Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sel Jaringan Pulpa.


Pulpa adalah loose connective tissue yang terbentuk dari kombinasi
sejumlah sel dan serat matriks eksstraseluler dalam semi-fluid gel. Pulpa terdiri
dari 75% air dan 25% bahan organik. Jumlah matriks ekstraselular dalam pulpa
lebih banyak dari komponen sel (Cohen, 2002). Matriks ekstraselular dentin
terdiri dari matriks fibrous dan non-fibrous. Matriks fibrous terutama terdiri dari
kolagen tipe 1, kolagen tipe ini terdapat pada tulang, sementum, kulit, tendon, dan
dentin. Matriks non-fibrous terdiri dari glycosaminoglycan, fibronektin, dan
laminin. Jenis sel yang terdapat dalam pulpa adalah odontoblas, fibroblas,
Limfosit T, dendritic antigen presenting cell serta undifferentiated cell/stem cell
(Gronthos et al.2002).
Pulpa terdiri dari sel-sel yang bertanggung jawab terhadap pembentukan
dan pergantian kompleks non mineralisasi matriks ekstraseluler. Sebagian besar
sel pulpa terdiri dari sel fibroblas (Young CS,et al. 2002). Selain itu di dalam
pulpa terdapat juga makrofag, serabut-serabut saraf dan pembuluh kapiler. Sel
yang ada di dalam jaringan pulpa antara lain: sel odontoblas, sel fibroblas, sel
mesenkim, sel dendritik, sel mast, dan sel Imunokompeten (Mjor IA,2002).

2.1.1. Odontoblas
Sel odontoblas adalah sel yang secara spesifik terdapat dalam jaringan
pulpa dan memegang peranan penting terhadap fungsi dentin dan pulpa.
Odontoblas akan membentuk suatu lapisan pada bagian perifer dan mensintesis
matriks yang akan menjadi dentin (Juliana et al, 2009). Sel odontoblas terdiri dari
2 komponen yaitu badan sel dan prosesus odontoblas. Badan sel terletak dibawah
matriks dentin yang tidak termineralisasi yang disebut predentin. Sedangkan
prosesus odontoblas meluas ke dentin dan predentin melalui tubulus dentin (Mjor
IA,2002).
Reaksi pertahanan yang timbul terhadap lesi yang hampir ataupun sudah
mengenai permukaan pulpa berupa pembentukan dentin tersier. Apabila terjadi
kerusakan yang dangkal pada gigi atau daerah pulpa belum terbuka, maka sel
odontoblas primer di bawah kerusakan tersebut akan mengadakan reaksi
pertahanan dengan membentuk reactionary dentin atau dentin reaktif. Tetapi
apabila kerusakan di gigi sampai menyebabkan terbukanya atap pulpa maka jejas
ini dapat menyebabkan nekrose pada sel odontoblas primer dibawahnya. Apabila
sel odontoblas primer pada kondisi nekrose atau degeneratif karena adanya jejas
maka keberadaannya akan digantikan oleh new odontoblast like cell yang
selanjutnya akan membentuk reparative dentin atau dentin reparative (Goldberg
and Smith,2004).
New odontoblast like cell adalah suatu populasi sel odontoblas baru yang
timbul akibat adanya kerusakan yang hebat sehingga terjadi kematian dari
odontoblas primer. Lebih lanjut dikatakan pula bahwa pada proses diferensiasi sel
baru tersebut akan terjadi serangkaian proses perkembangan secara seluler,
dimana sel-sel pulpa yang ada akan berproliferasi, bermigrasi ke daerah nekrotik
dan membentuk kolagen baru. (Kuratate et al, 2008). Di dalam pulpa gigi terdapat
sekelompok sel yang merupakan progenitor / stem cells dari sel odontoblas
(Goldberg and Smith, 2004). Dimana tipe sel sel ini memiliki kemampuan untuk
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi odontoblas apabila terjadi kerusakan
dari odontoblas primer (Murray et al, 2002).

2.1.2. Badan Sel


Badan sel merupakan daerah yang mensintesis sel dan berisi struktur
organel khusus yang khas. Selama dentinogenesis yang aktif, retikulum
endoplasma dan aparatus Golgi terlihat menonjol: banyak mitokondria dan
vesikula terlihat di dalam sitoplasma. Inti terletak di ujung basal dari badan sel.
Sekresi matriks terjadi melalui membran di ujung perifer dari badan sel dan ujung
basal dari prosesus odontoblas. Lama hidup odontoblas sama dengan periode
kevitalan pulpa. odontoblas adalah sel akhir dan tidak dapat mengatami mitosis
lagi (Mjor IA,2002).
2.1.3. Fibroblas
Fibroblas merupakan suatu sel yang berasal dari suatu jaringan mesenkim
yang juga merupakan suatu jaringan embrional bagi jaringan ikat, jaringan tulang,
kartilago, dan lain-lain. Fibroblas merupakan sel yang paling banyak ditemukan di
dalam pulpa dan merupakan sel yang berasal dari mesenkim pulpa yang tidak
berkembang atau dapat juga berasal dari bagian fibroblas. Sel ini berada diseluruh
pulpa tetapi cenderung banyak ditemukan pada daerah kaya sel terutama dibagian
koronal. Fibroblas memproduksi serat kolagen tipe I dan III, dan substansi dasar
yang merupakan matriks pulpa. Fibroblas iuga terlibat dalam degradasi kolagen
dan deposisi jaringan yang mengapur. Selain itu fibroblas dapat membuat dentikel
dan mampu berkembang untuk rnenggantikan odontoblas yang mati membentuk
dentin (Mjor IA, 2002).

