Anda di halaman 1dari 14

UJIAN TENGAH SEMESTER

KETAHANAN SOSIAL RUMAH TANGGA DESA DI INDONESIA PASCA


PANDEMI COVID – 19 DI DESA BONE LEMO KECAMATAN BAJO
BARAT
KABUPATEN/KOTA LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN

SOSIOLOGI PERDESAAN(R.03)

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Syamsiah Badruddin, M.Si & Adilita Pramanti S.Sos, M.Si

Rahmad Dika 193503516031

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
Jl. Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520 Telp. (021) 7806700
– 7806462, website.www.unas.ac.id
2022

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt, karena atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Ujian Tengah
Semester pada Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan dengan baik dan tepat waktu. Adapun
judul yang penulis angkat untuk Ujian Tengah Semester pada Mata Kuliah Sosiologi
Pedesaan adalah Ketahanan Sosial Rumah Tangga Desa Di Indonesia Pasca
Covid 19, Desa Bone Lemo, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten/Kota Luwu
Provinsi Sulawesi Selatan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi nilai Ujian Tengah
Semester pada Mata Kuliah Sosiologi Perdesaan, yang di dibimbing oleh ibu Prof.
Dr. Syamsiah Badruddin, M.Si dan Adilita Pramanti S.Sos, M.Si.
Terimakasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah ini yang
sudah mengajar dan memberikan materi perkuliahan hingga pada Ujian Tengah
Semester sehingga dapat dikerjakan oleh penulis.
Harapan penulis semoga makalah Ujian Tengah Semester ini dapat
bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca khususnya. Demi kesempurnaan
makalah ini, tak lupa juga penulis harapkan kritik dan saran untuk membangun
perbaikan tulisan ini. Demikian makalah Ujian Tengah Semester ini penulis susun,
apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini penulis ucapkan
permintaan mohon maaf.

Peniliti

Rahmad Dika

3
Cover/Sampul Depan...............................................................................................

Kata Pengantar.........................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................

1. Latar Belakang.................................................................................

BAB II Pembahasan..........................................................................................

1. Desa Beno Lemo..............................................................................


2. Pandemi Covid-19 di Desa Bane Lemo, Sulawesi
Selatan…………………………………………………8
BAB III Tinjauan Pustaka................................................................................

BAB IVKESIMPULAN...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

4
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakangx
Ketahanan Sosial adalah suatu kondisi yang dinamis dari suatu bangsa yang
terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk megembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan dengan gangguan yang baik yang datang dari dalam maupun luar
secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan
integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Ada dua pandangan tentang ketahanan sosial. Pandangan pertama menyatakan
bahwa ketahanan sosial merupakan bagian integral dari ketahanan nasional, selain
ketahanan ekonomi, politik, budaya, dan pertahanan-keamanan. Jadi, ketahanan sosial
seperti halnya ketahanan ekonomi, politik, budaya, dan militer merupakan unsur
pembentuk ketahanan nasional. Pandangan lain menyebutkan bahwa ketahanan sosial
merupakan kemampuan komunitas (local/ grassroot community) dalam memprediksi,
mengantisipasi, dan mengatasi perubahan sosial yang terjadi, sehingga masyarakat
tetap dapat koeksistensi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kedua pandangan tersebut bukanlah pandangan dikotomis, namun dapat
dipadukan menjadi pemahaman yang lebih komprehensif. Ketahanan sosial suatu
komuniti sering dikaitkan dengan kemampuannya mengatasi resiko akibat perubahan
sosial, ekonomi, dan politik yang mengelilinginya. Ketahanan sosial juga
menggambarkan kemampuan bertahan di tingkat sistim lokal dari arus globalisasi dan
desentralisasi. Ketahanan sosial menunjukkan adanya kemampuan komunitas untuk
menghindari dan atau mengelola konflik, mencari berbagai solusi, seiring dengan
perkembangan komunitas itu sendiri.
Ketahanan sosial mencakup kemampuan internal untuk menggalang
konsensus dan mengatur sumber daya dan faktor eksternal yang dapat menjadi
sumber ancaman, namun dapat diubah menjadi peluang. Jadi, ketahanan sosial
merupakan produk interaksi dinamis antara faktor eksogen dengan endogen, sehingga
kemampuan tersebut menunjukkan adanya aspek dinamika dan keseimbangan.
WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara resmi
mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret
2020. Artinya, virus corona telah menyebar secara luas di dunia. Istilah pandemi
terkesan menakutkan tapi sebenarnya itu tidak ada kaitannya dengan keganasan
penyakit tapi lebih pada penyebarannya yang meluas. Ingat, pada umumnya virus
corona menyebabkan gejala yang ringan atau sedang, seperti demam dan batuk,
dan kebanyakan bisa sembuh dalam beberapa minggu.

5
Dengan ditetapkannya status global pandemic tersebut, WHO
menginformasikan bahwa COVID-19 merupakan darurat internasional. Artinya,
setiap rumah sakit dan klinik diseluruh dunia disarankan untuk dapat mempersiapkan
diri menangani pasien penyakit tersebut meskipun belum ada pasien yang terdeteksi.
Pada tanggal 8 Mei 2020, kini penyebaran virus corona sudah mencapai
12.776, dimana 9.465 orang dirawat, 930 meninggal dunia, dan 2.381 orang telah
sembuh. Adapun di Provinsi Sulawesi Selatan kini penyebaran virus corona sudah
mencapai 684, dimana 45 orang meninggal dunia dan 238 orang sembuh.1

1
https://www.kompas.com/covid-19

6
BAB II

PEMBAHASAN

1. Desa Bano Lemo

Komunitas Adat pada desa Bano Lemo sudah berada sejak berdirinya kampong
Bonelemo oleh Tomakaka pertama, sehingga Masyarakat adat bonelemo secara turun
temurun mendiami kampong tersebut sampai sekarang dan menyebarkanluaskan adat
istiadat sekaligus mengangkat perangkat adat. Desa Bone berada di Kawasan
Pegunungnan seluas 1.986 Hektar yang mata pencaraharian utama adalah petani atau
berkebun, Desa Bano Lemo terdapat pada provinsi Sulawesi Selatan, kabupaten
Luwu, Kecamatan Bajo Barat, Desa Bano Lemo terbagi menjadi 3 bagian yaitu Bano
Leme, Bano Lemo Barat, Bano Lemo Utara.
Terdapat tiga versi asal-usul komunitas adat Banualemo (Banelemo) :
 Versi Pertama : Pengembara yang berasal dari Duri (Kab. Enrekang) melintasi
gunung yang tinggi sekitar ribuan Tahun yang lalu dan bermukim di sebuah
tempat dan membentuk kampong yang bernama kampong Banua Lemo.

 Versi Kedua : Komunitas adat Banua Lemo, secara historis berasal dari
Sangalla, yang dibawa oleh Angin Dara sekitar ribuan tahun yang lalu.

 Versi Ketiga : masyarakat adat Banualemo, adalah suku pengembara dan lemo
artinya jeruk dan pengembara yang tidak jelas dia berasal dari mana.
Dari ketiga versi sejarah diatas kemudian berkembang dan membentuk suatu
kampong disebut Benualemo/Kampung yang sekarang disebut Bonelemo. Setelah
nama kampong tersebut bernama Bonelemo maka masyarakat kembali melakukan
masyarakat adat untuk menentukan pemimpin yang digelar Tomakaka dan pada saat
itu masyarakat adat banualemo.
Tomakaka yang dikenal oleh masyarakat adat yang dikenal bernama :
1. Pangka Maddika Kanna (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat :
Matinroe Kanna)
2. Paslu (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat : Matinroe Bamba)
3. Bulang (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat : Matinroe Sa’ting)
4. Puang Pangka
5. Pasauran (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat : Puang Mantiroe
Lemo)
6. Pangngari (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat : Matinroe Tanete)
7. Jamuta Nenek Sedan
8. Bulolokki Puangna Tato
9. Indo Rembon Puang Baine

7
10. Mangngasi Puangna Pari (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat :
Matinroe Bembengan)
11. Pari Indo Babba
12. Laso’ Lemo Ambena Tuppo Puang Lemo
13. Muhammad Arsyad Puang Lemo (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat
: Matinroe Buntunna Lemo)
14. Begitupun seterusnya secara turun-temurun hingga saat ini sampai ke
Tomakaka yang ke Empat Belas yang bernama Drs. Aminullah

