Anda di halaman 1dari 5

NASKAH TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER : 2019/2020

Fakultas : Fakultas Hukum


Program Studi : Ilmu Hukum S1
Kode/Nama MK : MKDU4223/Pendidikan Agama Katolik
Tugas :2
Penulis Soal/Institusi : Albertus Triyatmoko, S.S., M.Si/Bimas Katolik Kemenag RI
Penelaah Soal/Institusi : Dr. Lidwia Sri Ardiasih, M.Ed/ Universitas Terbuka

Nama : Donatus Rame

Nim : 041758658

1. Apakah adanya bencana alam itu merupakan pernyataan kemurkaan Tuhan


kepada manusia? Jelaskan jawaban anda
Jawaban :

Bencana Alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi
populai manusia. Peristiwa alam berupa gempa bumi, gunung berapi, banjir. Letusan gunung
berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang
anas, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. Bahwa segala bencana alam memiliki
hubungan erat dengan Tuhan rasanya menjadi keyakinan banyak orang dari dulu sampai
sekarang. Tuhan itu mahakuasa. Segala sesuatu di dunia terjadi hanya atas kehendak-Nya.
Konsekuensinya, berkat, anugerah, dan hal-hal positif yang kita alami berasal dari-Nya, tetapi
juga bencana alam dan hal-hal negatif lainnya.
Menurut saya, Didaerah Puruk Cahu, Kab. Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2019 di adakan pesta yang sangat meriah, festival Ultah Kab.Murung Raya yang
banyak mendatangkan Artis Ibu Kota. Sebuah jalan besar ditutup, segala jenis kendaraan
dilarang melintas. Jalan dijadikan tempat bermacam-macam pertunjukan musik dan seni
budaya. Penduduk Puruk Cahu dan sekitarnya tumpah ruah di situ. Namun, tidak semua
menyambut penyelenggaraan pesta rakyat itu dengan gembira. Sejumlah pihak dengan sinis
memberi penilaian negatif sebagai kegiatan hura-hura, bahkan sebagian menganggap
seandainya Dana itu digunakan untuk membantu warga-warga desa yang masih terpencil
bahkan masih belum ada listrik dan jaringan telepon. Beberapa Tahun kemudian, sekitar
bulan April 2020 hujan besar melanda Kota tersebut. Setiap hari air seakan tercurah dari
langit dengan derasnya. Seisi desa tertutup air, termasuk jalan utama yang dulu dipakai untuk
keramaian pesta, banyak orang mengungsi. Orang-orang yang merasa sinis atas pesta rakyat
itu membenarkan diri: Itu adalah hukuman Tuhan! Tuhan mengirim banjir untuk
“membasuh” dosa dan mengingatkan bahwa alangkah baiknya uang/ dana yang digunakan
untuk membanguun infrastruktur desa.
Bencana yang terjadi, setidaknya sebagiannya, adalah akibat ulah manusia. Misalnya,
banjir di daerah Puruk Cahu, Kab. Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Yang
sebagian desanya tergenang akibat hujan deras, hutan gundul karena ada penebangan kayu
secara liar dan banyak nya perusahaan-perusahaan tambang, rumah-rumah yang hancur dan
tengelam karena volume air yang terlalu besar. Fenomena alam, seperti angin dan hujan,
berubah menjadi bencana, terutama karena ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan,
konstruksi asal jadi, kesalahan perencanaan, peringatan yang tidak digubris dan birokrasi
yang tidak benar.
Sebab itu, kiranya akan lebih tepat jika kita melihat bencana pertama-tama sebagai
fenomena alam. Bumi memang rapuh dan terus bergejolak. Sejauh kita tinggal di situ, wajar
saja kalau bencana-bencana tersebut terus mengintai kita. Sejumlah malapetaka terjadi akibat
kecerobohan kita sendiri. Hutan digunduli, hewan-hewannya diburu, pohon-pohonnya diganti
tanaman industri. Sungai-sungai pun sekarang tidak lagi dipenuhi air dan ikan, melainkan
sampah. Kalau kemudian terjadi banjir, tanah longsor, perubahan iklim maupun pemanasan
global, jangan salahkan Tuhan. Salahkanlah diri sendiri, sebab keengganan kita untuk
memelihara bumilah yang menjadi penyebabnya. Solusi untuk menangani bencana macam ini
sangat jelas: kita harus mulai bekerja sama merawat alam.
Kutipan ayat-ayat kitab suci, Di masa Yesus, sebuah menara yang tiba-tiba runtuh
menewaskan 18 jiwa ( Lukas 13:4). Bencana ini bisa jadi adalah akibat kesalahan manusia,
”waktu dan kejadian yang tidak terduga”, atau keduanya, tetapi, yang pasti bukan karena
hukuman dari Allah (Pengkhotbah 19:11). Allah tidak menggunakan bencana alam untuk
menghukum orang yang tidak bersalah. Ia tidak pernah, dan tidak akan bertindak seperti itu.
Mengapa? Karena ”Allah adalah kasih”, (1 Yohanes 4:8).

Gambar Bencana Alam Di Didaerah Puruk Cahu, Kab. Murung Raya Provinsi Kalimantan
Tengah
2. Buatlah deskripsi pembinaan iman di Paroki dimana anda tinggal! Berilah data
dan dokumentasi berkenaan dengan hal tersebut!
Tuliskan referensi yang mendukung pendapat anda, dapat berupa teori/pendapat ahli
ataupun kutipan ayat-ayat kitab suci ( minimal 3 referensi)
Jawaban :

Pendalaman adalah proses untuk mendalami ( meresapi, menyelami, mempelajari,


menelaah secara mendalam). Iman adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti
dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Kegiatan pembinaan iman bertujuan
untuk membina anak dan remaja agar dapat menerapkan pesan yang terkandung di Kitab Suci
dalam kehidupan sehari-hari, serta mengarahkan kelompok remaja untuk membimbing
kelompok anak dalam mengikuti kegiatan pembinaan iman ini sebagai bentuk penerapan
semboyan “Children Helping Children” (Anak menolong sesama anak). Pembinaan Iman di
Gereja Yesus Gembala Baik, Kalimantan Tengah biasaanya diadakan dan didampingi oleh
suster-suster, cuman karena terkendala bencana alam wabah penyakit ( pandemi covid-19)
jadi ditiadakan.
Joko Prabowo adalah salah satu remaja yang mengikuti pembinaan iman tersebut
mengatakan bahwa dia mendapatkan pesan mengenai banyak kebaikan dalam hidup.
Suster Gordenia menegaskan perlunya pembinaan iman bagi anak dan remaja, baik di Paroki
maupun di wilayah dan stasi. Sebab pembinaan iman dari usia dini akan menanamkan iman
kristiani kepada mereka sehingga mereka mengerti mana yang baik dan yang buruk sampai
mereka dewasa nanti. ”Dari kecil iman Kristiani ditanamkan, maka pada waktu mereka terjun
ke masyarakat, mereka memiliki semangat cinta kasih dalam melayani di mana saja tanpa
membeda-bedakan serta mampu menghadapi tantangan masa sekarang yaitu radikalisme dan
hoax,” jelas Suster.“Kita jangan terlena dengan kenikmatan duniawi. Kenikmatan duniawi itu
boleh, tetapi jangan berlebihan karena sesuatu yang berlebihan tidak ada baiknya” ujar Ibu
Merin sekaligus penutup permainan berkelompok ini.
Kutipan ayat-ayat kitab suci, Iman adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan
bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Karena Iman kita mengerti,
bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah
terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat (Ibrani 11:3). Tetapi tanpa iman tidak mungkin
orang berkenan kepada Allah, Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, dan bahwa Allah
memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari dia (Ibrani 11:6).
Gambar Pendalaman Iman

Anda mungkin juga menyukai