CARI SENDIRI GAMBARNYA!!

Fibroblas merupakan jaringan ikat yang berkembang dari mesoderm dan


secara rostral dari ektoderm Fibroblas merupakan sel besar pipih dan bercabang-
cabang, yang terlhat berbentuk gelondong/ fusiform bila dilihat dari samping. Inti
lonjong dan diliputi membran inti halus, dengan satu atau dua anak inti yang jelas,
dan sedikit granula kromatin halus (Smith, 2003).
Fibroblas dewasa yang tidak aktif disebut juga dengan fibrosit. Sel ini
berukuran lebih kecil daripada fibroblas, berbentuk gelondong, memiliki inti yang
panjang, lebih gelap, lebih kecil, dan sitoplasmanya bersifat asidofil serta
mengandung sedikit retikulum endoplasma yang kasar. Bila cukup dirangsang,
fibrosit dapat berubah menjadi fibroblas dan aktivitas sintetiknya diaktifkan
kembali, hal ini terjadi pada proses penyembuhan luka. Penampilan fibroblast
bervariasi tergantung pada keadaan fisiologisnya. Pada waktu sel beristirahat,
nukleusnya kecil, sitoplasmanya pucat, dan organelnya berkurang dalam ukuran
dan jumlahnya. Dalam keadaan aktif, ketika memproduksi serat / bahan
interselulernya, selnya akan membesar, sitoplasmanya lebih basofii, ukuran
nukleus serta organelnya juga bertambah besar dan banyak. Peningkatan jumlah
fibroblas ini mungkin disebabkan kenyataan bahwa fibroblas dapat berfungsi
sebagai sel induk (Chandra, 2004)
Fibroblas sebagai komponen jaringan ikat berfungsi menghasilkan
mukopolisakarida, membuat serat-serat kolagen, retikulin, glikosaminoglikan,
elastin dan glikoprotein dari substansi interselular amorf (Chandra, 2004).
Fibroblas berperan besar pada proses penyembuhan luka oleh karena
kemampuannya menghasilkan aminoglisin, prolin dan mukopolisakarida yang
merupakan bahan dasar pembentuk serat kolagen (Chandra, 2004).
Pada respon jaringan yang mengalami cedera, fibroblas berpoliferasi dan
aktif mensintesis komponen matriks. Sedangkan pada jaringan yang menyembuh,
fibroblas tampak lebih besar dan basofilik. Fibroblas mulai terlihat pada daerah
luka 3 hari setelah terjadinya jejas dan akan mencapai jumlah maksimum sekitar
hari ke-7 (Ghalbzouri et al, 2002)
Pada keadaan pulpa yang terbuka, seluruh odontoblas primer dalam
keadaan rusak dan bersifat ireversibel. Sel odontoblas ini adalah sel post-mitotic
dan dalam keadaan terminally differentiated sehingga tidak bisa berproliferasi
untuk mengganti sel yang rusak. Sel rusak ini harus diganti dengan generasi baru
sel odontoblastoid. sel progenitor yang memungkinkan untuk mengganti sel
odontoblas yang rusak adalah sel yang terletak dalam lapisan sub-odontoblas atau
sel fibroblas pulpa. Sel fibroblas pulpa diharapkan berdiferensiasi dan migrasi ke
daerah pulpa yang terbuka dan mensekresi reparative dentin untuk pembentukan
dentin bridge. (Murray, 2002).