Hak Atas Tanah dan Pengelolaan Wilayah


Pembagian Ruang Menurut Adat yang ada terbagi menjadi berapa bagian :
 Pangngala Kalottik ; (Hutan Titipan)
Kawasan hutan yang tidak bisa dialih fungsikan untuk perkebunan tetapi hutan
hanya bisa diambil kayunya khusus untuk ramuan rumah, mengambil rotan, dan
untuk melepas ternak seperti kerbau ketika masyarakat turun kesawah.
 Panggala Tua : (Hutan Keramat)
Hutan yang dilindungi oleh masyarakat adat banualemo, hutan ini hanya bisa
diambil rotannya atau sejenis obat-obatan, madu atau non kayu.
 Kabo Lolo ; (Ladang Berpindah-pindah)
Lahan yang pernah diolah oleh masyarakat lalu ditinggalkan hanya 3 (tiga tahun)
lalu diolah kembali untuk ditanami tanaman palawijaya seperti sayur, padi, dll.
 Kabo Toa : (Belukar yang berhutan)
Lahan yang diolah oleh masyarakat lalu ditinggalkan smapai 15 (lima belas)
tahun lalu dan diolah kembali untuk ditanami tanaman palawijaya seperti sayur, padi,
dll.
 Tempe ; (Sawah)
Lahan persawahan secara turun temurun menjadi sumber pangan yang diolah
dengan sistem pengairan tradisional.
Sistem Penguasaan & Pengelolaan Wilayah
 Sistem Penguasaan diatur oleh lembaga adat
 Dikelola oleh masyarakat adat tetapi tidak untuk memiliki secara pribadi
 Pengelolaan lahan sudah ada yang menjadi milik pribadi sesuai kesepakatan
pemangku adat didalam wilayah individu. Wilayah individu ini merupakan
area-area yang sudah dikelola oleh warga adat seperti area untuk Tondok
(hunian), Tempe (Sawah), dan Bela’ (Kebun). Proses pembagiannya pun
harus diputuskan atas persetujuan Tomakaka. Biasanya di masing-masing

8
Tondok ada ‘Matoa’ yang akan menyampaikan informasi ke Tomakaka
apabila ada warga yang membutuhkan area kelola untuk kehidupannya.

Kelembagaan Adat
Lembaga adat Bonelemo adalah kelembagaan adat yang mengatur tentang
adat istiadat, struktur dalam kelambagaan adat serta fungsinya :
 Tomokaka ;
Mengatur, Memimpin Musyawarah Adat dan Mengambil Keputusan Apabila
Ada Masalah yang terjadi dalam Masyarakat Adat.
 Baliara ;
Pengara acara pada acara resmi (Kematian, pernikahan dan
mengkoordinasikan kepada panggadaran apabila ada keresahan masyarakat
adat misalnya wabah penyakit, panen tidak berhasil.
 Minjara
Mengatur makanan adat, mencari jalan penyelesaian kalau ada perbuatan yang
tidak sesuai dengan aturan adat seperti perkelahian di dalam kampong
maupun diluar kampung.
 Bunga’ Lalan ;
Memimpin pelaksanaan pertanian dan pengairan dan perkebunan.
 Matoa ;
Membantu Tomakaka dalam menjalankan aturan adat.
 Tobarani/anak Palato ;
Mendampingi Tomakaka dalam hal pelaksanaan tugas adat.
 Masyarakat Adat ;
Melaksanakan dan mematuhi peraturan Adat yang berlaku sesuai keputusan
Lembaga Adat.

2. Pandemi Covid-19 di Desa Bane Lemo, Sulawesi Selatan


Pada Penghujung Tahun 2019 dunia sedang tidak baik-baik saja
dikarenakan muncul virus mematikan yang bernama Corona Virus. Virus ini
sangat berbahaya karena dapat menyerang saluran pernafasan manusia, dapat
membuat paru-paru menjadi infeksi dan akibat fatal lainnya ialah dapat
mengakibatkan kematian. Terdapat banyak Negara yang sudah terkontiminasi
Covid 19 menurut Data WHO, 1 Maret 2020 tercatat sudah ada 65 negara yang
terkontaminasi Virus Corona.
WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara resmi
mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret
2020. Artinya, virus corona telah menyebar secara luas di dunia. Istilah pandemi
terkesan menakutkan tapi sebenarnya itu tidak ada kaitannya dengan keganasan
penyakit tapi lebih pada penyebarannya yang meluas. Ingat, pada umumnya virus
corona menyebabkan gejala yang ringan atau sedang, seperti demam dan batuk,
dan kebanyakan bisa sembuh dalam beberapa minggu.

