Anda di halaman 1dari 58

PROPOSAL

PRODUK TEKNOLOGI TEPAT GUNA KE MASYARAKAT KEMENTRIAN


RISET TEKNOLOGI/BRIN TAHUN ANGGARAN .....

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT DAN


LIMBAHNYA DALAM UPAYA MENUJU DESA INOVASI USAHA DI DESA
RANDUSANGA WETAN KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

Tim Pengusul
Dr. Ir.XXXXX, MP/NIDN. XXXX/Peternakan (Ketua)
Prof. Ir. XXXXXXX M.Sc/NIDN. XXX/Perikanan dan Kelautan (Anggota)
XXXX, ST., MT/ NIDN. XXXX/Teknik Mesin (Anggota)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS XXX
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Jalan XXX Telp XXX, Fax XXX
TAHUN XXX

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
RINGKASAN.........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Analisis Situasi..............................................................................................1
1.2 Permasalahan Mitra …………………………………….............................4

BAB 2 TARGET DAN LUARAN..........................................................................5


2.1 Solusi Yang Ditawarkan Bersama Mitra Selama Pelaksanaan Program
TTG................................................................................................................5
2.2 Target Dan Luaran...........................................................................................8
2.3 Rencana Capaian Serta Indikator Capaian Terhadap Penerapan Teknologi Ke
Masyarakat...................................................................................................10
2.4 Publikasi Pada Jurnal Nasional Ber Issn, Media Masa Dan HKI..................11

BAB 3 METODE PELAKSANAAN....................................................................11


3.1 Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan TTG......................................................11
3.2 Metode dan Tahapan Penerapan.................................................................................11
3.3 Deskripsi Produk Teknologi Tepat Guna Ke Masyarakat
3.4 Prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan..............15
3.5 Partisipasi Mitra dalam pelaksanaan program........................................................15
3.6 Evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program................................16

BAB 4. KELAYAKAN LEMBAGA LITBANG..................................................16


4.1 Kinerja Perguruan Tinggi............................................................................................16
4.2 Jenis Kepakaran Yang Di Perlukan Dalam Menyelesaikan Seluruh Persoalan
Atau Kebutuhan Mitra..................................................................................................17
4.3 Kepakaran Dan Tugas Masing-Masing Dalam Kegiatan PPTTG..................17

BAB 5 BIAYA DAN JADWAL KERJA...........................................................................17


5.1 Anggaran Biaya..............................................................................................................17
5.2 Jadwal Kegiatan.............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
LAMPIRAN................................................................................................................................21
Lampiran 1 : Biodata Ketua dan Anggota..........................................................................21
Lampiran 2 Teknologi yang Ditransfer...............................................................................47
Lampiran 3 Peta Lokasi Mitra...............................................................................51
Lampiran 4 Kebersediaan Kerjasama..................................................................................52
Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesanggupan Ketua.........................................................54

iv
RINGKASAN

Penetapan rumput laut sebagai salah satu komoditi ekspor unggulan oleh Pemerintah
Indonesia membuat nelayan dan masyarakat pesisir semakin bergairah untuk
membudidayakan komoditas ini. Demikian pula halnya dengan masyarakat pesisir
Brebes. Dengan luas Tambak 1000 Ha , Randusanga telah menjadi salah satu sentra
budidaya rumput laut di wilayah Jawa Tengah. Pembudidaya rumput laut di
Randusanga saat ini belum mampu mengolah hasil panennya dengan baik sehingga
nilai jual hasil panen belum mencapai harga ideal yang diharapkan. Untuk
menghasilkan kualitas rumput laut berskala industri dibutuhkan penanganan yang
tepat sejak proses tanam hingga pengolahan pasca panen. Salah satu proses yang perlu
diperbaiki adalah metode pengeringan, pencucian dan pencacahan hasil panen dan
limbah siput yang terikut ditepungkan untuk pakan ternak sedangkan limbah rumput
lautnya digunakan sebagai energy terbarukan didigester. Dalam pelaksanaan kegiatan
PPTTG 2020 ini terjadi peningkatan produktivas dan manjemen usaha rumput laut
melalui inovasi aplikasi peralatan dan manejemen produksi serta desimenasi teknologi
inovasi usaha pengolahan rumput dan penanganan limbahnya. Kegiatan yang
dilaksnakan pada program PPTTG adalah (1) Industri Kreatif Rumput Laut, (2)
Penepungan Limbah Siput, dan (3) Energy Terbarukan Dari Limbah Rumput Laut.
Aplikasi peralatan PPTTG ini (1) alat pencucian rumput, (2) alat pengeringan rumput
laut, (3) alat pencacahan hasil panen serta (4) alat penepungan limbah siput sebagai
pakan itik dan (5) instalasi digester biogas sebagai sumber energi terbarukan. Luaran
dari kegiatan ini menjadikan Desa Randusanga Wetan Kabupaten Brebes menjadi
desa inovasi usaha pengolahan rumput laut yang ramah lingkungan. Luaran lainnya
berupa publikasi media massa cetak dan elektronik serta youtube. Publikasi artikel
jurnal nasional berISSN, seminar nasional dan internasional. Pendaftaran paten HKI
dan penerapan Teknologi Tepat Guna pengolahan rumput laut dan limbah sebagai
biogas serta dihasilkan peningkatan produksi dan manejemen usaha rumput laut.

Kata kunci: Rumput laut, Desa Inovasi, Brebes

iv
BAB1 PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Pemerintah Kabupaten Brebes telah menetapkan tiga komoditas
unggulan daerah untuk dikembangkan di Kabupaten Brebes yaitu itik, bawang
merah dan Rumput Laut . Luas perairan laut Kabupaten Brebes yangmencapai 39
ribu kilometer persegi atau hampir 30 persen dari seluruh wilayah kabupaten ini
maka kebijakan pemerintah kabupaten brebes untuk memasukkan Rumput Laut
sebagai salah satu komoditas unggulan daerah merupakan langkah yang tepat. Salah
satu areal yang potensial untuk b u d i d a y a Rumput Laut sendiri ya n g b eru p a t am
b ak mencapai 12,5 ribu hektare dengan potensi produksi mencapai 620 juta
ton per tahun (Setyowti, 2012). Rumput Laut merupakan kekayaan hayati laut yang
memiliki kontribusi penting bagi masyarakat. Salah satu jenis Rumput Laut
yang paling dikenal dalam budidaya Rumput Laut secara intensif di Randusanga
adalah genus yang bernilai ekonomi penting yaitu Glacelaria sp Euchema
cottoni.Jenis ini dibudidaya di daerah pantai dan berumur relaltif pendek (40-60
hari). Randusanga telah menjadi salah satu budidaya Rumput Laut.

B
A

D
C

Gambar 1 (a. desa Randusanga Wetan; b. potensi rumput laut; c. pertanian


bawang merah; d. peternakan itik)
Secara administrasi, desa Randusanga yang terbagi menjadi Randusanga
Wetan dan Randusanga Kulon merupakan wilayah bagian Kecamatan Brebes,
Kabupaten Brebes. Luas wilayah desa Randusanga sekitar 614.728 Ha dengan
jumlah penduduk 3182 jiwa.
Petani Rumput Laut sebanyak 200 petani yang tergabung dalam KUB
Rumput Laut Tambak Aji, terdapat pada Dukuh Randusanga Wetan yang tersebar
dalam 5 (lima) RT. Di RT. 01 terdapat Duapuluh Sembilan (29) petani Rumput
1
Laut, di RT. 02 ada 51 Petani, RT.03 ada 35 Petani, sedangkan di RT. 04 ada 25
(lima) petani Rumput Laut, dan di RT. 05 terdapat 60 (enam puluh) petani Rumput
Laut. Hampir semua pengrajin berproduksi di lingkungan tempat tinggal dan
hampir semua industri kecil jadi satu dengan tempat tinggal pengrajin.
Sedangkan untuk KUB. Brata Putra Gracilaria terletak di dukuh si gempol
Randusanga Kulon Brebes bergerak dalam suplayer Rumput Laut Kering serta
pengolahannya, dengan kapasitas Rumput Laut Kering 200 Ton per bulan dengan
penyerapan tenaga kerja sebanyak 125 orang dengan nilai produksi sebesar Rp.
1.676.828.000 per bulan.
KUB Rumput Laut Tambak Aji dengan penyerapan tenaga kerja 822 orang
dengan jumlah produksi 1.276 ton perbulan. Namun komoditas Rumput Laut hasil
produk pembudidaya di Randusanga masih dihargai rendah dikarenakan
kualitasnya yang belum memenuhi standar baku. Potensi sumberdaya hayati
perairan yang besar tersebut belum dapat secara optimal dimanfaatkan oleh
pembudidaya Rumput Laut. Selama ini perdagangan hasil panen Rumput Laut
yang dilakukan oleh para pembudidaya dalam bentuk Rumput Laut kering. Oleh
karena itu Pembudidaya dituntut untuk melakukan proses pengeringan terlebih
dahulu sebelum dijual kepada para pedagang pengumpul. Pembudidaya di pesisir
pantai Randusanga masih menerapkan cara pengeringan secara tradisional. Jika
diperkirakan akan terjadi hujan, maka pembudidaya Rumput Laut akan menunda
panen.
Teknologi tepatguna pengeringan Rumput Laut dengan pengering dan
memanfaatkan sumber energy yang terbarukan, sebagai sumber energy tambahan
sehingga memungkinkan pemanfaatan alat ini pada sore dan malam hari atau pada
saat musim hujan, dan dapat menjaga kelestarian lingkungan. Dalam kegiatan
desiminasi teknologi ke masyarakat ini ada 2 kelompok masyarakat yang
tergabung dari KUB Rumput laut Tambak Haji dan KUB Brata Putra.

2
Kondisi eksisting KUB. Rumput Laut Tambak Aji dan KUB. Brata Putra Gracilaria
Uraian Kondisi Eksisting mitra
Aspek Bisnis
KUB KUB. Rumput Laut KUB. Brata Putra Gracilaria
Tambak Aji
1. Bahan baku  Glacilaria sp,  Glacilaria sp,
 Tercampur jenis Ulva sp dan  Tercampur jenis Ulva sp
Laminaria sp, dan
 Tercampur dengan siput, Laminaria sp, Tercampur
dengan siput,
 Suplai  Kontinyu mudah didapat dari  Kontinyu mudah didapat
Randusanga Wetan, dari Randusanga Kulon,
 Mudah didapat  Mudah didapat
2. Produksi  Tidak ada alat pengering atau tray-tray  Tidak ada alat pengering atau
pengering. tray- tray pengering.
 Peralatan  Sudah ada alat pengempa Rumput Laut,  Belum ada alat pengempa
tetapi rusak sehingga tidak Rumput Laut ,
dimanfaatkan  Belum ada alat penepung
 Belum ada alat penepung siput yang akan siput yang akan dimanfaatkan
dimanfaatkan sebagai sumber pakan sebagai sumber pakan
itik, yang merupakan salah satu itik, yang merupakan
komuditas pemda Brebes salah satu komuditas pemda
Brebes

 Kapasitas  Kapasitas produksi rata-rata  kapasitas produksi rata-rata


1.276 ton perbulan 200 Ton per bulan

 Inprocess  Untuk proses kontrol mutu belum  Untuk proses kontrol


control ada. mutu belum ada.
 Kemasan  Manual  Manual

 Nilai Rp. 470.000.000 Rp 250.000.000


3. Proses  Belum tertata dengan baik, pada  Belum tertata dengan
proses produksi, hotspot baik
 Layout limbah rumput laut dan siput
banyak berceceran
4. Produk  Rumput Laut jenis Gracilaria kering.  Rumput Laut jenis
 Jenis Gracilaria kering
 Jumlah  316 ton/Minggu  50 ton /Minggu

