SOSIOLOGI PERDESAAN(R.03)
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Syamsiah Badruddin, M.Si & Adilita Pramanti S.Sos, M.Si
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt, karena atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Ujian Tengah
Semester pada Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan dengan baik dan tepat waktu. Adapun
judul yang penulis angkat untuk Ujian Tengah Semester pada Mata Kuliah Sosiologi
Pedesaan adalah Ketahanan Sosial Rumah Tangga Desa Di Indonesia Pasca
Covid 19, Desa Bone Lemo, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten/Kota Luwu
Provinsi Sulawesi Selatan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi nilai Ujian Tengah
Semester pada Mata Kuliah Sosiologi Perdesaan, yang di dibimbing oleh ibu Prof.
Dr. Syamsiah Badruddin, M.Si dan Adilita Pramanti S.Sos, M.Si.
Terimakasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah ini yang
sudah mengajar dan memberikan materi perkuliahan hingga pada Ujian Tengah
Semester sehingga dapat dikerjakan oleh penulis.
Harapan penulis semoga makalah Ujian Tengah Semester ini dapat
bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca khususnya. Demi kesempurnaan
makalah ini, tak lupa juga penulis harapkan kritik dan saran untuk membangun
perbaikan tulisan ini. Demikian makalah Ujian Tengah Semester ini penulis susun,
apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini penulis ucapkan
permintaan mohon maaf.
Peniliti
Rahmad Dika
3
Cover/Sampul Depan...............................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1. Latar Belakang.................................................................................
BAB II Pembahasan..........................................................................................
BAB IVKESIMPULAN...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakangx
Ketahanan Sosial adalah suatu kondisi yang dinamis dari suatu bangsa yang
terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk megembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan dengan gangguan yang baik yang datang dari dalam maupun luar
secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan
integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Ada dua pandangan tentang ketahanan sosial. Pandangan pertama menyatakan
bahwa ketahanan sosial merupakan bagian integral dari ketahanan nasional, selain
ketahanan ekonomi, politik, budaya, dan pertahanan-keamanan. Jadi, ketahanan sosial
seperti halnya ketahanan ekonomi, politik, budaya, dan militer merupakan unsur
pembentuk ketahanan nasional. Pandangan lain menyebutkan bahwa ketahanan sosial
merupakan kemampuan komunitas (local/ grassroot community) dalam memprediksi,
mengantisipasi, dan mengatasi perubahan sosial yang terjadi, sehingga masyarakat
tetap dapat koeksistensi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kedua pandangan tersebut bukanlah pandangan dikotomis, namun dapat
dipadukan menjadi pemahaman yang lebih komprehensif. Ketahanan sosial suatu
komuniti sering dikaitkan dengan kemampuannya mengatasi resiko akibat perubahan
sosial, ekonomi, dan politik yang mengelilinginya. Ketahanan sosial juga
menggambarkan kemampuan bertahan di tingkat sistim lokal dari arus globalisasi dan
desentralisasi. Ketahanan sosial menunjukkan adanya kemampuan komunitas untuk
menghindari dan atau mengelola konflik, mencari berbagai solusi, seiring dengan
perkembangan komunitas itu sendiri.
Ketahanan sosial mencakup kemampuan internal untuk menggalang
konsensus dan mengatur sumber daya dan faktor eksternal yang dapat menjadi
sumber ancaman, namun dapat diubah menjadi peluang. Jadi, ketahanan sosial
merupakan produk interaksi dinamis antara faktor eksogen dengan endogen, sehingga
kemampuan tersebut menunjukkan adanya aspek dinamika dan keseimbangan.
WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara resmi
mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret
2020. Artinya, virus corona telah menyebar secara luas di dunia. Istilah pandemi
terkesan menakutkan tapi sebenarnya itu tidak ada kaitannya dengan keganasan
penyakit tapi lebih pada penyebarannya yang meluas. Ingat, pada umumnya virus
corona menyebabkan gejala yang ringan atau sedang, seperti demam dan batuk,
dan kebanyakan bisa sembuh dalam beberapa minggu.
5
Dengan ditetapkannya status global pandemic tersebut, WHO
menginformasikan bahwa COVID-19 merupakan darurat internasional. Artinya,
setiap rumah sakit dan klinik diseluruh dunia disarankan untuk dapat mempersiapkan
diri menangani pasien penyakit tersebut meskipun belum ada pasien yang terdeteksi.
