Perjalanan pendidikan di Indonesia dimulai dari Ki Hajar Dewantara yang membangun
sekolah Taman Siswa sebagai lembaga pendidikan nasional. Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam konsep pendidikan dan pengajaran Ki Hajar Dewantara menunjukkan agar semua peserta didik memiliki kemerdekaan dalam belajar. Dasar-dasar pendidikan nasional menurut Ki Hajar Dewantara diantaranya pendidikan yang merdeka, pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, pendidikan kebudayaan serta pendidikan yang menuntun atau among. Dalam perjalanan pendidikan nasional sebagai seorang guru mempunyai peran yang begitu besar dalam melepas belenggu peserta didik, untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan dengan menerapkan metode belajar yang bervariatif dan berpihak kepada peserta didik. Atas dasar tersebut maka terbentuklah identitas manusia Indonesia dalam keberagaman nilai-nilai luhur yang bermakna bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman yang merupakan kekuatan nilai yang khas dan menjadi salah satu identitas bangsa dan budaya Indonesia. Nilai kemanusiaan khas Indonesia yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai pancasila dan religiusitas. . Identitas manusia Indonesia merupakan jati diri yang melekat pada diri yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia yang dapat digunakan dalam menjadi pembeda dengan bangsa lain dengan keberagamannya. Dimana dalam hal ini identitas bangsa Indonesia tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945. Identitas manusia Indonesia berkaitan dengan sosio-kultural, dimana Indonesia merupakan negara yang memiliki sosiokultural yang sangat beraneka ragam. Bahkan setiap daerahnya memiliki sosiokultural yang berbeda. Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosialemosi, kreativitas, dan spiritual). Kebhinekatunggalikaan menjadi kekuatan bangsa Indonesia memaknai keberagaman sosio-kultural dan nilai-nilai luhur yang ada pada setiap daerah. Akar-akar budaya merajut keberagaman untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Pancasila menjadi perekat keberagaman nilai-nilai luhur budaya yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Identitas manusia Indonesia berkaitan dengan sosiokultural, dimana Indonesia merupakan negara yang memiliki sosiokultural yang sangat beraneka ragam ditiap daerahnya. Interaksi sosiokultural dalam pendidikan menjadi penting karena dapat mencegah disintegrasi bangsa, baik yang disebabkan oleh cemburu sosial maupun kurangnya rasa toleransi terhadap perbedaan. Dalam prespektif pendidikan, bermacam sosiokultural di Indonesia justru dimaknai sebagai salah satu upaya untuk mengurangi pengaruh budaya asing dengan menerapkan pembelajaran sosiokultural untuk menuntun dan membentuk karakter peserta didik. Hal ini selaras dengan dasar-dasar pendidikan yang dipaparkan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan dan pengajaran dengan sistem barat tidaklah selalu buruk, sebagai bangsaa kita boleh mengadopsi sistem negara manapun kemudian kita terapkan untuk Indonesia, namun jangan lupakan pendidikan kultural dan nasional serta ajarkan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas manusia Indonesia. Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak pada aspek kognitif, fisik, sosial emosional, kreativitas, dan spiritual. Pendidikan berperan penting dalam membangun paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku sebagai bangsa Indonesia. Dalam konteks keragaman Indonesia, pendidikan yang membutuhkan suatu pola umum yang bisa menyatukan keragaman yang ada. Dengan pendidikan akan melahirkan suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir, memiliki ilmu pengetahuan, kreativitas, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang baik, mandiri, dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab.