Anda di halaman 1dari 4

Nama: Angella Caroline Serafika

Gempa Bumi di Desa Sukoanyar


Itu judul breaking news, kurang relevan kalau ditulis untuk sekarang.

Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 10 April 2021 yang terjadi di Malang
menyebabkan kerugian yang cukup besar. Gempa yang bermagnitudo 6,7 itu berpusat 90
kilometer barat daya Kabupaten Malang. Banyak bangunan seperti rumah, tempat ibadah, dan
sekolah mengalami kerusakan yang parah. Rumah warga banyak yang roboh dan mengalami
retak didindingnya.
Straight news/Hard News/Soft News itu mayoritas untuk struktur penulisannya memakai
piramjda terbalik. Kuncinya ada di Lead. Buatlah Lead yang ringkas dan jelas, tidak lebih
dari 30-40 kata. Berisi: What/When/Where/Who. Selanjutnya Why dan How bisa ditulis
dibagian tubuh berita. Perlu diingat, jangan sekali-sekali memasukkan seluruh unsur berita
(5W+1H) menjadi satu dalam sebuah lead. Itu akan merusak struktur berita (piramida
terbalik) karena semakin panjang isi kalimat pada lead, semakin sulit dicerna pembaca.
Waktu mereka terlalu mahal untuk mencerna berita yang bertele-tele hehehe.
Alinea 1 dan 2 itu sebenarnya bisa digabung jadi satu dan dijadikan lead ringkasan.
Berhubung naskah beritamu ini kategori hard news—sesegera mungkin diketahui pembaca—
maka belajarlah untuk membuat kalimat yang ringkas.
Desa Sukoanyar yang berada di Kecamatan Ampelgading merupakan salah satu desa
yang terkena dampak gempa bumi. Sekitar 30 rumah warga hancur dan tidak bisa ditinggali,
jadi mereka harus mendirikan posko bencana di balai desa. Tidak hanya rumah warga yang
hancur, tempat ibadah juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Pantauan Awak HMJF,
terlihat warga setempat bergotong royong untuk membersihkan sisa reruntuhan rumah
mereka.
Setauku Sukoanyar bukan nama desa, tapi nama dusun. Harus spesifik kalau menyebutkan
letak geografis suatu peristiwa. Dusun apa, desa mana, masuk kecamatan apa. Sukoanyar
yang Anda maksud, apakah Dusun Sukoanyar, Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading?
Atau Dusun Sukoanyar, Desa Sukorejo, Kecamatan Tirtoyudo? Cek kembali ya.
Disitu juga tertulis” 30 rumah...” Dari mana Anda mendapatkan Data itu? Apakah dari
Poskonya atau Anda telah menghitung sendiri? Data jumlah harus valid dan tidak boleh asal
tulis tanpa menyertakan sumbernya. Jika Anda telah menghitung sendiri jumlah rumah yang
rusak, silakan langsung tulis “30 rumah warga hancur...”.
Gempa bumi termasuk peristiwa yang harus segera diberitakan dan berdampak luas.
Semakin lama kejadiannya telah berlalu, semakin berkurang nilai aktualitasnya. Maka itu,
yang diberitakan harus suatu informasi yang baru dengan mengandalkan faktualitas. Apa
yang pembaca harus ketahui untuk informasi selanjutnya dari gempa itu. Informasi tanggal,
lokasi, kekuatan, mungkin masih relevan ditulis. Namun ketika menuliskan pusat gempa atau
penyebab gempa dari BMKG sudah tidak relevan lagi. Jadi cari informasi lanjutan terkait
gempa ini yang kamu rasa pembaca perlu tau!. Semisal: Bagaimana bantuan bagi korban
terdampak? Sampai sekarang bagaimana kondisi dari wilayah yang terdampak? Apakah
bantuan sudah merata? Atau bisa membuat sebuah soft news tentang sisi kemanusiaan dari
korban terdampak. Misal: Warga yang mengeluhkan lambannya bantuan, Ada sekolah yang
ambruk semakin memperparah pendidikan anak-anak disana, atau bisa juga gambaran
warga ketika detik-detik terjadi.gempa? Perasaan cemas, khawatir, takut dsb. Mengingat ini
merupakan gempa dengan guncangan terkuat yang terjadi di Malang Selatan sejak 2009.
Bantuan secara tenaga maupun barang terus berdatangan dari desa sekitar. Menurut
salah satu warga sekitar, Ibu Happy gempa tahun ini merupakan gempa yang parah sampai
menyebabkan desa mereka menjadi hancur. Mereka sedih karena pihak desa belum
memberikan bantuan. Mereka hanya ingin segera mendapat bantuan supaya bisa
memperbaiki rumahnya.
Perhatikan kalimat diatas yang telan diblok kuning!. Menurutku itulah angle yang relevan u/
diketahui pembaca sekarang. Tentu semua orang prihatin atas kejadian ini, akan lebih
menarik perhatian pembaca ketika memberitakan tentang bantuan gempa, daripada kita
[masih] memberitakan soal salah satu wilayah terdampak gempa/jumlah bangunan
rusak/tanggal kejadian/besar kekuatan gempa/penyebab gempa, dsb.
Desa Sukoanyar merupakan desa yang terkenal dengan toleransi antar umat
beragama. Di desa ini terdapat 3 agama yaitu kristen, hindu dan islam, mayoritas penduduk
desa beragama kristen. Meskipun mereka berbeda keyakinan tidak mengurangi rasa toleransi
antar umat beragama. Mereka tidak pernah membeda bedakan dan selalu gotong royong satu
sama lain tanpa memandang agama mereka. Contohnya saat gempa yang terjadi didesa ini,
banyak rumah warga yang menjadi korban bencana grmpa bumi. Para warga sepakat untuk
membantu satu sama lain. Ada yang membantu dengan tenaga maupun barang atau uang.
Maaf! Apa pentingnya memasukkan informasi tersebut ketika menulis straight/hard news?
Pembaca tidak mau tau apakah desa itu dihuni 3 agama atau multietnis. Terlebih
menginformasikan bahwa walau berbeda keyakinan warga disana tetap gotong royong. Itu
seakan-akan menjadi pembanding dengan wilayah lain bahwa ada suatu wilayah yang tidak
saling membantu karena faktor perbedaan keyakinan. Ini kejadian kemanusiaan dek, bukan
kejadian keagamaan. Itu sudah menjadi kewajiban sebagai manusia saling tolong menolong
walau berbeda keyakinan. Jadi lebih teliti lagi ya jika ingin memasukkan informasi seperti
ini. Jurnaslisme itu mencari kebenaran fungsional, bukan mencari kebenaran
agama/filosofis/ras atau suku tertentu.
Pak Andreas sebagai ketua posko dan warga yang beragama kristen mengatakan
"kami disini saling membantu dan gotong royong, kami tidak peduli mereka agama apa yang
terpenting mereka adalah saudara kami" begitu penuturan beliau. Banyak yang memposting
disosial media dan mereka berharap ada dermawan yang mau menyisihkan sedikit rezekinya
untuk membantu warga didesa sukoanyar. Tidak butuh waktu lama setelah memposting
disosial media banyak sekali dermawan yang datang ke posko untuk memberikan bantuan
secara materi dan tenaga nya.
Ketika menuliskan atribusi pada Narasumber, hindari menuliskan indentity
keagaamaan/ras/kesukuan. Karena itu sangat sensitif bagi pembaca. Cukup tulis saja
identity profesinya. Misal. Andreas selaku ketua Posko Peduli Ampelgading mengatakan..
Jurnalisme itu harus egaliter—semua dipandang sama (sederajat)--, hindari penambahan
redaksi panggilan seperti “Bapak/Ibu/Mbah atau gelar akademik”. Langsung tuliskan saja
nama terang narasumber. Misal: Andreas mengatakan... bla... bla.. bla...
Dalam penyebutan orang kedua untuk narasumber, hindari menggunakan redaksi “Beliau”.
Gunakan saja redaksi--“ia, dia, atau dirinya”—jika narasumber sebagai subjek. Jika
narasumber sebagai objek gunakan redaksi “...nya”.
Contoh jika narasumber sebagai subjek (diawal) ia mengatakan, dia berujar, dirinya
mengakui.
Contoh jika narasumber sebagai objek (diakhir): ... ujarnya. ..Begitu penuturannya.

