Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ipa Wahyu Safitri

NIM: 230810258
Kelas: 11B2
Kesuksesan Yang Aku Dambakan
Kesuksesan merupakan dambaan setiap orang, namun seolah menjadi sangat sulit untuk
dimaknai karena sangat relatif. Sebagian kalangan santri misalnya, mereka mengartikan
kesuksesan ketika sudah lulus dari pesantren, lulus madrasah; mulai dari jenjang ibtidaiyah,
tsanawiyah hingga aliyah dan mendapatkan sertifikat sebagai tanda kelulusan. Dengannya, ia
sudah bebas dari tanggung jawab sekolah dan memiliki kebebasan untuk melakukan apa saja
tanpa terikat waktu yang biasanya digunakan untuk belajar. Ada juga orang yang mengartikan
bahwa kesuksesan adalah ketika memiliki harta yang sangat banyak, popularitas dan jabatan
tinggi, saat memiliki mobil dan rumah mewah, semua orang mengenalnya, itulah akhir dari
perjuangannya, kemudian mendeklarasikan dirinya sebagai orang yang sukses. Ada juga orang
yang memandang bahwa kesuksesan tidak muncul dari harta, jabatan, lulus pesantren dan
lainnya, akan tetapi melihat pada tempat di mana ia berada. Misalnya, orang desa akan sulit
sukses dan orang kota bisa dengan mudah untuk meraihnya.
Kesuksesan menurut Kajian Al-Qur’an Ada beberapa tanda-tanda kesuksesan menurut Al-
Qur’an, sebagaimana yang tergambar dalam firman Allah:
َّ ‫) َوالَّذِينَ هُم ل‬3( َ‫ع ِن ال َّلغ ِو ُمع ِرضُون‬
َ‫ِلزكَا ِة فَا ِعلُون‬ َ ‫) َوالَّذِينَ هُم‬2( َ‫صالتِ ِهم خَا ِشعُون‬
َ ‫) الَّذِينَ هُم فِي‬1( َ‫قَد أَفلَ َح ال ُمؤمِ نُون‬
)4( ‫ المؤمنون‬.)5( َ‫ظون‬ ُ ِ‫وج ِهم َحاف‬ َّ
ِ ‫َوالذِينَ هُم ِلفُ ُر‬
Artinya, “)1( Sungguh beruntung orang-orang yang beriman; )2, yaitu( orang yang khusuk
dalam shalatnya; )3( orang yang menjauhkan diri dari )perbuatan dan perkataan( yang tidak
berguna; )4( orang yang menunaikan zakat; )5( dan orang yang memelihara kemaluannya.”
)QS al-Mu’minun: 1-5(.
ُ ِ‫صلَ َواتِ ِهم يُ َحاف‬
‫ المؤمنون‬.)9( َ‫ظون‬ َ ‫) َوالَّذِينَ هُم‬8( َ‫عه ِدهِم َراعُون‬
َ ‫علَى‬ َ ‫َوالَّذِينَ هُم أل َمانَاتِ ِهم َو‬
Artinya, “)8( Dan )sungguh beruntung( orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya;
)9( serta orang yang memelihara shalatnya.” )QS Al-Mu’minun: 8-9(.
Secara global, ayat di atas menjelaskan beberapa karakter orang-orang yang beruntung/sukses
)muflih(. Setidaknya ada tujuh karakter yang menjadi tolok ukurnya, yaitu:
)1( beriman; )2( khusyuk; )3( menjauh dari hal yang tidak berguna; )4( menunaikan zakat;
)5( menjaga kemaluan; )6( memelihara amanat dan janji; dan )7( menjaga shalatnya.
Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam tafsirnya memberikan penjelasan yang lebih luas perihal
karakter di atas. Pertama, mukmin adalah orang yang membenarkan Allah dan apa yang
diturunkan kepada rasul-Nya, baik berupa tauhid, kenabian, hari kebangkitan, dan hari
pembalasan. Kedua, orang-orang yang khusyuk )khasyi’un( adalah orang yang merasa rendah
dan hina di hadapan Allah, serta takut kepada-Nya.
Kesuksesan dalam Kajian Hadits Sebagaimana pemaparan di atas, ada pula orang yang
menganggap bahwa kesuksesan hanyalah untuk orang-orang yang hidup di perkotaan,
sementara yang ada di desa, mereka sama sekali tidak memiliki harapan untuk sukses.
Pemikiran yang kolot dan peradaban yang terbelakang, memiliki banyak kemungkinan bagi
orang-orang desa untuk tidak sukses. Tentu tidak demikian, dalam hadits, Rasulullah saw
bersabda:
ُ‫ع َملُه‬ ُ ‫ِّس أ َ َحدًا َو ِإنَّ َما يُقَ ِد‬
َ ‫ِّس ال َمر َء‬ ُ ‫سةُ َل تُقَ ِد‬ ُ ‫اَألَر‬
َ َّ‫ض ال ُمقَد‬
Artinya, “Bumi yang disucikan, tidak bisa mensucikan seseorang, dan yang bisa mensucikan
seseorang hanya amal )saleh(nya.” )HR Abu Darda’. Dalam catatan Imam as-Sakhawi, hadits
ini termasuk hadits mauquf. Namun dalam kitab Tasi’ul Majalisah ia menemukan hadits ini
memili sanad yang jelas melalui riwayat Yahya bin Said dari Abdullah(. )As-Sakhawi, al-
Maqâsidul Hasanah fî Bayânil Ahâdîtsil Musytahirah, [Darul Kutub al-‘Arabi], juz I, halaman
103(.
Hadits ini sangat menarik jika dikorelasikan dengan perspektif kesuksesan. Meski secara
umum sebagaimana penjelasan Imam al-Munawi di atas, akan tetapi secara tersirat
mengandung makna kesuksesan di dalamnya. Bahwa di bumi mana pun seseorang tumbuh,
tanpa upaya dan usaha untuk meraih kesuksesan, bumi itu sama sekali tidak memiliki andil
dan peran sedikit pun. Yang memiliki andil besar dalam kesuksesan adalah upaya atau aksi
nyata untuk mewujudkannya.
Karenanya, asumsi-asumsi yang menyatakan bahwa kesuksesan selalu berpihak pada tempat
di mana manusia hidup, perlu segera dihilangkan. Keyakinan-keyakinan semacam itu perlu
dibuang jauh. Sebab, sukses tidak tergantung pada tempat. Di manapun kita bisa sukses
asalkan secara sungguh sungguh melakukan aksi nyata untuk meraihnya. Wallâhu a’lam bis
shawâb.

Anda mungkin juga menyukai