Kti Greis
Kti Greis
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa hipertensi atau tekanan
darah tinggi adalah kondisi medis serius yang secara signifikan meningkatkan risiko penyakit
jantung, otak, ginjal, dan penyakit lainnya.Angka kejadian hipertensi di dunia pada tahun 2021
diperkirakan sebanyak 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita
hipertensi, sebagian besar (dua pertiga) tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Kasus hipertensi global sebesar 22% dari total populasi dunia. Prevalensi kejadian hipertensi
tertinggi berada di benua Afrika 27% dan terendah di benua amerika 18%, sedangkan di asia
tenggara berada diposisi ke-3 tertinggi dengan prevalensi sebesar 25% (Cheng, et al 2020).
Secara umum, tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita hingga
usia 55 tahun. Hipertensi berhubungan dengan jenis kelamin dan usia pada pria. Namun, seiring
bertambahnya usia. Pria memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi karena
beberapa faktor risiko lain, seperti kelelahan, stres, pekerjaan, merokok, alkohol, dan makan
yang tidak terkontrol. Namun, wanita di usia 60-an memiliki peningkatan risiko tekanan darah
tinggi karena wanita pascamenopause memiliki mekanisme perlindungan pembuluh darah
melalui hormon estrogen (Verra Widhi A, Tasman, 2021).
Tekanan darah sistolik secara bertahap meningkat seiring bertambahnya usia, dan orang
lanjut usia dengan hipertensi berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular. Faktor usia
memiliki pengaruh penting terhadap tekanan darah karena risiko tekanan darah tinggi meningkat
seiring bertambahnya usia. Orang yang berusia di atas 40 tahun menderita suatu kondisi di mana
dinding pembuluh darah kehilangan elastisitasnya . Angka kejadian hipertensi meningkat antara
usia 50 dan 60 tahun pada usia 60 tahun (Irwansyah, 2021).Gejala dari hipertensi sangat
bervariasi dimulai dari tanpa gejala, sakit kepala ringan/rasa berat ditengkuk, mumet (vertigo),
jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging, dan mimisan.
Gejala yang paling sering dikeluhkan klien hipertensi adalah nyeri kepala sampai tengkuk. Nyeri
yang timbul pada kasus hipertensi diakibatkan karena ada penyempitan pembuluh darah akibat
vasokontriksi sehingga tekanan vaskuler serebral meningkat (Mauliddia, dkk 2022).Tekanan
darah yang tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung,
gagal jantung kongestif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal. Hipertensi yang tidak
diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup
(Oktaria, dkk 2023).
Berbagai upaya diperlukan untuk mengatasi hipertensi yaitu dengan terapi farmakologis dan
non farmakologis. Terapi farmakologis dapat diberikan dengan anti hipertensi tunggal maupun
kombinasi. Pemberian obat anti hipertensi didasari ada atau tidak kondisi khusus (komorbid
maupun komplikasi). Terapi non farmakologis berupa terapi tanpa menggunakan obat-obatan
melainkan menggunakan terapi pendamping yang berguna meredakan nyeri. Terapi non
farmakologis yang dapat digunakan mengatasi nyeri pada hipertensi adalah menggunakan
aromaterapi (Febriani, dkk 2022).