by @halkyonnn
00:08 : Opening
00:30 : Film ini membuktikan kecurangan dan membuat Pemilu ini memang
tidak baik-baik saja
00:45 : Film ini untuk mendidik publik untuk memperlihatkan kecurangan dan
politisi mempermainkan publik
01:15 : Justru kita punya peranan besar melahirkan seorang Jokowi
02:28 : Jokowi menyatakan Gibran dan Kaesang belum ada feeling politik masih
pengen usaha, Bobby yang agak kelihatan.
02:50 : Awal 2023 Jokowi menjelaskan soal Gibran tidak akan naik dan kabar
tersebut “gak logis”, karena masih jadi Walikota dan belum cukup umur.
03:10 : Gibran resmi menjadi cawapres dari Prabowo
03:54 : “Orang tua hanya merestui keputusan anak” Jokowi
04:02 : Jokowi menyebut “Presiden boleh berkampanye dan memihak”
04:10 : Iriana mengacungkan jari 02.
04:40 : Presiden menjabarkan punya data komprehensif mengenai partai
politik, berasal data intelijen BIN Polri TNI (angka, data, survei) “ Dan itu hanya
miliknya presiden “ -Jokowi
10:53 : SBY meraih 60% lebih. Tidak mudah capres memenangkan 50% suara
dalam satu putaran. *50% SUARA BUKAN FAKTOR TUNGGAL*
11:40 : Pulau Jawa memiliki 115 Juta suara, tapi justru dalam konteks sebaran
hanya memiliki 6 provinsi
13:47 : Papua hanya memiliki 2 Provinsi, sekarang 6 Provinsi, dan provinsi baru
ini *langsung ikut pemilu*
14:10 : Provinsi Kaltara dilahirkan 2013, tapi baru ikut Pemilu 2019.
14:50 : Jokowi 2014 dan 2019 sangat unggul di Papua, tidak pernah kalah.
15:01 : Saat Jokowi menang pilpres di papua, Tito Karnavian kebetulan menjadi
Kapolda Papua, dan sekarang Tito kebetulan menjadi Menteri Dalam Negeri.
30:50 : Sektor Korupsi terbesar pada 2022 adalah Anggaran Desa, bisa
dijadikan konversi dukungan politik dengan imbalan tidak melanjutkan proses
penyelidikan korupsi
31:33 : Merekam kesaksian Kades untuk memenangkan salah satu paslon
32:15 : Yang dimenangkan mulai dari capres, dan caleg. kalo 02 tiba-tiba kades
dibentuk teknis penyaluran bantuan beras, tidak sesuai data kemiskinan desa.
**POLITISASI BANSOS**
34:05 : Kecurangan tidak hanya terjadi di level bawah, tapi di kalangan pejabat
negara.
34:15 : Zulkifli Hasan sebagai Mendag dan Ketua Umum PAN membahas
Keberlanjutan Jokowi
34:50 : Airlangga Hartanto sebagai Menko Ekonomi dan Ketua Umum Golkar
meminta msyarakat berterima kasih pada Jokowi sambil direkam
35:20 : Grafik Anggaran Bansos. Pada Setiap Pemilu mendadak melonjak naik.
Bansos pada era 2024 (Pemilu) Lebih besar dari masa covid 2020-2022
36:26 : Pemilu 2019 pemberian bansos sangat rapat antar periode, Pemilu
2024 sangat rapat dan begitu banyak
38:55 : Gaji PNS, TNI, Polri Naik 8% tapi Upah Buruh 3.2-4.4% — Populis?
39:15 : Bansos bukan dihentikan, tapi harus dikembalikan bahwa Bansos *bukan
bantuan politik*
39:30 : Bansos adalah cara supercepat untuk melaksanakan Pancasila ke-5,
Pasal 34 UUD 1945 , walau idealnya cara kesejahteraan adalah pendidikan,
lapangan kerja, dan hal struktural lain.
42:40 : Para Budak harus memperbutkan daging babi di gentong, muncul istilah
berebutan jatah resmi untuk kepentingan dirinya — Cara politik untuk
menggelontorkan uang negara pada daerah pemilihan oleh politisi agar terpilih
*MENTERI BERKAMPANYE*
55:23 : Foto-foto Jokowi secara aktif dalam posisi tidak cuti melakukan
pertemuan dengan menteri tim kampanye tertentu dan capresnya
**INKOMPETENSI BAWASLU**
58:02 : Bawaslu menyatakan Deklarasi Desa Bersatu melanggar tapi tidak ada
tindak lanjut, hanya sanksi teguran
1:01:01 : Pansel Bawaslu 2022-2027 adalah Timses Jokowi Pilpres 2019. — DR.