9
Pada tanggal 8 Mei 2020, kini penyebaran virus corona sudah mencapai
12.776, dimana 9.465 orang dirawat, 930 meninggal dunia, dan 2.381 orang telah
sembuh. Adapun di Provinsi Sulawesi Selatan pada saat itu penyebaran virus
corona sudah mencapai 684, dimana 45 orang meninggal dunia dan 238 orang
sembuh.
Hal ini juga berdampak pada desa Bone Lemo hal ini menyebabkan terjadinya
dampak dari adanya pandemic Covid-19, dengan adanya pandemi masyarakat adat
yang ada di desa Beno Lemo melakukan karantina wilayah dan kebijakan
masyarakat adat lainya.

Masyarakat adat dengan berbagai kearifannya memiliki beragam cara


menghadapi wabah ini. Salah satunya bisa ditemui di masyarakat adat Banua Lemo,
yang berada di Desa Bonelemo, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi
Selatan. Kepala Desa Bonelemo, menyatakan bahwa menghadapi wabah Corona ini
mereka telah melakukan berbagai upaya pencegahan berdasarkan kearifan lokal
setempat.

Berikut upaya-upaya pencegahan yang dilakukan Desa Bonelemo :

1. Melakukan karantina wilayah dengan cara menutup sementara akses masuk


kampung dan membentuk Kampung Siaga Covid-19 yang beranggotakan
pemuda-pemudi dan ibu-ibu PKK Desa Bonelemo. Di setiap portal pembatas
ada petugas dari kampung siaga covid-19 yang ditugaskan untu mengecek
warga desa yang baru pulang merantau dari luar daerah

2. Membangun bilik sterilisasi, warga juga membuat cairan disinfektan alami


berbahan daun sirih dan jeruk nipis. Cara ini adalah pengetahuan yang
diajarkan oleh leluhur turun-temurun yang dimodifikasi dengan bahan-bahan
berasal dari lingkungan sekitar. Terdapat banyak macam tanaman herbal yang
bisa digunakan namun, yang paling relevan dalam mencegah covid-19 adalah
sirih dan jeruk nipis. Dalam masyarakat adat Banua Lemo pengobatan
dilakukan dengan cara diasapi atau dengan penguapan cairan berbahan dasar
daun sirih dan jeruk nipis. Penguapan dengan daun sirih selain untuk penyakit
tertentu, juga digunakan bagi perempuan yang akan menikah dengan tujuan
penyucian diri. Metode pengasapan biasa dilakukan pada orang yang tiba-tiba
mengalami gatal-gatal. Orang tersebut akan didudukkan di atas kursi lalu yang
di bawahnya terdapat potongan rotan yang dibakar. Setelah cukup, api
tersebut dimatikan lalu badan ditutup menggunakan sarung selama beberapa
menit.

3. Untuk memastikan ketersediaan pangan desa dan komunitas, warga Banua


Lemo membuat kebun jagung seluas 10 hektare. Selain jagung, jenis pangan
lainnya yang disiapkan adalah sagu yang juga merupakan sumber pangan
pokok di Luwu.

10
4. Kesiapan Masyarakat Benolemo dalam menghadapi krisis, Dalam
menghadapi situasi tidak normal, masyarakat adat Banua Lemo menggelar
pertemuan dengan para pemuka adat untuk menentukan langkah yang akan
dilakukan selama masa pandemi berlangsung. Demikian juga halnya dengan
pembagian peran masing-masing. Misalnya yang bertanggung jawab
membuat daun sirih, jeruk nipis, pemenuhan kayu bakar hingga pembagian
tugas jaga kampung.
5. Seruan Sekjen AMAN, Terkait COVID-19 ini, Rukka Sombolinggi, Sekjen
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) telah mengeluarkan instruksi ke
anggota komunitas di seluruh Indonesia pada 19 Maret 2020 lalu.

Beberapa poin penting dalam seruan tersebut adalah menghimbau komunitas


untuk memastikan pelaksanaan musyawarah adat di masing-masing
dan melakukan  lockdown atau menutup sementara akses keluar masuk komunitas
sampai situasi pandemi berakhir.

Rukka juga menginstruksikan seluruh komunitas melakukan ritual-ritual


adat tolak bala sesuai adat istiadat yang berlaku di tempat masing-masing,
memohon kepada Tuhan dan Para Leluhur agar dijauhkan dari bencana di wilayah
adat maupun di seluruh wilayah Nusantara.

Instruksi lainnya adalah agar seluruh komunitas mengumpulkan para tabib


atau dukun di komunitas untuk mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan
pencegahan atau penyembuhan wabah COVID-19 melalui ramuan-ramuan atau
pengobatan secara tradisional sesuai kearifan lokal di komunitas.

Komunitas juga diminta melakukan ronda kampung untuk mendeteksi


warga adat yang mengalami tanda-tanda atau gejala COVID-19 dan memastikan
stok pangan, air bersih dan obat-obatan tradisional di wilayah-wilayah adat
masing-masing. Dalam merespon Pandemi Covid-19 juga , Masyarakat Desa
Bone Lemo memiliki interaksi yang baik antara Kepala desa dengan
masyarakatnya sehingga masyarakat dapat mempersiapkan, mencegah dan
menangangi Pandemi Covid-19 ini dengan baik sesuai dengan nilai dan norma
adat yang diberlaku di desa Bone Lemo.

Pada Masyarakat Desa Bone Lemo, Solidaritas Sosial yang dibangun


adalah Solidaritas Mekanik dimana terdapat kesadaran kolektif yang kuat,
pembagian kerja yang merata, beriorientasi pada kepentingan bersama, kesadaran
bersama mencakup keseluruhan kepercayaan serta perasaan kelompok yang kuat
yang sifatnya eksternal dan memaksa. Disini kita dapat melihat bagaimana
solidaritas masyarakat dibangun dengan kerjasama ibu-ibu PKK dalam membuat
disinfektan dan obat-obat secara alami untuk mencegah dan mengobati pasien
covid-19. Adapaun para pemuda-pemudi di desa ini melakukan penjagaan

11
kepada para orang-orang rantau yang kembali ke desa untuk mencegah
penyebaran virus corona.

BAB III
TEORI
Teori yang digunakan yaitu teori solidaritas sosial, yaitu solidaritas mekanik adalah
rasa solidaritas yang didasarkan pada suatu kesadaran kolektif yang menunjuk kepada
totalitas kepercayaan yang rata-rata ada pada masyarakat yang sama, yaitu
mempunyai pekerjaan yang sama, pengalaman yang sama, sehingga banyak pula
norma-norma yang dianut bersama.

Dan dari ketahanan sosial juga mampu melindungi secara efektif individu dan
keluarga yang rentan dari gelombang perubahan sosial yang mempengaruhinya,
mampu melakukan investasi sosial dalam jaringan sosial yang menguntungkan,
mampu mengembangkan mekanisme yang efektif dalam mengelola konflik dan
kekerasan. mampu melindungi secara efektif individu dan keluarga yang rentan dari
gelombang perubahan sosial yang mempengaruhinya, mampu melakukan investasi
sosial dalam jaringan sosial yang menguntungkan, mampu mengembangkan
mekanisme yang efektif dalam mengelola konflik dan kekerasan.

Ketahanan Sosial adalah suatu kondisi yang dinamis dari suatu bangsa yang
terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk megembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan dengan gangguan yang baik yang datang dari dalam maupun luar
secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan
integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

12
BAB IV

KESIMPULAN

Ketahanan Sosial adalah suatu kondisi yang dinamis dari suatu bangsa yang
terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk megembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan dengan gangguan yang baik yang datang dari dalam maupun luar
secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan
integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Dalam masa pandemic bisa dilihat ketahanan sosial di desa Beno Lemo bisa
dikatakan cukup baik, hal itu dikarenakan masyarakat adatnya saling bahu membahu
memikirkan bagaimana mempersiapkan masa pandemic yang berdampak terhadap
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat
Terdapat pola interaksi yang sangat baik antara kepala desa dan masyarakat
sehingga masyarakat mendapatkan motivasi dan arahan yang baik dalam mengahapi
virus corona ini, tradisi-tradisi adat juga di terima dengan baik oleh masyarakat
sehingga mereka memiliki bekal pengatahuan yang baik ketika wabah virus corona
menimpa desa mereka.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bahransyaf, D., & Probosiwi, R. (2013, April 9). Membangun Ketahanan Sosisal di Desa
Serakapi : Sebuah Replika Model Building Social Resiience in sSerakapi Village : A
Model Replication. Jurnal PKS, 225-236. Retrieved from mongabay.co.id.

Jay, F. (2020, April 29). Hadapi COVID-19, Masyarakat Adat Banua Lemo Karantina Wilayah
hingga Jaga Stok Pangan. Retrieved from mongobay,co,id:
https://www.google.com/amp/s/www.mongabay.co.id/2020/04/13/hadapi-covid-
19-masyarakat-adat-banua-lemo-karantina-wilayah-hingga-jaga-stok-pangan/amp/

http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Bone-Lemo-Bajo-Barat-Luwu_161963_s2-
unkris_p2k-unkris.html

14

Anda mungkin juga menyukai