 Spesifikasi Spesifikasinya belum dapat  Spesifikasinya belumdapat
menyamai produk SNI menyamai produk SNI

 HKI  Belum ada HKI  Belum ada HKI

3
1.2 Permasalahan Mitra
a. Justifikasi Pengusul Bersama Mitra Dalam Menentukan Persoalan
Prioritas Yang Disepakati Untuk Diselesaikan Selama Pelaksanaan
Produk Penerapan Teknologi

Permasalahan utama pada proses pengeringan adalah adanya limbah


Rumput Laut yang merupakan Rumput Laut Gracilaria yang tidak memenuhi
spesifikasi dan rumput Laut ikutan jenis Rumput Laut Ulva sp dan Laminaria sp
yang jumlahnya 10 % dari produksi. Limbah Rumput Laut mencemari lingkungan
dengan adanya bau amis yang menyengat dan mencemari badan air (sungai)
karena banyaknya bahan organic yang dikandungnya. Demikian juga pada proses
pengeringan belum menggunakan peralatan pengering sehingga mengganggu
panen untuk pemasokan bahan baku.
Permasalahan teknis atau administrative dalam setiap bisnis KUB yang
dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Permasalahan Teknik dan Administratif dari Mitra


ASPEK BISNIS PERMASALAHAN
Bahan baku Banyak tercampur limbah siput
Produksi  Peralatan masih sangat sederhana (tradisional), sehingga
perlu inovasi teknologi

Proses Belum tertata dengan baik pada proses pemilahan dan pengeringan,
urutan proses lebih lama. Ataupun letak
peralatan untuk digunakan bekerja kurang sesuai
dengan agronomi
Produk  Produk Rumput Laut kering yang kadar airnya tidak terukur,
sehingga mengurangi harga jual Rumput Laut..

Spesifikasi Rumput Laut tidak seragam.

4
BAB 2 SOLUSI DAN TARGET LUARAN
2.1 SOLUSIYANG DITAWARKAN BERSAMA MITRA SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENERAPAN
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Permasalahan prioritas yang disepakati bersama Mitra yang akan diselesaikan dengan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat
yang dan universitas xxx solusi yang akan ditawarkan yang diuraikan dalam tabel dibawah
Tabel 3. Solusi yang ditawarkan berdasarkan permasalahan KUB
Permasalahan Solusi yang ditawarkan
yang akan
Aspek bisnis Permasalahan diselesaikan KUB. Rumput Laut Tambak Aji UD. Bharata Putra

   
Produksi Peralatan masih sangat Inovasi dan Pembuatan alat pengering Pembuatan alat pengering
 
sederhana (tradisional), rekayasa peralatan Pembuatan alat pengempa Pembuatan alat pengempa
 
sehingga perlu inovasi produksi Pembuatan alat penepung Pembuatan alat degester

Teknologi (pengering, Pembuatan alat degester
pengempa, alat
penepung, degester)
Belum tertata dengan baik
  
Proses pada proses pemilahan dan Perbaikan layout Pengaturan layout (alur produksi) Pengembangan layout tempat
pengeringan, urutan proses proses produksi dengan menata KUB secara total produksi dengan layout untuk
lebih lama. Ataupun letak sesuai dengan mulai dari pemilahan pengeringan quality control
peralatan untuk digunakan agronomi. sampai dengan pengemasan.
bekerja kurang sesuai
dengan agronomi

5
Permasalahan Solusi yang ditawarkan
yang akan
Aspek bisnis Permasalahan
diselesaikan KUB. Rumput Laut Tambak Aji UD. Bharata Putra


Produk Rumput Laut  Pengeringan  
Produk Produk Rumput Laut Kering Produk Rumput Laut Kering
Kering yang kadar rumput laut.. sesuai dengan spesifikasi. sesuai dengan spesifikasi.
Airnya tidak terukur,   
sehingga mengurangi Pemanfaatan Pemanfaatan biogas sebagai Pemanfaatan biogas sebagai
limbah Rumput
Harga jual Rumput Laut menjadi energy terbarukan. energy terbarukan.
Laut..  
biogas Kemasan Rumput Laut rapi Kemasan Rumput Laut rapi

Spesifikasi Rumput   Didapat makanan ternak yang 
Pengemasan
Laut tidak seragam.
dengan kaya kalsium.
pengempaan
rumput laut kering
rapi

Pemanfaatan
limbah siput
menjadi makanan
itik

6
Permasalahan Solusi yang ditawarkan
yang akan
Aspek bisnis Permasalahan
diselesaikan KUB. Rumput Laut Tambak Aji UD. Bharata Putra

  
Training untuk proses 
Training untukproses
SDM Ketrampilan masih Training dan
budidaya budidaya
terbatas, belum pendampingan
 Training pengeringan  Training pengeringan
memiliki kompetensi untuk
 Trining pembuatan biogas  Trining pembuatan biogas
dan sertifikasi meningkatkan
 
skill SDM Training pembukuan dan Training pembukuan dan
pemasaran pemasaran
   
Fasilitas Fasilitas masih Proses produksi Pembenahan layout ruang Pembuatan gudanghasil
terbatas, perlu dapat berjalan produksi dan menentukan hot produksi
peningkatan agar 
lancar spot. Training pengoperasian
menunjang 
produktivitas. Perlu Pembuatan gudang bahan degester
Adany
a penataan baku  Penyediaan computer
layout dalam proses  Penyediaan ruang bersamaKUB
produksi sehingga administrasi
membuat produksi
lebih lancar.

Fasilitas yang
diperlukan adalah
gudang penyimpanan
bahan baku, instalasi
pengolahan limbah
Rumput Laut menjadi
biogas dengan
menggunakan

7
degester, alat
pengempa yang
digunakan untuk
mengempa Rumput
Laut kering, computer.
Dari kedua Mitra
fasilitas yang dipunyai
hanya ruang
administrasi dan ruang
produksi, sedangkan
ruang penyimpanan,
show room belum ada.
Hal ini dikarenakan
masih kurangnya
pengetahuan tentang
perlunya komunikasi
dengan pihak buyer.

8
2.2 TARGET DAN LUARAN

Target yang dicanangkan pada kegiatan desimilasi teknologi ini adalah meningkatkan
kemungkinan untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik, karena produk yang tidak cepat
rusak, sehingga meningkatkan posisi tawar terhadap pasar, dan dapat terus mensuplai pasar di
luar musim (off season) dimana harga jual produk umumnya relatif lebih tinggi. Dan adanya
efisiensi terhadap penggunaan bahan bakar untuk pengering karena menggunakan bahan
bakar biogas dari limbah Rumput Laut.

7
a. Luaran yang dihasilkan dari masing-masing solusi
Tabel . Target dan Luaran
KUB Rumput Laut Tambak Aji UD. Bharata Putra
No Solusi Terget Luaran No Solusi Luaran
1 Pembuatan alat pengering Sebuah alat pengering 1 Pembuatan alat pengering Sebuah alat pengering
2 Pembuatan alat pengempa 1 buah alat pengempa 2 Pembuatan alat pengempa Sebuah alat pengempa
3 Pembuatan alat penepung 1 buah alat pegepung 3 Pembuatan alat degester 1 buah digester
4 Pembuatan alat degester 1 buah digester 4 Pengembangan layout tempat Terbentuk layout sesuai urutan pola
produksi dengan layout untuk Kerja
quality control
5 Pengaturan layout (alur produksi) Terbentuk layout sesuai urutan 5 Produk Rumput Laut Kering sesuai kadar air sesuai dengan SNI
dengan menata KUB secara total pola kerja dengan spesifikasi.
mulai dari pemilahan pengeringan
sampai dengan pengemasan.
6 Produk Rumput Laut Kering kadar air sesuai dengan SNI 6 Pemanfaatan biogas sebagai energy 1 buah digester
sesuai dengan spesifikasi. terbarukan.
7 Pemanfaatan biogas sebagai 1 buah digester 7 Pengaturan layout (alur produksi) Terbentuk layout sesuai urutan pola
energy terbarukan. dengan menata KUB secara total Kerja
mulai dari pemilahan pengeringan
sampai dengan pengemasan.
8 Didapat makanan ternak yang kaya 1 buah alat penepung 8 Didapat makanan ternak yang kaya 1 buah alat penepung
kalsium. kalsium.
9 Pembenahan layout ruang 1 buah SOP 9 Pembenahan layout ruang produksi 1 buah SOP
produksi dan menentukan hot spot. dan menentukan hot spot.

7
2.3 Rencana Capaian Serta Indikator Capaian Terhadap Penerapan Teknologi Ke Masyarakat
Tabel . Capaian Serta Indikator Capaian KUB Rumput Laut Tambak Aji dan UD. Bharata Putra
KUB Rumput Laut Tambak Aji UD. Bharata Putra
No Rencana Capaian Indikator Capaian No Rencana Capaian Indikator Capaian
1 1 alat pengering, 1 alat pengempa, Adanya manual kerja mesin 1 1 alat pengering, 1 alat pengempa, 1 Adanya manual kerja mesin
1 alat penepung, 1 alat degester pengering, pengempa, penepung alat penepung, 1 alat degester pengering, pengempa, penepung dan
dan digester dengan urutan kerja digester dengan urutan kerja sesuai
sesuai dengan operasional dengan operasional permesinan dan
permesinan dan digester Digester
2 Pengaturan layout (alur produksi) adanya manual kerja untuk 2 Pengaturan layout (alur produksi) adanya manual kerja untuk produksi
dengan menata KUB secara total produksi rumput laut kering dengan menata KUB secara total rumput laut kering dan limbahnya
mulai dari pemilahan pengeringan dan limbahnya menjadi biogas mulai dari pemilahan pengeringan menjadi biogas
sampai dengan pengemasan. sampai dengan pengemasan.
3 Produk dan pengemasan Rumput Adanya prosedur kerja 3 Produk dan pengemasan Rumput Laut Adanya prosedur kerja perrubahan
Laut Kering sesuai dengan perrubahan dari bahan baku Kering sesuai dengan spesifikasi. dari bahan baku rumput laut basah
spesifikasi. rumput laut basah menjadi menjadi rumput laut kering sesuai
rumput laut kering sesuai SNI SNI
4 Pemanfaatan biogas sebagai Adanya manual kerja 4 Pemanfaatan biogas sebagai energy Adanya manual kerja pengelolaan
energy terbarukan. pengelolaan limbah rumput laut terbarukan. limbah rumput laut menjadi biogas
menjadi biogas dengan urutan dengan urutan kerja sesuai dengan
kerja sesuai dengan operasional operasional digester biorum
digester biorum

8
2.4 PUBLIKASI PADA JURNAL NASIONAL BER ISSN, MEDIA MASA DAN HKI

a. Satu buah publikasi di media masa nasional


b. Video di youtube yang linknya disebarluaskan
c. Satu buah artike di jurnal nasional ber-ISSN
d. Satu buah artikel di seminar Nasional
e. Satu buah artikel di seminar internasional
f. HKI yang berupa hak cipta teknologi tepat gunateknologi tepat guna

21
BAB 3 METODE PELAKSANAAN

A. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan PPTTG

Pihak-pihak yang terlibat dalam Diseminasi yaitu pihak pertama Tim Pengusul Dosen dan 4
orang mahasiswa Universitas XXX, pihak kedua sektor swasta yakni KUB Rumput Laut Tambak Aji
dan KUB Brata Putra, dukungan penuh oleh Pemerintah Kabupaten Brebes cq. Dinas Perindustrian.
Gambar 3. berikut ini menunjukkan diagram alir pihak-pihak yang terlibat kegiatan PPTTG di
Kabupaten Brebes

Aplikasi hasil riset


KEMENRISTEK
pengering dan
/BRIN energy terbarukan

DESA INOVASI
LPPM Universitas USAHA RUMPUT
Sebelas Maret LAUT

 KUB Rumput
Laut Tambak Aji

 KUB Brata Putra

Gambar 6. Diagram Alir Pihak-pihak yang terlibat dalam PPTTG

B. Metode dan Tahapan Penerapan


Kegiatan PPTTG dimulai dengan analisis kebutuhan mitra terkait dengn aspek produksi
dan aspek manajemen dari usaha rumput laut denngan dukungan kepala Desa Randusanga
Wetan dan kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Brebes. Kegiatan PPTTG
juga sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Brebes yakni inovasi usaha termasuk
industry rumput laut agar tetap efektif, efisien dan produktif serta ramah terhadap lingkungan.
Aspek produksi dimulai dari kesediaan bahan baku, peralatan bantu/mesin produksi, SDM,
bahan jadi, pengemasan dan pengawasan kualitas.aspek manajemen dimulai dengan manajemen
produksi, manajemen pemasaran dan manajemen keuangan.

22
Gambar dibawah ini menunjukkan alir proses rancang bangun teknolgi tepat guna.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN MITRA


KUB RUMPUT LAUT TAMBAK AJI
DAN KUB BRATA PUTRA

Mesin Dan Peralatan


Industri Rumput Laut
REKAYASA
RANCANGAN TTG LINGKUNGAN

PERSIAPAN MATERIAL

1 Buah Mesin
Pengering, 1 Buah
PEMBUATAN TTG 1 Buah Mesin
Pengering, 1 Buah
Mesin Penepung, 1
Mesin Penepung
Buah Mesin
Dan 1 Alat Digester
Pengepres Dan 1 OPERASI KERJA TTG
Alat Digester

PENDAMPINGAN OPERASIONAL

PENERAPAN TTG

Gambar Alir Proses Rancang Bangun Teknolgi Tepat Guna

23
C. Deskripsi Produk Teknologi Yang Akan Didisemminasikan Ke Masyarakat

1. Alat Pencuci Rumput Laut

24
Cara kerja mesin:

Bahan baku dimasukkan kedalam mesin secara bertahap pada kondisi mesin berputar.
Kemudian ditentukan waktu yang diperlukan untuk mencuci rumput laut. Setelah dicuci,
rumput laut ditimbang untuk mengetahui berat akhir. Rumput laut yang sudah dicuci
selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari selama kurang lebih 3 hari. Setelah
rumput laut benar-benar kering selanjutnya dilakukan analisa CAW. Prosedur analisa
CAW sesuai dengan SNI 8168 : 2015. Parameter kebersihan rumput laut diukur dari nilai
CAW sesuai dengan SNI 2690 : 2015.

2. Alat Pengering Rumput Laut

Spesifikasi Alat Pengering :


Ukuran : - Tinggi 165 cm, Lebar 90 cm
Rak Penyimpanan Produk 4 Rak
Dilengkapi tungku biomasa berbahan plat stainlessteel

Cara kerja mesin :


Menmpatkan ruput laut dalam wadah
Mengukur suhu target system
Mengatur persen pengurangan berat rumput laut
Mengatur suhu minimum saat proes pendinginan

25
3. Alat Pencacah Rumput Laut

Cara kerja mesin :


Mesin ini mempunyai sistem transmisi tunggal yang berupa sepasang pulley dengan
perantara v-belt. Saat motor listrik dinyalakan, maka putaran motor listrik akan langsung
ditransmisikan ke pulley 1 yang dipasang seporos dengan motor listrik. Dari pulley 1, putaran
akan langsung ditrasmisikan ke pulley 2 melalui perantara vbelt, kemudian pulley 2 berputar,
maka poros yang berhubungan dengan pulley akan berputar sekaligus memutar pisau pencacah.
Setelah pisau pencacah berputar, maka pisau tetap/pisau diam akan meratakan hasil
pencacahan tersebut sehingga pencacahan rumput laut secara terus menerus akan
mendapatkan bentuk butiran. Selanjutnya hasil pencacahan rumput laut dilontarkan oleh
pisau pelontar yang dipasang seporos dengan pisau pencacah agar masuk kedalam
hopper pengeluaran.

26
4. Alat Penepung Limbah Siput Untuk Pakan Itik

Keterangan Gambar :

1. Rangka : besi siku 60 mm


2. Motor Listrik : 1 hp
3. Cover Pisau : cor 1 mm
4. Penghancur Putar : cor kelabu
5. Penghancur Tetap : cor kelabu
6. Hopper : plat esser 1 mm
7. Penarik Puli : baja m 16

Cara kerja mesin :


1. Cangkang kerang yang sudah dipilih, dibersihkan dari daging yang masih tersisa dan
dilakukan pencucian dengan udara mengalir sampai bersih
2. Cangkang yang sudah bersih, dikeringkan dengan panas matahari selama 6-8 jam
3. Cangkang kerang kemudian dihancurkan untuk ukuran lebih kecil dengan hammer mill agar
mudah diolah dengan proses selanjutnya
4. Cangkang kerang dengan ukuran kecil direbus dalam larutan Larutan alami atau NaOH 0,1 N
pada suhu 50 o C selama 3 jam. Perebusan dengan Larutan alami atau NaOH 0,1 N ini untuk
menghilangkan bahanbahan organik yang ada pada cangkang.
5. Selain Menggunakan Larutan kimia bisa juga diganti dengan cairan dari abu sekam. Abu
sekam di rendam dalam air. Selanjutnya di biarkan sekitar 15 menit. Setelah itu air disraing
dan digunakan untuk merebut serbuk kerang.
6. Setelah direbus kemudian dilakukan netralisasi dengan pencucian.
7. Setelah dicuci selanjutnya dilakukan pengeringan dalam oven pada suhu 121 o C selama 15
menit.
8. Atau di jemur selama 6 jam
9. Proses selanjutnya yaitu penggilingan kembali dengan mesin penghalus dan disaring menjadi
tepung
10. Selanjutnya di campur (proses mixing) dengan bahan antara tepung cangkang kerang dengan
bahan-bahan pelengkap gizi pakan ternak. Seperti, dedak, jagung dan konsentrat pakan
27
3 Degester Biogas