2.1.4. Growth factor


Vitalitas pulpa setelah adanya trauma sangat tergantung kepada aktivitas
sel pulpa dan proses signaling yang berperan dalam regulasi sel pulpa. Sel pulpa
yang sebagian besar terdiri dari sel fibroblas mempunyai kapasitas untuk
berdiferensiasi menjadi odontoblas dan selanjutnya membentuk dentin. Hal ini
akan terjadi apabila sel odontoblas pembentuk dentin sudah tidak ada lagi dalam
jaringan pulpa. Growth factor memegang peranan yang sangat penting dalam
proses signaling pada proses pembentukan dan reparasi dentin-pulp complex.
Beberapa growth factor serta reseptornya dapat dideteksi dalam level mRNA dan
protein selama proses perkembangan gigi (Smith, 2003). Growth factor tersebut
diantaranya transforming growth factor-beta-1 (TGF-beta-1}, fibroblast growth
factor-2 (FGF-2) dan insulin-like growth factor-1(IGF-1} (Rieck, 1995). Hal ini
membuktikan bahwa growth factor tersebut mempunyai peranan yang sangat
besar dalam proses proliferasi dan diferensiasi sel odontoblas (Suardita, 2008)
Kemampuan dari growth factor untuk meningkatkan proses
dentinogenesis reparative masih belum jelas. Beberapa penelitian melaporkan
bahwa pemberian exogenous growth factor pada dentin terbuka sangat
potensial untuk proses signaling pembentukan dentin reparatif. TGF-beta-1 adalah
regulator yang penting dalam proliferasi dan diferensiasi sel fibroblast pulpa
selama proses perkembangan dan perbaikan dentin. Penambahan FGF-2 pada
kultur pulpa manusia menekan ekspresi osteonektin, yaitu matriks protein yang
disekresi oleh tulang dan dentin. Peneliti lainnya menyatakan bahwa interaksi
secara sinergis antara dua macam growth factor diperlukan untuk menginduksi
proliferasi dan diferensiasi sel FGF-2 memiliki pengaruh dalam meningkatkan
kemampuan sel fibroblas pulpa untuk berproliferasi yang pada akhirnya bisa
berdiferensiasi menjadi odontoblast- like cell (Rieck, 1995 cit Suardita,2008).

2.1.5. Fibroblas Growth Factor


Fibroblast growth factor (FGF) adalah heparin-binding growth factor,
yang membantu pertumbuhan dan diferensiasi sel mesodermal, neuroektodermal,
dan endodermal (Wilkie AOM,1995). Fibroblast growth factor-2 adalah salah
satu anggota dari FGF family. Pada manusia, 22 anggota keluarga FGF telah
diidentifikasi. Anggota FGF1 hingga FGF10 semua adalah reseptor pengikat
faktor pertumbuhan fibroblas (FGFRs). FGF1 juga dikenal sebagai acidic, dan
FGF2 juga dikenal sebagai faktor pertumbuhan fibroblas dasar .Anggota FGF11,
FGF12, FGF13, dan FGF14, juga dikenal sebagai FGF faktor homolog 1-4
( FHF1 FHF4), telah terbukti memiliki perbedaan fungsional yang berbeda
dibandingkan dengan FGFs. Meskipun faktor-faktor ini memiliki homologi urutan
yang sangat mirip, mereka tidak mengikat FGFRs dan terlibat dalam proses
intraseluler yang tidak terkait dengan FGFs. Kelompok ini juga dikenal sebagai "
IFGF" (Ornitz DM, Itoh N, 2001). FGF18 manusia terlibat dalam pengembangan
sel dan morfogenesis dalam berbagai jaringan termasuk tulang rawa.FGF15
ortolog dengan tikus (dua gen dengan sekuens yang mirip tetapi dimiliki oleh
spesies yang berbeda). Anggota FGF19 subfamili (FGF15, FGF19, FGF21, dan
FGF23) diproduksi sel intestinal. FGF23 diproduksi oleh tulang, tetapi bekerja
pada sel-sel ginjal FGFRI berfungsi mengatur sintesis vitamin D dan homeostasis
fosfat. FGF20 manusia diidentifikasi berdasarkan homologi untuk Xenopus FGF-
20 (Koga et all, 1999).
FGF-2 pertama kali diidentifikasi sebagai 146-amino acid protein yang
diisolasi dari pituitary. FGF-2 secara in vivo adalah molekul poten untuk
angiogenik. FGF-2 secara in vitro juga menstimulasi pertumbuhan smooth muscle
cell, wound healing, dan tissue repair. Selain itu, FGF-2 juga menstimulasi
hematopoiesis dan memegang peranan penting dalam diferensiasi dan fungsi dari
system saraf, mata, dan skeleton. FGF-2 adalah growth factor yang selain dapat
memperbanyak jumlah MSC, tetapi FGF-2 dapat juga menurunkan ekspresi
marker dari osteoblast differentiation (Hanada, 1997 cit Suardita, 2008).
FGF-2 berpartisipasi dalam signaling network selama proses
odontogenosis pada tahap inisiasi, morfogenesis, dan diferensiasi. Dalam proses
pertumbuhan gigi, ekspresi dari FGF-2 protein dapat ditemukan di basement
membran. akan tetapi signalnya akan menghilang di daerah dimana terjadi
mineralisasi dari ekstraseluler matriks (Suardita, 2008). Adanya proses signaling
dan growth factor ini menyebabkan proliferasi pada sel fibroblas pulpa dan
berdiferensiasi membentuk odontoblast-like cell. Sel ini akan menggantikan
existing odonloblast yang telah rusak. FGF-2 berperan dalam meningkatkan
proses proliferasi dari sel fibroblas pulpa (Hanada et al, 1997). Selain berperan
dalam proses proliferasi, FGF-2 dapat mempercepat proses diferensiasi sel
fibroblas pulpa menjadi odontoblast-like cell. Sel yang telah berdiferensiasi akan
mengalami proses minaralisasi dengan ditandai dengan peningkatan alkaline
phosphatase yang pada akhimya akan terbentuk dentin bridge (Suardita, 2008).

Anda mungkin juga menyukai