Juri Ardiantoro
1:02:27 : pesan di WA Group Proses seleksi Bawaslu yang lolos udah ditentukan
jauh sebelum pengumuman 4 hari kemudian.
**KPU**
1:15:40 : *saat anak presiden menjabat, KPU tidak merevisi aturan apapun, tapi
pendaftaran langsung diterima dan buru-buru disahkan menjadi cawapres*
1:16:01 : 3 sanksi untuk Ketua KPU, kenapa ada dua Peringatan Keras Terakhir?
1:18:10 : List MK
1:19:05 : Cara instan merubah UU tanpa DPR
1:19:35 : 31 Kali Presidential Treshold ditolak MK, tapi 1 hal yang sangat spesifik
1:19:45 : Keputusan tersebut *langsung berlaku saat itu juga*
1:24:20 : 2 Mei 2023 Partai Garuda merubah permohonan yang sama topiknya,
selain berusia 40 tahun tapi alternatifnya adalah berpengalaman sebagai
penyelenggara negara ( Kepala daerah )
1:25:50 29 Agustus 2023 : Sidang terakhir PSI, Partai Garuda, 5 Kepala Daerah
1:26:15 : Narsum yang hadir sebagai ahli pada sidang tersebut melihat indikasi
akan menolak tiga permohonan itu karena masalah syarat kepala daerah bukan
kewenang konstitusi, tapi pembentuk undang-undang.
1:28:40 : 21 September 2023 RPH pertama untuk kasus Almas, Anwar Usman
masuk
1:31:05 Biasa RPH dilakukan beberapa kali itu adalah tanda permohonan nya
njlimet dan pertarungan perkara penting, atau pemohon memperlihatkan logika
yang canggih.
1:31:15 Permohonan Almas hanya ada 3 bukti: KTP Almas, Fotokopi UU 7 2017,
Dokumen UUD. Tidak ada logika/argumentasi memadai untuk diperdebatkan.
1:32:05 *Tidak ada sidang, tidak ada saksi dan ahli, tidak dibuka sidang, hanya
hakim sibuk memperdebatkan Almas tapi tidak pernah dibuka ke publik, dan
beberapa kali dilakukannya*
1:33:05 16 Oktober
PRA MAKAN SIANG
11:45 Permohonan PSI ditolak
12:29 Permohonan Garuda ditolak
12:49 5 Kepala Daerah ditolak
1:34:36 Ada politisi di podcast bercerita lantang bahwa keputusan ini akan
berubah dengan agak mirip permohonan Almas
4 Menolak (Dissenting):
Saldi Isra
Arief Hidayat
Wahiduddin Adams
Suhartoyo
1:42:09 : Mengabulkan: Semua yang pernah mengikuti pemilu, berhak
dicalonkan
Menolak: Ini seharusnya ditolak, bukan kewenangan MK
1:45:28 : Perbedaan proses di MK pra makan siang dan pasca makan siang
1:53:00 : Closing “ Ini tidak didesain dalam semalam “ , terstruktur dan masif.
1:54:00 : Bukan rencana dan desain yang hebat, sudah dilakukan sepanjang
sejarah, tidak diperlukan kepintaran dan kecerdasan, hanya
Semoga membantu dan biar gampang kita share ke semua pihak yang mungkin
dirasa pusing untuk nonton film 2 jam.
Film ini dibuat oleh Dandhy Laksono (Watchdoc, Indonesia Baru) yang BIKIN
Sexy Killers dll yang akhirnya bikin publik tahu mengenai keterlibatan tokoh
pemerintah di perusahaan tambang, pelemahan KPK pada era Novel Baswedan,
dll. jadi dipastikan film ini dibuat dengan riset mendalam, bukan asbun dan
memang untuk kebaikan Indonesia.
Saya tidak terafiliasi sama sekali dengan beliau (walaupun pengen kenalan pak
hehe) dan saya menonton film ini sampai tamat demi membuat timestamp ini
juga, trims!