SPESIFIKASI TEKNIS
3
1. Volume reaktor (12m ) 2 buah : 4.000 liter
2. Vol penampung gas (2,5 m3) 2 buah: 2.500 liter
3. Kompor Biogas : 10 buah
4. Drum pengaduk bahan : 2 buah
5. Pengaman gas : 2buah
6. Selang saluran gas : 20 m
7. Kebutuhan bahan baku : Limbah pengolahan rumput laut
8. Biogas yang dihasilkan : 8m3 per hari

Cara Pengoperasian Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga

3.1 Buat campuran kotoran rumput laut dan kotoran sapi dengan perbandingan 1 : 1
(bahan biogas)
3.2 Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 2000 liter,
selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam reaktor.
3.3 Setelah kurang lebih 10 hari reaktor biogas dibuka d a n d i a l i r k a n . Biogas sudah
dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan.

28
D. Prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan
Tim Pelaksana bersama mitra mengidentifikasi permasalan untuk menyelesaikan permasalahan
dengan cara sosialisasi, perancangan, pembuatan alat, uji operasional alat, pendampingan dan
diseminasi teknologi.

E. Partisipasi Mitra dalam pelaksanaan program


Pelaksana bersama-sama mitra menyelesaikan masalah dan mitra berkontribusi untuk
penyediaan lahan bangunan digester, tempat produksi, pengolahan rumput laut sesuai layout
urutan kerja dan diseminasi teknologi yang berbasis inovasi usaha yang ramah lingkungan.
Mitra yang memproduksi rumput laut kering berkontribusi dalam hal ini mendirikan bangunan
untuk show room produk inovasi rumput laut dari Randusanga Wetan Kecamatan Brebes
kabupaten Brebes.

F. Evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program


Monitoring dan evaluasi dilakukan dari pihak internal LPPM XXX maupun eksternal
Kemenristek/Brin pada waktu kegiatan berlangsung dan setelah selesai kegiatan dengan cara
mengukur tingkat keberhasilan bagi mitra untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan
selama kegiatan berlangsung. Oleh sebab itu diharapkan akan dihasilkan rekomendasi
perbaikan untuk pelaksanaan kegiatan sejenis di masa yang akan datang.

29
BAB 4. KELAYAKAN LEMBAGA LITBANG

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas XXX

Sejak Tahun 2011, .. termasuk sah satu dari 10 PTN berkategori mandiri menurut Direktorat
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Dikti. Untuk lebih memacu produk-produk penelitian
unggulan para dosen, yang nantinya dapat mendukung peningkatan peringkat Universitas XXX.
Penjaminan mutu proses P2M dilakukan melalui mekanisme sistem seleksi, pemantauan, dan
evaluasi yang akuntabel. Kewajiban para dosen menjadi anggota kelompok peneliti dan pengabdi
berbasis jurusan / program studi atau pusat studi merupakan salah satu upaya peningkatan
kemampuan dosen dalam P2M melalui peer Karya dosen dan atau mahasiswa Institusi perguruan
tinggi yang telah memperoleh Paten/Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI)/Karya yang mendapatkan
penghargaan tingkat nasional/internasional selama tahun 2015-2019.
Tabel 1. Paten/Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI)/Karya yang mendapatkan penghargaan tingkat
nasional/internasional di LPPM selama tahun 2015-2019.

30
32
a. Jenis kepakaran yang di perlukan dalam menyelesaikan seluruh persoalan atau kebutuhan
mitra

Kepakaran yang dibutuhkan yaitu:


1) Pakar Budidaya rumput laut
2) Pakar perikanan dan kalutan
3) Pakar teknik mesin
4) Pakar peternakan
5) Pakar energi terbarukan
6) Pakar Pemasaran produk

b. Kepakaran Dan Tugas Masing-Masing Dalam Kegiatan PPTTG

Tabel 11. Kepakaran yang dibutuhkan


Tim sesuai kebutuhan kepakaran
Domain Kepakaran
Industri Kreatif Budidaya rumput laut Prof.Ir. , M.Sc, P.hD
Rumput Laut
Energy terbarukan Dr.Ir. , MP

Teknik mesin , ST,MT

Penepungan Limbah Teknik Mesin , ST,MT


Siput
Peternakan Dr.Ir. , MP
Energy Terbarukan Peternakan Dr.Ir. , MP
Dari Limbah Rumput
Laut Teknik Mesin , ST,MT
Perikanan dan Kelautan Prof.Ir. , M.Sc, P.hD

33
BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

5.1 Anggaran Biaya


REKAPITULASI BIAYA YANG DIUSULKAN

Jumlah (Rp) Dana (Rp)


No. Uraian Kemenristek/ Mitra
BRIN
1. Biaya Non Personil Belanja Bahan Rp.156.075.000,- Rp. 19.475.000,-
2. Biaya Non Personil Belanja Perjalanan Lainnya Rp. 9.000.000,- Rp. 2.000.000,-
3. Biaya Non Personil Belanja Lain-lain. Rp. 4.925.000,- Rp. 525.000,-
Jumlah Biaya (Rp) Rp. 170.000.000,- Rp. 22.000.000,-

