri harus saya ikhlaskan, karena saya ditakdirkan kuliah Swasta yaitu
di Universitas Muslim Indonesia yang dikenal dengan sebutan UMI yang
berada di Kota Makassar. UMI ini terkenal di kalangan Masyarakat bahwa
sekolah swasta yang paling mahal, maupun dengan ekonomi saya yang
tidak memungkinkan melanjutkan Pendidikan saya di Universtas ini, tetapi
inilah jalan akhir dari sekian banyaknya kegagalan yang saya lewati untuk
menempuh harapan bisa kuliah di perguruan tinggi negeri yaitu pertama
saya mendaftar SNBP di Universitas Negeri Makassar (UNM) jurusan
Psikologi tetapi gagal, sehingga memutuskan untuk mengikuti SNBT di
Universitas Hasanuddin (UNHAS) dengan jurusan Pendidikan Kedokteran
dan gagal juga, selanjutnya saya mengikuti tes UMPTKIN di UIN
ALAUDDIN MAKASSAR jurusan Farmasi tetapi gagal juga. Pada akhirnya
saya putus asa dan memutuskan untuk mengaggur karena melihat kondisi
ekonomi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan di mandiri maupun
swasta. Tetapi, berkat dukungan keluarga yang tidak menginginkan saya
menganggur, sehingga memberikan saya dukungan untuk mengikuti tes di
Universitas Muslim Indonesia . Pada saat itu saya mendaftar dengan
nekat mengambil jurusan Farmasi yang dikenal juga memiliki UKT
tertinggi di UMI, dan pada akhirnya saya dinyatakan LULUS.

Dengan modal nekat saya kuliah di Farmasi UMI, pada saat itulah juga
saya merasakan hal yang paling susah dalam hidup saya seperti halnya
dengan buku. Di farmasi ternyata memiliki buku yang sangat banyak dan
mahal, sehingga saya kesusahan untuk membelinya, saya harus rela tidak
jajan dan membeli sesuatu yang benar-benar paling saya butuhkan saja.
Selanjutnya adalah bahan-bahan dan alat seorang Farmasi ternyata
membutuhkan uang yang banyak, karena alat praktikum adalah hal yang
wajib dimiliki secara perorangan dan bahan yang digunakan seperti
tumbuhan kebanyakan harus dibeli apalagi tumbuhan yang Langkah.
Selama satu semester berjalan dengan banyaknya pengeluaran mulai
sejak awal pendaftaran Rp.23.450.000 (sudah termasuk 2 semester) uang
satu semesternya Rp.6.500.000 , saya tersadar sebenarnya tempat saya
bukan disini, saya orang yang tidak punya apa-apa kenapa bisa sampai
disini, saya merasa tidak pantas kuliah disini apalagi di UMI ini khususnya
Kesehatan karena, tidak ada yang namanya Beasiswa. Saya ingin
berhenti tetapi sayang uang yang telah habis, tenaga yang sudah
terkuras, dan apalagi pengorbanan kedua orang tua yang telah relah
banting tulang di tengah teriknya matahari untuk mencukupi kebutuhan
anaknya di perantauan dengan harapan ingin melihat anaknya suskes.
Dengan semangat dan pengorbanan orang tua lah yang membuat saya
akan terus berjuang sampai di titik akhir saya bisa menjadi seorang
Apoteker yang handal dan bijak.

Dengan essay ini saya harap bisa memberikan motivasi kepada semua
orang bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia semua ada waktunya, dan
semua akan ada masa yang akan indah jika kita selalu optimis dengan
kehidupan kita. Dan saya harap bisa mendapatkan beasiswa ini untuk
membantu Pendidikan saya.

Anda mungkin juga menyukai