Anda di halaman 1dari 5

KARANGAN TULISAN

(KEADILAN YANG TUMPANG TINDIH DI NEGERI


SEBELAH)

NAMA: AKMAL

NIM: 90256123003

DOSEN: BURHANUDDIN, S.Pd.,M.Pd.

MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA (MATRIKULASI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE TAHUN


2023/2024
KEADILAN YANG TUMPANG TINDIH DI NEGERI SEBELAH

Negeriku adalah negeri yang sangat kaya akan sumber daya, negeriku adalah
negeri yang sangat asri bahkan secuil polusipun tidak terlihat apalagi pabrik-pabrik yang
tinggi menjulang keangkasa yang mengeluarkan asap tebal sudah dipastikan tidak ada di
negeri ku, negeri ku adalah negeri yang menyejahterakan semua buruh tentunya hanya buruh
didalam negeri yang ia sejahterahkan, negeriku adalah negeri yang sangat adil tidak pernah
tebang pilih dalam mengadili nasib orang terlebih wong cilik (harapku).

Namaku Ahkam, aku seorang sarjana muda yang kini kerjanya jadi pengangguran,
bukan karena tak berusaha tetapi karena terlalu idealis dan enggan diatur mungkin, hobiku
hanya satu membuat diriku untuk tidak berhenti membaca, contohnya pagi ini aku membuka
salah satu link lalu ku baca salah satu berita yag menarik " PROSES PENYELIDIKAN
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) YANG TUMPANG TINDIH"
begitu judulnya dan seketika aku bersemangat membacanya.

Negeri sebelah, 19 September 2023

Seorang istri yang telah dipukul melaporkan suaminya atas tindakan KDRT di
Polres negeri sebelah.

KDRT menurut UU No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam


Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga.
Pada perkembangan laporan pelapor, sebelum memberikan kuasanya kepada
penasehat hukum. Pada kasusnya saat ini Terlapor diduga melakukan Tindak
Pidana KDRT sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 ayat 1 UU No. 23 tahun
2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang merupakan
delik biasa dan bukan tindak pidana ringan.

Akan tetapi, Penyidik dan/ atau kasat reskrim Polres negeri sebelah melakukan
Restorative Justice (Keadilan Restoratif) terhadap Pelapor dengan Terlapor.

Sehingga Terlapor dan Pelapor membuat surat kesepakatan perdamaian pada


tanggal 22 Agustus 2023.

Restorative Justice (Keadilan Restoratif) menurut Peraturan Kepolisian Negara


Republik Indonesia No. 8 tahun 2021 tentang Penanganan Tindak Pidana
Berdasarkan Keadilan Restoratif adalah penyelesaian Tindak Pidana dengan
melibatkan pelaku, korban, keluarga korban, tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat atau pemangku kepentingan untuk bersama-sama mencari penyelesaian
yang adil melalui perdamaian dengan menekankan pemulihan kembali keadaan
semula.

Tak berselang lama, Pelapor setelah penandatanganan surat kesepakatan


perdamaian di Polres negeri sebelau. Pelapor membuat surat pencabutan
pelaporan polisi pada tanggal 22 Agustus 2023.

Setelah pelaksanaan Restorative Justice yang dilakukan penyidik dan/ atau


Kasatreskrim polres negeri sebelah, Pihak Pelapor menunggu hak-hak yang akan
diberikan oleh Terlapor sesuai pasal 6 Peraturan Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. 8 tahun 2021 tentang Penanganan Tindak Pidana Berdasarkan
Keadilan Restoratif. Akan tetapi Terlapor mengindahkan hal demikian.

Sehingga Pelapor/ Korban menghubungi Penasehat Lembaga Bantuan Hukum


Hijau Hitam negeri sebelah untuk meminta pendampingan keadilannya pada
laporan polisi KDRT.
Pada tanggal 04 September 2023, Direktur bersama Pengacara Lembaga Bantuan
Hukum Hijau Hitam negeri sebelah bertemu dengan pihak Pelapor selaku korban
KDRT. Kemudian Pelapor memberikan kuasanya kepada Pengacara Lembaga
Bantuan Hukum Hijau Hitam negeri sebelah untuk dapat didampingi.