1) Biaya Non Personil Belanja Bahan

Biaya (Rp)
Biaya Satuan
No. Bahan Vol Kemenristek/
(Rp)
BRIN
1 Plat rangka 40buah Rp. 325.000 Rp. 13.000.000,-
2 Pipa ∅ 12 inchi 25 buah Rp. 900.000,- Rp. 22.500.000,-
3 Pisau potong rumput laut 10 buah Rp. 150.000,- Rp. 1.500.000,-
4 Peremuk siput 5 buah Rp. 200.000,- Rp. 1.000.000,-
5 Hopper Penepung 8 buah Rp. 1.000.000,- Rp. 8.000.000,-
6 Plat pengering 20 klg Rp. 175.000,- Rp. 3.500.000,-
7 Plat presto 17 klg Rp. 200.000,- Rp. 3.000.000,-
8 Struder 40 buah Rp. 150.000,- Rp. 6.000.000,-
9 Bantalan 16 buah Rp. 350.000,- Rp. 5.600.000,-
10 Semen 60 zak Rp. 60.000,- Rp. 3.600.000,-
11 Batu bata 3000 bj Rp. 1.500,- Rp. 4.500.000,-
12 Plat Logam 16 btg Rp. 75.000,- Rp. 1.200.000,-
13 Galvalum 1 x 2 meter 20 lb Rp. 90.000,- Rp. 1.800.000,-
14 Reng 4 x 5 cm 25 btg Rp. 24.000,- Rp. 600.000,-
15 Poros Pisau 12 buah Rp. 650.000,- Rp. 7.800.000,-
16 Baja Profile UNP 50x50 35 btg Rp. 600.000,- Rp. 21.000.000,-
17 Tempat produksi 2 Rp. 5.000.000,- Rp. 10.000.000,-
18 Bata Merah 8.000 bj Rp. 3000,- Rp. 24.000.000,-
3
19 Pasir Kasar 10 m Rp. 350.000,- Rp. 3.500.000,-
20 Batang Besi 8mm 20 Rp. 60.000,- Rp. 1.200.000,-
21 Kompor 10 buah Rp. 300.000,- Rp. 3.000.000,-
22 Water drain 4 buah Rp. 75.000,- Rp. 300.000,-
23 Gastap 5 buah Rp. 100.000,- Rp. 500.000,-
24 Manometer 10 buah Rp. 150.000,- Rp. 1.500.000,-
25 PGU ( Pipa Gas Utama ) 8 pcs Rp. 450.000,- Rp. 3.600.000,-
Jumlah Biaya Rp. 149.500.000,-

34
2) Biaya Perjalanan Lainnya

Biaya Satuan
No. Bahan Vol Biaya (Rp) DRPM
(Rp)
Sewa mobil + Sopir+ Bahan Rp.
1 Bakar Semarang -Desa 12 kali Rp. 12.000.000,-
1.000.000,-
Randusanga Wetan
Jumlah Biaya Perjalanan Lainnya 12.000.000

3) Biaya Lain Lain

No. Bahan Vol Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp) DRPM


1 Fotocopy Pelaporan 10 Rp. 150.000,- Rp. 1.500.000,-
2 Konsumsi 100 Rp. 20.000,- Rp. 2.000.000,-
3 Starter 200 kg Rp. 10.000,- Rp. 2.000.000,-
4 Biaya Seminar Nasional 1 kl Rp. 500.000,- Rp. 500.000,-
5 Biaya Seminar Intersional 1 Rp. 2.500.000,- Rp. 2.500.000,-
Jumlah Biaya Lain lain Rp 8.500.000,-

5.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5 6 7 8
Persiapan
Identifikasi kebutuhan masyarakat
Perancangan TTG
Pengadaan material
Perakitan dan assembling
Konstruksi bangunan
Operasional
Pendampingan operasional
Desiminasi TTG
Publikasi Ilmiah
Monev dan Pelaporan

35
DAFTAR PUSTAKA

ASEAN/SF/90/Manual No. 5 Santos, G.A. (1990). A manual for the processing of agar from
Gracilaria. Manila, ASEAN/UNDP/FAO Regional Small-Scale Coastal Fisheries Development
Project, 1990. 34p
BPTP Sulawesi Selatan., (2012). Pengelolaan rumput laut menjadi bahan jadi dan setengah jadi.
Badan Litbang Pertanian – Kementerian Pertanian.
BSN. 2015. Standar Nasional Indonesia - SNI 2690:2015: Rumput Laut Kering. Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta.
BSN. 2015. Standar Nasional Indonesia - SNI 8168:2015: Penentuan Clean Anhydrous Weed
(CAW) Pada Rumput Laut Kering. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
DJPB., Petunjuk Praktis Mengelola Pasca Panen Rumput Laut. Direktorat Jendral Perikanan
Budidaya.
Firdaus, M., Prihanto, A.A., Nurdiani, R., (2015). Peningkatan Mutu Rumput Laut (Gracilaria sp.)
Kering dengan Pencuci Drum. Journal of Innovation and Applied Technology. ISSN:2477-
7951. Vol. 1. No. 2, Desember 2015.
Hikmah. (2015). Strategi Pengembangan Industri Pengolahan Komoditas Rumput Laut e. Cotonii
Untuk Peningkatan Nilai Tambah di Sentra Kawasan Industrialisasi. J. Kebijakan Sosek KP
Vol. 5 No. 1 Tahun 2015.
Kordi, M. G. H. (2011). Kiat Sukses Budidaya Rumput Laut di laut dan Tambak. ANDI OFFSET.
Yogyakarta. 134 Hal.
Siregar, Z.A., Sedayu, B.B., Prasetyo, A.W., Sulistyowati, L., Handoyo W.T. (2015). Laporan
Teknis Rancang Bangun Model Peralatan Pengolahan Pupuk Berbahan Dasar Rumput Laut.
Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan. Bantul.
Siregar, Z.A., Wullandari, P., (2016). Rancang Bangun Mesin Pencacah dan Penggiling Rumput
Laut Sistem Berkelanjutan. Prosiding pada Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
Perikanan dan Kelautan. Hal. pPA-05.
Setiawan, W., Jaya, I., Hestirianoto, T. (2011). Rancang Bangun Mesin Pencuci Rumput Laut Berbasis
Teknologi Hybrid. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 1. No. 2, Mei 2011: 47-55

36
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua Tim Pengusul

Ketua
A. Identitas Diri
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakh
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Dalam 5 Tahun Terakhir
46
G. Karya Buku Dalam 5-10 Tahun Terakhir

H. Perolehan HKI Dalam 5-10 Tahun Terakhir

49
50
51
Lampiran 2 Gambaran Teknologi yang akan diterapkembangkan kepada masyarakat

10.1.1.1 Alat Pencuci Rumput Laut

Cara kerja mesin:


Bahan baku dimasukkan kedalam mesin secara bertahap pada kondisi mesin
berputar. Kemudian ditentukan waktu yang diperlukan untuk mencuci rumput laut. Setelah
dicuci, rumput laut ditimbang untuk mengetahui berat akhir. Rumput laut yang sudah
dicuci selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari selama kurang lebih 3 hari. Setelah
rumput laut benar-benar kering selanjutnya dilakukan analisa CAW. Prosedur analisa
CAW sesuai dengan SNI 8168 : 2015. Parameter kebersihan rumput laut diukur dari nilai
CAW sesuai dengan SNI 2690 : 2015.

65
10.1.1.2 Alat Pengering Rumput Laut

Spesifikasi Alat Pengering :


2. Ukuran : - Tinggi 165 cm, Lebar 90 cm
3. Rak Penyimpanan Produk 4 Rak
4. Dilengkapi tungku biomasa berbahan plat stainlessteel

Cara kerja mesin :


1. Menmpatkan ruput laut dalam wadah
2. Mengukur suhu target system
3. Mengatur persen pengurangan berat rumput laut
4. Mengatur suhu minimum saat proes pendinginan

66
10.1.4.1 Alat Pencacah Rumput Laut

Cara kerja mesin :


Mesin ini mempunyai sistem transmisi tunggal yang berupa sepasang pulley dengan
perantara v-belt. Saat motor listrik dinyalakan, maka putaran motor listrik akan langsung
ditransmisikan ke pulley 1 yang dipasang seporos dengan motor listrik. Dari pulley 1, putaran
akan langsung ditrasmisikan ke pulley 2 melalui perantara vbelt, kemudian pulley 2 berputar,
maka poros yang berhubungan dengan pulley akan berputar sekaligus memutar pisau pencacah.
Setelah pisau pencacah berputar, maka pisau tetap/pisau diam akan meratakan hasil
pencacahan tersebut sehingga pencacahan rumput laut secara terus menerus akan mendapatkan
bentuk butiran. Selanjutnya hasil pencacahan rumput laut dilontarkan oleh pisau pelontar yang
dipasang seporos dengan pisau pencacah agar masuk kedalam hopper pengeluaran.

21
10.1.4.2 Alat Penepung Limbah Siput Untuk Pakan Itik

Keterangan Gambar :
1. Rangka : besi siku 60 mm
2. Motor Listrik : 1 hp
3. Cover Pisau : cor 1 mm
4. Penghancur Putar : cor kelabu
5. Penghancur Tetap : cor kelabu
6. Hopper : plat esser 1 mm
7. Penarik Puli : baja m 16

Cara kerja mesin :


 Cangkang kerang yang sudah dipilih, dibersihkan dari daging yang masih tersisa dan
dilakukan pencucian dengan udara mengalir sampai bersih
 Cangkang yang sudah bersih, dikeringkan dengan panas matahari selama 6-8 jam
 Cangkang kerang kemudian dihancurkan untuk ukuran lebih kecil dengan hammer mill
agar mudah diolah dengan proses selanjutnya
 Cangkang kerang dengan ukuran kecil direbus dalam larutan Larutan alami atau NaOH
0,1 N pada suhu 50 o C selama 3 jam. Perebusan dengan Larutan alami atau NaOH 0,1 N
ini untuk menghilangkan bahanbahan organik yang ada pada cangkang.
 Selain Menggunakan Larutan kimia bisa juga diganti dengan cairan dari abu sekam. Abu
sekam di rendam dalam air. Selanjutnya di biarkan sekitar 15 menit. Setelah itu air
disraing dan digunakan untuk merebut serbuk kerang.
 Setelah direbus kemudian dilakukan netralisasi dengan pencucian.
 Setelah dicuci selanjutnya dilakukan pengeringan dalam oven pada suhu 121 o C selama
15 menit.
 Atau di jemur selama 6 jam
 Proses selanjutnya yaitu penggilingan kembali dengan mesin penghalus dan disaring
menjadi tepung
 Selanjutnya di campur (proses mixing) dengan bahan antara tepung cangkang kerang
dengan bahan-bahan pelengkap gizi pakan ternak. Seperti, dedak, jagung dan konsentrat
pakan

22
10.1.4.3 Degester Biogas Limbah Rumput Laut

SPESIFIKASI TEKNIS
3
1. Volume reaktor (12m ) 2 buah : 4.000 liter
2. Vol penampung gas (2,5 m3) 2 buah: 2.500 liter
3. Kompor Biogas : 10 buah
4. Drum pengaduk bahan : 2 buah
5. Pengaman gas : 2buah
6. Selang saluran gas : 20 m
7. Kebutuhan bahan baku : Limbah pengolahan rumput laut
8. Biogas yang dihasilkan : 8m3 per hari

CARA PENGOPERASIAN REAKTOR BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA

10.2 Buat campuran kotoran rumput laut dan kotoran sapi dengan perbandingan 1 : 1
(bahan biogas)
10.3 Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 2000 liter,
selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam reaktor.
10.4 Setelah kurang lebih 10 hari reaktor biogas dibuka d a n d i a l i r k a n . Biogas sudah
dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan.

23
Lampiran 3 Peta Lokasi Mitra

24
KUB Tambak Aji
0

Utara

UD Bharata Putra

Desa Randusanga
Wetan

Semarang
Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai