Anda di halaman 1dari 3

Firing Order Pengapian Engine

Pengertian sederhana dari firing order adalah urutan pengapian pada mesin mobil yang
memiliki lebih dari 1 silinder. Mesin mobil memiliki berbagai tipe silinder, ada yang tipe 3
silinder, 4 silinder, 6 silinder, dan 8 silinder. Dan pengapiannya bukan urut silinder 1
sampai silinder terakhir, melainkan mengikuti pergerakan katup dan distributor yang biasa
disebut firing order.
Kenapa ada firing order? Karena naik turunnya piston sudah diatur oleh bentuk dari crank
shaft (poros engkol), pengapian terjadi saat langkah kompresi, yaitu saat pisto bergerak
dari TMB (Titik Mati Bawah) ke TMA (Titik Mati Atas). Agar saat langkah kompresi tepat
busi memercikkan bunga api harus dilakukan setting firing order yang benar.
Beda tipe silnder mesin juga beda pula urutan pengapian (firing order) nya. Firing order
mengikuti mekanisme katup dan putaran rotor dari distributor mesin mobil anda. Sehingga
nanti didapatkan pengapian yang tepat. Yuk langsung simak penjelasan firing order dari
mesin 3 silinder, 4 silinder, 6 silinder, dan mesin 8 silinder

– Mesin 3 silinder memiliki firing order (urutan pengapian) : 1 >> 2 >> 3

– Mesin 4 silinder memiliki firing order (urutan pengapian) : 1 >> 3 >> 4 >> 2

– Mesin 6 silinder memiliki firing order (urutan pengapian) : 1 >> 6 >> 5 >> 4 >> 3

– Mesin 8 silinder memiliki firing order (urutan pengapian) : 1 >> 8 >> 4 >> 3 >> 6 >> 5 >> 7 >> 2

Bagi anda yang memiliki tipe mesin mobil dari masing-masing diatas, baik 3; 4; 6; atau 8
silinder jangan sampai kebalik ya saat memasang kabel tegangan tinggi atau kabel busi.
Kalau lupa urutannya atau kebalik urutannya nanti bisa-bisa mesin mobil anda tidak
menyala, hal tersebut dikarenakan busi sudah memercikkan bunga api saat mesin belum
sampai langkah kompresi.
Yang mengatur putaran rotor distributor adalah gear timing distributor yang ada pada cam
shaft atau noken, noken ini digerakkan oleh rantai timing pengapian (kamprat) yang
langsung digerakkan oleh putaran poros engkol (crank shaft). Jadi mekanisme terjadinya
firing order merupakan satu kesatuan yang tidak boleh salah dalam pemasangannya
Untuk mencapai hal tersebut proses kerja/pembakaran pada tiap-tiap silinder tidak dibuat
serentak, melainkan dibuat bergantian. Urutan dari proses kerja tiap silinder ini disebut
dengan firing order. Firing order ini akan mempengaruhi bentuk poros engkol, poros cam
dan pompa injeksi.
Misalnya diketahui suatu kendaraan mempunyai FO 1 – 3 – 4 – 2, pengertianya adalah
setelah silinder 1 melakukan langkah kompresi, maka selanjutnya akan disusul langkah
kompresi pada silinder 3, kemudian silinder 4 dan silinder 2. Firing order biasanya
ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah silinder dan getaran yang mungkin timbul.

Firing order tiap-tiap mesin berbeda tergantung dari masingmasing produsen mesin. Firing
Order ini tidak perlu dirubah-rubah. Firing order yang umum digunakan adalah sebagai
berikut :

Secara umum untuk mesin 4 silinder FO yang digunakan adalah 1 – 3 – 4 – 2, sedangkan


untuk mesin 6 silinder adalah 1 – 5 – 3 – 6 – 2 – 4. Diagram kerja motor adalah
penggambaran kerja langkah-langkah motor secara keseluruhan yang ditampilkan dalam
satu diagram.
Semua kerja motor digambarkan dalam satu garis lurus. Sumbu mendatar
menggambarkan kerja dari silinder sedang sumbu tegak menggambarkan masing-masing
silindernya
Karena dalam satu prsoses kerja pada motor 4 tak memerlukan 2 kali putaran poros
engkol atau atau 720 derajat poros engkol, maka panjang diagram adalah 720˚,
sedangkan tinggi diagram tergantung dari jumlah silindernya. Faktor lain yang
mempengaruhi diagram kerja adalah firing order.

Karena itu motor yang jumlah silindernya sama tetapi FO nya lain maka diagram kerjanya
pun akan lain. Dibawah ini ditunjukkan contoh gambar diagram kerja motor 4 tak 4 silinder
dengan FO 1 – 3 – 4 – 2 .
Karena proses kerja motor 4 tak adalah 2 kali putaran poros engkol, maka selisih proses
(jarak pengapian) tiap silindernya adalah . Artinya kompresi antara silinder satu dengan
urutan berikutnya adalah 1800 dan demikian juga dengan silinder seterusnya.

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa saat silinder 1 pada langkah kompresi,
silinder 2 sedang langkah usaha, silinder 3 sedang langkah hisap dan silinder 4 sedang
langkah buang. Diagram dibawah menunjukkan diagram kerja motor 4 tak 6 silinder,
dimana jarak pengapiannya adalah 1200 .

Anda mungkin juga menyukai