Setelah selesai penandatanganan Surat Kuasa, Kuasa Hukum langsung ke polres


negeri sebelah menanyakan perkembangan proses Laporan Polisi Nomor: LP-B/
227/ VIII/ 2023/SPKT/ Polres negeri sebelah/ Polda negeri sebelah, tertanggal 12
Agustus 2023. Namun respon penyidik dan/ atau Kasatreskrim polres negeri
sebelah pada saat itu hanya menyampaikan bahwa penyelidikan tersebut
diberhentikan dan sudah terbit Surat Perintah Penghentian Penyelidikan dasar
pemberhentian karena adanya Surat Kesepakatan Perdamaian antara Pihak
Pelapor dengan Terlapor. Alasan tersebut bertahan hingga kurang lebih 7-8 hari,
akan tetapi Kuasa Hukum korban KDRT mengajukan permohonan pencabutan
Kesepakatan Perdamaian tanggal 06 September 2023.

Kemudian Kuasa Hukum Pelapor kembali mendatangi Polres negeri sebelah pada
tanggal 18 September 2023 untuk mempertanyakan kejelasan Laporan Polisi
tersebut, dan penyampaian penyidik bahwa menunggu informasi dari Polda terkait
masalah ini karena tim ahli Pidana sementara mengkaji permasalahan ini apakah
dapat dilanjutkan atau tidak.

Sehingga upaya hukum yang dilakukan oleh Kuasa Hukum Pelapor karena
menganggap penyidik pada Laporan Polisi Nomor: LP-B/ 227/ VIII/ 2023/SPKT/
Polres negeri sebelah/ Polda negeri sebelah, menuai kekeliruan penyidik dan /
Kasatreskrim polres negeri sebelah dalam pengambilan keputusan Pemberhentian
Penyelidikan diantaranya:

1. Pada isi Surat Kesepakatan Perdamaian tidak sesuai standar yang diatur
Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 8 tahun 2021 tentang
Penanganan Tindak Pidana Berdasarkan Keadilan Restoratif.
2. Pasal 44 ayat 1 UU No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga yang merupakan delik biasa dan Laporan tersebut merupakan
tindak pidana kemudian memiliki bukti berupa Visum dan rekaman cctv.

Atas penjelasan diatas, Akmal, SH. Selaku Kuasa Hukum Pelapor akan
menyampaikan permasalahan ini melalui surat yang ditujukan kepada Bapak
Kapolres negeri sebelah selaku Pimpinan tertinggi di Polres negeri sebelah, hari
ini (Selasa, 19/09/2023) akan dimasukkan suratnya dan akan ditembuskan
suratnya ke Bapak Kapolda negeri sebelah, Direktur Reserse Umum Polda negeri
sebelah, Kabag Wasidik Polda negeri sebelah, Kabid propam Polda negeri
sebelah, kasi propam polres negeri sebelah atas tindakan Penyidik dan/ atau
Kasatreskrim polres negeri sebelah yang diduga tidak melakukan profesional
dalam pekerjaannya. Saya berharap keseriusan dari Bapak Kapolres negeri
sebelah terhadap Laporan Polisi Nomor: LP-B/ 227/ VIII/ 2023/SPKT/ Polres
negeri sebelah/ Polda negeri sebelah.

Dan Akmal, SH. Selaku Kuasa Hukum Pelapor mengajak kepada masyarakat/
lembaga pemerintah/ non pemerintah untuk mendesak Polri dalam profesional
penanganan perkara khususnya KDRT supaya para Pelaku mendapatkan efek
jerah dihadapan hukum. Kita hidup berkeluarga untuk mencapai Sakina mawadah
warahmah.

Begitu bunyi berita tersebut.

Setelah membaca ku lanjut dengan menyeruput kopi hitam pekat yang terasa pahit
itu sambil bergumam dalam hati "apakah kasus itu akan selesai dengan adil? Masih adakah
keadilan di negeri sebelah? Tetapi sudah wajar hukum di negeri sebelah itu tumpang tindih,
sangat beda di negeri ku yang menjunjung keadilan berimbang, ya sudahlah! Ku lanjutkan
menyeruput kopi pahit ku " Sssrrrrrtttttt..... ".

Anda mungkin juga menyukai