Pada tanggal 8 Mei 2020, kini penyebaran virus corona sudah mencapai
12.776, dimana 9.465 orang dirawat, 930 meninggal dunia, dan 2.381 orang telah
sembuh. Adapun di Provinsi Sulawesi Selatan kini penyebaran virus corona sudah
mencapai 684, dimana 45 orang meninggal dunia dan 238 orang sembuh.1
1
https://www.kompas.com/covid-19
6
BAB II
PEMBAHASAN
Komunitas Adat pada desa Bano Lemo sudah berada sejak berdirinya kampong
Bonelemo oleh Tomakaka pertama, sehingga Masyarakat adat bonelemo secara turun
temurun mendiami kampong tersebut sampai sekarang dan menyebarkanluaskan adat
istiadat sekaligus mengangkat perangkat adat. Desa Bone berada di Kawasan
Pegunungnan seluas 1.986 Hektar yang mata pencaraharian utama adalah petani atau
berkebun, Desa Bano Lemo terdapat pada provinsi Sulawesi Selatan, kabupaten
Luwu, Kecamatan Bajo Barat, Desa Bano Lemo terbagi menjadi 3 bagian yaitu Bano
Leme, Bano Lemo Barat, Bano Lemo Utara.
Terdapat tiga versi asal-usul komunitas adat Banualemo (Banelemo) :
Versi Pertama : Pengembara yang berasal dari Duri (Kab. Enrekang) melintasi
gunung yang tinggi sekitar ribuan Tahun yang lalu dan bermukim di sebuah
tempat dan membentuk kampong yang bernama kampong Banua Lemo.
Versi Kedua : Komunitas adat Banua Lemo, secara historis berasal dari
Sangalla, yang dibawa oleh Angin Dara sekitar ribuan tahun yang lalu.
Versi Ketiga : masyarakat adat Banualemo, adalah suku pengembara dan lemo
artinya jeruk dan pengembara yang tidak jelas dia berasal dari mana.
Dari ketiga versi sejarah diatas kemudian berkembang dan membentuk suatu
kampong disebut Benualemo/Kampung yang sekarang disebut Bonelemo. Setelah
nama kampong tersebut bernama Bonelemo maka masyarakat kembali melakukan
masyarakat adat untuk menentukan pemimpin yang digelar Tomakaka dan pada saat
itu masyarakat adat banualemo.
Tomakaka yang dikenal oleh masyarakat adat yang dikenal bernama :
1. Pangka Maddika Kanna (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat :
Matinroe Kanna)
2. Paslu (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat : Matinroe Bamba)
3. Bulang (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat : Matinroe Sa’ting)
4. Puang Pangka
5. Pasauran (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat : Puang Mantiroe
Lemo)
6. Pangngari (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat : Matinroe Tanete)
7. Jamuta Nenek Sedan
8. Bulolokki Puangna Tato
9. Indo Rembon Puang Baine
7
10. Mangngasi Puangna Pari (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat :
Matinroe Bembengan)
11. Pari Indo Babba
12. Laso’ Lemo Ambena Tuppo Puang Lemo
13. Muhammad Arsyad Puang Lemo (Nama Gelar yang diberikan pada saat wafat
: Matinroe Buntunna Lemo)
14. Begitupun seterusnya secara turun-temurun hingga saat ini sampai ke
Tomakaka yang ke Empat Belas yang bernama Drs. Aminullah
8
Tondok ada ‘Matoa’ yang akan menyampaikan informasi ke Tomakaka
apabila ada warga yang membutuhkan area kelola untuk kehidupannya.
Kelembagaan Adat
Lembaga adat Bonelemo adalah kelembagaan adat yang mengatur tentang
adat istiadat, struktur dalam kelambagaan adat serta fungsinya :
Tomokaka ;
Mengatur, Memimpin Musyawarah Adat dan Mengambil Keputusan Apabila
Ada Masalah yang terjadi dalam Masyarakat Adat.
Baliara ;
Pengara acara pada acara resmi (Kematian, pernikahan dan
mengkoordinasikan kepada panggadaran apabila ada keresahan masyarakat
adat misalnya wabah penyakit, panen tidak berhasil.
Minjara
Mengatur makanan adat, mencari jalan penyelesaian kalau ada perbuatan yang
tidak sesuai dengan aturan adat seperti perkelahian di dalam kampong
maupun diluar kampung.
Bunga’ Lalan ;
Memimpin pelaksanaan pertanian dan pengairan dan perkebunan.
Matoa ;
Membantu Tomakaka dalam menjalankan aturan adat.
Tobarani/anak Palato ;
Mendampingi Tomakaka dalam hal pelaksanaan tugas adat.
Masyarakat Adat ;
Melaksanakan dan mematuhi peraturan Adat yang berlaku sesuai keputusan
Lembaga Adat.
9
Pada tanggal 8 Mei 2020, kini penyebaran virus corona sudah mencapai
12.776, dimana 9.465 orang dirawat, 930 meninggal dunia, dan 2.381 orang telah
sembuh. Adapun di Provinsi Sulawesi Selatan pada saat itu penyebaran virus
corona sudah mencapai 684, dimana 45 orang meninggal dunia dan 238 orang
sembuh.
Hal ini juga berdampak pada desa Bone Lemo hal ini menyebabkan terjadinya
dampak dari adanya pandemic Covid-19, dengan adanya pandemi masyarakat adat
yang ada di desa Beno Lemo melakukan karantina wilayah dan kebijakan
masyarakat adat lainya.
10
4. Kesiapan Masyarakat Benolemo dalam menghadapi krisis, Dalam
menghadapi situasi tidak normal, masyarakat adat Banua Lemo menggelar
pertemuan dengan para pemuka adat untuk menentukan langkah yang akan
dilakukan selama masa pandemi berlangsung. Demikian juga halnya dengan
pembagian peran masing-masing. Misalnya yang bertanggung jawab
membuat daun sirih, jeruk nipis, pemenuhan kayu bakar hingga pembagian
tugas jaga kampung.
5. Seruan Sekjen AMAN, Terkait COVID-19 ini, Rukka Sombolinggi, Sekjen
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) telah mengeluarkan instruksi ke
anggota komunitas di seluruh Indonesia pada 19 Maret 2020 lalu.
11
kepada para orang-orang rantau yang kembali ke desa untuk mencegah
penyebaran virus corona.
BAB III
TEORI
Teori yang digunakan yaitu teori solidaritas sosial, yaitu solidaritas mekanik adalah
rasa solidaritas yang didasarkan pada suatu kesadaran kolektif yang menunjuk kepada
totalitas kepercayaan yang rata-rata ada pada masyarakat yang sama, yaitu
mempunyai pekerjaan yang sama, pengalaman yang sama, sehingga banyak pula
norma-norma yang dianut bersama.
Dan dari ketahanan sosial juga mampu melindungi secara efektif individu dan
keluarga yang rentan dari gelombang perubahan sosial yang mempengaruhinya,
mampu melakukan investasi sosial dalam jaringan sosial yang menguntungkan,
mampu mengembangkan mekanisme yang efektif dalam mengelola konflik dan
kekerasan. mampu melindungi secara efektif individu dan keluarga yang rentan dari
gelombang perubahan sosial yang mempengaruhinya, mampu melakukan investasi
sosial dalam jaringan sosial yang menguntungkan, mampu mengembangkan
mekanisme yang efektif dalam mengelola konflik dan kekerasan.
Ketahanan Sosial adalah suatu kondisi yang dinamis dari suatu bangsa yang
terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk megembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan dengan gangguan yang baik yang datang dari dalam maupun luar
secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan
integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
12
BAB IV
KESIMPULAN
Ketahanan Sosial adalah suatu kondisi yang dinamis dari suatu bangsa yang
terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk megembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan dengan gangguan yang baik yang datang dari dalam maupun luar
secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan
integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Dalam masa pandemic bisa dilihat ketahanan sosial di desa Beno Lemo bisa
dikatakan cukup baik, hal itu dikarenakan masyarakat adatnya saling bahu membahu
memikirkan bagaimana mempersiapkan masa pandemic yang berdampak terhadap
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat
Terdapat pola interaksi yang sangat baik antara kepala desa dan masyarakat
sehingga masyarakat mendapatkan motivasi dan arahan yang baik dalam mengahapi
virus corona ini, tradisi-tradisi adat juga di terima dengan baik oleh masyarakat
sehingga mereka memiliki bekal pengatahuan yang baik ketika wabah virus corona
menimpa desa mereka.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bahransyaf, D., & Probosiwi, R. (2013, April 9). Membangun Ketahanan Sosisal di Desa
Serakapi : Sebuah Replika Model Building Social Resiience in sSerakapi Village : A
Model Replication. Jurnal PKS, 225-236. Retrieved from mongabay.co.id.
Jay, F. (2020, April 29). Hadapi COVID-19, Masyarakat Adat Banua Lemo Karantina Wilayah
hingga Jaga Stok Pangan. Retrieved from mongobay,co,id:
https://www.google.com/amp/s/www.mongabay.co.id/2020/04/13/hadapi-covid-
19-masyarakat-adat-banua-lemo-karantina-wilayah-hingga-jaga-stok-pangan/amp/
http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Bone-Lemo-Bajo-Barat-Luwu_161963_s2-
unkris_p2k-unkris.html
14