Para relawan dan donatur bencana ini tidak berasal dari Malang saja. Relawan yang
turut membantu berasal dari kota Jakarta, Surbaya, Kediri dan masih banyak kota lain. Para
relawan membantu memasak, membersihkan sisa puing di rumah warga dan ada relawan
yang khusus menghibur para anak kecil yang mengalami trauma akibat gempa kemarin.
Bantuan apapun sangat berarti untuk saudara kita yang mengalami musibah.
Alinea terakhir ini, didapat dari mana? Apakah hasil pengamatan reporter? Atau bersumber
dari wawancara? Tuliskan darimana Anda mendapatkan informasi tersebut. Karena ini
sebuah berita bukan caption postingan di sosial media.
Misal Anda mendapatkan itu hasil dari pengamatan Anda (terjun langsung kelokasi) tulis
saja “Pantauan Awak HMJF terlihat relawan dibantu warga membersihkan sisa puing
reruntuhan.”. Atau jika Anda mendapatkannya hasil dari wawancara, Tulis: “Menurut
pengakuan Andreas selaku Ketua Posko Peduli Ampelgading relawan yang berdatangan
tidak hanya berasal dari Malang, namun juga dari luar daerah seperti... bla... bla... bla.

Ingat Strurktur Piramida Terbalik!


Lead: sangat penting dan menarik diketahui pembaca
Isi (tubuh): berisi hal penting soal data dan kutipan narasumber
Ekor: informasi pendukung yang kurang menarik tapi masih relevan. Bisa ditutup dengan
penuturan narasumber utama.

Perhatikan contoh perbedaan lead berikut ini!. Lead yang Anda tulis dengan Lead yang telah
kami sederhanakan
Sebelum (Yang Anda Tulis)
Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 10 April 2021 yang terjadi di Malang menyebabkan
kerugian yang cukup besar. Gempa yang bermagnitudo 6,7 itu berpusat 90 kilometer barat
daya Kabupaten Malang. Banyak bangunan seperti rumah, tempat ibadah, dan sekolah
mengalami kerusakan yang parah. Rumah warga banyak yang roboh dan mengalami retak
didindingnya.
Desa Sukoanyar yang berada di Kecamatan Ampelgading merupakan salah satu desa yang
terkena dampak gempa bumi. 30 rumah warga hancur dan tidak bisa ditinggali, jadi mereka
harus mendirikan posko bencana di balai desa. Tidak hanya rumah warga yang hancur,
tempat ibadah juga mengalami kerusakan yang cukup parah. terlihat warga setempat
bergotong royong untuk membersihkan sisa reruntuhan rumah mereka.
Sesudah (Kami sederhanakan dua alinea menjadi satu dalam Lead)
Gempa yang mengguncang Malang Selatan, Sabtu (10/4) siang lalu, menyebabkan kerugian
besar. Seperti di Dusun Sukoanyar, Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading. Wilayah
terdampak paling parah. Tercatat, 30 rumah rusak parah akibat lindu berkekuatan M 6.1
tesebut.
Selain hunian,

Anda mungkin juga menyukai