Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM HUKUM KEKEKALAN MASSA

(HUKUM LAVOISIER)

KELOMPOK 4:
1. Abdul Alim (01)
2. Amanda Lies W (04)
3. Dhiya Chalisha N (13)
4. Hafiz Mufazal (15)
5. Nafa Tri Ramadhani (25)
6. Salsabila Rahadatul A (32)

Jl. Sunan Malik Ibrahim No.4, Sumber, Kec. Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa
Barat 45611
Tahun Pembuatan Laporan Pratikum 2023/2024
Hukum Kekekalan Massa
(Hukum Lavoisier)

A. Tujuan Pratikum
 Mampu menjelaskan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia;
 Mampu menjelaskan bahwa kekekalan massa berdasarkan hasil
percobaan.

B. Dasar Teori
Antoine-Laurent de Lavoisier atau dikenal dengan nama Lavoisier
merupakan ilmuan yang menemukan salah satu hukum kimia pada tahun
1789, yaitu Hukum Kekekalan Massa atau biasa dikenal dengan Hukum
Lavoisier. Berdasarkan pernyataan (Ismail, 2018), syarat terjadinya reaksi
dari suatu zat kimia adalah adanya interaksi langsung dari kedua zat
tersebut dalam suatu sistem.
Hukum Kekekalan Massa Lavoisier merupakan hukum yang
menyatakan bahwa berat zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Hukum ini dibuktikan oleh Lavoisier pada percobaan pemanasan merkuri
dengan udara. Pada saat merkuri direaksikan dengan udara maka akan
terbentuk merkuri oksida, namun setelah merkuri oksida tersebut
dipanaskan maka akan terjadi penguraian. Hasil penguraian tersebut
adalah sejumlah cairan merkuri dan oksigen yang memiliki jumlah massa
yang sama dengan massa sebelum reaksi. (Heri Wibowo, 2005).
Selain itu, berdasarkan (Winarto, 2004) Hukum Kekekalan Massa
Lavoisier adalah hukum yang menyatakan bahwa reaksi yang melibatkan
perpindahan materi dan energi pada system tertutup, massa sistem akan
tetap konstan (tidak berubah). Kuantitas massa tidak dapat berubah jika
tidak ditambahkan atau dilepaskan secara sengaja. Dengan demikian,
massa bersifat kekal. Hukum ini juga menyatakan bahwa massa tidak
dapat diciptakan maupun dimusnahkan, sama halnya seperti energi.
Hukum Kekekalan Massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang
seperti kimia, Teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan
ilmu relativitas special, kekekalan massa adalah pernyataan dari
kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen
dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi,
dikatakan bahwa terlibat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini
terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetic/energi potensial
dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu
sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang
sangat sedikit akan tercipta atau hilang dari sistem. Namun demikian,
dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi,
hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah
sangatlah sedikit.
Berdasarkan Hukum Lavoisier, selama reaksi kimia berlangsung, total
massa dari produk akan sama dengan total massa reaktan (pereaksi).
Berikut adalah reaksi antara logam merkuri dengan gas oksigen. Salah
satu percobaan yang dilakukan Lavoisier dengan membuktikan Hukum
Kekekalan Massa:

Logam Merkuri + Gas Oksigen  Merkuri Oksida


92,6 gram 7,4 gram 100 gram

Berdasarkan serangkaian percobaan Antoine Lavoisier tentang pembakaran


merkuri membentuk merkuri oksida yang selanjutnya bila dipanaskan kembali
akan terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen yang
jumlahnya sama dengan yang dibutuhkan waktu pembentukan merkuri oksida.
Lavoisier mengemukakan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan
massa. Hukum kekekalan massa menyatakan : "Massa sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama", berlaku untuk semua reaksi kimia dengan menghasilkan
zat-zat baru. Oleh sebab itu, pengertian dari hukum kekekalan massa adalah
salah satu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem yang tertutup akan
tetap, meskipun terjadi berbagai macam proses pada reaksi kimia tersebut.
Hukum kekekalan massa mencakup pada semua reaksi kimia, reaksi nuklir,
dan reaksi peluruhan pada sistem tertutup (terisolasi).

C. Alat dan Bahan


Alat:
1. Tabung Y;
2. Gelas Kimia;
3. Tabung Reaksi ;
4. Balon;
5. Gunting;
6. Pipet;
7. Timbangan Digital/Neraca.
Bahan:
1. Timbal (II) nitrat;
2. Kalium iodide;
3. Asam klorida;
4. Logam magnesium.

D. Langkah Kerja
 Percobaan 2a (Timbal(II)nitrat dan kalium Iodida)
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, yaitu timbangan
digital/neraca, tabung Y, gelas kimia, larutan timbal(II)nitrat dan
larutan kalium iodida
2. Masukkan 2 Ml (40 tetes) larutan timbal(II)nitrat pada salah satu sisi
tabung Y
3. Masukkan 2 Ml (40 tetes) larutan kalium iodide pada salah satu sisi
tabung Y yang belum terisi
4. Letakkan tabung Y yang telah diisi kedua larutan dalam gelas kimia,
kemudian timbang dan catat massanya.
5. Campurkan kedua larutan yang ada dalam tabung Y, lalu amati
perubahan yang terjadi
6. Letakkan kembali dalam gelas kimia, kemudian timbang dan catat
massanya kembali.

 Percobaan 4a (Logam magnesium dan Asam klorida)


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, yaitu timbangan
digital/neraca, tabung reaksi, gelas kimia, dan balon
2. Masukkan 5 mL asam klorida ke dalam tabung reaksi
3. Sebelum memasukkan logam magnesium ke dalam balon, amplas
terlebih dahulu logam magnesium tersebut sampai bening
4. Masukkan 1 cm logam magnesium ke dalam balon
5. Letakkan balon diatas mulut tabung reaksi yang berisi asam klorida,
namun tetap menjaga agar tidak tercampur
6. Letakkan di dalam gelas kimia, kemudian timbang dan catat massanya
7. Campurkan logam magnesium ke dalam asam klorida, lalu amati
perubahan yang terjadi
8. Setelah reaksi selesai, timbang kembali
E. Tabel Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai